Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respon Serta Format Penyelidikan Epidemologi

614.4
Ind

a

ALGORITMA
DIAGNOSIS·, ·PENYAKIT DAN R,ESPO.N
.
SERTA FORMAT PENYELIDlKAN EPIDEMIOLOGI

L セ

__セLN@

N@

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2014

ALGORITMA
DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON

SERTA FORMAT PENYELIDlKAN EPIDEMIOLOGI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2014

BUKU AlGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON
SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOlOGI
CETAKAN KE IIITAHUN 2014

Katalog Terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012
ISBN No. 978-602-235-162-7

Pembina
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal PP dan PL
Pengarah
Dr. Desak Made Wismarini, MKM ; Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra
Penulis

Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM ; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

Rosliany, SKM, M.Sc.PH; Subdirektorat Surveilan s dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Edy Purwanto, SKM, M .Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Indra Jaya, SKM, M .Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Abdurrahman, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Kontributor
WHO Representative for Indonesia
CDC - Atlanta Representative for Indonesia
Dr. H. Andi Muhadir, MPH: Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid : Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
Dr. Juzi Delianna, M .Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosmaniar, S.Kep, M .Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Soitawati, M .Epid ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Eka Muhiriyah, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Mieke Vennyta ; Subdirektorat Surveilan s dan Respon KLB
Viviyanti Sidi, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Lia Septiana, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Fajrianto, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Subdirektorat Pengendalian Zoonosis

Subdirektorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan
Subdirektorat Pengendalian Malaria
Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis
Subdirektorat Infeksi Saluran Pernafasan
Editor

Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM ; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Edy Purwanto, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

a lgoritma d i agnosi s penyak i t da n respon

a l g o r it ma diagnosis peny a kit da n respon

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-I\lya sehingga buku "ALGORITMA DIAGNOSIS PEI\lYAKIT DAN
RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI" ini dapat diterbitkan
kembali setelah dilakukan beberapa revisi mengikuti perkembangan penyakit
menular di Indonesia.

Buku ini merupakan salah satu dari Trilogi tentang EWARS (Early Warning Alert
and Respon System) yang terdiri dari tiga seri buku yaitu:
1. Buku IIPedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon"
2. Buku IIAlgoritma Diagnosis Penyakit dan Respon serta Format Penyelidikan Epidemiologill
ll
3. Buku IIPanduan Pengguna Piranti Lunak (Software) Peringatan Dini Penyakit Menular
Buku kedua ini ditujukan bagi petugas surveilans di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas
sebagai pedoman dalam melakukan deteksi dini beberapa penyakit menular dengan cara
mengenali gejala dan sindrom penyakit tersebut serta teta p melakukan konfirmasi penegakan
diagnosis melalui dokter dan hasil laboratorium sederhana, dilanjutkan dengan melakuka n respon
cepat meliputi respon tata laksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan format acuan dalam melakukan penyelidikan
epidemiologi dan pembuatan laporan lengkap, sehingga dih arapkan hasil deteksi dini dan respon
cepat yang dilakukan dapat segera didiseminasikan kepada pihak yang berkepentingan.
Satu hal yang perlu disampaikan adalah bahwa tindakan respon KLB (terutama respon kesehatan
masyarakat) yang tertuang di dalam buku ini bersifat fleksibel, tidak kaku, dan sangat adaptif
bergantung kepada penyelidikan epidemiologi di lapangan yang akan menghasilkan sejumlah
rekomendasi dan kebijakan penanggulangan KLB yang aku rat dan spesifik. Sehingga kegiatan
penyelidikan epidemiologi adalah sangat penting dan harus dilakukan dalam seluruh rangkaian
algoritma respon KLB setiap penyakit.

Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat digunakan oleh seluruh propinsi dan
kabupaten hingga puskesmas di Indonesia sehingga Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dapat
berjalan lebih optimal.

Jakarta, Februari 2014
Direktur SIMKAR-KESMA

dr. Desak Made Wismarini, MKM

algoritma diagnosis penyakit dan respon

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENrtEHATAN LINGKUNGAN
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga buku "ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI " ini dapat terwujud.
Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu anggota dari
organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan
dari organisasi tersebut apabila tidak bertentangan dengan kebijakan nasional

maupun internasionalnya. Indonesia yang telah meratifikaskasi IHR
(International Health Regulation) tahun 2005 mau tidak mau harus mengikuti
dan menjalankan aturan tersebut. WHO telah menyatakan bahwa IHR 2005 mulai
diimplementasikan pada 15 Juni 2007 tetapi kepada seluruh negara masih diberikan waktu selama
5 tahun hal ini sesuai dengan IHR, Bab II, Pasal 5, ayat 1 dinyatakan bahwa Suatu Negara harus
mengembangkan, memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai, dan
melaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 IHR (Kapasitas Inti Bidang
Surveilans Dan Respon Yang Harus Dipenuhi), sedini mungkin dan paling lambat lima tahun sejak
diberlakukannya IHR .
Disamping itu Indonesia juga merupakan negara yang selalu komit terhadap komitmen global
seperti eradikasi polio, eliminasi Tetanus Neonatorum (TN), reduksi maupun eliminasi campak,
eliminasi malaria, pengendalian HIVjAIDS maupun Tuberkulosis (TB) Paru . Untuk eradikasi polio,
Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dengan jumlah sebanyak 349
kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani dengan baik untuk memutus mata
rantai penularan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sehingga sampai saat ini tidak ditemukan
kembali virus polio. Untuk menjaring kasus polio maka surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)
yang optimal juga sangat berperan penting.
Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat tinggi dan sangat cepat .
Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah ancaman misalnya transmisi penyakit menular
dari suatu negara ke negara lain . Salah satu contoh adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di

Indonesia tahun 2005 terjadi karena ada import virus polio dari negara lain. Selain itu sa at ini
dunia telah mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin
cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis penyakit potensial wabah secara
langsung maupun tidak langsung misalnya seperti malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),
maupun penyakit new emerging seperti flu burung.
Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit potensial KLB
seperti malaria , demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri, antraks, rabies, campak,
pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia . Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak
dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan
menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya.
Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia .

algori tma diagnos i s penyak i t d an respo n

Kelebihan dari sistem yang dibangun ini, pada perangkat lunaknya adalah dapat menampilkan
sinyal "alert" adanya peningkatan kasus melebihi nilai ambang batas di suatu wilayah baik wilayah
kerja puskesmas, kabupaten maupun propinsi. Output yang dihasilkan dapat berupa tabel, grafik,
maupun peta, sehingga dapat dibuat analisis yang lebih tajam, respon lebih cepat, dan
penanggulangan yang lebih terarah dan akurat.

Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan
Dini dan Respon di Indonesia.

Jakarta, Agustus 2012
Direktur Jenderal PP dan PL

セ@

proOd:Ti:ndra Yoga Aditama

algoritma diagnosis penyakit dan respon

ァッ

セ@

t ma d iag nosi s pen ya kit dan
セ・ウーッョ@

DAFTAR lSI


KATA PENGANTAR ......... .......... ... .... ..... ... .. ... .. ............ .... ... .. .... .. .... .................. ..... .... ...... ............... .. ........... .............. ...

3

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL .......... ...... ............. ...... .. ...... .. .. ..... ..... .... ... .... ... ........ ................ ....... ..

4

DAFTAR lSI ... ......... .. ... .. .. .. ...... ....... ... .. .... ... ... ..... ....... .. .... ... ... ...... .. .... .. ..... .. ... ..... ............ ...... ... .... ... ............ .............. ....

7

DEFINISI OPERASIONAL KASUSjPENYAKIT ...... ........ ........ ......................... ... .. ............ ............ .. ........ ....... .............. ..

8

AlGORITMA DAN FORMAT PENYElIDiKAN EPIDEMIOlOGI SESUAI PENYAKIT
A.


GASTROENTERITIS AKUT (Diare, Diare Berdarah, Tersangka Kolera , Tifoid) .. ... .... .... ............... ........ ..... .. .

B.

CAMPAK .... .. ...... ... ... ..... ............. ... ... ... ...... ... .. .......... ... ..... ..... ....... ......... ... ... .... .. ..... .............. .. ... ...... ... .... .. ... ........

C.

SINDROM NEUROLOGI AKUT (AFP, Tersangka Tetanus Neonatorum, Tersangka Tetanus,

9
17

MeningitisjEnsefalitis) ......... .. ....... ........... ...... ....... .. .... ............ ........ ...................... .. ......... ... ... ................ ..... .... ..

23

D.

SII\lDROM INFEKSI SALURAN PERI\lAFASAN (Pneumonia, Pertusis, Difteri, Tersangka Flu Burung) .....


35

E.

PENYAKIT DENGAN DEMAM (Malaria Konfirmasi, Tersangka Demam Dengue,
Tersangka Demam Tifoid, Tersangka Chikungunya, Ill, Tersangka Flu Burung) ........ .......... .... ........ ... .. ...

50

F.

SINDROM JAUNDIS AKUT (Hepatitis, Leptospirosis, Demam Dengue, Malaria) .. .... .. .... ............. ... ....... ..

61

G.

TERSANGKA LEPTOSPIROSIS ... .. ................ .. .... ..... .... ................. ...... ... .... .. ..... .. ..... ...... ........ .. .. ....... ... ... ...... ... ...

66

H.

TERSANGKA ANTRAKS ...... .......... .. .. ......... ...... ........ ....... ............... ............ ................ .. ............ ... ... ..... .. .. ... ..........

69

I.

KASUS GIG ITAN H EWAN PEN ULAR RABI ES .. .... .. .. .. .. ...... ... ........... ..... .. ........ .... .... .... .......... ............ .. ... .. .. .. ......

73

J.

TERSANGKA PENYAKIT TANGAN, KAKI, dan MULUT (HFMD) .... .. ..... ................... ...... ... .. .. ..................... ......

76

K.

KLASTER PENYAKIT YANG TIDAK LAZIM ...... ... ...... ......... .... .. .... .. .. .. .. .. .. ..... ... .......... .. ................. ........ .. ........ ....

78

lAMPIRAN-lAMPIRAN
LAMPI RAN 1

FOR MAT M I NGGUAN (W2) .. ...... ........ .. ... .......... .. .. ............. ............ .... .. .. ................ ...... .. . ...... ...... .

LAMPIRAN 2

FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI UMUM .. .. ..... .. .... .. .. .... ................... .. .... .. .. ... .. ..... .... ... . 81

al gori t ma di agnosis pe nya k it d an respon

80

DEFINISI OPERASIONAL KASUSjPENYAKIT
KODE
SMS

PENYAKIT

DEFINISI

-

A

Diare Akut

• Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
sehari ATAU dapat berbentuk cair saja.
• Pad a anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari
dengan konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari).
• Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering
(biasanya 5-6 kali per hari) den ga n konsist e.nsi cairo

B

Malaria Konfirmasi

Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid
Diagnostic Test) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif.

C

Tersangka Demam
Dengue

Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata
(nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uj i torniquet positif.

D

Pneumonia

Pada usia 38 °C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah
satu gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)

L

Tersangka Difteri

Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan
(pseudomembran ) di tenggorokan dan pembesaran kelenj ar leher.

M

Tersangka Pertussis

Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal), napas dengan bunyi
"whoop" dan kadang muntah set el ah batuk .

N

AFP (Lumpuh Layuh
Mendadak)

Kasus lumpuh layuh menda dak, BU KAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun.

P

Kasus Gigitan Hewan
Penular Rabies

Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia .
ATAU
Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Stadium
Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan
terhadap ransangan sensorik).

Q

Tersangka Antraks

(1). Antraks Kulit (CutaneusAnthrax); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sa kit, 2-3 han
vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering,
Eschar (patognomonikj, demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa sa kit perut hebat, mual, muntah, tidak
nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran
kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax); Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda
bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam,
sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian
biasanya te rjadi 2-3 hari setelah gejala kllnis tim bul.

R

Tersangka Leptospirosis

Pasien dengan gej ala demam < 9 hari dengan suhu > 38 deraj at Celcius diserta i gejala khas conjunctival
suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri betis, jaundis/ikterik/kuning.

--

Tersangka Kolera

Pender ita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (b iasanya dlsertai muntah dan
mual), tinjanya cair seperti air cucian beras.

T

Klaster Penyakit yang
tidak lazim

Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa
dalam satu periode waktu yang sama (Iebih kurang 7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi
kasus penyakit yang lain.

U

Tersangka
Meningitis/Ensefalitis
Tersangka Tetanus
Neonatorum

Panas> 38·C mendadak, sak it kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada
anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.
Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan
kejang rangsang.

W

Tersangka Tetanus

Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka.

y

III (Influenza Like Illness)

Penderita dengan gejala Demam

Z

Tersangka HFMD (Hand,
Foot, Mouth Disease)

Demam 38 - 39°C dalam 3-7 hari, nyeri lelan, nafsu makan turun, muncu l vesikel di rongga mulu! dan atau
ruam di tela pak tangan, kaki dan bokong. Biasanya t erja di pa da ana k dibawah 10 tahun.

X

Total Kun jungan

Jum lah kunjungan セ 。ウ

V

I

-

S

ゥ@ ・ョ@

セ@

38°C di sertai batuk ATAU sakit t enggor okan

yang dat ang berobat dan te rdaftar dl fasllit as kesehata n (puskesma s atau pustu)

algoritma diagnosis penyakit dan respon

ALGORITMA DIAGNOSIS KASUS GASTROENTERITIS AKUT

DIARE BERDARAH /
DISENTRI

DIARE

TERSANGKA KOLERA

Catat dan Kirim ke Dinkes Kabupaten/Kota

Kemungkinan Etiologi:
Viral Gastro, E. Coli,
Giardiasis,
Cryptosporidium, dll

Kemungkinan Etiologi :
Shigella, Salmonela,
Amuba, dll

Kemungkinan Etiologi :
Vibrio Kolera

Jika ada tanda peringatan
KLB, ambil spesimen
dengan media Carry-Blair

Jika hasil positif, Lakukan
RESPON KLB

Respons Tatal aksana
Kasus: sesuai SOP

* Segera

Respons Pelaporan dgn
m enggunakan standar
pel aporan KLB

Respons Kesehatan
Masyarakat

lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (kotak warna merah)

algoritma diagnosi s pe n yakit da n respon

ALGORITMA RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS AKUT

RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS
(PENYAKIT DIARE, DIARE BERDARAH,
TERSANGKA KOLERA, DEMAM T1FOID)

Respon Tatalaksana
Kasus:







Lakukan pengobatan
terhadap pasien
berupa tatalaksana
pencegahan
dehidrasi dan
pemberian
antibiotika secara
selektif sesuai
dengan etiologi.

Respon Pelaporan
Register

Kirim laporan Wl ke
Dinkes Kab/Kota .
Untuk suspek kolera :
laporan langsung ke
DinKes Kab/Kota dan
koordinasi dengan
Dinkes Propinsi.

Respon Kesehatan
Masyarakat:

• Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi.
• Surveilans Intensif
• Menjamin tersedianya
sumber air bersih



• Penyuluhan masyarakat
tentang PHBS meliputi :
• Cuci tangan dengan
sabun sebelum dan
sesudah makan .

Rujuk pasien ke RS
apabila diperlukan
penanganan lebih
lanjut untuk
tersangka kolera ,
isolasi pasien di RS

• Membersihkan bahan
makanan sebelum
dimasak

Spesimen:
Pengambilan sample
t inja (untuk kasus
diare berdarah &
tersangka kolera) &
kirim ke lab Provinsi

• Memberikan
desinfektan (Kaporisasi)
pada sumber air diduga
tercemar

• Memasak makanan dan
minuman sampai
I""l)iltang

• Hanya makan makanan
yang segar

a l goritma diagnosis peny a ki t dan re s po n

Sisipan 1

REN C A NA TERAPI A
UNTUK T E RAP I DIARE T AN PA DEHIDRASI
M E N E RAN G KAN 5 LANG KAH TERAP I D IARE D I RUMAH
1 . B ERI CAIRAN LEBIH BANYA K DARI B IASANYA
• Teruskan A SI lebi h sering dan lebih lama
• A nak yang mendapat ASI eksklusif, beri o ralit atau air ma a
sebagai tambahan
• A na k yang t idak mendapat AS I eksklusif, b eri susu yang hi
diminum dan oralit atau cairan rumah t angga sebagai tamba
( k u ah sayu r, air tajin , air matang, dsb)
• Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila mu ntah, tunggu 10m
dan di lanjut kan sedikit demi sedikit.
- Umur < 1 tahun diberi 50- 1 00 m l setiap kali berak
- Umur > 1 tah u n diberi 100-200 m l setiap ka l i berak.
• Anak h arus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bUa:
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.
- Tidak dapat k embali kepada petugas kesehatan jika
diare memburuk.
• A jari ibu cara mencampu r dan memberikan oralit .
2. B ERI OBAT ZINC
Beri Zinc 1 0 hari berturut-tu r ut w a laupun diare suda h berhe
Oapat diberikan dengan cara dikunyah atau di larutka n dalam
1 sendok air matang atau ASI.
- Umu r < 6 bulan diberi 10 mg ( 1/2 tab let) per hari
- Umur > 6 bulan diberi 20 mg ( 1 tab let) p er h ari
3 . BERI ANAK MAKANAN UNTU K MENCEGAH KURAN G GIZI
• Beri m aka n sesu ai u m ur anak denga n men u yan g sama pad
waktu anak sehat
• Tambahkan 1-2 sendok teh miny ak say ur setiap porsi makan
• Beri maka n a n kaya Ka l i um seperti sari buah segar. pisang,
ai r kelapa hijau.
• Beri makan lebih sering dari biasany a dengan porsi lebih k
(setiap 3-4 jam)
• Set elah d iare berhenti, beri ma k anan yang sama dan
ma k anan tambahan sela m a 2 mingg u
4. ANTI B IOTIK H ANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI.
MISAL: DISE NTE RI, K OLERA dll
5. NASIHATI IBUI PENGASUH
Untuk m embawa a n ak k emba li ke petugas k esehatan bila :
• Berak cair lebih seri ng
• Muntah beru lang
• Sangat haus
• M a k an da n mi num sangat sed ikit
• T i mbul demam
• Ber ak berda r ah
• Tidak membaik da lam 3 h ari

algoritma dia g nosis p enyakit dan res p on

B
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
JUMLAH ORALI T YAN G DIB E RIKAN DALAM 3 JAM
S ARAN A K ES EHATAN

PE RTAMA DI

ORALIT yang diberikan =
75 rnl x BERAT BADAN anak
• Bila B B tidak di k eta h ui diberikan oralit sesuai tabel di bawa h ini:
セ@

,

'
Ii

-

-.
セNZ@

Mセ@



I


.;Ji

Jumlah Ora lit

• Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.
• Buju k ibu un t uk meneruskan ASI.
• U ntuk bayi 6 bu l an, tunda pemberian makan selama 3 jam
kecuali AS I dan ora li t
• Be ri obat Zinc selama 10 hari berturut- turut






AMAT I ANAK D E NGAN SEKSAMA D AN
BANTU IBU MEMBERIKAN ORALlT:
Tunjukka n j umlah cairan yang harus diberikan.
Be rikan sedikit demi sedikit ta p i sering dari gelas.
Peri ksa da ri waktu ke waktu b ila ada masalah.
Bi l a k el o pak mata anak bengkak, hentikan pemberian o ra l it
da n berikan air masak atau AS!.
Beri o r alit ses u ai Rencana Terapi Abi l a pembengkakan telah
hila n g .

SETELAH 3 - 4 JAM , NILAI KE MBALI ANAK MENG GUNAKAN BAGAN
PENILAIAN, KEMUDIAN PILIH RENCANA T ERAPI A, B ATAU
C UNTUK M E LANJUTKAN TERAPJ
• Bila tidak a d a deh idrasi, ganti ke Ren cana Terapi A . Bi la deh id rasi
t elah hilang, anak biasanya ke n cing kernudian mengantu k dan
tid u r.
• Bil a t anda menunj u kkan deh i drasi ri nga n /sedang. ulang i
Re n cana Terap i B
• Anak mulai diberi makanan, susu da n sari buah .
• Bila t anda menunju k kan dehidrasi berat, ganti dengan Re n cana
Terapi C
BILA IBU HARUS PULAN G SEB E LUM SE L ESAI RE NCANA
TE RAPIB
• Tunj u kka n j uml ah oralit yang harus di h ab i skan dalam Te r api
3 j a m di ru mah.
• Berikan oralit 6 b u ngkus untu k persedi an di rurnah
• Je l as k a n 5 la ng kah Rencana Te r a pi A untuk rnengobati a n ak
di rumah

algori t ma diagnosis penyak i t d an resp o n

algoritma diagnosis penyakit dan respon

Sisipan 2
Form Penyelidikan KLB Diare
Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis
KLB Diare

Puskesmas/RS

· .............. ........ ...........

Kabupaten/Kota

· .... ..... ..... . .... ... ..... ......

Tanggal Wawancara

· ........ ... .... .... ..... ..... ....

.....,
ro

ro
.....,

0
.....

''::::

.D
(J)

(J)

c

....:

0-

QI)

OIl

c

ro

ro

E

.Y.



Vl

f-

"D

"D

4

5

6

7

8

9

ro

(J)

c

ro

(J)

"D

"D

10

11

'Vi

..c

E
ro
E
(J)

"D

"D
"D

(J)

QI)

ro

セ@

(J)

ro

.....,

:::l

V)

....., 0

Obat

.-ro

ro'

(J)

f-

Gejala

(J)

"D

c::l

ro

ro
u

::.::

ro
.....,

セ@

V)

"D

3

ro

.....

.D
セ@

'Vi

E

E

"D

I

12

13

14

15

16

ro

0..
V)

..c

(J)

:::l

......
ro
......

:::l

:::l

セ@

c

V)

:::l
......
ro
V;

c

セ@

:::l

Vl

17

18

19

20

Catatan :
a.

Setidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB diare .
Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada beberapa lokasi dan ditambahkan beberapa
gejala lain yang diperlukan.

b.

Kolom 14 diisi sesuai dengan derajat dehidrasinya
Tanpa Dehidrasi = TD

= DRS

Dehidrasi Ringan-Sedang
Dehidrasi Berat

= DB

Formulir Sanitasi dan Pelayanan Kesehatan
KLB Diare
Puskesmas

... . .... .......................... ........ ......

Kabupaten/Kota

.. ................... ..... .. ... ........ .........

Tanggal Pendataan

...... . .... .......................... ........ ...

Jumlah Penduduk

Sarana Air Bersih

Menurut Umur

Warung,

Jamban
Keluarga

Kantin
dsb.

Desai
Kelurahan

I

Lokasi

.
セ@

'14

OJ

セ@

Vl

:..:

"U

0-4

.....
co
'v;

robD

bD
bD

c
.C

VI

.....

14

....

RS X

セ@

OJ

bD

:..:

OJ

Puskesmas B

.....
ttl
....

i

セ@

セ@

OJ

....
::l
E

I

::J

0-4
5-14
>14

0-4
5-14
>14

0-4
5-14
>14

0-4
5-14
>14

Total

Total

Total

Total

セ@

VI

::l
VI

ttl

:..:

-ra
bD
bD

..c

c
.c

a

セ@

"U

OJ

OJ

Catatan: Data ini kemungkinan didistribusikan setiap hari, tetapi data epidemiologi tetap dibuat menurut
mingguan berobat, bukan mingguan pelaporan.

al g oritm

d ia gnos i s

ー ・ョケ

ォ 。@

ゥセ@

an r e spon

ALGORITMA DIAGNOSIS CAMPAK

Catat dan Kirim ke DIf\lKES KABUPATEN/KOTA

Ambil Spesimen serum darah sesuai SOP dan kirim ke
laboratorium rujukan (Litbangkes Jakarta, BLK Surabaya,
Biofarma Bandung, BLK Yogyakarta)

Jika hasil positif, Lakukan
Respon KLB

Respon Tatalaksana
Kasus

Respon Pelaporan dgn
menggunakan standar
pelaporan KLB

algori t ma diagnosis penyakit dan respon

Respon Kesehatan
Masyarakat

ALGORITMA RESPON KLB CAMPAK

RESPON KLB
PENYAKIT CAMPAK

Respon tatalaksana
kasus:

• Lakukan pengobatan
simptomatis dan untuk
mengatasi komplikasi
yang muncul seperti
bronchopneumonia dan
konjungtivitis
• Lakukan pemberian
vitamin A dosis tinggi
pada kasus sesuai dengan
usia dan populasi balita
beresiko sekitar lokasi KLB

/

'\
Respon sistem pelaporan:



WI




CKLB
Hasil pemeriksaan
penunjang/
laboratorium

Respon Kesehatan
Masyarakat:

• Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi
• Lakukan Surveilans
Intensif
./

• Lakukan pemberian
vaksinasi pada anakanak beresiko tinggi 
(Belum Vaksinasi 
campak) di  lokasi 
sekitar KLB 
•  Lakukan  surveilans 
intensif. 
•  Penyuluhan tentang 
pentingnya  imunisasi 
dan GIZI  pada  bayi 
•  Pemberian  makanan 
tambahan 

algoritma diagnosis penyakit dan resp on

FORMAT: C-l (Rutin atau KLB)I

OJ
I--'

to
セ@

III
::J

""'

1-'-

rt

/200 __

BULAN:

3

OJ

0-

1-'OJ

Kabupaten
Pmpin5i

Puskesmas
k・cゥセMG@
atan

to

::J

I)rn 1.11".,

o

Ul

1-'Ul

No Epid
Kasus!KLB

r'.c\r1a Anak

セN。GMQ@

O(g lua

Aia:'1at Lengkap
( Desa/RT!Rl'i)

Hasil Spl?siml?n

S e '(

':lasifl!.asi Final '

Dlb,,'i ,,,adMn
--j ',.-it セ@ セ
ォィゥイ@
r - - - - - --

f-----,, - --j---=-'r---t-- -, -- -t- - - , - -t-- ---,--

'(

Brp

IJrln

,ali

'"d

T

'

::J

:c'
セ@

:-:

5

OJ

x-

I-'-

rt
0OJ
::J
セ@

(])

Ul

'"d

o
::J

Periode KLB

: Tgl "",,,,,,,,, sid

p・ョセ

: ,o10111 16 : H = h ゥ、オ セ@ 1,1 = 1',lotl
ォ 。 セ@ @Q rlnal d,isi 01,,1\ ,aDupate n
: • ゥNj。ウャヲ

ャ 。ウョ@

'- H,!',Y

BG セ ー 。ャ 。@ f ャiセl

T91,
.

セ G Z ュ 。 ウ@

-----,, --

--,-- --j

B'_il,an
Camp

,"

Lab

(])

'<

セZ@

"C

LAPORAN KASUS CAMPAK

o

VI

"ub

Sisipan 5

FORM PENYELIDIKAN KlB CAMPAK

Propinsi

Kab./Kota

Kecamatan

Puskesmas

Desa

Dusun/RT

I.

IDENTITAS

Nama

Umur

Sex:

Alamat
II. IDENTIFIKASI PENYAKIT

1.

Gejala umum yang dirasakan/teramati
a. Demam

2.
3.

b. Batuk

c. Pilek

d. Rash

Tanggal mulai sakit/timbul gejala
Apakah ada komplikasi yang menyertai

: Va

I Tidak,

Jika ya, sebutkan .............. .
III. RIWAYAT PENGOBATAN

1.

Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali : .......... ""............ .

2.

Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali : .......................... ,

3.

Obat yang sudah diberikan ................................... ..

IV. RIWAYAT KONTAK

1.

Apakah di rumah ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va

I Tidak,

Kapan ... ................ .............. .
2.

Apakah di sekolah anak ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va ITidak,
Kapan ..................... """'"''''''

3.

Apakah penderita menunjukan keadaan kekurangan gizi ? Val Tidak (BB/U)

4.

Apakah imunisasi campak sudah diberikan pada penderita : Va

I Tidak,

Pad a usia berapa imunisasi campak terakhir diberikan : .................... ..
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN

Sediaan yang diambil : darah vena, Hasil Lab: + I

-

Tanggal Penyelidikan :
Pelaksana

algoritma diagnosis penyakit dan r espo n

Sisipan 6
Surveilans Ketat pada KLB Campak (C-1) (contoh data)
Pengamatan Harian Penderita & Kematian Campak

1

Lokasi

3

2

P

M

P

M

P

M

1

0

3

1

3

0

RT B

2

0

4

0

2

0

RTC

5
4

1

8

0

3

0

0

1

0

1

0

RT A

RT D

Sisipan 7 (Format C-2)

C2

Standard Informasi Minimal Faktor Risiko
Pada Penve!idikan Klb Campak
Umur
< 1 th
1- 4 th
4-9th
10 - 14 th 
>15 th 

Desa

Populasi ta"esiko di daerah KLB dan sekitarnya
Desa
Desa
Desa

Desa

Cakupan I munisas i  Campak di DESA KLB  dan seki1arnya 3  ­ 5  th terakhr- (0/0)
Tahun 
Desa 
Desa 
Desa 
Desa 
Desa 

Th. 

Cakupan imun isas i d i  PUSKESMAS  KLB  3  ­ 5  tahun ta"akhr­ (0/0)
I Th. 
I Th. 
LTh. 
LTh. 







Apakah  ada  WM(vaksin  vial  monitor)  vaksin  Ya  ,  berapa vial 7  : 
campak  pada  kondisi  C  atau  D  ?  (lakukan  Tidak 
observasi  dan  lhat  buku  catatan  stok  dan 
kondisi vaksin) 
Bagaimana  kondisi  chold  chain  7  (lihat kondisi 
cold  chain  tersama  petugas
irrunisasi 
puskesmas) 

Apakah  cesa  terj  '9£
U

ro

0
«  ­' 

3

Q)
セ@

-ro
'-

:::J

E

x

Q)

:::J

Vl 

4

5

ro

Vl 
OD  . odセ@

C

ro
t- セ

6

:::J

..>£

"C
C

+-'

:;;;
+-'

ro :;;;
>- ro
ro >-

+-'

C

N@ セ@
c::::

7

Vl 

ro

Vl 

1::::.
ro
ro

Q)

'Q)

0...

(!)

0

ro

E
セ@

C

ro

OD 

C

Ci 

+-'

ro

+-'

:::J

8

..>£

0

9

ro

10

ro

+-'

f= 
.......
+-'

セ@

ro
c
ro

OD 

ro

C

セ@

:::J

セ@
Vl 

セ@
Vl 

11

12

13 

:::J

E

OD 

ro

ro
0 ro

.D  C

c

C

"C
C

Vl

C.

'-

Q)
+-'
Q)
セ@

:::J
+-'

ro

+-'

Vl 

14

M  /  E