Bahasa Arab yang Overt (dapat terobservasi)

Judul : Bahasa Arab yang Overt ( dapat terobservasi)
I.

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manusia di bumi ini hidup dengan bermacam-macam dan beraneka ragam ras , suku ,

dan tradisi di mana diantara sesama mereka di dalam perbedaan tersebut terdapat satu rasa
ingin membaur antara mereka dengan tujuan dapat terjadi keterbukaan wawasan diantara
mereka sehingga dapat menjadi manusia yang mempunya rasa dan kepribadian yang lebih
baik bila dibandingkan mereka hanya berkutat pada kelompok mereka dengan waktu yang
tidak terbatas , mereka akan menjadi satu manusia yang tidak memiliki wujud keterbukaan
dan sebagai seorang yang terkungkung di dalam kehidupan tradisi mereka sendiri.
Dari pembauran tersebut manusia membutuhkan pemahaman diantara mereka dalam
satu phenomena komunikasi dengan satu bahasa yang dimiliki oleh masing-masing suku, ras,
dan kelompok yang ada di berbagai wilayah di seluruh belahan bumi ini. Maka oleh karena
itu mereka akan saling belajar bahasa masing-masing yang dibutuhkan satu proses
pembelajaran dan pembiasaan antar mereka. Yang bermula diawali mulai dari isyarat gerak
yang disesuaikan dengan bunyi yang diucapkan dari seseorang yang mewakili dalam aktivitas
extra sosial tersebut , hingga lama kelamaan apa yang diucapkan dapat diartikan semenjak
dari peragaan isyarat gerak yang disinkronisasi dengan bunyi yang diucapkan . Maka

terjadilah pertukaran bahasa diantara sesama mereka setelah itu mereka akan menganalisa
bahasa asing tersebut dengan bahasa ibu atau bahasa asli mereka maka secara tidak langsung
mereka mempelajari bahasa tersebut dan mulai berguru pada masing-masing seseorang yang
dapat mewakili dalam pertukaran pembahasaan di antara mereka untuk mengerti lebih
mendalam bahasa masing-masingnya. Proses ini mempunyai peran yang sangat penting
dalam terjadinya wujud benatu terjemahan – terjemahan yang signifikan yang nantinya akan

terkodifikasi secara sistematis yang dapat digunakan untuk mempelajarinya pada tahap
berikutnya.
Kemajuan peradaban akan timbul dari adanya saling pemahaman dalam komunikasi
antara suku, ras , dan kelompok yang ada di berbagai wilayah di bumi , dan peradaban dari
hasil pembauran tersebut akan mempunyai ciri khas tersendiri yang menjadikan bertambah
lagi keanekaragaman manusia di bumi. Manusia tidak lagi hanya berada pada satu lokasi saja
di mana mereka tinggal akan tetapi mereka akan bisa berpergian hingga ke wilayah manapun
dengan bekal bahasa yang dimiliki.
Bahasa yang ada di dunia ini banyak sekali macamnya yang paling populer adalah
bahasa Inggris , kemudian bahasa Portugis , kemudian bahasa Mandarin , bahasa Jerman ,
bahasa Prancis, bahasa Arab ,bahasa Jepang, bahasa Melayu, dan masih banyak lagi. Dari
berapa bahasa tersebut terdepan satu bahasa yang mempunyai kereligiusan yang tinggi
( bahasa dari agama Islam ) yaitu bahasa Arab , berbeda dengan bahasa Yunani di mana

bahasa tersebut mempunyai kemitosan yang tinggi. Sehingga banyak orang tertarik untuk
mempelajarinya oleh karena banyak pemeluk agama islam yang tersebar di seluruh penjuru
dunia.
Untuk menyeriusi hal tersebut maka banyak didirikan lembaga-lembaga pendidikan di
samping mengajarkan ajaran islam atau yang lebih dikenal dengan sekolah diniyah di mana
di dalamnya disertakan pula untuk diajarkan bahasa Arab . Dalam belajar bahasa Arab
tersebut mereka menelaahnya ,menelitinya, dengan cara pengamatan yang sepenuhnya dan
lama-kelamaan timbul satu abstraksi dengan keutamaan mengintikannya pada prinsip-prinsip
yang dimiliki dari bahasa Arab tersebut sebagai satu pengertian yang berintegritas atau utuh .
B. Kriteria memahami bahasa Arab

Dalam memahami bahasa Arab seseorang harus mempunyai beberapa kriteria di
antaranya yaitu: 1) Seseorang tersebut harus mempunyai kepintaran atau kepandaian dalam
suatu ilmu bahasa secara umum , umum di sini bermakna bahwa orang tersebut mempunyai
pengetahuan bahasa secara umum dari berapa bahasa yang ada setidaknya mempunyai
pengetahuan dua bahasa (satu bahasa ibu atau bahasa National dan yang satunya lagi sebuah
bahasa asing , pada biasanya adalah bahasa Inggris ) . 2) Seseorang tersebut harus
mempunyai Metode belajar yang efektif dan efisien , bahwa hal ini mempunyai makna di
mana seseorang tersebut mempunyai satu cara tersendiri dalam belajar bahasa Arab sehingga
akan menjadi mudah dalam belajar tersebut yang tidak luput pula akan pendekatanpendekatan yang semestinya untuk dilakukan dalam mencapai tingkat pemahaman yang baik.

3) seseorang tersebut harus mempunyai kemauan yang cukup dan kesabaran dalam
mempelajari bahasa Arab , yang mempunyai maksud bahwa dalam belajar bahasa Arab tidak
hanya kepandaian atau kepintaran serta metode yang jitu dalam mempelajari bahasa Arab
tetapi harus ada satu kemauan yang cukup atau lebih dari cukup serta didiringi kesabaran ,
bahwa dalam mempelajari bahasa Arab pasti akan menemui suatu kesulitan yang baru
sehingga akan memerlukan ketekunan yang berakar dari satu kemauan atau dorongan (Drive)
yang cukup agar bisa tetap terus mempelajari bahasa Arab tersebut yang tidak terputus
ditengah jalan saat mengahapi satu tingkat kesulitan tertentu . 4) Yang terakhir adalah
kontinuitas dalam belajar di mana hal ini adalah satu langkah yang otomatis timbul dengan
adanya kemauan dan dorongan serta kesabaran , meskipun kita telah meghadapi kesulitankesulitan yang muncul pada asing- masing tingkatan pemahaman selanjutanya adalah
melakukan pembelajaran yang kontinu hingga kita mencapai satu keadaan yang ahli yang
tidak mempelajarinya hanya awal-awalnya saja kemudian setelah kita bisa maka sudahlah
pembelajaran tersebut atau yang biasa kita sebut “ Hangat-hangat tahi ayam “ . Kontinyuitas

di sini diharapkan bahwa mempelajari bahasa Arab mempunyai kesinambungan dan dapat
diperoleh pendalaman serta perkembangan yang diharapkan.

II.

Pembahasan

A. Kaidah bahasa Arab
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa semit yang ada , arti atau definisi kata bahasa

yaitu simbol - simbol dari ungkapan bunyi yang yang diperbuat oleh manusia dihasilkan
melalui mulut mereka sebagai aktivitas komunikasi dan arab adalah suatu wilayah negara di
benua asia jadi arti atau definisi bahasa arab adalah simbol-simbol dari ungkapan bunyi yang
diperbuat oleh manusia dihasilkan melalui oleh mulut mereka sebagai aktivitas komunikasi
yang dimiliki oleh penduduk disuatu wilayah atau negara arab yang berada di benua asia,
dalam bahasa Arab dikenal huruf abjadnya adalah huruf hijaiyah dan mempunyai System
pengejaan tersendiri (orthography) di mana semua huruf dalam bahasa Arab adalah konsonan
maka diperlukan satu simbol vokal yang dalam bahasa Arab dinamakan harakat . Penulisan
kalimat bahasa Arab dari kanan ke kiri dan dan tanpa adanya huruf kapital seperti bahasa kita
atau pada bahasa Inggris.
Dalam Bahasa Arab terdapat satu kaidah atau dalam bahasa Arab itu sendiri
dinamakan Al-Qowaid dan di dalam Al-Qowaid tersebut terdapat ilmu Nahwu dan ilmu
Sharaf di mana Al-Qowaid itu sendiri terdapat di dalam ilmu Al-lughah atau dikenal dengan
ilmu Al-Lisan. Bahwa unsur utama dari ilmu Al-Lughah adalah Al-ashwat, Al-Kalimatul
jadidah, dan yang terakhir adalah At-Tarkiyabah nahwiyah wash sharafiyah. Pada unsur yang
terakhir atau yang ke tiga inilah ilmu Al-Qowaid berada , bila pada bahasa Inggris Al-qowaid
ini disebut sebagai Grammars.


Pada ilmu Nahwu terdapat pembahasan mengenai susunan kata dan kalimat , bahwa
dalam bahasa Arab kata dibagi menjadi tiga yaitu kata tentang nama-nama atau dalam bahasa
Arab disebut sebagai Al- Ismu, kata tentang situasi kerja atau yang dalam bahasa Arab
disebut Al-Fiilu , dan yang terakhir adalah kata bantu atau dalam bahasa Arab disebut Alharfu. Pada kata kerja terdapat beberapa pembagian yang pertama yaitu kata kerja masa
lampau atau dalam bahasa Arab disebut fiil Al-Madhi, dan yang kedua yaitu kata kerja masa
sekarang atau dalam bahasa Arab disebut dengan fiil Al-Mudhari’, dan yang terakhir adalah
kata kerja perintah atau dalam bahasa Arab adalah fiil Al-Amri. Kemudian terdapat kata
untuk maskulin dan feminin serta terdapat pula kata dengan bentuk jamak dan dalam bentuk
tunggal.
Sedangkan lazim kalimat atau kalimat terinstruksi dalam bahasa Arab adalah AlMubtada wal khabar atau Al-Fail->Al-Fiil->Al-Maf’ul. Kedudukan ini dalam bahasa Arab
disebut Al-I’rab .Al-Mubtada wal khabar yaitu menerangkan dan diterangkan yang kemudian
diikuti dengan sifat , sandaran serta keterangan tempat dan waktu. Sedangkan Al-fa’il->Alfiil->Al-maf’ul yaitu sebagai subjek kerja – situasi kerja yang diperbuat oleh subjek – dan
objek, kemudian terdapat bentuk kalimat dengan satu permulaan dengan kata nama dan
permulaan dengan kata kerja . Dalam kalimat bahasa Arab setiap kata dituntut untuk
menyesuaikan dan mengalami perubahan bentuk hingga menjadi satu kalimat baru lagi dalam
Kosta kata bahasa Arab kekontemporeran kata ini disebabkan oleh adanya pengaruh tertentu
kecuali pada kata bantu tidak memiliki perubahan , dan oleh karena itulah ilmu nahwu ada .

Matrix-matrix Nahwiyah dari buku silsilah taklim mustawa 2,3 1


1 Buku sisilah taklim jamiatul Madinah mustawa 2,3,4;kerajaan Arab suadi

Mustawa Stani

Mustawa stalist

B. Metode Mengurai atau metode asal atau metode kembali dalam belajar
Bahasa Arab
Dalam mempelajari bahasa arab terdapat metode atau cara dalam memahaminya
,yaitu dengan sebuah aktivitas penguraian dari kata dan dilanjutkan ke kalimat . Dari hasil
penguraian tersebut dihasilkan suatu bentuk pilahan – pilahan yang prinsipal dan pada pokokpokoknya yang menampakkan inti dan ikhtisar dari kaidah bahasa arab . Dalam Bahasa Arab
juga terdiri atau tersusun mulai dari huruf , kata, kalimat , paragraph, artikel , dan naskah
yang tersusun dikenal sebagai sebuah piramida bahasa .
Piramida Bahasa

Huruf
kata
Kalimat
Paragraph

Artikel
Naskah

Dalam memahami bahasa arab keadaan pada asalnya adalah sebagai kunci utama
dalam mengetahui bagaimana keterjadian kata-kata dalam bahasa arab , Bahasa Arab adalah
bahasa yang effisien dalam menggunakan kata dari kata dasar dapat digunakan menjadi
beberapa kata-kata baru sebagai apa yang disebut sebagai morfologi bahasa bila dalam
bahasa arab adalah dikenal dengan nama ilmu Shorof dan kemudian menjadi suatu kosakata
yang baru lagi yang terkumpulkan dalam sebuah kamus bahasa arab atau lexicography

Bahasa Arab . Bila kita melihat kamus bahasa arab terdapat kata yang bila kita amati adalah
masih mempunyai sumber kata yang sama maka hal ini menunjukkan adanya

proses

pengolahan kata yang mengalami kalibrasi menurut ilmu nahwunya sehingga menjadi katakata yang kontemporer.

Schema penguraian kata Bahasa Arab

Kata


Penguran
gan
Tambaha
n,sisipan
akhiran,d
an
pecahan

Kata Baru
(lexicography)Trans
formation
generative
grammars

Perubahan
Kata
(Morfologi)il
mu Shorof


kalibr
asi

Kata
Dasar

Ilmu
Nahwu

Bertambah
atau
Berkurang

Harf,stuni,Stulasi,r
uba’i,khumasi,sud
asi,suba’i
Central
theme

Faktor

keovertan
bahasa arab

Dari melihat schema diatas dapat kita fahami bahwa setiap kata dalam bahasa Arab
telah mendapat suatu proses arahan (ilmu nahwu) dari kata dasarnya sehingga kata tersebut
menjadi keadaan yang kontemporer terhadap pada kalimatnya dan pada kekalibrasiannya
menjadi suatu morfologi (ilmu Shorof) . Dan juga bila kita berada pijakan kata dasar sebagai
pokok dalam berobservasi bahasa arab maka akan diperoleh suatu view atau pandangan yang

terexposisi dan merupakan keadaan yang terbuka dan dapat menjadi suatu kelangsungan
komprehensivitasan berbahasa Arab . Dan Juga dari kata dasar tersebut terjadi suatu central
theme atau kepokokan dalam berobservasi sehingga timbulah keadaan yang overt bahwa kata
dasar sebagai keadaan yang asal dari kata yang kemudian menjadi bentuk central theme atau
kepokokan adalah sebagai faktor utama dalam menampakkan bahasa arab yang overt .
Bahasa Arab adalah bahasa yang mempunyai asas dari keadaan yang mula yang
terbunyikan sesuai dengan apa yang ada pada penerjemahan dari alam pada logatnya yang
kemudian dikembangkan berdasarkan simbol bunyi dari penerjamahan alam tersebut ,tetapi
tidak terlalu berkejauhan pengujarannya dalam makna-makna yang masih berdekatan dan
mempunyai kerelevansian .
Pada mulanya belajar bahasa Arab terlihat sulit dan membutuhkan waktu yang lama

dalam pembelajaran tersebut. Akan tetapi bila kita telah mempunyai pendekatan dan
menahami prinsip-prinsipnya maka hal tersebut menjadi bukan masalah lagi kita akan mudah
dalam belajar bahasa arab dan timbul hasrat akan inisiatif untuk mengamalkannya
mengajarkannya kepada murid atau kepada orang lain. Seakan – akan kemudahan dalam
mempelajari bahasa arab tersebut setelah kita melakukan metode penguraian adalah timbul
wawasan dalam pandangan kita sesuatu hal yang gamblang, terang, dan jelas sekali
keadaanya seperti suatu objek yang memancarkan cahaya ( yang adalah central theme pokok
kata dasar tersebut ) oleh karena terexposisi, dan bila kita gambarkan dalam hal kecepatan
maka akan seperti suatu pesawat supersonik atau kereta express sinkasen atau hikari dari titik
tujuan ( kontemporery tata bahasa ) kembali ketitik mula ( kata dasar ) dan sebaliknya arah.
Dalam bahasa arab juga banyak dikenal metode-metode pembelajarannya mulai dari metode
muyasaroh, metode mandiri, serta metode umum pengajaran dikelas dimana semua metode
adalah punya kelebihan dan kekurangan masing-masing maka terserah kita untuk

menggunakan metode mana yang paling sesuai ubtuk diri kita sendiri atau untuk pengajaran
kepada murid.
C. Penyertaan pembiasaan dalam belajar bahasa Arab
Dalam berbahasa Arab dibutuhkan suatu aktivitas atau keadaan dan kondisi untuk
membiasakan berbahasa Arab , keadaan ini sangat penting yang tidak boleh kita lupakan agar
tercapai kefasihan dalam berbahasa Arab . Fasih dalam hal ini bukan berarti hanya tepat
pengujaran bunyi bahasa Arab sesuai dengan logat aslinya akan tetapi harus sesuai dengan
kaidah – kaidah yang di ada dalam tata bahasa pada bahasa Arab sehingga tercapai bahasa
arab yang fushah dalam kompetensi kita dalam berbahasa Arab. Proses pembiasaan ini
membutuhkan waktu yang lama tergantung dari kita dalam frequensi menggunakan bahasa
arab tersebut . Bila normalnya adalah kurang lebih tiga tahun maka bila dengan intensitas
pembiasaan yang tinggi maka cukup setahun sudah dapat menguasai bahasa arab dengan
baik.
Banyak dari kita dalam belajar berbahasa Arab hanya belajar mengenai teori kaidah
bahasanya saja , maka hasilnya adalah kurang memuaskan bila kita melakukan percakapan
dengan orang Arab secara langsung dan tidak sempurnalah kekompetensian kita dalam
belajar bahasa arab bila tanpa adanya pembiasan dalam berbahasa Arab tersebut. Kunci
kesuksesan dalam belajar bahasa Arab sebenarnya adalah terletak pada pembiasaannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dan pengetahuan tentang kaidah-kaidahnya adalah beberapa persen
saja.
Dari aktivitas pembiasaan tersebut maka terdapat suatu teori pembelajaran dalam
psikology belajar yaitu ”Teory Intensity” Bahwa dalam suatu proses pembelajaran
dibutuhkan suatu keadaan ketekunan dan frequensi belajar yang tinggi sehingga mampu
mencapai kriteria kompetensi yang diinginkan . Untuk itulah maka aktivitas pembiasaan ini

tidak bisa terlepaskan dalam pembelajaran bahasa Arab dan harus kita perhatikan secara
serius aktivitas ini maka insya Allah pembelajaran bahasa Arab akan mencapai keberhasilan
dan kita juga mendapat berkah dan ridho dari Allah SWT dan menjadi orang yang
mempunyai derajat yang tinggi di mata Allah SWT oleh karena mempunyai kemampuan
bahasa Arab dan mengamalkannya .

Porsi persentase dalam pembelajaran bahasa Arab
1.2
1.4

3.2

8.2

D. Maharatul dalam bahasa Arab
Dalam berbahasa Arab terdapat istilah maharatul yaitu suatu kecakapan dalam
menggunakan bahasa arab dan terdapat lima kecakapan yaitu diantaranya:
1) Maharatul Qiroah (kecakapan dalam membaca tulisan Arab )
Bahwa dalam berbahasa arab tertuntut untuk mampu membaca tulisan bahasa
arab secara baik dan benar mulai tanda baca , makhraj huruf, dan kaidahkaidah bahasa arab, serta makna dari bacaan tersebut. Bahwa kecakapan

membaca adalah mampu menyuarakan pengujaran dari simbol-simbol bahasa
tersebut atau mewujudkan dari simbol-simbol bahasa ke dalam pengujaran
bunyi.
2) Maharatul Kitabah ( kecakapan dalam menulis tulisan arab )
Bahwa dalam bahasa Arab tertuntut untuk mampu menulis tulisan bahasa Arab
secara baik dan benar sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa Arab yang
terdapat istilah Khot bahasa arab disamping menulis dengan baik dan benar
maka di tuntut untuk menulis dengan gaya sehingga tercipta keindahannya
didalam tulisan bahasa Arab.
3) Maharatul Kalam (kemampuan bebicara dengan bahasa Arab)
Bahwa dalam berbahasa Arab tertuntut untuk mampu mengucapkan didalam
pembicaraan bahasa Arab , seseorang yang belajar bahasa Arab tentunya dia
harus mampu untuk berbicara dengan bahasa Arab baik dengan fasih pada
logatnya serta tepat dalam kaidah-kaidah tata bahasanya.
4) Maharatul Istima’ (kemampuan mendengar dari bahasa arab)
Bahwa dalam berbahasa Arab tertuntut untuk mampu mendengar apa-apa
suara yang berkenaan dengan bahasa Arab secara tidak salah sedikit pun .
5) Maharatul Tarjamah (kemampuan menerjemahkan text bahasa Arab)
Bahwa dalam berbahasa Arab tertuntut untuk mampu menerjemahkan bahasa
Arab kedalam bahasa asli masing-masing secara baik dan benar meskipun
tidak secara letter lijk akan tetapi memperoleh makna yang benar sesuai apa
yang di utarakan dalam teks bahasa arab tersebut.
E. Relevansi perbandingan antara bahasa Arab dengan bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia
Bahasa Arab bila kita analogikan dengan bahasa yang ada di dunia seperti bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia mempunyai beberapa kesamaan yang mungkin akan menambah
pemehaman kita dalam mempelajari bahasa Arab . Bila kita belajar bahasa inggris maka kita
akan mengenal adanya tense (yaitu hal tentang situasi waktu dari kalimat yang tersusun)

maka dalam bahasa arab terdapat juga keadaan seperti tersebut yaitu adanya “fi’il zaman”
serta apabila pada bahasa Inggris terdapat bentuk tunggal dan jamak maka dibahasa Arab
terdapat bentuk mufrod dan bentuk jamak maka disini tampak persamaan antara keduannya .
Bila pada bahasa Indonesia terdapat kata dasar , imbuhan dan akhiran hingga sisipan
maka pada bahasa arab terdapat pula keadaan serupa sebagai suatu tanda atau alamat dari
kenahwiyahan, juga bila pada bahasa Indonesia terdapat bahasa baku dan tidak baku maka
pada bahasa Arab terdapat bahasa fushah sebagai bahasa baku dan bahasa ‘amiyah sebagai
bahasa yang tidak baku.
Bila kita melihat beberapa keadaan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa adanya
kesamaan dari paradigma masing-masing bahasa tersebut menunjukkan adanya sebuah
keuniversalan grammar . Keuniversalan grammars tersebut kita manfaatkan untuk cepat
mempelajari bahasa – bahasa tersebut sehingga dalam mempelajari bahasa akan lebih ringkas
dan tidak bertele-tele sekali belajar bahasa dua atau tiga bahasa terpelajari seperti kata
pepatah Indonesia (sekali dayung dua tiga pulau terlampaui ).
III.

Penutup
Setelah kita membahas panjang lebar mengenai bahasa Arab maka dapat kita ambil

suatu kesimpulan padanya, diantaranya adalah:
1. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa semit yang masih ada didunia
2. Bahasa Arab merupakan bahasa untuk pribumi di negara Arab yang dipakai
juga dinegara-negara disekitarnya
3. Bahasa Arab mempunyai orthography yang khas ( tidak mengenal huruf vokal
dan hanya terdapat huruf konsonan saja ) dan huruf abjadnya dinamakan huruf
hijaiyah
4. Bahasa Arab memiliki tata bahasa yang dinamakan Qowaid dan di dalam
Qowaid tersebut terdapat ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof

5. Bahasa Arab mempunyai keuniversalan grammars terhadap bahasa yang ada
didunia
6. Bahasa Arab terdapat sebagai bahasa fushah atau bahasa baku dan terdapat
bahasa amiyah atau bahasa yang tidak baku
7. Terdapat metode-metode pembelajaran bahasa arab selain pembelajaran umum
dikelas yaitu metode muyasaroh, metode mandiri, dan metode mengurai
8. Bahasa Arab dipelajari dengan porsi masing-masing pada bagiannya yaitu :
pembelajaran kaidah, pembiasaan bahasa Arab ,pembelajaran sejarah bahasa
Arab, dan penelitian bahasa Arab. Dimana porsi yang terbanyak adalah
pembiasaan bahasa Arab
9. Bahasa Arab mempunyai kalimat yang terintruksi untuk menjadi suatu kalimat
yang baku
10. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa religius yaitu bahasa dari umat islam
yang ada di dunia dimana kitab Alquran menggunakan bahasa Arab
disalamnya

Referensi atau Daftar Pustaka
Buku silsilah taklim bahasa Arab Universitas Madinah Mustawa stani wa stalist