TUGAS KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL DAN INDONESIA

TUGAS KEWARGANEGARAAN
IDENTITAS NASIONAL

Disusun Oleh :

ZAHRA QADRMARVIANTI

6825153874

LISTA DWI PERMATA S

6825154102

RIZKI PUTRI FARADHILA

6825154108

NADYA KARINA ANDINI

6825153838


FEBRIZQIO MUHAMMAD D

6825153802

RAMADHONI MELSANDI

6825154147

KONSENTRASI KEPELATIHAN KECABANGAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
berhasil menyelesaikan makalah ini, dengan maksud untuk membantu dalam
mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Penulis juga
berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Jakata, Mei 2017

Penulis

Daftar isi
Kata pengantar ................................................................................................
Daftar isi ..........................................................................................................
Bab I pendahuluan .......................................................................................
1.1. Latar belakang .........................................................................................
1.2. Rumusan masalah ...................................................................................
1.3. Tujuan …………......................................................................................
1.4. Batasan Masalah .....................................................................................

Bab II Pembahasan
2.1. Pengertian Identitas Nasional .................................................................
2.2. Hakekat Bangsa .....................................................................................

2.3. Sifat Dan Hakekat Negara …………………………………………………...
2.4. Bangsa Dan Negara Indonesia ………………………………………………

Bab III Penutup
3.1 Kesimpuan ..............................................................................................
3.2. Saran .........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa yang lain. Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka
setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan
di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan
jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu
bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang
mempunyai

persamaan

nasib

dalam

proses

sejarahnya,

sehingga

mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan
hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
kesatuan nasional.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema
dengan tujuan dapat membantu mengatasi masalah tentang identitas

nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan masalah
a) Apa pengertian identitas nasional?
b) Apa pengertian hakekat bangsa?
c) Apa pengertian sifat dan hakekat Negara?
d) Apa pengertian bangsa dan Negara?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional
b. Mengetahui pengertian hakekat bangsa
c. Mengetahui pengertian sifat dan hakekat Negara
d. Mengetahui pengertian bangsa dan Negara

1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah hanya membahas tentang
a. Pengertian identitas nasional
b. Pengertian hakekat bangsa
c. Pengertian sifat dan hakekat Negara
d. Pengertian bangsa dan Negara


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi
Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan
sejarah, sistim hukum / perundang undangan, hak dan kewajiban serta
pembagian kerja berdasarkan profesi.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana
bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian
“identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional
suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali

muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika
terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan
interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan,
tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut
dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau
istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas
dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah
laku individu. Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat
serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut
berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah

tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan
manusia lain.

2.2 Hakekat Bangsa
Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan,
nasionalisme atau paham kebangsaan, semua istilah tersebut dalam kajian
sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit dirumuskan,
sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun sering
tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah

bangsa, dalam bahasa Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional,
nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim
dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk
mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan
tetap aktual hingga saat ini.
Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie” dan
“nation”, artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang
memiliki unsur sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bahasa ;
2. Satu kesatuan daerah ;
3. Satu kesatuan ekonomi ;
4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi ;
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Istilah natie (nation) mulai populer sekitar tahun 1835 dan sering
diperdebatkan, dipertanyakan apakah yang dimaksud dengan bangsa?, salah
satu teori tentang bangsa sebagai berikut :
Teori Ernest Renan
Pembahasan mengenai pengertian bangsa dikemukakan pertama kali
oleh Ernest Renan tanggal 11 Maret 1882, yang dimaksud dengan bangsa
adalah jiwa, suatu asas kerohanian yang timbul dari : (1). Kemuliaan


bersama di waktu lampau, yang merupakan aspek historis. (2). Keinginan
untuk hidup bersama (le desir de vivre ensemble) diwaktu sekarang yang
merupakan

aspek

solidaritas,

dalam

bentuk

dan

besarnya

tetap

mempergunakan warisan masa lampau, baik untuk kini dan yang akan

datang.

Lebih lanjut Ernest Renan mengatakan bahwa hal penting merupakan
syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit, yaitu suatu hal yang
memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang, yang mengandung
hasrat

untuk

mau

hidup

bersama

dengan

kesediaan

memberikan


pengorbanan - pengorbanan. Bila warga bangsa bersedia memberikan
pengorbanan bagi eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut tetap
bersatu dalam kelangsungan hidupnya (Rustam E. Tamburaka, 1999 : 82).
Titik pangkal dari teori Ernest Renan adalah pada kesadaran moral
(conscience morale), teori ini dapat digolongkan pada Teori Kehendak.
2.3 Sifat dan Hakekat Negara
Sifat Negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki
agar dapat menjadikannya suatu Negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut
umumnya mengikat bagi setiap warga negaranya dan menjadi suatu identitas
bagi Negara tersebut. Sifat suatu Negara terkadang tidaklah sama dengan
Negara lainnya, ini tergantung pada landasan ideologi Negara masingmasing. Namun ada juga beberapa sifat Negara yang bersifat umum dan
dimiliki oleh semua Negara, yaitu:

a. Sifat memaksa
Negara merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap
warga negaranya, hal ini bersifat mutlak dan memaksa.
b. Sifat monopoli
Negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi landasan
untuk menguasai sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam
wilayah Negara tersebut.

c. Sifat mencakup semua
Kekuasaan Negara merupakan kekuasaan yang mengikat bagi
seluruh warga negaranya. Tidak ada satu orang pun yang menjadi
pengecualian di hadapan suatu Negara. Tidak hanya mengikat suatu
golongan atau suatu adat budaya saja, tetapi mengikat secara keseluruhan
masyarakat yang termasuk kedalam warga negaranya.
d. Sifat menentukan
Negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk
menjaga stabilitas Negara itu. Sifat menentukan juga membuat Negara dapat
menentukan secara unilateral dan dapat pula menuntut bahwa semua orang
yang ada di dalam wilayah suatu Negara (kecuali orang asing) menjadi
anggota politik Negara. Ada pula sifat-sifat yang hanya dimiliki suatu Negara
berdasarkan pada landasan ideologi Negara tersebut, misalnya Negara
Indonesia memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan pancasila, yakni:
1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sebab dan akibat
merupakan suatu nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan adalah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat manusia.
3. Persatuan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah dan
keadaan negara Indonesia sehingga terwujud satu kesatuan.
4. Kerakyatan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat rakyat
5. Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat adil
Pengertian sifat-sifat meliputi empat hal yaitu:
1. Sifat lahir, yaitu sejumlah pengaruh yang datang dari luar dan sesuai
dengan pandangan hidup bangsa - bangsa Indonesia.
2. sifat batin atau sifat bawaan Negara Indonesia antara lain berupa unsur unsur Negara, yang diantaranya:
• Kekuasaan Negara
• Pendukung kekuasaan Negara

• Rakyat
• Wilayah
• Adat istiadat
• Agama.
3. Sifat yang berupa bentuk wujud dan susunan kenegaraan Indonesia, yaitu
bentuk Negara Indonesia, kesatuan organisasi Negara dan sistem
kedaulatan rakyat.
4. Sifat yang berupa potensi, yaitu kekuatan dan daya dari Negara
Indonesia, antara lain:


Kekuasaan Negara yang berupa kedaulatan rakyat.



Kekuasaan tugas dan tujuan Negara untuk memelihara keselamatan,
keamanan dan perdamaian.



Kekuasaan

Negara

untuk

membangun,

memelihara

serta

mengembangkan kesejahteraan dan kebahagiaan.


Kekuasaan Negara untuk menyusun dan mengadakan peraturan
perundang-undangan dan menjalankan pengadilan.



Kekuasaan Negara untuk menjalankan pemerintahan.
Hakikat Negara merupakan salah satu dari bentuk perwujudan dari

sifat-sifat Negara yang telah dijelaskan di atas. Ada beberapa teori tentang
hakekat Negara, diantaranya:
a. Teori Sosiologis
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,
kebutuhan antar individu tersebut membentuk suatu masyarakat. Di dalam
ruang lingkup masyarakat terdapat banyak kepentingan individu yang saling
berkaitan satu sama lain dan tidak jarang pula saling bertentangan.
Maka manusia harus dapat beradaptasi dengan baik untuk menyesuaikan
kepentingan -kepentingannya agar dapat hidup dengan rukun.
b. Teori Yuridis
1. Patriarchaal
Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat satu orang
yang bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai kepala keluarga.

2. Patriamonial
Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah kekuasaannya, dan
setiap orang yang berada di wilayah tersebut haru tunduk terhadap raja
tersebut.
3. Pejanjian
Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakatnya untuk melindungi
hak-hak masyarakat itu, dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka
masyarakat dapat meminta pertanggung jawaban raja.

2.4 Bangsa dan Negara Indonesia
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli
filsafat negara merumuskan pengertian Negara secara beragam, Aristoteles
merumuskan Negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya negara polis,
yang pada saat itu masih dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang
kecil. Negara disebut sebagai Negara hukum, yang didalamnya terdapat
sejumlah warga Negara yang ikut dalam permusyawarahan. Oleh karena itu
menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya
Negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya.
Bangsa pada hakeketnya adalah sekelompok besar manusia yang
mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama
serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.
KARAKTERISTIK INDENTITAS NASIONAL
a. Unsur identitas
PANCASILA DENGAN ROHNYA BHINNEKA TUNGGAL IKA
Nilai-Nilai Yang Hidup Dalam Berbagai Masyarakat.
Menyangkut Sopan Santun, Tata pergaulan Termasuk Bidang Agama Serta
Moral Adat Istiadat Budaya
b. Pelaksanaan unsur identitas nasional
Menjelang tahun 1997 indonesia terjadi krisis nilai, moral disusul krisis

ekonomi dan politik sehingga indonesia kehilangan orientasi nilai. Dari sini
timbul suatu pergerakan semacam social terorisme. Lalu 1998 puncak krisis
sehingga timbul penjarahan massal.
Hakikat identitas nasional indonesia adalah pancasila yg
diaktualisasikan dalam berbagai kehidupan dan berbangsa.
Aktualisasi ini untuk menegakkan pancasila dan UUD 45 sebagaimana
dirumuskan dalam pembukaan UUD 45 terutama alinea ke 4.

PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
1.Tantangan globalisasi
Bersifat centrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal
Eksternal: Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neolibralisme
dan kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi
internasional : WTO APEC. AFTA dan bentuk kesepakatan yang lain yang
berhubungan dengan perekonomian, sosial dan politik yg dapat menindas
masyarakat lemah baik dari segi ekonomi, sosial, politik.
Internal : Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra
struktur mental yang kondusif. Sehingga masing - masing menterjemahkan
dan mengaplikasikan demokrasi sesuai dengan kepentingan.
ERNEST RENAN dalam bukunya qu’est ceqy’une nation menyatakan bahwa
hakikat nasionalisme itu le desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup
bersama) bertumpu pada kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual
‘une ame,un prinsipe spirituel’ yang berakar pada kepahlawanan masa lalu
yang tumbuh karena ada kesamaan penderitaan dan kemuliaan dimasa lalu.
2. Revitalisasi pancasila sebagai pemberdayaan identitas nasional.
Upaya pemberdayaan identitas nasional indonesia melalui revitalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pembukaan UUD 45 sebagai
staatfondamentalnorm , di eksplorasikan pada dimensi :
Realitas :Nilai – nilai diaplikasikan secara konkrit dalam kehidupan secara
objektif yang bersifat :
Sein im sollen dan sollen im sein

Idealitas : Secara prospektif mempertahankan dan mengembangkan
identitas nasional melalui berbagai pergerakan baik dari kalangan akademik,
masyarakat ataupun pemerintahan.
Fleksibelitasnya : Pancasila untuk memenuhi kebutuhan jaman terus
dikembangkan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika secara
berkesinambungan pembinaan moral terutama penegakan hukum secara
kondisif dan suprematif. Kegiatan formulasi hukum harus dilandasi dengan
moral sehingga ada hubungan antara moral – hukum dan sebaliknya .
Hukum berlandaskan moral akan berlaku secara tepat dan efektif.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah
dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan
sejarah sistem hukum / perundang – undangan, hak dan kewajiban serta
pembagian kerja berdasarkan profesi masing – masing.
Hakekat Bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai
persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan watak yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta
mendiami suatu wilayah sebagai suatu “kesatuan nasional”.
Hakekat Negara adalah merupakan suatu wilayah dimana terdapat
sekelompok manusia melakukan kegiatan pemerintahan.
Bangsa dan Negara Indonesia adalah sekelompok manusia yang
mempunyai persamaan nasib sejarah dan melakukan tugas pemerintahan
dalam suatu wilayah “Indonesia”

3.2 Saran

Kita tahu bahwa identitas nasional atau jati diri nasional itu adalah jati
diri yang dimiliki warga negara dan suku bangsa dari suatu negara. Identitas
nasional atau jati diri nasional itu ada dalam interaksi, maka dapatlah kita
katakan bahwa jati diri itu diperlukan dalam interaksi. Karena didalam setiap
interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan
posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan - peranannya sesuai
dengan corak interaksi yang berlangsung. Maka dalam berinteraksi orang
berpedoman pada kebudayaannya. Jika kebudayaan kita katakan bagian dari
identitas nasional, maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi
manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa
mengambil manfaat tentang pentingnya identitas nasional bagi bangsa dan
negara Indonesia dan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan
Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi pertama
chaplien77.blospot.com/2008/07/pengertian dan hakikat-bangsa.html
www.geocities.com/apii-berlin/aktual/identitas_0600.html