Algoritma Diagnosis Penyakit & Respon 2014

ALGORITMA
DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON
SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2014

BUKU ALGORITMA DI AGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON
SERTA FORM AT PENYELI DIKAN EPIDEMIOlOGI
CETAKAN KE III TAHUN 2014

Katalog Terbitan Ke menterian Ke sehatan Re publik Indonesia, 20 12
ISBN No. 978-602-235-162-7

Pembina
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal PP dan PL
Pengarah
Dr. Desak Made Wismarini, MKM ; Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra
Penulis


Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosliany, SKM, M.Sc.PH; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Edy Purwanto, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Indra Jaya, SKM, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Abdurrahman, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Kontributor
WHO Representative for Indonesia
CDC - Atlanta Representative for Indonesia
Dr. H. Andi Muhadir, MPH: Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
DR. Hari Santoso, SKM,M.Epid: Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
Dr. Juzi Delianna, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosmaniar, S.Kep, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Soitawati, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Eka Muhiriyah, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Mieke Vennyta; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Viviyanti Sidi, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Lia Septiana, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Fajrianto, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

Subdirektorat Pengendalian Zoonosis
Subdirektorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan
Subdirektorat Pengendalian Malaria
Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis
Subdirektorat Infeksi Saluran Pernafasan

Editor

Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Edy Purwanto, SKM, M .Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

a l g ori t ma d i a g n o s i s p e n y ak it d a n resp o n

algor i tma d iagnosis penyak i t dan respon

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga buku ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI" ini dapat diterbitkan

kembali setelah dilakukan beberapa revisi mengikuti perkembangan penyakit
menular di Indonesia.
II

Buku ini merupakan salah satu dari Tnlogi tentang EWARS (Early Warning Alert
and Respon System) yang terdiri dari tiga seri buku yaitu:

1.
2.
3.

3uku "Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon"
Buku "Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respon serta Format Penyelidikan Epidemiologi"
Buku "Panduan Pengguna Piranti Lunak (Software) Peringatan Dini Penyakit Menular"

Buku kedua ini ditujukan bagi petugas surveilans di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas
sebagai pedoman dalam melakukan deteksi dini beberapa penyakit menular dengan cara
mengenali gejala dan sindrom penyakit tersebut serta tetap melakukan konfirmasi penegakan
diagnosis melalui dokter dan hasil laboratorium sederhana, dilanjutkan dengan melakukan respon
cepat meliputi respon tat a laksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat.

Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan format acuan dalam melakukan penyelidikan
epidemiologi dan pembuatan laporan lengkap, sehingga diharapkan hasil deteksi dini dan respon
cepat yang dilakukan dapat segera didiseminasikan kepada pihak yang berkepentingan.
Satu hal yang perlu disampaikan adalah bahwa tindakan respon KLB (terutama respon kesehatan
masyarakat) yang tertuang di dalam buku ini bersifat fleksibel, tidak kaku, dan sangat adaptif
bergantung kepada penyelidikan epidemiologi di lapangan yang akan menghasilkan sejumlah
rekomendasi dan kebijakan penanggulangan KLB yang akurat dan spesifik. Sehingga kegiatan
penyelidikan epidemiologi adalah sangat penting dan harus dilakukan dalam seluruh rangkaian
algoritma respon KLB setiap penyakit.
Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat digunakan oleh seluruh propinsi dan
kabupaten hingga puskesmas di Indonesia sehingga Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dapat
berjalan lebih optimal.

Jakarta, Februari 2014
Direktur SIMKAR-KESMA

dr. Desak Made Wismarini, MKM

algoritma diagn os i s peny ak it dan respon


SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENIvEHATAN LINGKUNGAN
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga buku "ALGORITMA DIAGI\lOSIS PENYAKIT DAN
RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEIVIIOLOGI" ini dapat terwujud.
Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu anggota dari
organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan
dari organisasi tersebut apabila tidak bertentangan dengan kebijakan nasional
maupun internasionalnya. Indonesia yang telah meratifikaskasi IHR
(International Health Regulation) tahun 2005 mau tidak mau harus mengikuti
dan menjalankan aturan tersebut. WHO telah menyatakan bahwa IHR 2005 mulai
diimplementasikan pada 15 Juni 2007 tetapi kepada seluruh negara masih diberikan waktu selama
5 tahun hal ini sesuai dengan IHR, Bab II, Pasal 5, ayat 1 dinyatakan bahwa Suatu Negara harus
mengembangkan, memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai, dan
melaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 IHR (Kapasitas Inti Bidang
Surveilans Dan Respon Yang Harus Dipenuhi), sedini mungkin dan paling lambat lima tahun sejak
diberlakukannya IHR.
Disamping itu Indonesia juga merupakan negara yang selalu komit terhadap komitmen global
seperti eradikasi polio, eliminasi Tetanus Neonatorum (TN), reduksi maupun eliminasi campak,

eliminasi malaria, pengendalian HIV/AIDS maupun Tuberkulosis (TB) Paru. Untuk eradikasi polio,
Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dengan jumlah sebanyak 349
kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani dengan baik untuk memutus mata
rantai penularan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sehingga sampai sa at ini tidak ditemukan
kembali virus polio. Untuk menjaring kasus polio maka surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)
yang optimal juga sangat berperan penting.
Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat tinggi dan sangat cepat.
Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah ancaman misalnya transmisi penyakit menular
dari suatu negara ke negara lain. Salah satu contoh adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di
Indonesia tahun 2005 terjadi karena ada import virus polio dari negara lain. Selain itu saat ini
dunia telah mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin
cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis penyakit potensial wabah secara
langsung maupun tidak langsung misalnya seperti malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),
maupun penyakit new emerging seperti flu burung.
Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit potensial KLB
seperti malaria, demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri, antraks, rabies, campak,
pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia. Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak
dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan
menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya.
Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia.

algoritma diagnosis penya kit d an r e spon

Kelebihan dari sistem yang dibangun ini, pada perangkat lunaknya adalah dapat menampilkan
sinyal "alert" adanya peningkatan kasus melebihi nilai ambang batas di suatu w ilayah baik wilayah
kerja puskesmas, kabupaten maupun propinsi. Output yang dihasilkan dapat berupa tabel, grafik,
maupun peta, sehingga dapat dibuat analisis yang lebih tajam, respon lebih cepat, dan
penanggulangan yang lebih terarah dan akurat .
Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan
Dini dan Respon di Indonesia.

Jakarta, Agustus 2012
Direktur Jenderal PP dan PL

Yoga Aditama

a l goritma d i agnos i s pe n yak it da n respo n

algoritma diagnosis penyakit dan respon


DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR ..... .. ........................................................... ........... .. ... ... ............ ... .................... ....... ..... ... .. ......... ... .

3

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL ...... ............... .......... ... .... .... .... ..... ............... .. .... .. ........... ... .. ........ ......

4

DAFTAR lSI ... ...... ..... .... .... .... .......... ....... ... ...... ... ......... ... ..... ........... ..... ... ........ ...... .... .... ....... .......... ...... .... ............. .........

7

JEFINISI OPERASIONAL KASUS/PENYAKIT ... ... ...... ........... .... ... .. .. .... ...................... ............... .. .... ............. .. ... ......... .

8

AlGORITMA DAN FORMAT PE NYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI SESUAI PENYAKIT

A.

GASTROENTERITIS AKUT (Diare, Diare Berdarah, Tersangka Kolera, Tifoid) ..... ................ ................. ......

9

B.

CAMPAK .......... ........ ....... .......................... ..... ..... ................. .. ........ ...... .... ...... .... ................. .. ................. .... ...... ...

17

C.

SINDROM NEUROLOGI AKUT (AFP, Tersangka Tetanus Neonatorum, Tersangka Tetanus,
Meningitis/Ensefalitis) ........... ............. ................ ..... ... ...... .................. ........................ .. ......... ...... ...... ............ ...

23

D. SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAFASAN (Pneumonia, Pertusis, Difteri, Tersangka Flu Burung) .....


35

E.

PENYAKIT DENGAN DEMAM (Malaria Konfirmasi, Tersangka Demam Dengue,
Tersangka Demam Tifoid , Tersangka Chikungunya , Ill, Tersangka Flu Burung) ........... ................... .. ......

50

F.

SINDROM JAUNDIS AKUT (Hepatitis, Leptospirosis, Demam Dengue, Malaria) ....... ....... ...... ...... .......... .

61

G.

TERSANGKA LEPTOSPIROSIS ........... .. .. ...... ..................... ........................... .. .... .. .. ........ .. ... .......... ...... ............. ..


66

H.

TERSANGKA ANTRAKS ... ........ ....... ... ............ ........ ................ ........ ........ .... ... .. .. ... .... .... ........................... ....... .. ... .

69

I.

KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES ........................ ........................ ..... ........................................ .......

73

J.

TERSANGKA PENYAKIT TANGAN, KAKI , dan MULUT (HFMD) ............. ..... .......... ................................... ...... .

76

K.

KLASTER PENYAKIT YANG TIDAK LAZIM ....................................... ............... ....... ......... ....... .. ....... ..... ...... ..... ...

78

lAM PIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

FORMAT MINGGUAN (W2) ................ ... ................................ ..................... .. ........... .. ........... .... ....

80

LAMPIRAN 2

FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI UMUM .. .. ................................... ......... ................ .. ....

81

algor i t ma di a gnosi s p en y ak it dan respon

DEFINISI OPERASrONAL KASUSjPENYAKIT
-

I

KOOE
SMS

PENYAKIT

-

-

-

OEFINISI
---

--

--

-

A

Diare Akut

• Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
sehari ATAU dapat berbentuk cair saja.
• Pada anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari
dengan konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari).
• Pad a neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering
(biasanya 5-6 kali per hari) dengan konsistensi cair.

B

Malaria Konfirmasi

Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid
Diagnostic Test) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis posit if.

C

Tersangka Demam
Dengue

Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sak it kepala, nye ri dibelakang bola mata
(nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji torniquet positif.

D

Pneumonia

Pada usia 38"C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan
(pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher.

Tersangka Pertussis

Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang kha s (terus-menerus/ paroxysmal), napas dengan bunyi
"whoop" dan kadang muntah setelah batuk.

AFP (lumpuh layuh
Mendadak)

Kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun.

P

Kasus Gigitan Hewan
Penular Rabies

Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia .
ATAU
Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Stadium
Sensoris (rasa nyeri, ra sa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan
terhadap ransangan sensorik) .

Q

Tersangka Antraks

"-R.

(1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari
vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering,
Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastraintestinal Anthrax); Rasa sa kit perut hebat, mual, muntah, tidak
nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran
kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmanary Anthrax); Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda
bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam,
sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi I'emah dan cepat. Kematian
biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.

Tersangka leptospirosis

-

Pasien dengan gejala demam < 9 hari dengan suhu > 38 derajat Celcius disertai gejala khas conjunctival
sUffusion (radang pad a konjungtiva), nyeri betis, jaun dis/ikterik/kuning.

S

Tersangka Kolera

Penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (biasanya diserta i muntah dan
mual), tinjanya cair seperti air cucian beras.

T

Klaster Penyakit yang
tidak lazim

Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa
dalam satu periode waktu yang sama (Iebih kurang 7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi
ka sus penyakit yang lain.

U

Tersangka
Meningitis/Ensefalitis

Panas> 38·C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada
anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.

V

Tersangka Tetanus
Neonatorum

Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan
kejang rangsang.

W

Tersa ngka Tetanus

Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka.

y

III (Influenza Like Illness)

Penderita dengan gejala Demam

Z

Tersangka HFMD (Hand,
Foot, Mouth Disease)

Demam 38 - 39·C dalam 3-7 hari, nyeri telan, nafsu makan turun, muncul vesikel di rongga mulut dan atau
ruam di telapak tangan, kaki dan bokong. Biasanya terjadi pada anak dibawah 10 tahun .

X

Total Kunjungan

Jumlah kunjungan pasien yang datang berobat dan terdaftar di fasilitas kesehatan (puskesmas atau pustu)

f-

i-- N

38"C disertai batuk ATAU sakit tenggorokan

algo r i tma diagn o sis penyakit dan respon

ALGORITMA DIAGNOSIS KASUS GASTROENTERITIS AKUT

DIARE BERDARAH /
DI SENTRI

DIARE

TERSANGKA KOLERA

Catat dan Kirim ke Dinkes Kabupaten/Kota

Kemungkinan Etiologi:
Viral Gastro, E. Coli,
Giardiasis,
Cryptosporidium, dll

Kemungkinan Etiologi:
Shigella, Salmonela,
Am uba, d ll

Kemungkinan Etiologi:
Vibrio Kolera

Jika ada tanda peringatan
KLB, ambil spesimen
dengan media Carry-Bl air

Jika hasil positif, Lakukan
RESPO N KLB

Respons Tatal aksana
Kasus: sesuai SOP

* Segera

Respons Pelaporan dgn
menggunakan standar
pel aporan KLB

ResponsKesehatan
Masyarakat

lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (kotak warna merah)

a lgori tm a diagnosis penyakit da n respo n

ALGORITMA RE SPON KLB KASUS GASTROENTERITIS AKUT

RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS
(PE NYAKIT DlARE, DIARE BERDARAH,
TERSAN GKA KOLERA, DEMAM TIFOID)

1
Respon Tatalaksan a
Kasus:







Lakukan pengobatan
terhadap pasien
berupa tatalaksana
peneegahan
dehidrasi dan
pemberian
antibiotika seeara
selektif sesuai
dengan etiologi.
Rujuk pasien ke RS
apabila diperlukan
penanganan lebih
lanjut untuk
tersangka kolera,
isolasi pasien di RS
Spesimen:
Pengambilan sample
tinja (untuk kasus
diare berdarah &
tersangka kolera) &
kirim ke lab Provinsi

Respo n Pelaporan
Register

Kirim laporan WI ke
Dinkes Kab/Kota.
Untuk suspek kolera:
laporan langsung ke
DinKes Kab/Kota dan
koordinasi dengan
Dinkes Propinsi.

Respon Kesehatan
Masyarakat:

• Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi.
• Surveilans Intensif
• Menjamin tersedianya
sumber air bersih
• Penyuluhan masyarakat
tentang PHBS meliputi:
• Cuei tangan dengan
sabun sebelum dan
sesudah makan.
• Membersihkan bahan
makanan sebelum
dimasak
• Memasak makanan dan
minuman sampai
matang
• Memberikan
desinfektan (Kaporisasi)
pada sumber air diduga
tereemar
• Hanya makan makanan
yang segar

a l g o ritma d i a gnosis pen yak it dan respon

Sisipan 1

RENCANA TERAPI A
UNTUK TERAPI DIARE TANPA DEHIDRASI
MENERANGKAN 5 LANGKAH TERAPI DIARE 01 RUMAH

1. BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA
• Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
• Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang
sebagai tambahan
• Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa
diminum dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan
(kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)
• Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit
dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.
- Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak
- Umur > 1 tahun diberi 100- 200 ml setiap kali berak.
• Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.
- Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika
diare memburuk.
• Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit.
2. BERI OBAT ZINC
Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.
Oapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam
1 sendok air matang atau AS\.
- Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari
- Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari
3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
• Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada
waktu anak sehat
• Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
• Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang,
air kelapa hijau.
• Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kedl
(setiap 3-4 jam)
• Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan
makanan tambahan selama 2 minggu
4. ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI.
MISAL: DISENTERI. KOLERA dll
5. NASIHATI IBUI PENGASUH
Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :
• Berak cair lebih sering
• Muntah berulang
• Sangat haus
• Makah dan minum sangat sedikit
• Timbul demam
• Berak berdarah
• Tidak membaik dalam 3 hari

a l go r itma

ia g n o si s p en y ak i t d a n r es p o n

B
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
JUMLAH ORAUT YANG DIB ER IKAN DALAM 3 JAM PERTAMA 01
SARANA KESEHATAN
ORAUT yang diberikan =
75 rnl x BERAT BADAN anak
• B i l a BB t i da k diketa hui diberi kan o ral it sesuai ta b e l d i bawah ini :

r·-

UM
Jumlah Oralit

300 ml

600 ml

5Th.
1.200 ml

• Bi l a a n a k m e n gi n gi n ka n lebih banya k o ra lit, berikan l ah.
• Buju k ib u u ntuk meneruskan A S ,• U ntuk b a yi 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 ja m
k ecu al i A S I d an oralit
• B eri o bat Zinc selama 1 0 hari berturut- turut






AMATI ANAK D E NGAN SEKSAMA DAN
BANTU IB U M EMB E R I KAN ORAUT:
Tu n j u k k an j u mla h ca ira n yang harus di b erikan.
B e rikan sed i ki t dem i sed i kit tap i serin g dari ge l as.
Pe ri k sa da ri w a k tu k e w aktu bila a d a masalah .
Bi l a kel o pa k mata anak bengkak, h ent i ka n pe m beri a n o r alit
d a n be ri kan ai r masak atau A S,Beri o r a l i t sesuai Re n cana Terap i Ab i l a pe m bengkaka n tela h
hil ang.

S ETELAH 3 -4 JA M , NILAI KE MBAU ANAK MENGGUNAKAN BAG A N
PENILAIAN, KEM U D IAN P I U H RE N C ANA T E RAPI A, B ATAU
C UNTUK M E LANJ UTKAN T ERA P I
• B i l a t i d ak ada deh i drasi, ganti k e Rencana Tera p i A. B i l a d e hi dras i
te l a h h il ang , anak biasanya kencing kernudian rnenga n tuk d a n
ti du r.
• B ila ta n da menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, u l angi
R e n cana Tera p i B
• An ak m u l ai diberi makanan, susu dan sari b uah .
• B il a t a n da rnenunjukka n dehidrasi berat, ganti denga n Rencana
Terapi C
BILA IBU HARU S P U LANG SEB ELUM SE L E SAI RENCA NA
TERAPI B
• T unj ukkan jum l ah oralit yang h arus dihabiskan da l am Terap i
3 j am d i rumah .
• B erikan oralit 6 b u ngkus untuk persedia n di r umah
• Jel aska n 5 la n gkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak
di r u m ah

algoritma d i agnosis pen ya kit da n respon

Dapatkah
Saudara
memberikan
cairan
Intravena?

Adakah Terapi
terdekat
(dalam 30
menit)?

Apakah Saudara
dapat
menggunakan
pipa nasogastrik
/orogastrik
untuk rehidrasi?

Apakah
penderita bisa
minum?

Segera rujuk
anak untuk
rehidrasi melalui
Nasogastrik/Or
agastrik atau
Intravena.

algor itma diagnosis penyak i t dan respon

Sisipan 2
Form Penyelidikan KLB Diare
Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis
KLB Diare

Puskesma s/RS

· .... .. .... .. ... ... .. . ......... ...

Kabupaten/Kota

· ..... . .. ...... ...... ..... .. ... ...

Tanggal Wawancara

· .. ... . " ..... ....... . .. .... ... ...

+-'

+-'
.;::

(l)

"0

-'

0...

'-

co

'"

tlO
tlO
C

"' .

(l)

c

+-'

rn

rn

E

E

rn
f-

rn
Z

1

2

.-

lE

",'
Vl
(l)

(l)

rn

rn

..Y.



:.::

E

VI

m

m
....
Q)

-m

tID
tID
C
C
Q)

VI

::J

"'C

VI

m

:.::

Q)

c:l

Iii

tID
tID
C
C
Q)

0

'Vi

....

VI

::J

::J

:::>

:.::

E

"'C

VI

m

Q)

....m
....
Q)

-m

tID
tID
C

'c
Q)

c:l

'iii

....
::J

5-14
>14
Total

Total

Total

Total

c:l

'Vi

....
::J
E

VI

::J
VI

m
:.::

:::>

"'C
Q)

....
tID
tlD
C
C
Q)

c:l

....

m

....

VI

::J

E

:::>

0

'Vi

I
::J

"'C

.-

VI

I

m

:.::

Q)

-ro

tlD
tlD
C
C
Q)

....
::J
E

:::>

0

::J
VI

m

:.::

"'C
Q)

....
Q)

Iii

tlD
tlD
C
C
Q)

VI

0-4
5-14
>14

Total

Total

Total

Total

c:l

'Vi
ro
....

i

....

VI

::J

::J

:::>

m
:.::

E

"'C

VI

Q)

0

-m

tlD
tlD
C
C
Q)

....ro

c:l

c:l

VI

....
::J
E

:::>

VI

m
....

ro

Q)

0

::J
VI

ro

:.::

Iii

tlD
tlD
C
Q)

VI

....
::J
E

:::>

VI

::J

VI

ro

:.::

Q)

0

....

"'C
Q)

Iii

tlD
tlD
C

c

Q)

0

....m

....
Q)

'c

::J
VI

:.::

VI

:::>

0

....ro

m

....
::J
E

0-4
5-14
>14

....
Q)

Q)

c:l

0-4
5-14
>14

....
Q)

Q)

0

c:l

m
....

VI

tID
tID
C
C

"'C

....ro

'Vi

-ro

ro
....

....m

0-4
5-14
>14

....m

VI

ro
:.::

....
Q)

Q)

-ro

::J

E

0-4
5-14
>14

....
Q)

VI

:::>

0

0-4
5-14
>14

....m

RS X

Q)

0-4
5-14
>14

0-4

Pu skes mas B

....

Q:;

'Vi

....
::J
E

Minggu Ke ...

....m
c:l

:::>

0

Minggu Ke ...

....
Q)

tlD
tlD
C
C
Q)

c:l

I

Iii

'iii

....
::J
E

:::>

0-4
5-14
>14

0-4
5-14
>14

0-4
5-14
>14

0-4
5-14
>14

Total

Tota l

Total

Total

VI

::J
VI

ro
:.::

"'C
Q)

-m

tlD
tlD
C

c

Q)

0

Catatan : Data ini kemungkinan didistribu sikan setiap hari, tetapi data epidemiologi tetap dibuat menurut
mingguan berobat, bukan mingguan pelapo ran .

1 9or i t ma d iagn o s :s p en y a k i t dan r e sp o n

ALGORITMA DIAGNOSIS CAMPAK

CAMPK

,

l

Demam ;.38-C selama 3
teblh disertaJ bercak
kernerahal\ berbentuk-makulopapular. disertai salah satu
geJafa batuk, pllekATAU mata merah (konjungivitls)

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA

J

Ambil Spesimen serum darah sesuai SOP dan kirim ke
laboratorium rujukan (Litbangkes Jakarta, BLK Surabaya,
Biofarma Bandung, BLK Yogyakarta)

Jika hasil positif, Lakukan
Respon KLB

1

Respon Tatalaksana
Kasus

Respon Pelaporan dgn
menggunakan standar
pelaporan KLB

algoritma diagnosis penyakit dan respon

Respon Kesehatan
Masyarakat

ALGORITMA RESPON KLB CAMPAK

RESPON KLB
PENYAKIT CAMPAK

Respon tatalaksana
kasus:

• Lakukan pengobatan
simptomatis dan untuk
mengatasi komplikasi
yang muncul seperti
bronchopneumonia dan
konjungtivitis
• Lakukan pemberian
vitamin A dosis tinggi
pada kasus sesuai dengan
usia dan populasi balita
beresiko sekitar lokasi KLB

/

'\

Respon sistem pelaporan:



Wi




CKLB
Hasil pemeriksaan
penunjang/
laboratorium

Respon Kesehatan
Masyarakat:

• Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi
• Lakukan Surveilans
Intensif
• Lakukan pemberian
vaksinasi pada anakanak beresiko tinggi
(Belum Vaksinasi
campak) di lokasi
sekitar KLB
• Lakukan surveilans
intensif.
• Penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi
dan GIZI pada bayi
• Pemberian makanan
tambahan

algoritma diagnosis penyakit dan respon

FORMAT: C-l (Rutin atau KLB)I !!!
III
-5'

OJ
f--'

LO

LAPORAN KASUS CAMPAK

o

r:
f-"n:3

BULAN:

III

::::I

"'"

/200..

OJ

0..
f-"-

Kabllpatel1
ProOi l1Si

Pli skesmas
Kecall1atclll

OJ
LO
:J

IJrnur , Sex

o
UJ

f-"-

UJ

No Euid
Kasll siKLB

lIma Al1ak

r'!a'l1a Dig Tlia

Lel1gkap
A
(DesajRTj RV.J)

,
Cam pal. seblm

([)

TQ lo ,ambl 1
-

Final"

Hasil SpesliH en
'-It •

11.".l·,ki1ll"
I d""nI

Y. T

' H. il '

sal It

Brp

,'-.all

'U

Tgi T""bul

T.da'

.

5

'<

OJ
X"
f-"-

n-

o..

OJ
:J

r:

([)

UJ

'U

o
:J

I
: Tgi ..


... sid
16 : H = Hidup , 1·\ = '·Iatl

.
x

fino I UII,r olel! f. obu pate n

Campa!.

.

'ql .

-)

BuLan

Rllb

Lob

Tah u

:J

Pei iode KlB
Pel"ljeiasal1

.

Epld

I i.iIms I

I Cam p

.

Rub

Sisipan 5

FORM PENYElIDIKAN KLB CAMPAK

Propinsi

Kab./Kota

Kecamatan

Pu skesmas

Desa

Dusun/RT

I.

IDENTITAS

Nama

Umur

Sex :

Alamat
II. IDENTIFIKASI PENYAKIT

1.

Gejala umum yang dirasakan/teramati

2.

Tanggal mulai sakit/t imbul gejala

3.

Apakah ada komplikasi yang menyertai

a. Demam

b. Batuk

c. Pilek

d. Rash
: Ya

I Tidak,

Jika ya , sebutkan ............. ..
III. RIWAYAT PENGOBATAN

1.

Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali : ...........................

2.

Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali : .. ............. ..... .... .. .

3.

Obat yang sudah diberikan

IV. RIWAYAT KONTAK

I Tidak,

1.

Apakah di rumah ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va

2.

Apakah di sekolah anak ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va ITidak,

3.

Apakah penderita menunjukan keadaan kekurangan gizi

4.

Apakah imunisasi campak sudah diberikan pada penderita : Va

Kapan ...... ... .............. .... ...... .
Kapan ..... .............................. .
;>

Val Tidak (BB/U)

I Tidak,

Pada usia berapa imunisasi campak terakhir diberikan : .................... ..
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN

Sediaan yang diambil : darah vena , Hasil Lab : + I

-

Tanggal Penyelidikan :
Pelaksana

a goritma di a g n o s Is pe n yakit dan res po n

Sisipan 6
Surveilans Ketat pada KLB Campak (C-l) (contoh data)
Pengam atan Harian Penderita & Kematian Campak

2

1

Loka si
P

M

P

RT A

1

0

RT B

2

0

RTC

5

RT D

4

3
M

P

M

3

1

3

0

4

0

2

0

1

8

0

3

0

0

1

0

1

0

Sisipan 7 (Format C-2)

C2

Stardard Informasi Mjni mal Faktor Risiko
Pada Penyelidikan Krb Campak
Umur

Desa

Pogulasi te-e.siko di daerah KLB dan sekitarnya
Desa
Desa
Desa

Desa

15 th

Tahun

Th.

Cakupan Imunisasi Campak di DESA KLB dan .sekitarnya 3 - 5 th terakhr- (%)
Desa
De.sa
Des.a
Desa
Desa

Cakupan imunisas i di PUSKESMAS KLB 3 - 5 tahun te-akhr- (%)
I Th.
I Th.
I Th.
I Th.

I

I

I

Apakah ada WM (vaksln vial mOnitor) vaksin Ya , bS"apa vial? :
campa)< pada kond isi C atau D ? (lakukan Tidak
ob.sS"vasi dan lhat buku catatan stok dan
kondisi vaksin)
Bagairnana kondisi chold chain? (lihat kondis i
cold
chain
oorsama
petugas
inun isasi
puskesmas.)
Apakah da.sa
mudah dijangkau da-i
fasilitas p3layanan kes.ehatan 7, .l3 laskan
Ap akah p3nduduknya padat ?
Ya/tidal<
Apakah vaksln dan logs t ik lahnya te-sedia 7,
.sebutkan Iogistik yang tidak tersedia dan
sebutkan se jak kat:an ?
Apakah ada tenaga inunisasi ? (Jelaskan)
Identifikasl
faktor
sosial
lalnnya
yang
berp3nga-uh te-hadap pe laksanaan Imunisasi.
Bagairnana "'UI
glzi masyarakat seca-a
umum?

alg ori tma d i ag nos is penyakit dan respon

I

Sisipan 8
Formulir Permintaa n Pemeriksaan Spesimen
Yth. Labo ratorium .
Bersama ini kami kirimkan spesimen penderita Campak dari :
Kabupaten :
__
Desa : ....,--_______ Pu skesma s :
Prov insi :
KLB minggu ke :
No EPID KLB : _ _ _ _ __
Tgllmun
campak
terakhir

Tgi
No Epid

Nama
Panas

Rash

Tgi spesimen
Darah

Urine

Tanggal pengirima n spesimen ke propinsi:
Tanggal pengirim an spesimen ke laboratorium:
Kondisi spesimen waktu di terima di provinsi:

,! BAlK

I
Ca t at an : Formul ir C 1 ter lampir

[I Volum e kurang
II Tidak dingin

_ _ _ _ _ .tanggal
Pengirim : _ __ _ _ _ __ _

Tembu san

Kasubd it Surveilans dan Respon KLB

.. .. .. ......... ..•. ....... .. ... ....)

a l go r i t ma di a g n o si s pen ya kit d an respo n

ALGORITMA DIAGNOSIS SINDROM NEUROLOGI AKUT

SINDROM NEUROLOGI AKUT

Tersangka Tetanus:
ditandai dgn
kontraksi dan

kekejangan otot
mendadak, dan
sebelumnya ada
riwayat luka

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA

Lakukan rujukan pemeriksaan
Meningitis/Encefalitis:
Pemeriksaan dengan RDT,
Serum darah, Cairan serebro
spinal

AFP:
Pemeriksaan Tinja

Lakukan Respon KLB

Respon Tatalaksana
Kasus: sesuai SOP

Respon Pelaporan dgn
menggunakan standar
pelaporan KLB

Respon Kesehatan
Masyarakat

* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam

algoritma diagnosis penyakit dan respon

kotak warna

merah)

ALGORITMA RESPON KLB AFP /POLIO

RESPON KLB
AFP (LUMPUH LAYUH MENDADAK)

1
Respon sistem
pelaporan:

Respon Kesehatan
Masyarakat:




WI
FPI



Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi.




FPS
Hasil pemeriksaan
laboratorium




Surveilans Intensif
Perlindungan terhadap
kontak



Pengambilan spesimen
untuk diperiksa di
Laboratorium rujukan
nasional



KIE kepada masyarakat
agar segera melaporkan
kasus AFP ke tempat
pelayanan kesehatan



KIE kepada masyarakat
tentang pentingnya
imunisasi polio
Pemberian Imunisasi
Polio Tambahan
Mopping Up Polio
apabila hasil
laboratorium positif
polio



24

-----------

--- -

algoritma diagnosis penyakit dan respon

Sisipan 9

Formulir Pelacakan Kasus AFP (FP1)

I Propinsi:

Kabupaten/kota:

I Nomor EPID:
3. Dokter praktek : .... ... ................ ... ...... .. . .

aporan dari : 1. RS: ......... .. ... ...... ... ... ... .

2. Puskesmas: ......... .. ....... .

4. Lainnya

Tanggallaporan diterima:

Tanggal pelacakan:

I. Identitas Penderita
Nama Qenderita :

I Umur:

Tanggallahir:

.... .. ..tahun ; ..... ... bulan;

Alamat:

lRT:

Kelurahan/desa:

..... ...... hari

RW:

I Kecamatan:

Nama orang tua :
II. RiwCftat Sa kit

I Tanggal

Tanggal mulai sakit:

mulai lumpuh:

Tanggal meninggal (bila penderita meninggal):

o Tidak

O Ya
Sebelum dilaporkan
Apakah penderita
berobat ke unit
pelayanan lain?

Nama unit pelayanan :
Tanggal berobat
Diagnosis :No. rekam medik:

Apakah kelumpuhan sifatnya akut (1-14 hari)?

1 Tidak Jelas

Apakah kelumpuhan sifatnya layuh (flaccid)?

C Ya

- Tidak

Tidak Jelas

Apakah kelumpuhan disebabkan ruda

C Ya

Tidak

_ Tidak Jelas

Bila kelumpuhan akut, layuh, tidak disebabkan rudapaksa, lanjutkan pelacakan, beri nomor EPID

III. Gejala/Tanda
Apakah penderita demam sebelum lumpuh?
Anggota gerak

Tidak

L Ya

Gangguan rasa r. ,ba

Kelumpuhan

r1 Ya

=Tidak

J Ya

] Tidak

-Tungkai kiri

Ya

Tidak

I Ya

...J Tidak

-Lengan kanan

Ya

r Tidak

Ya

J Tidak

Ya

[] Tidak

n Ya

Tidak

-Tungkai kanan

-Len9..§l.n kiri

I

-Lain-lain, sebutkan : Muka, leher, ... ......... .. .. ..... .. .. ........ .... .. ...... ...... ......... .... .. ... ............ .. .

algoritma diagnosis penyakit dan resp on

IV. Riwayat Kontak

NO. EPID:

Dal am satu bulan tera kh ir sebelum sakit,
apakah pen derita perna h bepergian?

Lokasi:
Ya
Tanggal pergi :

u Tidak tahu

1 Tidak

Da lam satu bulan terakhir sebelum sa kit,
apakah penderita pern ah be rkunjung ke
ruma r, anak yang ba ru mendapat imunisasi
polio?

Ya

J Tidak

Tidak tahu

V. Status Imunisasi polio
Jumlah dosis

Imunisasi
rutin
PIN, Mop-up, ORI,
BIAS Polio

1x

J 2x

3x

I

U4x

Su mber
informasi

KMS/catatan Jurim

Jumlah dosis

1x
I

Sumber
informasi

2x

I

3x

Belum pernah

[I

Catatan

rl

L Belum pernah

I) Tak Tahu

Ingatan responden

J4x

[ 5x

o 6x

Tak Tahu

! Ingatan responden

Tanggal imu nisasi polio yang paling akhir: J Tidak tahu

I

VI. Pengumpulan spesimen
Kabupaten/kota

Propinsi

Spesimen I

Tanggal ambil:

Tanggal kirim:

Tanggal kirim:

Spesimen II

Tanggal ambil :

Tanggal kirim:

Tanggal kirim:

Tak diambil spes imen, alasan:

Petugas pelacak:
Nama :

Hasil Pemeriksaan:
Diagnosis:

Tanda ta ngan:
Nama DSA
IDSS/DRMI Dr
IPemeriksa lain:
No. Telp./ HP:
Tanda tangan:

al g o r i tma dia gn o sis p e nya k it dan r espon

ALGORITMA RESPON KLB TETANUS NEONATORUM

RESPON KLB
TETANUS NEONATORUM

1
Respon sistem pelaporan:

Respon tatalaksana
kasus:



WI





T2

Dirawat di Rumah
Sakit

a lg or i tma d ia gnos i s penyak it dan r espon

Respon Kesehatan
Masyarakat:



Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi



KIE oleh Puskesmas
bertujuan agar
mayarakat membantu
dalam menemukan dan
melaporkan kesakitan
dan kematian bayi umur
:5 28hari.



KIE untuk peningkatan
cakupan ANC dan
persalinan nakes.

Sisipan 10

FORMULIR PELACAKAN KESAKIT AN/KEMATIAN
TERSANGKA KASUS TETANUS NEONATORUM (T2)
Pusk:

Kab :

No. Epid : .... .............. .. .... .... .. .. .

Prop:

a. Rumah sa kit
b. Puskesmas
c. Masyarakat
Sumber laporan pertama :
Tanggal Laporan diterima :_ _ __ _ _ _ _ _Tanggal Pelacakan :_ _ __ _ _ _ __

============== ================================================================

I. IDENTITAS BAVI
1. Nama bayi :_ _ _ __ _ __ __ _ _ __Laki-lakilPerempuan Anak ke : _ _ _ _ __
2 . Nama Ayah :_ _ _ _ __

Umur:

Th Pendidikan: _ _ _ Pekerjaan

3. Nama Ibu

Umur :

Th Pendidikan :_ _ _ Pekerjaan

4. Al am at JI. _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Rt.
Dusun

Kelurahan /Desa

Kecamatan :_ _ _ __ _ _ __

Kabupaten

Rw.

No.

II. INFORMASI RIWAVAT KESAKrTAN/KEMATIAN BAYI 3-28 HARI
Nama yang diwawancarai :_ _ _ _ _ _ Hubungan keluarga dengan bayi :_ _ _ _ __
a. Ya

-+

bila tidak, stop pelacakan II!

1.

Bayi lahir hidup :

2.

Tanggallahir bayi :_ _ _ _ _ _ _ Tanggal mulai sakit :_ __ _ _ _ __

3.

Bila bayi meninggal , tanggal meninggal :_ _ _ _ _ Umur meninggal :_ _ _ _hari

4.

Waktu lahir apakah bayi menangis : a. Ya

5.

Bila jawaban no 4 tidak tahu , maka tanyakan apakah terlihat tanda-tanda kehidupan lain dari bayi
(mis. sedikit gerakan) :
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

6.

Setelah lah ir apakah bayi bisa menetek atau mengisap susu botol dengan baik
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu -+ bila tidak , stop pelacakan !I!

7.

Apa kah 3 hari kemudian tiba-tiba mulut bayi mencucu dan tidak bisa menetek :
c. Tidak tahu, stop pelacakan II!
a. Ya
b. Tidak

8.

Apakah bayi mudah keja ng jika disentuh/terkena sinar atau bunyi :
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

9.

Apakah bayi dirawat : a . Ya
b. Tidak
Bila ya , dimana : RS/Puskesmas :_ _ _ _ __ _ _ _ _ _ Tanggal. Mulai dirawat_ _ _ __

b. Tidak

10. Keadaan bayi setelah dirawat :
a. Sembuh
b. Belum sembuh

III RIWAYAT KEHAMILAN
Profesi
Nama Pemeriksa
No

b. Tidak

c. Tidak Tahu

c. Meninggal

Alamat

Frekuensi

1
2
3

a l go r i t ma dia g no sis p e nya ki t da n re s p o n

1.

Apakah ibu pernah mendapat Imunisasi TT pad a waktu hamil bayi ini: a. Ya b. tidak

2.

Sumber informasi Imunisasi TT : a. Ingatan

3.

Berapa kali mendapat imunisasi TT pad a saat kehamilan bayi tersebut :
_ __ __ _
a . Pertama kali , pada kehamilan :
bulan, tanggal. Imunisasi
b. Kedua kali , pada kehamilan :
bulan , tanggal . Imunisasi:, _ _ _ __ __

b. Buku catatan

b. Tidak
4. Pernahkah ibu mendapat imunisasi TT pada kehamilan sebelumnya: a. Ya
b. Kedua thn : _ __
Bila "Ya" : kapan mendapat suntikan : a. Pertama thn :
b. Tidak
Bila "Tidak" : pernahkah ibu mendapat suntikan TT calon pengantin : a. ya
b. Kedua thn : _ __
Bila "Ya" kapan mendapat suntikan : a. Pertama thn:
5.

Tentukan status TT ibu pada saat kehamilan bayi tersebut berdasarkan jawaban no 3 dan 4 dengan
mempertimbangkan interval waktu pemberian TT :
a. TT1
b. TT2
c. TT3
d. TT4
e.TT5

IV. RIWAYAT PERSALINAN
Profesi
Nama
No
1

Te mpat Persalinan

Alamat

2
1. Tali pusat dipotong dengan :
a. Gunting b. Silet
c. Pisau

e. Tidak tahu

d. Sembilu

f. Lain-Iain :_ _ __ _ __

2. Setelah tali pusat dipotong obat apa saja yang dibubuhkan di tali pusat .
a. Alkohol
b. Betadin lYodium
c. Ramuan tradisional :

- - - - - - -- - - - -

3. Siapa yang merawat tali pusat sejak lahir sampai tali pusat puput.
a. Tenaga kesehatan
b. Bukan Tenaga kesehatan
4. Obatlramuan apa yang dibubuhkan selama merawat tali pu sat :_ _ _ _ _ _ __ _ __ _ _

Kesi mpulan Diagnosis: a. Konfirm TN

b. Tersangka TN

c. Bukan TN

I

[

I. Cakupan Imunisasi TT di desa kasus TN
a. TT1 =_ __ ___ %

b. TT2= _________ %

d. TT4 =_ _ ___ _

e. TT5= ________ %

%

c. TT3=_ __ ___ %

II. Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan = _____%
III. Cakupan Kunjungan Neonatus
a. KN 1=

_____%

b. KN2= _______ %

Tim Pelacak .
No

Nama

Jabatan

1
2

3

algo ri tma

i ag n osis

n resp o n

Tanda Tangan

ALGORITMA RESPON KLB TETANUS

RESPON KLB
TETANUS

Respon tatalaksana
untuk kasus:



Pembersihan luka
dan pemberian TT



Pemberian anti
tetanus serum
sesuai dosis

Respon sistem pelaporan:



Wi

Respon Kesehatan
Masyarakat:





Lakukan
Penyelidikan
Epidemiologi
(dengan format PE
Umum)
Penyuluhan tentang
pentingnya
imunisasi DT,TT,DPT.



Penyuluhan tentang
Hyangiene
perseorangan
terutama luka luar



Respon tatalaksana
untuk penderita luka
tetapi belum
menunjukan gejala:
Pembersihan luka
dan vaksinasi

algoritma diagnos ' s penyakit dan respon

ALGORITMA RESPON KLB MENINGITIS / ENSEFALITIS

RESPON KlB
MENINGITIS / ENSEFAUTIS

Respon tatalaksana
kasus:

Respon sistem
pelaporan:





WI



Hasil pemeriksaan
laboratorium



Pengobatan harus
segera diberikan bila
diagnosis terhadap
tersangka telah
ditegakkan, bahkan
sebelum bakteri
diidentifikasi.
Pemberian Antibiotik
sesuai dengan dosis.
Segera rujuk ke
Rumah Sakit

Respon Kesehatan
Masyarakat:










Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi untuk
mencari kasus kontak
terutama pada
kelompok rentan
Surveilans Intensif
terutama pada kasus
kontak, anggota
keluarga
Pemberian
pengobatan profilaksis
pad a kasus kontak
Pencegahan dengan
pemberian vaksin pada
semua kelompok umur
yang terkena
Pisahkan orang-orang
yang pernah terpajan
dengan penderita



Perbaikan hygeine,
sanitasi dan ventilasi
terhadap tempat
tinggal dan ruang tidur
bagi masyarakat
terutama kelompok
terpajan



Pengendalian vektor
dan reservoir (untuk
Japanese encephalitis)

bekerjasama dengan
Dinas peternakan
setempat

algoritma diagnosis penyakit dan respon

Sisipan 11
FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOlOGI MENINGITIS / ENCEFALITIS

I. Identitas Pelapor
1. Nama
2. Nama Kantor & Jabatan
3. Kabupaten/Kota
4. Propinsi

:-.J-.J20_

5. Tanggal Laporan
II. Identitas Penderita
1.

No. Epid :

2.

Nama:

DDDDDDDDDD

3.

Nama Orang Tua/KK :

4.

Jenis Kelamin : [1] Laki-Iaki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir :

5.

Tempat Tinggal Sa at ini :

- ' Umur:_ th, _ bl

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman):
Desa/Kelurahan :

, Puskesmas :

Kecamatan :

, Kabupaten/Kota :

Propinsi:

Tel/HP :

6.

Pekerjaan :

7.

Alamat Tempat Kerja :

8.

Orang tual Saudara dekat yang dapat dihubungi :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan :

, Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

, Propinsi :

TeI/HP:

III. Ri wayat Sa kit

1.

Tanggal mulai sa kit (demam) :

2.

Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat :

3.

Gejala dan Tanda Sa kit
Tanggal
0
Tanggal
0
Kaku kuduk
Tanggal
0
Mual muntah
Tanggal
0
Ruam
Tanggal
0
Gejala lain, sebutkan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
Demam

Nyeri kepala

4.

Status imunisasi Meningitis:

5.

Jenis Spesimen yang diambil:

6.

Tanggal pengambilan spesimen:

a. Belum Pernah
a. LCS

b. Sudah, berapa kali:
b. Darah

tahun:

C.

Tidak Tahu

c. Keduanya

-.1-.1__

No. Kode Spesimen:

IV. Riwayat Pengobatan
Penderita berobat ke:
A. Rumah Sakit

Dirawat V/T

B. Puskesmas

Dirawat V/T

C. Dokter Praktek Swasta
D. Perawat/mantri/Bidan
E. Tidak Berobat

algoritma diagnosis penyakit dan respon

Antibiotik:
Obat lain :
Kondisi Kasus saat ini:
a. Masih Sakit

b. Sembuh

c. Meninggal

V. Riwayat Kontak

1.

Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian
[11 Pernah

[2] Tidak pernah

[3] Tidak jelas

Jika Pernah, kemana:

2.

Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara yang
sakit/meninggal dengan gejala yang sama:

[1] Pernah

[2] Tidak pernah

[3] Tidak jelas

Jika Pernah, kemana:

3.

Dalam 1 bulan terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sa kit dengan gejala yang sama :

[1] Pernah

[2] Tidak pernah

[3] Tidak jelas

Jika Pernah, dari mana:

4.

Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah pernah berkunjung ke daerah peternakan hewan babi atau
menetap di daerah terse but

[1] Pernah

[2] Tidak pernah

[3] Tidak jelas

Jika Pernah, kemana:

VI. Kontak kasus
NAMA/UMUR

HUB DENGAN

STATUS

KASUS

IMUNISASI

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.
9.
10.

algoritma di ag nos is pen ya kit dan re spo n

HASIL LAB

PROFILAKSIS

Sisipan 12

Format Laporan Penyelidikan KLB Meningitis j Encefalitis

1.

Tim Penyelidikan Epidemiologi: Nama, gelar, dan tempat tugas

2.

Lokasi dan tanggal penyelidikan KLB

3.

Penegakan diagnosis KLB

4.

o

Gambaran klinis penderita

o
o

Di stribusi gejala dan kasus
Gambaran epidemiologi

o

Hasil pemeriksaan laboratorium

Data Epidemiologi

o

Kurva epidemi harian dan mingguan

o
o
o

Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun

Tabel, grafik dan peta distribu si kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin

Analisis epidemiologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu daerah
ke daerah lain, kelompok rentan KLB (menu rut lokasi , umur, jenis kelamin, status imunisasi) dan risiko
beratnya KLB (syok dan kematian)

o

5.

6.

Faktor risiko (berkunjung ke daerah endemis atau daerah peternakan babi)

Upaya penanggulangan:

o
o

Rencana surveillans

o

Rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan

Rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan

Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dilakukan

Sisipan 13

SU RVEILAN S KETAT PADA KLB MENINGITIS j ENCEFALITIS

Laporan Surveilans Ketat pada KLB MeningitisjEncefalitis
Po s/Puskesmas/Rumah Sakit . ............ ..... ... .... ..... ..... ... ... ..... ..

. ... ..... ......... . .. ................ .. .........

Kabupaten/Kota
Laporan Tanggal

. ......... ......... .. .... . , . ...

rc

--' .....,
rc rc
tlD..Cl
tID 0
C
rc ClJ
I- CCl

....

1

rc
.....,

..:;
rc

ClJ

rc

C
ClJ

E
Z

a..

2

rc
.....,
rc

ClJ

....., 0
rc

E
rc