BAHASA INDONESIA dan IDENTITAS NASIONAL

BAHASA INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
Kelompok 8
Wening Aulia Zulkarnain

2315100110

Nicolas Adventus

2315100146

Kannida Puspa Shubhi

2515100024

Arindra Mutiara Rulianti

2515100060

Iskandar Agung

3115100035


Frelya Eka Anjelita

3115100062

Ernest Moritz Arndt mengatakan: "Tak ada elemen terluhur

yang dimiliki suatu bangsa selain bahasa." Bahasa merupakan identitas sebuah bangsa. Kata
'identitas' berasal dari bahasa Latin 'idem' artinya 'yang sama'. Identitas tak lain dari ungkapan
kesamaan yang menyatakan dan menentukan hidup seseorang di suatu kelompok tertentu
yang bersifat sebagai “pembeda antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya,
pembeda antar bangsa dan suku”. Unsur-unsur identitas nasional antara lain pola perilaku,
simbol simbol, alat-alat perlengkapan, dan tujuan yang akan dicapai secara nasional,
sedangkan unsur pembentuk identitas nasional meliputi sejarah, kebudayaan, suku bangsa,
agama, dan bahasa (Ubaedillah dan Rozak, 2008: 19-21). Tak hanya itu, bahasa juga
berfungsi untuk menguak perbedaan tataran pemahaman identitas.
Sumpah Pemuda hasil oleh Kongres Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928
merupakan kristalisasi dari nasionalisme Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai salah satu isi
sumpah pemuda memegang peranan penting bagi nasionalisme Indonesia. Bahasa Indonesia
merupakan darah yang menjalin dan menumbuhsuburkan nasionalisme dalam masyarakat kita

yang mendiami beribu-ribu pulau di nusantara ini dengan berbagai suku bangsa dan bahasa
daerah. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa daerah
yang ada di nusantara ini kemudian berkembang menjadi bahasa perantara (lingua franca),
lalu menjadi bahasa nasional, dan bahasa resmi Negara. Dalam kedudukan sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang
identitas nasional, (3) sebagai bahasa persatuan nasional dari berbagai masyarakat yang

berbeda-beda bahasa dan budaya, serta (4) sebagai bahasa perhubungan antardaerah dan
antarbudaya. Dalam kedudukan sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di lembaga pendidikan, (3) bahasa
perhubungan dalam pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan tingkat nasional, dan (4)
bahasa pengantar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Sebagai
bahasa nasional dan bahasa resmi negara, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang baku,
terbuka, dinamis seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat sebagai dampak
pembangunan nasional. Untuk itu, kita sebagai penutur bahasa Indonesia dituntut selalu
terbuka dan dinamis mengikuti perkembangan bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia yang
digunakan selalu baik dan benar. Di samping itu, masyarakat agar selalu bersikap positif
terhadap bahasa Indonesia dan dalam berbahasa Indonesia sebagai upaya membina bahasa
Indonesia. Membina bahasa Indonesia berarti juga membina nasionalisme bangsa karena
bahasa Indonesia merupakan identitas nasional bangsa Indonesia (Akhmad Yazidi, 2012).

Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana dalam kegiatan setiap masyarakat
Indonesia,seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Seni, budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman.
Perkembangan itu juga berdampak pada perkembangan bahasa. Perkembangan seni, budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari kemajuan tehnologi yang semakin
memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
Selama ini cukup getol digunjingkan bahaya invasi bahasa Inggris sebagai pisau
pergaulan internasional yang tak terelakkan. Tak hanya itu, sebagai contoh, masyarakat yang
menetap di pelosok negeri, seperti di pedalaman Papua, kita sadar bahwa mereka belum
tersentuh akan perkembangan informasi yang semakin pesat lewat bahasa. Bagaimana mereka
akan berkembang jika mereka pun tidak tahu bagaimana menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Mereka hanya dapat menggunakansatu-satunya alat komunikasi yaitu
bahasa daerah yang telah turun-temurun diajarkan dan digunakan dari nenek moyang mereka.
Lewat hal ini, dibutuhkan pergerakan oleh generasi-generasi penerus bangsa untuk
menyelamatkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia. Seperti
misalnya yang sedang tren saat ini di kalangan masyarakat adalah “Gerakan Indonesia
Mengajar”.
Kesadaran mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia merupakan bagian esensial
dari identitas dan integritas nasional. Kita wajib merawat dan menyiangi taman bahasa
nasional. Jika bahasa nasional perlahan-lahan digeser, maka kita berada di jalur penyangkalan

jati diri dan keutuhan sebagai bangsa Indonesia. Kita ditagih untuk mengadakan tekad, kiat

politik dan afirmasi kolektif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional; semacam
'sumpah pemuda baru'. Inilah jawaban yang tepat atas warisan luhur generasi 1928.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga bahasa Indonesia sebagai identitas
nasional. Pertama, menjaga identitas bahasa melalui media massa. Negara Indonesia yang
wilayahnya sangat luas membutuhkan alat komunikasi yang mampu menjangkau semua pulau
yang ada di dalamnya. Alat yang dirasa paling tepat untuk menyalurkan informasi tersebut
adalah media massa, baik itu media massa cetak maupun elektronik, seperti koran dan
majalah. Setiap hari, setiap waktu dilihat, didengar dan dibaca oleh masyarakat Indonesia.
Umumnya setiap media massa mengunakan sarana bahasa Indonesia. Oleh karena itu, media
massa memiliki fungsi strategis dalam upaya pembinaan bahasa Indonesia. Media massa
selama ini dijadikan konsumsi sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk
menempatkan media massa sebagai alat untuk membina dan menjaga bahasa Indonesia adalah
suatu hal yang tepat. Jika bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang
benar, ini berarti secara tidak langsung masyarakat telah diarahkan untuk menggunakan
bahasa yang benar pula. Bahasa yang digunakan dalam media massa sangat mempengaruhi
kebiasaan berbahasa para pembaca media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang
digunakan dalam media massa itu tidak sesuai dengan kaidah bahasa, maka hal ini akan
merusak penggunaan bahasa Indonesia.

Kedua, menjaga identitas bahasa melalui pendidikan dan kegiatan kenegaraan.
Sebagian masyarakat menuntut pengutamaan penggunaan bahasa daerah untuk menjaga
eksistensi bahasa daerah masing-masing. Walaupun begitu tuntutan agar bahasa daerah
digunakan untuk komunikasi baik dalam situasi formal dan nonformal mengalami banyak
kendala. Kendala tersebut bisa kita jumpai seperti ketika kita bergabung atau berkumpul
dengan orang-orang yang bukan satu daerah dengan kita. Sangat sulit jika kita tidak
menggunakan bahasa yang sama-sama dimengerti, bahasa yang mampu mempersatukan kita
dalam lingkup nasional, yaitu bahasa Indonesia.
Saat ini di lingkungan sekolah juga sedang gencar-gencarnya menggunakan bahasa
asing terutama bahasa inggris. Bahasa inggris mulai marak digunakan di sekolah-sekolah
berstandar internasional sebagai bahasa pengantar pendidikan. Hal itu menyebabkan siswasiswa harus menguasai bahasa inggris dengan baik. Yang disayangkan adalah kemampuan
mereka berbicara dengan bahasa inggris tidak diimbangi dengan penggunaan bahasa
Indonesia. Sehingga, mereka terkadang mengabaikan dan menganggap remeh pelajaran
bahasa Indonesia di sekolah. Dewasa ini, kita sudah sering melihat bagaimana nilai bahasa
inggris para siswa jauh lebih baik daripada bahasa Indonesia. Jika terus dibiarkan seperti ini,

bahasa Indonesia akan punah, generasi penerus tidak akan pernah tahu bagaimana bahasa
nasional mereka semenjak sumpah pemuda tahun 1928.
Usaha pembinaan melalui pengajaran bahasa Indonesia melalui sistem persekolahan
dilakukan dengan mempertimbangkan bahasa sebagai satu keseluruhan berdasarkan konteks

pemakaian yang ditujukan untuk peningkatan mutu penguasaan dan pemakaian bahasa yang
baik dengan tidak mengabaikan adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang hidup dalam
masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan bahasa dapat dilakukan dengan melalui kegiatan
sebagai berikut: 1) pengembangan kurikulum bahasa Indonesia, 2) pengembangan bahan ajar
yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan metodologi pengajaran bahasa, 3)
pengembangan tenaga kependidikan kebahasaan yang professional dan 4) pengembangan
sarana pendidikan bahasa yang memedahi, terutama sarana uji kemahiran bahasa.
Usaha pembinaan dapat pula dilakukan melalui pemasyarakatan bahasa Indonesia .
pemasyarakatan bahasa Indonesia ini dimaksudkan untuk meningkatkan sikap positif
masyarakat

terhadap

bahasa

Indonesia

dan

meningkatkan


mutu

penggunaanya.

Pemasyarakatan bahasa Indonesia ini juga harus menjangkau kelompok yang belum bisa
berbahasa Indonesia agar berperan aktif dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa
secara berkesinambungan.
Referensi
Yazidi, Akhmad. 2012. Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia.
http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3D67943%26val%3D4806
Arifin, zaenal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Yulianto, Joko, 2012. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Bangsa Indonesia, diunggah pada
tanggal 08 Januari 2012 http://pascaunesa2011.blogspot.co.id/2012/01/bahasaindonesia-sebagai-identitas.html