Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum dalam Upaya Mendukung Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan

KAJIAN KONSERVASI LAHAN DI HULU DAS CITARUM DALAM
UPAYA MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS
SUMBERDAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN
(Studi Kasus di Desa Sukamanah)

NURUL FEBRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

KAJIAN KONSERVASI LAHAN DI HULU DAS CITARUM
DALAM UPAYA MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH
BERBASIS SUMBERDAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN

(Studi Kasus di Desa Sukamanah)

NURUL FEBRIANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK

NURUL FEBRIANI. Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum dalam Upaya
Mendukung Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan.
(AKHMAD FAUZI sebagai Ketua dan HARIADI KARTODIHARDJO sebagai
Anggota Komisi Pembimbing)
Pelaksanaan konservasi di Hulu DAS Citarum bertujuan untuk menekan
jumlah lahan kritis di daerah hulu dan juga untuk memperbaiki lingkungan, seraya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Namun
pada kenyataannya, pelaksanaan konservasi belum mampu memberikan dampak
suatu perubahan bagi pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.

Penelitian yang dilakukan di kawasan konservasi di Hulu DAS Citarum bertujuan
untuk: (1) mengevaluasi pelaksanaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum (2)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam upaya
mendukung pelaksanaan konservasi (3) merekomendasikan prioritas pengelolaan
sumberdaya lahan yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi,
sosial ekonomi masyarakat. Metode analisis yang digunakan: 1) analisis
deskriptif, 2) analisis regresi logit dan 3) analisis multi criteria desicion making
(MCDM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan konservasi di Hulu
DAS Citarum sudah sesuai dengan kondisi dan geografis wilayah. Persepsi
masyarakat terhadap konservasi baik, namun keterlibatan masyarakat dalam
program konservasi hanya sebagai buruh tanam dan buruh panen. Faktor-faktor
yang mempengaruhi dukungan masyarakat terhadap upaya konservasi lahan di
Hulu DAS Citarum adalah umur petani, tingkat pendapatan, jumlah anggota
keluarga, luas lahan dan pekerjaan sampingan. Rekomendasi prioritas pengelolaan
sumberdaya alam di hulu DAS Citarum sebaiknya adalah secara environment
driven, artinya diutamakan untuk konservasi dan/atau untuk hutan lindung karena
dapat meningkatkan fungsi kawasan hulu DAS sebagai daerah tangkapan air dan
juga meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan konservasi.
Kata kunci: Hulu DAS Citarum, Konservasi Lahan, Berkelanjutan.


Pernyataan Mengenai Tugas Akhir
dan Sumber Informasi

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya
yang berjudul : Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum dalam Upaya
Mendukung Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan
(Studi Kasus di Desa Sukamanah), adalah karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2008

Nurul Febriani.

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan atas tinjauan
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa IPB

Penguji Luar Komisi Pembimbing : Dr. Ir. Setia Hadi, MS

Judul Tesis

: Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum
dalam Upaya Mendukung Pengembangan Wilayah
Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan

Nama

: Nurul Febriani

NIM


: AI55O4OO31

Program Studi

: Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Perdesaan (PWD)

Diketahui,

Komisi Pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MSc
Ketua

Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS
Anggota

Mengetahui,


Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Perdesaan

Prof. Ir. Isang Gonarsyah. Ph.D

Tanggal ujian :

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji syukur yang tak terhingga penulis sampaikan kehadirat Allat SWT, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini, dengan judul “Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum dalam Upaya
Mendukung Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan”.
Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan tesis ini, antara lain :
1. Prof. Dr. Isang Gonarsyah, PhD. sebagai ketua Program Studi Ilmu Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana IPB, yang
telah banyak memberikan arahan dan bantuan dalam menyelesaikan studi.
2. Prof. Dr. Ir. H.Akhmad Fauzi, MSc sebagai ketua dan Dr. Ir. Hariadi
Kartodihardjo.MS selaku anggota komisi pembimbing yang tidak hanya
memberikan bimbingan saja, tetapi juga memberikan didikan yang sangat berarti.
Tak lupa pula, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Setia
Hadi, MS, yang telah berkenan menjadi penguji luar dan juga berkenan
memberikan kritik dan saran-saran untuk kesempurnaan tesis ini.
3. Kepada Bapak Gubernur Provinsi Jambi dan juga kepada Bapak Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi yang telah
memberikan beasiswa kepada penulis selama masa studi.
4. Kepada seluruh keluarga besar, khususnya yang tercinta ayahnda Darmi (alm) (tesis ini
merupakan janji yang baru sekarang dapat ku penuhi) ibunda Hj. Yuniar Asti yang
telah memberikan kasih sayang, doa dalam setiap sholatnya, juga kepada kakak dan
adikku tercinta, Nurul Rahmi, SE, Ir.Yanuar Fitri MSi, Nurul Edriyansyah SH, Shinta

Oktarina SPt, Nurul Iskandarsyah, SH serta keponakanku Ulfi Tifalni, Jihan
Ramadhani, Hanifah dan Hanafah serta Syasha Bila Nurshinta, atas dorongan,
dukungan, doa, perhatian yang sangat berarti dan tak ternilai harganya.
5. Kepada rekan-rekan seperjuangan Program Studi PWD ‘angkatan 2004’ Dhona
Yulianti, Nita Sari Tarigan, Rahma Maulida, Rita Sulaksmi, Anhar Drakel, Abdul

Aziz Kaimudin, Rizal Ismail, Enirawan, M. Basri, Irwan Kurniawan, M Hatta,
Tony F Kurniawan, Ichsan, Qusdus Shabil juga kepada bang Askar Wijaya, Pak
Elan Masbulan, Alberto dan banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terima kasih telah memberikan dukungan, saran, kritikan, share serta sosial
capital yang sangat berarti. Semoga ini tidak akan berakhir walaupun terpisahkan
oleh jarak dan waktu.
6. Kepada teman-temanku di Alyesha lily, dian, susan, eva, mb yuni, vera, rina, dhea
kak zulfa, rika, ane, atas kebersamaan, kekompakan dan kasih sayang yang terus
terasa sampai perpisahan terus menjemput, kepada teman seperjuang dari Jambi
kak sofi, kak rahmi juga pada teman-teman di rempatis dewi, ainun dan temanteman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih, atas dukungan
dan kasih sayang yang tulus, juga bapak dan ibu ratna yang memberikan perhatian
dalam suka maupun duka kepada penulis.
Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya
kritik maupun saran sangat diperlukan untuk perbaikan dan pengembangan di kemudian

hari. Akhirnya penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat baik bagi diri penulis
maupun pihak-pihak lain yang menggunakannya.

Penulis

Nurul Febriani

KAJIAN KONSERVASI LAHAN DI HULU DAS CITARUM DALAM
UPAYA MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS
SUMBERDAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN
(Studi Kasus di Desa Sukamanah)

NURUL FEBRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

KAJIAN KONSERVASI LAHAN DI HULU DAS CITARUM

DALAM UPAYA MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH
BERBASIS SUMBERDAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN

(Studi Kasus di Desa Sukamanah)

NURUL FEBRIANI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK

NURUL FEBRIANI. Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum dalam Upaya

Mendukung Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan.
(AKHMAD FAUZI sebagai Ketua dan HARIADI KARTODIHARDJO sebagai
Anggota Komisi Pembimbing)
Pelaksanaan konservasi di Hulu DAS Citarum bertujuan untuk menekan
jumlah lahan kritis di daerah hulu dan juga untuk memperbaiki lingkungan, seraya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Namun
pada kenyataannya, pelaksanaan konservasi belum mampu memberikan dampak
suatu perubahan bagi pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
Penelitian yang dilakukan di kawasan konservasi di Hulu DAS Citarum bertujuan
untuk: (1) mengevaluasi pelaksanaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum (2)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam upaya
mendukung pelaksanaan konservasi (3) merekomendasikan prioritas pengelolaan
sumberdaya lahan yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi,
sosial ekonomi masyarakat. Metode analisis yang digunakan: 1) analisis
deskriptif, 2) analisis regresi logit dan 3) analisis multi criteria desicion making
(MCDM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan konservasi di Hulu
DAS Citarum sudah sesuai dengan kondisi dan geografis wilayah. Persepsi
masyarakat terhadap konservasi baik, namun keterlibatan masyarakat dalam
program konservasi hanya sebagai buruh tanam dan buruh panen. Faktor-faktor
yang mempengaruhi dukungan masyarakat terhadap upaya konservasi lahan di
Hulu DAS Citarum adalah umur petani, tingkat pendapatan, jumlah anggota
keluarga, luas lahan dan pekerjaan sampingan. Rekomendasi prioritas pengelolaan
sumberdaya alam di hulu DAS Citarum sebaiknya adalah secara environment
driven, artinya diutamakan untuk konservasi dan/atau untuk hutan lindung karena
dapat meningkatkan fungsi kawasan hulu DAS sebagai daerah tangkapan air dan
juga meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan konservasi.
Kata kunci: Hulu DAS Citarum, Konservasi Lahan, Berkelanjutan.

Pernyataan Mengenai Tugas Akhir
dan Sumber Informasi

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya
yang berjudul : Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum dalam Upaya
Mendukung Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan
(Studi Kasus di Desa Sukamanah), adalah karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2008

Nurul Febriani.

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan atas tinjauan
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa IPB

Penguji Luar Komisi Pembimbing : Dr. Ir. Setia Hadi, MS

Judul Tesis

: Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum
dalam Upaya Mendukung Pengembangan Wilayah
Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan

Nama

: Nurul Febriani

NIM

: AI55O4OO31

Program Studi

: Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Perdesaan (PWD)

Diketahui,

Komisi Pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MSc
Ketua

Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS
Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Perdesaan

Prof. Ir. Isang Gonarsyah. Ph.D

Tanggal ujian :

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji syukur yang tak terhingga penulis sampaikan kehadirat Allat SWT, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini, dengan judul “Kajian Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum dalam Upaya
Mendukung Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan”.
Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan tesis ini, antara lain :
1. Prof. Dr. Isang Gonarsyah, PhD. sebagai ketua Program Studi Ilmu Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana IPB, yang
telah banyak memberikan arahan dan bantuan dalam menyelesaikan studi.
2. Prof. Dr. Ir. H.Akhmad Fauzi, MSc sebagai ketua dan Dr. Ir. Hariadi
Kartodihardjo.MS selaku anggota komisi pembimbing yang tidak hanya
memberikan bimbingan saja, tetapi juga memberikan didikan yang sangat berarti.
Tak lupa pula, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Setia
Hadi, MS, yang telah berkenan menjadi penguji luar dan juga berkenan
memberikan kritik dan saran-saran untuk kesempurnaan tesis ini.
3. Kepada Bapak Gubernur Provinsi Jambi dan juga kepada Bapak Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi yang telah
memberikan beasiswa kepada penulis selama masa studi.
4. Kepada seluruh keluarga besar, khususnya yang tercinta ayahnda Darmi (alm) (tesis ini
merupakan janji yang baru sekarang dapat ku penuhi) ibunda Hj. Yuniar Asti yang
telah memberikan kasih sayang, doa dalam setiap sholatnya, juga kepada kakak dan
adikku tercinta, Nurul Rahmi, SE, Ir.Yanuar Fitri MSi, Nurul Edriyansyah SH, Shinta
Oktarina SPt, Nurul Iskandarsyah, SH serta keponakanku Ulfi Tifalni, Jihan
Ramadhani, Hanifah dan Hanafah serta Syasha Bila Nurshinta, atas dorongan,
dukungan, doa, perhatian yang sangat berarti dan tak ternilai harganya.
5. Kepada rekan-rekan seperjuangan Program Studi PWD ‘angkatan 2004’ Dhona
Yulianti, Nita Sari Tarigan, Rahma Maulida, Rita Sulaksmi, Anhar Drakel, Abdul

Aziz Kaimudin, Rizal Ismail, Enirawan, M. Basri, Irwan Kurniawan, M Hatta,
Tony F Kurniawan, Ichsan, Qusdus Shabil juga kepada bang Askar Wijaya, Pak
Elan Masbulan, Alberto dan banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terima kasih telah memberikan dukungan, saran, kritikan, share serta sosial
capital yang sangat berarti. Semoga ini tidak akan berakhir walaupun terpisahkan
oleh jarak dan waktu.
6. Kepada teman-temanku di Alyesha lily, dian, susan, eva, mb yuni, vera, rina, dhea
kak zulfa, rika, ane, atas kebersamaan, kekompakan dan kasih sayang yang terus
terasa sampai perpisahan terus menjemput, kepada teman seperjuang dari Jambi
kak sofi, kak rahmi juga pada teman-teman di rempatis dewi, ainun dan temanteman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih, atas dukungan
dan kasih sayang yang tulus, juga bapak dan ibu ratna yang memberikan perhatian
dalam suka maupun duka kepada penulis.
Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya
kritik maupun saran sangat diperlukan untuk perbaikan dan pengembangan di kemudian
hari. Akhirnya penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat baik bagi diri penulis
maupun pihak-pihak lain yang menggunakannya.

Penulis

Nurul Febriani

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1972 di Jambi dari ayah H.
Darmi (alm) dan ibu Hj.Yuniar Asti. Penulis merupakan anak tiga dari empat
bersaudara.
Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Provinsi Jambi. Pada tahun 1992 penulis
mengikuti ujian seleksi di Universitas Jambi (Unja) Fakultas Peternakan Jurusan
Produksi Ternak, dan tamat pada tahun 1997. Pada tahun 1999 penulis di terima
sebagai Pegawai Negeri Jambi (Pemda Kabupaten Bangko) dan pada tahun 2002
penulis pindah tugas pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(Balitbangda) Provinsi Jambi, Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Teknologi (Bidang SDA&T Balitbangda Provinsi Jambi).
Pada tahun 2004 penulis diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
ke Program Magister Sains (S2) dengan beasiswa Pemerintah Provinsi Jambi di
Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Perdesaan (PWD).

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL …..........…….……..……………………………….......
DAFTAR GAMBAR …...........……………..………………………..…....
DAFTAR LAMPIRAN …….…..........……………...…………………......

Vii
Vii
Viii

I

PENDAHULUAN……………………………………………………
1.1. Latar Belakang………………………………………..………….
1.2. Rumusan Masalah ………………………………......……….......
1.3. Tujuan Penelitian....……………………………....…..................
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................

1
1
3
5
5
5

II

TINJAUAN MENGENAI KONSEP DAN METODE ANALISIS.
2.1. Pengembangan Wilayah................... ............................................
2.2. Fungsi Kawasan Konservasi terhadap Pengembangan Wilayah...
2.3. Konsep Konservasi Tanah.............................................................
2.4. Daerah Aliran Sungai.................... ................................................
2.5. Kebijakan dan Pengelolaan Konservasi.........................................
2.6. Analisis Multi Criteria Decision Maker........................................

7
7
9
11
16
18
23

III

METODOLOGI PENELITIAN.................................. ....................
3.1. Kerangka Pemikiran ......................................................................
3.2. Lokasi Waktu dan Metode Penelitian............................................
3.3. Penentuan Sampel/Responden.......................................................
3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.................................................
3.5. Metode Analisis.............................................................................
3.5.1. Analisis Deskriptif..............................................................
3.5.2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan
Masyarakat terhadap Upaya Konservasi Lahan.................
3.5.3. Analisis Multi Kriteria dalam Penentuan Alternatif
Pengelolaan lahan...............................................................
3.5.4. Analisis Pembobotan /Wieghted Sum Method...................
3.5.5. Definisi Operasional...........................................................

26
26
29
29
29
30
30

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN................................
4.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Bandung...........................
4.2. Gambaran Umum Daerah Aliran Sungai.......................................
4.2.1. Topografi ..........................................................................
4.2.2. Penggunaan Lahan...................................................... ......
4.2.3. Klimatologi..........................................................................
4.2.4. Hidrologi..............................................................................
4.2.5. Karakteristik Masyarakat di Sekitar DAS Citarum..............
4.3. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pengalengan.…………..
4.3.1. Iklim.....................................................................................
4.3.2. Penggunaan Lahan...............................................................
4.4. Gambaran Umum Wilayah Desa Sukamanah................................

38
38
40
41
41
41
42
42
43
43
44
46

IV

31
33
35
36

4.4.1. Kondisi Kependudukan ......................................................
4.4.2. Tingkat Pendidikan.............................................................
4.4.3. Mata Pencaharian................................................................
4.4.4. Agama.................................................................................
4.4.5. Kelembagaan Pemerintah dan Perekonomian......................
4.4.6. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat .....................................

46
48
49
49
49
50

HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................
5.1. Karakterisitik Sosial Ekonomi Responden....................................
5.1.1. Tingkat Umur Responden...................................................
5.1.2. Tingkat Pendidikan Responden..........................................
5.1.3. Tingkat Pendapatan Responden...........................................
5.1.4.Jumlah Anggota Keluarga Responden..................................
5.2. Analisis Deskriftip Pelaksanaan Konservasi.................................
5.2.1. Konservasi di Tinjau dari Kesesuaian Lahan dan Kondisi
Geografis Wilayah .............................................................
5.2.2. Konservasi Lahan di Tinjau dari Persepsi Masyarakat.......
5.2.3. Konservasi Lahan di Tinjau dari Aspek Ekologi................
5.2.3.1.Estimasi Nilai Persediaan atau Pengaturan Air......
5.2.3.2.Estimasi Nilai Pengendalian Erosi.........................
5.2.3.3.Estimasi Nilai Penyediaan Unsur Hara ..................
5.3. Pengelolaan Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum....………..
5.4. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Konservasi
Lahan.............................................................................................
5.4.1. Umur Petani.........................................................................
5.4.2. Pendapatan Petani................................................................
5.4.3. Jumlah Anggota Keluarga....................................................
5.4.4. Luas Lahan...........................................................................
5.4.5. Pekerjaan Sampingan...........................................................
5.5. Analisis Multi Kriteria dalam Penentuan Strategi Pengelolaan.....
5.5.1 Skor Pembobotan (Weighted)...............................................
5.6. Implikasi Kebijakan.......................................................................
5.6.1. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat....................................
5.6.2. Nilai Ekonomis Kawasan.....................................................
5.6.3. Pengelolaan Wilayah dan Pengembangan Wilayah.............
5.6.4. Institusi Pengelolaan............................................................

51
51
52
52
53
53
54

72
73
74
75
75
76
76
81
87
88
89
89
90

KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
6.1. Kesimpulan ...................................................................................
6.2. Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................

92
92
93
94
98

V

VI

54
58
65
65
67
68
69

DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Jenis dan Sumberdata yang digunakan dalam penelitian.............................
Keputusan dalam metode analisis multikriteria...........................................
Persebaran luas wilayah, penduduk dan kepadatan penduduk per
kecamatan di Kabupaten Bandung Tahun 1995 dan Tahun 2005................
Data klimatologi rata-rata bulanan DAS Citarum........................................
Luas tanam, panen, produksi dan rata-rata tanaman pangan, sayursayuran dan buah-buahan di Kecamatan Pengalengan.................................
Status pekerjaan dan jenis pekerjaan penduduk di Kecamatan
Pengalengan menurut lapangan usaha tahun 2005.......................................
Jumlah penduduk di Desa Sukamanah Kecamatan Pengalengan
berdasarkan umur tahun 2005......................................................................
Jumlah penggunaan lahan di Desa Sukamanah, Kecamatan Pengalengan..
Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Sukamanah, Kecamatan
Pengalengan..................................................................................................
Jumlah dan persebaran pemilikan lahan petani di Desa Sukamanah,
Kecamatan Pengalengan ..............................................................................
Jenis kelembagaan ekonomi di Desa Sukamanah, Kecamatan
Pengalengan tahun 2005...............................................................................
Jumlah keluarga menurut tingkat kesejahteraan di Desa Sukamanah,
Kecamatan Pengalengan tahun 2005...........................................................
Penyebaran luas lahan menurut kemiringan di DAS Citarum, tahun 2002..
Pengaturan lahan di Hulu DAS Citarum, tahun 2002..................................
Kriteria kesesuaian lahan untuk eucaliptus sp..............................................
Persepsi pespoden terhadap konservasi........................................................
Persepsi responden terhadap pendapatan dan fungsi ekologis.....................
Persepsi responden terhadap pelaksanaan konservasi..................................
Jumlah lahan pertanian yang digarap oleh petani di Desa Sukamanah........
Permasalahan yang timbul setelah adanya konservasi.................................
Estimasi nilai persediaan atau pengaturan air..............................................
Estimasi nilai pengendalian eosi..................................................................
Estimasi nilai penyediaan unsur hara...........................................................
Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konservasi lahan...........
Prioritas alternatif pengelolaan konservasi lahan ........................................
Matrik dominance untuk pengelolaan konservasi lahan di Hulu DAS
Citarum.........................................................................................................
Aturan Kegiatan untuk konservasi lahan di Hulu DAS Citarum.................

30
34
39
42
45
46
47
48
49
49
50
50
55
56
56
59
61
62
63
64
67
68
69
73
81
86
86

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Diagram alir kerangka pemikiran..............................................................
Tingkat umur pesponden............................................................................
Tingkat pendidikan responden...................................................................
Tingkat pendapatan responden...................................................................
Jumlah anggota keluarga............................................................................
Peta penyusunan tata ruang Hulu DAS Citarum........................................
Value tree alternatif pengelolaan konservasi lahan di Hulu DAS
Citarum.......................................................................................................
Nilai selang (value interval) pengelolaan konservasi lahan di Hulu
DAS.............................................................................................................
Nilai selang (value interval) perbaikan ekonomi dalam pengelolaan
konservasi lahan di Hulu DAS Citarum......................................................
Nilai selang (value interval) perbaikan sosial dalam pengelolaan
konservasi lahan di Hulu DAS Citarum......................................................
Nilai selang (value interval) perbaikan ekologi dalam pengelolaan
konservasi lahan di Hulu DAS Citarum......................................................
Nilai selang (value interval) perbaikan kelembagaan dalam pengelolaan
konservasi lahan di Hulu DAS Citarum......................................................
Nilai bobot konservasi lahan di Hulu DAS, Desa Sukamanah...................
Nilai bobot dengan aspek ekonomi sebagai driven pengelolaan
konservasi lahan di Hulu DAS Citarum......................................................
Nilai bobot dengan aspek sosial sebagai driven pengelolaan konservasi
lahan di Hulu DAS Citarum........................................................................
Nilai bobot dengan aspek ekologi sebagai driven pengelolaan konservasi
lahan di Hulu DAS......................................................................................

28
51
52
53
53
58
76
79
79
80
80
81
82
83
84
85

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sumberdaya hutan merupakan kekayaan alam yang tidak ternilai harganya
karena berfungsi sebagai salah satu modal pembangunan nasional yang mampu
memberikan manfaat kehidupan bangsa Indonesia baik secara ekologi, sosial
budaya dan ekonomi. Mengingat peran hutan sangat penting, maka pengelolaan
hutan harus didasarkan pada pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 yang
mewajibkan

agar bumi, tanah, air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Di Samping itu, pengelolaan sumberdaya hutan juga harus
sesuai dengan UU nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya. Undang-undang nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang, UU nomor 6 Tahun 1994 tentang Perubahan Iklim, UU nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Semua undang-undang yang telah ditetapkan
tersebut bertujuan agar sumberdaya hutan sebagai salah satu sumberdaya alam
dan memiliki fungsi lingkungan yang sangat beragam dapat dimanfaatkan dengan
sebijaksana mungkin dengan mengikuti peraturan pengelolaan yang telah diatur
dan ditetapkan sesuai dengan fungsinya.
Sumberdaya hutan yang dimiliki oleh Provinsi Jawa adalah seluas
4.435.917.553 ha atau sekitar 22,5% dari total luas wilayah, berdasarkan
fungsinya terbagi menjadi hutan produksi seluas 393.117 hektar, hutan lindung
seluas 291.306 hektar dan hutan konservasi seluas 132.180 hektar. Dilihat dari
komposisi luasannya, maka sebagian besar hutan di Provinsi Jawa Barat lebih di
titik beratkan pemanfaatannya untuk fungsi perlindungan dan konservasi.
Jawa Barat yang memiliki topografi dengan curah hujan yang cukup tinggi
serta jenis tanah yang peka terhadap erosi menjadi pertimbangan keberadaan dan
kelestarian hutan di Provinsi Jawa Barat yang harus dipertahankan. Peran dan
fungsi sumberdaya hutan di Jawa Barat cukup besar dalam keseimbangan ekologi
regional, khususnya penyediaan jasa lingkungan seperti regulasi tata air yang

2

menunjang penyediaan energi di Jawa dan air bersih untuk Jawa Barat dan DKI
Jakarta.
Peranan dan fungsi hutan yang strategis tersebut, mulai tergangu sejak
krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1997. Kondisi sumberdaya
hutan di Jawa Barat mengalami tekanan yang sangat berat sehingga secara umum
telah dan sedang mengalami degaradasi fungsi secara serius, baik disebabkan oleh
penjarahan, perambahan, okupasi, maupun kebakaran hutan. Pada Tahun 2002
kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat tercatat
lahan kritis seluas 170.593.43 hektar yang tersebar di 13 Kesatuan Pemangkuan
Hutan (KPH).
Dengan

semakin

meluasnya

lahan

kritis

maka

mengakibatkan

meningkatnya kerusakan lingkungan karena sebagian besar lahan kritis di Jawa
Barat berada di daerah aliran sungai (DAS) baik di sekitar kawasan hutan
maupun di dalam kawasan hutan, sehingga penanganan lahan kritis perlu
dilakukan. Penyebaran lahan kritis di DAS Citarum terjadi di berbagai
kabupaten dan kota di Jawa Barat. Penyebaran luas lahan kritis yang paling
besar di kawasan hutan konservasi terjadi pada Kabupaten Bandung seluas
2.448,80 ha, begitu juga dengan luas lahan kritis yang terjadi di kawasan
lindung non hutan untuk daerah Kabupaten Bandung seluas 16.506 ha (BPDAS
2006). Degradasi juga terjadi pada lahan-lahan di luar kawasan hutan sehingga
secara kumulatif berakibat pada semakin kritisnya kondisi daerah aliran sungai
(DAS).
Akibat dari lahan kritis dan kerusakan lingkungan di hulu DAS
mengakibatkan terjadinya bencana alam yang berawal dari sungai, sehingga
laju degradasi lahan DAS di hulu harus dihentikan. Untuk itu perlu dilakukan
upaya pemanfaatan lahan di DAS hulu melalui konservasi lahan. Dalam
pelaksanaan konservasi menunjukan bahwa perubahan praktek penggunaan
lahan dalam penutupan hutan di hulu DAS seringkali mengakibatkan degradasi
lahan, yang tidak terkembalikan lagi (irreversible), yang menurunkan nilai
produktivitas lahan itu sendiri, dan juga aktivitas produksi di wilayah hilir,
seperti fasilitas tenaga air, proyek irigasi dan perikanan (Aylward et al. 1995:
kidd dan Pimental 1992).

3

1.2. Perumusan Masalah
Seperti telah disebutkan diatas bahwa hutan yang ada di Jawa Barat
4.435.917.553 hektar atau sekitar 22,5% dari total luas wilayah, dan 33.474,78
hektar berada di hulu daerah aliran sungai (DAS) Citarum. DAS Citarum
merupakan DAS yang menjadi prioritas yang harus segera ditangani untuk
konservasi dan rehabilitasi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa pertimbangan
antara lain (i) di kawasan DAS Citarum banyak dijumpai lahan yang sudah
tergolong kritis, (ii) di kawasan tersebut terdapat bendungan-bendungan vital
untuk pengairan dan sumber tenaga listrik (bendungan Jatiluhur, Saguling dan
Citara), (iii) kecepatan pembangunan non-pertanian yang sedikit banyak
berpengaruh sekali terhadap makin menyempitnya lahan-lahan pertanian
produktif.
Berdasarkan laporan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen kehutanan,
pemerintah kabupaten dan kota seluruh Jawa Barat, Perum Perhutani Unit III
Jawa Barat dan Banten serta pengelola perkebunan besar, diketahui bahwa pada
akhir Desember 2003 luas lahan kritis di Jawa Barat keseluruhannya mencapai
sekitar 580.397 hektar, diantaranya terdapat di luar kawasan hutan yang tersebar
di 15 kabupaten di Jawa Barat, yaitu; Kabupaten Garut 82.696 ha, Kabupaten
Sukabumi

67.525

ha,

Kabupaten

Bandung

47.365

ha,

Kabupaten

Majalengka 47.115 ha, Kabupaten Cianjur 46.773 ha, Kabupaten Bogor 45.637
ha, Kabupaten Indramayu 40.494 ha, Kabupaten Karawang
Kabupaten Subang

31.123 ha,

30.897 ha, Kabupaten Ciamis 25.364 ha, Kabupaten

Sumedang 23.690 ha. Sementara itu lahan kritis di dalam kawasan hutan
mencapai 85.531,45 ha yang tersebar di areal perhutani, untuk luas lahan kritis
yang berada di hutan negara :151.689 ha, lahan kritis perkebunan besar : 26.180
ha, lahan kritis milik masyarakat: 402.528 ha (Pasaribu 1999).
Menurut Kartodihardjo (2003) bahwa dari data yang telah divalidasi
Perhutani, Jawa Barat merupakan yang paling banyak memiliki lahan dengan
kondisi sangat kritis. Dalam kawasan hutan negara, diperkirakan terdapat sekitar
300.000 ha yang memerlukan penanganan sesegera mungkin. Sementara, di luar
kawasan hutan negara, terdapat luas tanah yang harus direhabilitasi sekitar tiga

4

kalinya, yaitu sekitar satu juta ha. Berarti, total kawasan hutan yang harus
diperbaiki sesegera mungkin di Jawa Barat mencapai 1,3 juta ha.
Upaya pemerintah dalam pengembangan lahan kritis adalah dengan
dilakukannya program konservasi. Konservasi lahan mempunyai peran sebagai
suatu upaya perlindungan dan pelestarian yang dikelola dengan pemanfaatan
sumberdaya alam yang dapat mewujudkan keuntungan yang lestari bagi
masyarakat dan sumber devisa negara. Konservasi memegang peranan penting
dalam pembangunan sosial ekonomi di lingkungan pedesaan dan turut
menyumbangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi pusat-pusat perkotaan.
Ironisnya hal ini bertentangan dengan kebijakan pembangunan dan pemanfaatan
sumberdaya alam khususnya hutan dan lahan selama ini berorientasi eksploitasi
dan sentralistik untuk mencapai pertumbuhan, namun menimbulkan berbagai
permasalahan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dari sosial ekonomi masyarakat
lokal, dampak yang dirasakan adalah peningkatan kesejahteraan yang tidak
tercapai.
Konservasi di Kabupaten Bandung, diintrodusikan untuk menghindari
meluasnya lahan kritis, degradasi ekosistem DAS dan kerusakan lingkungan
lainnya karena fungsi dari konservasi di bagian hulu DAS Citarum ini adalah
sebagai daerah perlindungan kawasan chatmant area. Dalam pelaksanaan
konservasi ini memberikan dampak negatif bagi masyarakat di sekitar hutan,
karena dalam pelaksanaan konservasi kurang mempertimbangkan faktor-faktor
penentu dalam pelaksanaan konservasi lahan tersebut, sehingga langkah-langkah
kebijakan yang diambil tidak terarah, efektif dan efisien. Selain itu konservasi di
hulu DAS Citarum kurang di evaluasi bagaimana dampaknya terhadap aspek
makro dan mikro terutama terhadap sosial ekonomi masyarakat.
Dengan demikian kajian mengenai pelaksanaan konservasi terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat menjadi penting untuk dilakukan, agar segala
konsekuensi dari konservasi lahan dapat segera diketahui, dari fakta dan kondisi
diatas maka dilakukan penelitian yang menelaah pelaksanaan kegiatan konservasi
dan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat guna mendukung
pengelolaan sumberdaya lahan yang berkelanjutan serta merumuskan kebijakan

5

dalam pengelolaan sumberdaya lahan yang akan dievaluasi dengan aspek ekonomi
dan lingkungan.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi pelaksanaan konservasi lahan di Desa Sukamanah, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam upaya
pelaksanaan konservasi lahan di Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan,
Kabupaten Bandung.
3. Merekomendasikan

alternatif

dan

prioritas

strategi

kebijakan

dalam

pengelolaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum yang berkelanjutan
dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi masyarakat di Desa
Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitian lebih
lanjut tentang konservasi lahan di Hulu DAS dan kaitannya dengan
pengembangan wilayah berbasis sumberdaya alam yang berkelanjutan. Selain itu,
penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi bagi pemerintah daerah
dalam menetapkan kebijakan konservasi lahan, pengelolaan DAS pada umumnya
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus pada pelaksanaan konservasi di Desa
Sukamanah kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung. Dengan ruang lingkup
adalah Penelitian ini menekankan pada pelaksanaan konservasi lahan yang
dilakukan dilihat dari aspek kondisi lahan, dari kondisi sosial masyarakat yang di
tinjau dari persepsi masyarakat di lokasi penelitian. Analisis yang digunakan
analisis deskriptif dari pelaksanaan konservasi, selanjutnya untuk pelaksanaan
konservasi dengan melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat
dalam upaya mendukung konservasi, dilakukan dengan analisis regresi logistrik
biner. Analisis yang ketiga yang dilakukan adalah untuk menjawab tujuan yang
ketiga yaitu rumusan strategi pengelolaan sumberdaya lahan khususnya di Hulu
DAS Citarum sebagai chatmant area analisis ini menggunakan metode Multi
Criteria Decision Maker (MCDM). Dalam analisis ini menggunakan teknik

6

Preference Ratios In Multiattribute Evaluation (PRIME) ini bertujuan untuk
menghasilkan alternatif pengambilan keputusan yang terbaik dalam pengelolaan
sumberdaya alam yang menitiberatkan pada aspek ekologis dan ekonomi sehingga
tujuan dari pengelolaan sumberdaya lahan yang berkelanjutan sesuai dengan tiga
aspek yaitu sosial budaya, ekonomi dan ekologi.

II. TINJAUAN MENGENAI KONSEP DAN METODE ANALISIS

2.1. Pengembangan Wilayah
Dalam banyak hal, istilah pembangunan dan pengembangan banyak
digunakan dalam hal yang sama, yang dalam Bahasa Inggrisnya adalah
development, sehingga untuk berbagai hal, istilah pembangunan dan
pengembangan wilayah dapat saling dipertukarkan. Namun berbagai kalangan
di Indonesia cenderung untuk menggunakan

secara khusus istilah

pengembangan wilayah/kawasan dibandingkan pembangunan wilayah/kawasan
untuk istilah regional development. Secara umum istilah pengembangan
dianggap mengandung konotasi pemberdayaan, kedaerahan, kewilayahan dan
lokalitas (Rustiadi, et.al. 2005).
Pengembangan

lebih

menekankan

proses

meningkatkan

dan

memperluas. Dalam pengertian bahwa pengembangan adalah melakukan
sesuatu yang tidak dari nol, atau tidak membuat sesuatu yang sebelumnya tidak
ada, melainkan melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah ada tapi kualitas
dan kuantitasnya ditingkatkan atau diperluas. Jadi dalam hal pengembangan
masyarakat tersirat pengertian bahwa masyarakat yang dikembangkan
sebenarnya sudah memiliki kapasitas (bukannya tidak memiliki sama sekali)
namun perlu ditingkatkan kapasitasnya (capacity building) (Rustiadi, et.al.
2005).
Secara

filosofis suatu proses pembangunan dapat diartikan sebagai

upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan
yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi
setiap warga yang paling humanistik. Dengan perkataan lain proses
pengembangan merupakan proses memanusiakan manusia. Untuk mencapai
tujuan-tujuan pembangunan yang diinginkan, upaya-upaya pembangunan harus
diarahkan kepada efisiensi (effeciency), kemerataan (equity) dan keberlanjutan
(sustainability) dalam memberi panduan kepada alokasi sumber-sumber daya
(semua kapital yang berkaitan dengan natural, human, man-made maupun
social) baik pada tingkatan nasional, regional maupun lokal, yang sering
memerlukan sumber daya dari luar, seperti barang-barang modal untuk

8

diinvestasikan guna mengembangkan infrastruktur ekonomi, sosial dan
lingkungan (Anwar, 2005).
Serageldin (1994), menyatakan bahwa paling sedikit diperlukan empat
jenis sumberdaya di dalam melaksanakan pembangunan yaitu; 1) sumberdaya
alam (natural capital), 2) sumberdaya manusia (human capital), 3)
sumberdaya buatan (man-made resources) atau infrastruktur, dan 4)
sumberdaya sosial (sosial capital) . Sumberdaya ini dapat menjadi sarana dan
prasarana

guna

dimanfaatkan

bagi

tujuan

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat secara luas, dimana hasil manfaat yang maksimum dari
sumberdaya tersebut harus dialokasikan sebaik mungkin (Anwar 2000).
Dikatakan pula supaya sumberdaya tersebut manfaatnya mencapai maksimal,
maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti efisiensi
(efficiency), pemerataan (equity) berdasarkan keadilan (justice dan fairness)
dan mengarah kepada keberlanjutan (sustainaibile).
Sumberdaya alam (nature capital) seperti air, udara, lahan, ikan, hutan
dan sebagainya merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup
manusia. Sumberdaya hutan misalnya tidak saja untuk mencukupi kebutuhan
hidup manusia, namun juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
kesejahteraan suatu bangsa (wealth of nation).
Sumberdaya dalam arti ekonomi pertama kali telah dikemukan oleh
Adam Smith (dalam buku ” The Wealth Of Nation”) sebagai seluruh faktor
produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output. Sedangkan sumberdaya
dalam pengertian umum adalah segala sesuatu yang dipandang memiliki nilai
ekonomi. Selanjutnya menurut Rees (1990) dalam Fauzi (2004), lebih jauh
mengatakan bahwa sesuatu dapat digolongkan sebagai sumberdaya harus
memiliki dua kriteria yakni: 1) harus ada teknologi, pengetahuan atau skill
untuk memanfaatkannya; 2) harus ada permintaan (demand) terhadap
sumberdaya tersebut. Apabila kedua kriteria tersebut tidak dimiliki, maka
sesuatu itu disebut sebagai barang netral.
Masyarakat sebagai bagian dari mahluk hidup, memegang peranan yang
menentukan terhadap kelestarian dan keseimbangan ekosistem. Ekosistem
hutan sebagaimana hal ekosistem lainnya memang harus dimanfaatkan oleh

9

manusia penghuninya untuk mewujudkan kesejahteraannya. Namun cara
pemanfaatan yang berlebihan dan semena-mena, mengakibatkan terganggunya
keseimbangan bahkan hancurnya ekosistem hutan. Untuk mengkaji hubungan
antara manusia dengan lingkungannya, maka dalam kerangka ekologi manusia
mencakup empat unsur utama yaitu populasi, organisasi, sumberdaya alam dan
teknologi, empat unsur ini saling berkaitan secara fungsional sehingga adanya
perubahan pada salah satu unsur mengakibatkan perubahan pada unsur yang
lain. Dalam konteks masyarakat perdesaan sekitar hutan dijumpai kualitas
hidup yang rendah yang terkait dengan kepadatan penduduk, keterbatasan
kemampuan teknologi, keterbatasan sumberdaya sehingga masyarakatnya
kurang terlibat dalam kegiatan produktif.

Dengan demikian, pengelolaan

sumberdaya alam termasuk sumberdaya hutan secara bijaksana adalah
pengelolaan yang dapat menghasilkan penerimaan dan kepuasan ekonomi yang
maksimal.
2.2. Fungsi Kawasan Konservasi Terhadap Pembangunan Wilayah
Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, menjelaskan konservasi
didefinisikan sebagai manajement biosphere yang dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Pada
umumnya tujuan rencana konservasi sumberdaya alam adalah sumberdaya
alam dapat dilestarikan semaksimal mungkin. Namun tujuan tersebut
seringkali terhambat oleh tiga kendala utama yaitu: (i) belum adanya petunjuk
teknis yang rinci dan tepat untuk memudahkan perencana, pengelola, politisi
maupun ahli konservasi kehidupan liar dalam mengupayakan konservasi jenis
sumberdaya hayati yang terancam punah, (ii) kurangya pemahaman tentang
sebaran maupun kebutuhan habitat berbagai jenis organisme yang terancam
punah dan, (iii) perencana seringkali menghadapi berbagai tuntutan tata guna
lahan yang seringkali menjadi konflik (Lembaga Penelitian IPB, 2002).
Salm et.al (2000) menyebutkan kriteria dasar penetapan kawasan
konservasi terdiri atas kriteria ekologi, sosial dan ekonomi. Kriteria-kriteria
tersebut diuraikan sebagai berikut:

10

1. Kriteria

ekologi

meliputi:

keanekaragaman

hayati,

kealamian,

ketergantungan, keterwakilan, keunikan, integritas, produktivitas, dan
kerentanan/kepekaan.
2. Kriteria sosial meliputi: penerimaan masyarakat, kesehatan masyarakat,
rekreasi, budaya, estetika, konflik kepentingan, keamana, aksesibilitas,
keperdulian masyarakat dan kompabilitas.
3. Kriteria ekonomi meliputi: spesies penting, bentuk ancaman, manfaat
ekonomi dan potensi pariwisata.
Mac Kinnon et.al (1986) menyatakan bahwa penetapan DAS sebagai
suatu kawasan yang dipilih atau ditetapkan sebagai kawasan konservasi karena
kawasan tersebut bersifat istimewa dan mempunyai ciri-ciri khas tertentu yang
bernilai, dilihat dari kepentingan nasional maupun internasional adalah:
1. Mempunyai bentang/lanskap atau ciri geofisik yang mempunyai ciri
estetika tertentu atau indah serta mempunyai nilai dalam ilmu
pengetahuan, misalnya air terjun, gua mata air panas dll.
2. Mempunyai fungsi lindung terhadap tata air/hidrologi, tanah, air dan
iklim mikro misalnya melindungi daerah tangkapan air.
Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999, mendifiniskan hutan
konservasi adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Kawasan hutan konservasi teridiri dari Cagar Alam (CA), Suaka Margasatwa
(SM), Taman Nasional (TM), Taman Wisata Alam (TW), Taman Hutan Raya
(THR) dan Taman Buru (TB).
Keberhasilan dari pembangunan suatu wilayah dapat diukur dari
besarnya manfaat yang diterima oleh masyarakat baik secara ekonomi, sosial,
dan lingkungan. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan dan kesempatan
masyarakat untuk memilih peranannya dalam pembangunan, terutama dalam
kaitannya dengan pelestarian alam dan pengelolaan manfaat pembangunan
yang berkelanjutan.
2.3. Konsep Konservasi Tanah
Indonesia pada saat ini memiliki sumberdaya hutan seluas 120 hektar
dengan fungsi produksi, konservasi dan fungsi lindung dengan akibat

11

keanekaragaman yang tinggi. Besarnya fungsi sumberdaya hutan tersebut
memiliki nilai strategis untuk dimanfaatkan guna mendukung proses
pembangunan nasional untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam tiga puluh tahun terakhir potensi sumberdaya hutan tersebut telah
dimanfaatkan sekaligus menjadi tumpuan serta modal dasar pembangunan
ekonomi nasional, yang memberi dampak peningkatan devisa, penyerapan
tenaga kerja, pertumbuhan industri serta mendorong pertumbuhan wilayah
(Suhardi, 2001)
Konsep konservasi baru mulai diterapkan di Indonesia pada tahun 1982
dengan diresmikannya pembangunan Tanam Nasional di Indonesia pada saat
Konverensi Taman Nasional sedunia ke-3 di Bali. Hal ini yang membawa
pengaruh kepada masyarakat luas, seolah-olah konservasi hanya terkait dengan
pengelolaan tanpa melindungi daerah kawasan konservasi lainnya. Padahal
ditekankan bahwa konservasi menyangkut aspek pengelolaan sumberdaya alam
yang luas. Bahkan IUCN, UNEP dan WWF tahun 1991, menekan bahwa
konservasi

mencakup

baik

perlindungan

alam

maupun

pengawasan

sumberdaya alam secara rasional dan bijaksana. Oleh karena itu konservasi
merupakan hal yang penting bila ingin meningkatkan kehidupan yang layak
dan bermartabat, serta menjamin kesejahteraan hidup kini dan generasi
mendatang.
Pada awalnya konservasi dianggap sebagai suatu upaya perlindungan
dan

pelestarian

yang

menutup

kemungkinan

dilakukan

pemanfaatan

sumberdaya alam, namun sekarang bila kawasan itu dilindungi, dirancang dan
dikelola secara tepat, dapat memberikan keuntungan yang lestari bagi
masyarakat dan sebagai sumber devisa negara. Oleh karena itu konservasi
memegang peranan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi di
lingkungan perdesaan dan turut menyumbangkan peningkatkan kesejahteran
ekonomi

pusat-pusat

perkotaan

serta

meningkatkan

kualitas

hidup

menyatakan

bahwa

penghuninya (Mac Kinnon, et al.,1986)
Selanjutnya

Camp

dan

Dougthery