Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Pemilihan Sekolah Menengah Kejuruan Aplikasi Mobile Web

10  Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut atribut keuntungan ataupun atribut biaya sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik sebagai solusi Henry. 2009. Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perangkingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo. 2006.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Pemilihan Sekolah Menengah Kejuruan

Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan Sekolah Menengah Kejuruan SMK meliputi faktor sekolah, faktor lokasi, dan faktor ekonomi. Faktor sekolah mempunyai pengaruh paling besar yaitu sebesar 57,28, kemudian diikuti oleh faktor lokasi dengan bobot 20,47 dan paling kecil pengaruhnya adalah faktor ekonomi yaitu 18,95. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan SMK secara garis besar digolongkan jadi tiga macam, yaitu faktor sekolah, faktor ekonomi, dan faktor lokasi. Faktor 11 sekolah terdiri atas fasilitas yang memiliki bobot 2,7, prestasi sekolah yang memiliki bobot 5,77, pilihan jurusan yang memiliki bobot 14,55, dan masa depan yang memiliki bobot 34,25. Faktor ekonomi terdiri atas biaya murah yang memiliki bobot 2,53, ekonomi keluarga yang memiliki bobot 12,06, dan biaya transportasi yang memiliki bobot 4,36. Faktor lokasi terdiri atas lokasi strategis yang memiliki bobot 4,25, lokasi dekat yang memiliki bobot 4,69, dan lokasi terjangkau yang memiliki bobot 11,52 Maryati. 2009.

4. Aplikasi Mobile Web

Aplikasi mobile berasal dari kata application dan mobile. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju sedangkan mobile dapat diartikan sebagai perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Maka aplikasi mobile dapat diartikan sebuah program aplikasi yang dapat dijalankan atau digunakan walaupun pengguna berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain serta mempunyai ukuran yang kecil Buyens, 2001. Aplikasi mobile ini dapat diakses melalui perangkat nirkabel, pager, PDA, telepon seluler, smartphone, dan perangkat sejenisnya. Aplikasi mobile menurut Babu Bhat 2013 terbagi menjadi tiga kategori yaitu mobile native application, mobile web application, dan mobile hybrid application. Perbedaan kategori tersebut berdasarkan bahasa pemrograman yang digunakan dan layanan yang dapat didukung oleh aplikasi mobile dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Teknologi 12 yang digunakan pada aplikasi mobile web yaitu HTML, CSS, dan Javascript yang di- render di dalam browser.

5. Unified Modelling Language