serius yang telah dilaporkan ke Pusat MESO Nasional yaitu cefadroxil, ceftriaxon, triheksifenidil, metronidazol, dan deksametason.
h. evaluasi penggunaan obat EPO
Evaluasi penggunaan obat sudah dilakukan yaitu evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien paska bedah. Penelitian yang dilakukan bersifat retrospektif.
Dari hasil penelitian dapat dilihat antibiotik masih banyak diberikan pada pasien paska operasi walaupun tidak terlihat adanya tanda infeksi. Hal ini disebabkan
kondisi ruangan operasi yang belum steril.
i. dispensing sediaan khusus
Dispensing sediaan khusus yang sudah dilakukan oleh pokja farmasi klinik adalah penanganan sediaan sitotoksik. Adapun penanganan sediaan sitotoksik pada
bulan Oktober 2011 berjumlah 181 orang yang terdiri dari pasien askes dan jamkesmas, dengan obat kemoterapi yang direkonstitusi 362 kali. Penyediaan
nutrisi parenteral belum dilakukan karena kurang memadainya sarana dan prasarana serta tenaga ahli di rumah sakit.
j. pemantauan kadar obat dalam darah PKOD
Pemantauan kadar obat dalam darah PKOD telah dilaksanakan oleh pokja farmasi klinik, namun belum dilaksanakan secara kontinu karena harga reagen
yang digunakan untuk menentukan kadar obat dalam darah sangat mahal dengan expired reagen yang singkat. Selain itu, obat-obat yang perlu dipantau kadarnya
dalam darah seperti obat nefrotoksik hanya sedikit yang digunakan di rumah sakit.
4.2.4 Apotek
Universitas Sumatera Utara
RSUP H. Adam Malik memiliki dua apotek sebagai pembantu instalasi farmasi untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien melalui
kegiatan pelayanan resep. i.
apotek rawat jalan Apotek I melayani pasien askes rawat jalan, pasien umum rawat jalan dan pasien hemodialisa.
ii. apotek rumah sakit yang buka 24 jam Apotik II melayani pasien Jamkesmas
rawat jalan, pasien ASKES rawat inap dan Jamkesmas rawat inap pukul 20.00 hingga 08.00 WIB, pasien umum rawat jalan dan rawat inap, dan pasien
kerjasama dari perusahaan BUMN, BUMD, swasta. Loket penyerahan resep dan penyerahan obat kepada pasien yang tidak
dikonseling pada apotek II memiliki tempat yang berbeda, sehingga dapat menghindari kesalahan dalam penyerahan obat.
Menurut Kepmenkes No. 1027MenkesSKIX2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, syarat ruangan apotek harus memiliki ruang
tunggu yang nyaman, memiliki tempat untuk men-display informasi bagi pasien termasuk penempatan brosurmateri informasi, ruangan tertutup untuk pelayanan
kefarmasian dengan baik namun tidak melakukan konseling dimana di apotek I tidak memiliki ruang konseling
Apotek II yang melayani pasien selama 24 jam baik itu pasien rawat jalan jamkesmas, umum, askes dan rawat inap telah melaksanakan konseling bagi pasien
dan melaksanakan pelayanan informasi obat.
4.2.5 Depo Farmasi
Depo farmasi rindu A melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap
terpadu A dengan beragam penyakit seperti A
1
penyakit dalam wanita, AIDS, dan
Universitas Sumatera Utara
psikiatri, A
2
penyakit dalam pria, A
3
paru, A
4
bedah syaraf, neurologi, stroke corner, A
5
Depo farmasi rindu B melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap
terpadu B1 kiri: Obgyn, Kewanitaan, B1 kanan: Anak dan Peritologi, B2 kiri: Bedah Digesti, Urologi, Onkologi, Plastik, B2 kanan: Instalasi Kardiovaskuler, B3
kiri: Ortopedi, Askes untuk semua bedah, B3 kanan: VIP B. Depo farmasi rindu B melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing. Sistem distribusi obat
yang tepat adalah dengan menggunakan sistem unit dose dispensing yaitu pemberian obat oleh petugas depo perwaktu penggunaan obat, sehingga
penggunaan obat oleh pasien lebih terpantau dan terjadwal. gigi mulut, THT, mata, dan ruang kemoterapi untuk pasien kemoterapi,
serta VIP yang melayani semua pola penyakit. Depo farmasi rindu A telah melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi dan
oral. Pengendalian obat-obat mahal dilakukan dengan cara pengecekan dari status pasien, pencatatan tersendiri keluarnya obat serta pengembalian wadah bekas.
Depo CMU lantai III melayani pendistribusian perbekalan kesehatan untuk pasien jamkesmas dan askes dan kebutuhan pada instalasi bedah pusat IBP dan
instalasi perawatan intensif IPI. CMU lantai III melayani kamar operasi, recovery room, pasca bedah, ICU anak, dewasa dan ICU jantung. Pelayanan untuk pasien
operasi dari instalasi bedah pusat dilakukan dengan sistem paket sehingga pendistribusian menjadi lebih mudah, sedangkan pelayanan untuk pasien di
runagan ICU dilakukan dengan one day dose dispensing. Depo farmasi IGD melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien yang
ada di IGD. Pasien emergensi yang tidak membawa jaminan tetap dilayani, dengan catatan tidak lebih dari 2x24 jam, jika lebih maka status pasien menjadi pasien
Universitas Sumatera Utara
umum. Depo IGD melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD yaitu pasien askes, pasien jamkesmas, pasien medan sehat, pasien jaminan
kesehatan aceh, dan pasien yang tidak diketahui identitasnya mr.x. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang di operasi elektif yang sudah terjadwal
selain bedah syaraf dan jantung. Melayani pasien rawat inap di IGD yang baru melakukan operasi dengan sistem one day dose dispensing.
Denah ruangan masing-masing depo harus diperhatikan karena jumlah ruangan yang terbatas berakibat pada bercampurnya urusan administrasi, lalu
lalang orang, barang dan ruang untuk pegawai dikhawatirkan dapat mengkontaminasi perbekalan farmasi, kehilangan barang dapat terjadi karena
kontrol terhadap obat kurang, sehingga penataan ruangan yang lebih baik sangat diperlukan untuk menjamin kualitas dari perbekalan yang didistribusikan dan
menjaga kehilangan barang.
4.3 Instalasi Gas Medis
Pengelolaan gas medis sudah ditangani oleh suatu instalasi khusus yaitu instalasi gas medis sejak Februari 2005. Ini dilakukan untuk pengembangan
pelayanan, mengingat gas medis merupakan perbekalan farmasi yang termasuk life saving yang sangat penting, dimana bila terjadi keterlambatan beberapa menit saja
dapat menyebabkan kejadian yang cukup fatal, bahkan kematian. Instalasi gas medis telah mendistribusikan gas medis untuk melayani kebutuhan user-user yaitu
semua pasien yang membutuhkan gas medis di rumah sakit. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh informasi bahwa sejak adanya
penanganan khusus untuk gas medis yaitu dengan berdirinya instalasi gas medis
Universitas Sumatera Utara
maka pendistribusian gas medis ke unit-unit yang membutuhkan telah terlaksana dengan baik.
Kurangnya kontrol penggunaan gas pasien menjadi suatu masalah tersendiri, karena banyak pasien yang melepas selang gas tetapi alat tidak dimatikan, sehingga
gas terbuang percuma. Kontrol penggunaan gas sangat perlu dilakukan, termasuk memberikan pengertian edukatif terhadap pasien maupun tenaga medis di
lapangan. Penutup outlate banyak yang sudah lepas sebaiknya diganti untuk mencegah terjadinya kebocoran gas O
2
4.4. Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD