Pemberian Amelioran Terhadap Status Hara, Pertumbuhan dan Produksi Padi di Lahan Gambut DataranTinggi

PEMBERIAN AMELIORAN TERHADAP STATUS HARA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DI LAHAN GAMBUT DATARAN TINGGI SKRIPSI MUHAMMAD FIKRI RIDHO 090301087 AET- ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATER UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

PEMBERIAN AMELIORAN TERHADAP STATUS HARA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DI LAHAN GAMBUT DATARAN TINGGI SKRIPSI MUHAMMAD FIKRI RIDHO 090301087 AET- ILMU TANAH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATER UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi
Nama NIM Program Studi Minat Studi

: Pemberian Amelioran Terhadap Status Hara, Pertumbuhan dan Produksi Padi di Lahan Gambut DataranTinggi : Muhammad Fikri Ridho : 090301087 : Agroekoteknologi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota


( Ir. Sarifuddin , MP ) NIP. 196503091993031014

( Ir. Alida Lubis, MS ) NIP. 195407211979032001

Mengetahui Ketua Program Studi Agroekoteknologi

( Prof. Ir. T. Sabrina, MAgr, Sc. PhD ) NIP. 196406201989032001

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh pemberian pasir vulkan, zeolit, dan air laut terhadap status hara, pertumbuhan dan produksi padi Dendang. Penelitian ini dilakukan di lahan sawah gambut dataran tinggi Desa Hutabagasan Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan RAK non faktorial dengan empat perlakuan yaitu G0 (kontrol), G1 (Pasir Vulkan 5 kg). G2 (Pasir Vulkan 5kg + Air Laut 2.5 L), G3 (Pasir Vulkan 5kg + Zeolit 1kg + Air Laut 2.5L) dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan air laut (G2 dan G3) dapat meningkatkan daya hantar listrik. Penambahan zeolit (G3) dapat berperan sebagi penyangga pH. Aplikasi semua amelioran tidak berpengaruh positif terhadap jumlah anakan, jumlah anakan produktif, bobot kering tanaman, bobot kering akar dan jumlah bulir per malai. Kata Kunci : Amelioran, Pasir Vulkan, Zeolit, Air Laut, Tanah Gambut
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT This study aims to determine the effect of volcanic sand, zeolite, and sea water to nutrient status, growth and production of Dendang rice. This research was conducted in highlands peat in Hutabagasan, Dolok Sanggul Sub-District Humbang Hasundutan Regency, North Sumatra. This study used non factorial randomized block design with four treatmentsare G0 (control), G1 (Volcanic Sand 5 kg). G2 (Volcanic Sand 5kg + Sea Water 2.5 L), G3 (Volcanic Sand 5kg + Zeolite 1kg + Sea Water 2.5L) and 3 replicants. The results showed that the addition of sea water (G2 and G3) can increase soil electrical conductivity. The addition of zeolite (G3) may act as soil pH buffer. Applications all ameliorant have not positive influence on the number of tillers, number of productive tillers, plant dry weight, root dry weight and number of grains per panicle
Keywords: Ameliorant, Vulkan Sand, Zeolite, Sea Water, Peat Soil
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 27 April 1992 dari Ayahanda Riki Octavia dan Ibunda Tukiah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis memulai pendidikan formal di SD Swasta Kartini, Tebing Tinggi pada tahun 1997 dan pindah ke SD Swasta Eria, Medan pada tahun 1999. Lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Medan pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Medan pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi , Universitas Sumatera Utara pada tahun 2009 melalui jalur UMB PTN sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi.
Aktifitas yang dilakukan selama di perkuliahan : 1. Aktif di komunitas Medan Berkebun dan menjadi penggiat Indonesia
Berkebun sejak 2011 2. Melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di PT. PP. London Sumatera
Indonesia, Rambong Sialang Estate pada tahun 2012 3. Menjadi anggota FKH (Forum Komunitas Hijau) Medan sejak 2012 4. Menjadi asisten di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Pemupukan pada
tahun 2014
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktu yang tepat.
Adapun judul skripsi ini adalah “ Pemberian Amelioran Terhadap Status Hara, Pertumbuhan dan Produksi Padi di Lahan Gambut Dataran Tinggi“ yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Sumatera Utara.
Rasa terimakasih yang tak terkira untuk orangtua tercinta Ayahanda Riki Octavia dan Ibunda Tukiah atas segala kasih sayang, dukungan dan do’a yang tiada habisnya dalam mendukung penulis hingga penulis menyelesaikan skripsi dan mendapat gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan iini penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada komisi pembimbing yaitu Ir. Sarifuddin, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Alida Lubis, MS selaku anggota komisi pembimbing serta kepada Bapak Ir. Mukhlis,M.Si yang memberi banyak pelajaran, pengajaran dan bantuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian hingga penulisan skripsi. Serta kepada Jul Bahori Panggabean dan Juriaman Purba yang merupakan rekan dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir serta kepada teman-teman AET-Ilmu Tanah 2009 yang namanya tak bias disebutkan satu per satu.
Ucapan terimakasih juga saya ucapkan untuk Bang Rudi sebagai Laboratorium Riset dan Teknologi yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara

analisis tanah, serta pada Sabilla Yassarah yang dengan sabar menmberi semangat pada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih belum sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada kita dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi.
Medan, Juni 2014 Penulis
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i ABSTRACT .......................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... v PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian .......................................................................................3 Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut ............................................................................................... 4 Pasir Vulkan ................................................................................................... 5 Zeolit ............................................................................................................. 6 Air laut .......................................................................................................... 7 Budidaya Padi Di Lahan Gambut ................................................................. 8
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 10 Bahan dan Alat ............................................................................................. 10 Metode Penelitian ......................................................................................... 11 Pelaksanaan Penelitian................................................................................... 11 Analisis Awal ................................................................................................ 12 Parameter Yang Diamati................................................................................ 14
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil .............................................................................................................. 17 Pembahasan .................................................................................................. 24
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................... 28 Saran ............................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh pemberian pasir vulkan, zeolit, dan air laut terhadap status hara, pertumbuhan dan produksi padi Dendang. Penelitian ini dilakukan di lahan sawah gambut dataran tinggi Desa Hutabagasan Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan RAK non faktorial dengan empat perlakuan yaitu G0 (kontrol), G1 (Pasir Vulkan 5 kg). G2 (Pasir Vulkan 5kg + Air Laut 2.5 L), G3 (Pasir Vulkan 5kg + Zeolit 1kg + Air Laut 2.5L) dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan air laut (G2 dan G3) dapat meningkatkan daya hantar listrik. Penambahan zeolit (G3) dapat berperan sebagi penyangga pH. Aplikasi semua amelioran tidak berpengaruh positif terhadap jumlah anakan, jumlah anakan produktif, bobot kering tanaman, bobot kering akar dan jumlah bulir per malai. Kata Kunci : Amelioran, Pasir Vulkan, Zeolit, Air Laut, Tanah Gambut
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT This study aims to determine the effect of volcanic sand, zeolite, and sea water to nutrient status, growth and production of Dendang rice. This research was conducted in highlands peat in Hutabagasan, Dolok Sanggul Sub-District Humbang Hasundutan Regency, North Sumatra. This study used non factorial randomized block design with four treatmentsare G0 (control), G1 (Volcanic Sand 5 kg). G2 (Volcanic Sand 5kg + Sea Water 2.5 L), G3 (Volcanic Sand 5kg + Zeolite 1kg + Sea Water 2.5L) and 3 replicants. The results showed that the addition of sea water (G2 and G3) can increase soil electrical conductivity. The addition of zeolite (G3) may act as soil pH buffer. Applications all ameliorant have not positive influence on the number of tillers, number of productive tillers, plant dry weight, root dry weight and number of grains per panicle
Keywords: Ameliorant, Vulkan Sand, Zeolite, Sea Water, Peat Soil
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Lahan gambut merupakan lahan marginal untuk pertanian karena

kesuburannya yang rendah, pH sangat asam, dan keadaan drainase jelek. Luas lahan gambut Indonesia diperkirakan berkisar antara 17-21 juta Ha. Data yang akurat mengenai luas lahan gambut sulit ditemui karena terbatasnya survei dan pemetaan tanah gambut di daerah Indonesia Timur. Dengan luasan yang cukup besar yaitu berkisar 9-11% dari luas dataran di Indonesia, maka sulit dihindari pengembangan pertanian ke lahan marginal ini (Balai Penelitian Tanah, 2011).
Pemanfaatan lahan gambut dalam bidang pertanian untuk budidaya padi sawah memiliki beberapa hambatan secara fisik, kimia dan biologi serta karakteristik kimia tanah gambut di Indonesia cukup beragam. Sifat kimia tanah gambut di Indonesia yang utama antara lain sifatnya yang sangat masam dengan kisaran pH 3-5, basa-basa yang dapat dipertukarkan yang sangat rendah, serta unsur mikro (Cu, Zn, Mo) yang sangat rendah dan diikat cukup kuat oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Agus dan Subiksa, 2008).
Untuk terciptanya budidaya yang berkelanjutan , masukan-masukan yang berupa amendemen perlu dipilih sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengaruh ganda dan pengaruh amelioratif jangka panjang. Akan lebih baik lagi jika masukanmasukan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber alternatif dengan penekanan pada sumber-sumber yang berasal dari alam (Radjagukguk, 2001). Penelitian sebelumnya telah menggunakan amelioran seperti pupuk organik, tanah mineral,
Universitas Sumatera Utara

zeolit, dolomit, fosfat alam, pupuk kandang, kapur pertanian, abu sekam, purun tikus (Susilawati, et al . 2011)
Lahan gambut di Sumatera Utara sebagian besar berada di dataran rendah wilayah pesisir pantai timur Sumatera meliputi Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu dengan luas areal 322.937 Ha, sementara itu gambut dataran tinggi terdapat pada Kabupaten Dairi dan Kabupaten Humbang Hasundutan seluas 2.358 ha (Istomo. 2006). Tipe lahan gambut di Kabupaten Humbang Hasundutan termasuk tipe gambut topogen atau gambut dataran tinggi yang jarang terdapat di Pulau Sumatera termasuk Indonesia, dan biasanya dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan budidaya tanaman hortikultura dan tanaman padi lokal dan penelitian tentang lahan gambut dataran tinggi untuk penggunaan di bidang pertanian masih sangat sedikit.
Pasir vulkanik merupakan pasir hasil endapan dari lahar gunung berapi yang biasanya ditemui di daerah lereng dan kaki gunung. Menurut hasil penelitian Sudaryo dan Sutjipto (2009) dengan menggunakan analisis aktivasi neutron cepat, kandungan logam dalam pasir vulkanik di sekitar wilayah Merapi yaitu untuk logam Al berkisar 1,8-5,9%, Mg sebesar 1-2,4%, Si sebesar 2,6-28%, dan Fe sebesar 1,4-9,3%. Selain itu pasir vulkan diharapkan menambah fraksi mineral sehingga dapat meningkatkan bulk density yang juga sekaligus meningkatkan daya sangga akar tanaman. Telah banyak penelitian tentang abu vulkan sebagai amelioran, namun pasir vulkan belum banyak diaplikasikan sebagai amelioran di tanah gambut.
Zeolit adalah mineral kristal aluminosilikat terhidrasi dari kation dan alkali tanah yang memiliki sifat-sifat spesifik antara lain : (a) mampu melakukan pertukaran ion, (b) berfungsi sebagai penyaring molekuler, (c) sebagai katalis dan dapat
Universitas Sumatera Utara

mengalami dehidrasi maupun rehidrasi, (d) serta mengandung basa-basa seperti K,

Na, Ca . Zeolit dikenal juga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan nitrogen dan

dapat membebaskan unsur unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn, Cu (Mumpton, 1999)

Maas et al. (1999 dalam Sudarman 2002) menyatakan bahwa air laut dapat

+ 2+


2+

berfungsi sebagai amelioran karena mengandung basa-basa Na , Ca , atau Mg dan

3+ 2+
mempunyai daya penukar yang besar terhadap Al dan Fe yang berada pada

kompleks pertukaran. Oleh karena itu air laut dengan konsentrasi tertentu dapat

berperan sebagai bahan amelioran melalui sumbangan basa-basa sekaligus bersifat

sebagai ion penukar.

Hasil penelitian Firlana (2013) dan Lubis (2013) pada tanah gambut dari Desa

Rawasari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan menggunakan varietas

Dendang di rumah kaca, mendapatkan bahwa kombinasi perlakuan yang terbaik


adalah perlakuan pasir vulkan dan pasir vulkan + zeolit yang masing-masing diberi

500 mL air laut / pot, berpengaruh nyata pada meningkatkan jumlah anakan produktif

per rumpun dan produksi per pot.

Dengan uraian diatas, penelitian ini mencoba budidaya padi varietas Dendang

di lahan gambut dataran tinggi yang telah diberi amelioran pasir vulkan, zeolit, air

laut.

Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui pengaruh amelioran terhadap kadar hara, pertumbuhan dan

produksi padi varietas Dendang di lahan sawah gambut dataran tinggi.

Universitas Sumatera Utara


Hipotesis Penelitian - Pengaruh amelioran berpengaruh meningkatkan kadar hara, pertumbuhan dan produksi padi varietas Dendang di lahan sawah gambut dataran tinggi.
Kegunaan Penelitian - Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. - Sebagai bahan informasi untuk petani padi di lahan gambut dataran tinggi dan pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Gambut Gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara
alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sedikit mengalami perombakan. Dalam pengertian ini tidak berarti bahwa setiap timbunan bahan organik yang basah adalah gambut. Sebagaian petani menyebut tanah gambut dengan istilah tanah hitam, karena warnanya hitam dan berbeda dengan jenis tanah lainnya. Tanah gambut yang telah mengalami perombakan secara sempurna sehingga tumbuhan aslinya tidak dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001)
Tingkat kesuburan gambut ditentukan oleh kandungan bahan mineral dan basa-basa, bahan substratum/dasar gambut dan ketebalan lapisan gambut. Gambut di Sumatera relatif lebih subur dibandingkan dengan gambut di Kalimantan. Berdasarkan lingkungan pembentukannya, gambut dibedakan atas: (a) Gambut ombrogen yaitu gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi oleh air hujan dan (b) Gambut topogen yaitu gambut yang terbentuk di lingkungan yang mendapat pengayaan air pasang. Dengan demikian gambut topogen akan lebih kaya mineral dan lebih subur dibandingkan dengan gambut ombrogen (Agus dan Subiksa, 2008)
Tingkat keasaman gambut mempunyai kisaran sangat lebar. Umumnya, tanah gambut tropik, terutama gambut ombrogen (oligotropik), mempunyai kisaran pH 3,0 – 4,5, kecuali yang mendapat penyusupan air laut atau payau. Kemasaman tanah
Universitas Sumatera Utara

gambut cenderung makin tinggi jika gambut makin tebal. Gambut dangkal mempunyai pH antara 4,0 – 5,1, sedangkan gambut dalam pH nya antara 3,1- 3,9 dimana sumber keasaman yang berperan pada tanah gambut adalah pirit dan asamasam organik (Noor, 2001).
Secara alamiah tanah gambut memiliki tingkat kesuburan rendah, karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Namun demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif dari tanah, yang menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara. Karakteristik dari asam-asam organik ini akan menentukan sifat kimia gambut. Untuk mengurangi pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun, dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan yang banyak mengandung kation polivalen seperti Fe, Al, Cu, dan Zn. Kation-kation tersebut membentuk ikatan koordinasi dengan ligan organik membentuk senyawa kompleks/khelat.(Hartatik et al, 2011)
Tanah gambut umumnya memiliki kapasitas tukar kation (KTK) tinggi dan kejenuhan basa (KB) rendah. Kapasitas tukar kation tanah gambut lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral dan semakin tinggi dengan meningkatnya kandungan bahan organik. Nilai KTK memegang peranan penting dalam pengelolaan tanah dan dapat menjadi penciri kesuburan tanah. Kapasitas tukar kation pada tanah umumnya tergantung pada jumlah muatan negatif yang berada pada kompleks jerapan ( Agus dan Subiksa, 2008)
Universitas Sumatera Utara

Pasir Vulkan Abu vulkan sebagai bahan amelioran di lahan gambut Kalimantan Barat telah
dicobakan dengan dosis yang cukup tinggi dan dikaji pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Setiadi, 1995). Proses mineralisasi kandungan hara dan pelapukan abu vulkan akhir-akhir ini memperoleh perhatian di Jepang, diantaranya Shindo (1992), Takamatsu, Boratynski dan Satake (1992) serta Yamada (1997). Kandungan hara yang terdapat pada abu volkan mempunyai harapan baik untuk dijadikan sumber hara pada lahan gambut.
Deposit abu vulkan sangat besar sebab Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif. Penggunaan abu vulkan sebagai bahan amelioran pada tanah gambut dapat berpengaruh positif terhadap lingkungan karena abu vulkan yang dideposisikan akan berkurang sehingga dapat mengurangi beban tanggul penahan lahar serta longsor lahar dingin (Setiadi, 1995)
Abu vulkan yang berukuran dari debu sampai pasir, banyak mengandung gelas vulkanik, sedikit feldspar, dan mineral-mineral kelam (mineral Fe dan Mg) serta sejumlah kuarsa. Di beberapa tempat ditemukan pula abu vulkanik yang tidak mengandung gelas tapi kaya akan fragmen batuan. Kebanyakan abu vulkan bersifat andesitic terutama pada gunung-gunung api sekitar pasifik. Abu vulkan yang berasal dari gunung api di Indonesia umumnya bersifat andesitik sampai basaltic (Hardjowigeno, 1993).

Dari hasil data analisis kimia tanah untuk bahan vulkan yang digunakan dalam penelitian ini, menunjukan bahwa: pH (H O) (5,59), pH (KCl) (5,44),
2
Universitas Sumatera Utara

P-tersedia (5,33 ppm), Retensi P ( 24,19%), P-Total (0,045%), K (0,041 cmol/kg), Ca

(0,21 cmol/kg), Mg (0,046 cmol/kg), Na (0,053 cmol/kg), Al (0,68 cmol/kg), KTK

(6,3 me/100gram), dan kandungan C-organik (0,057%) (Ridwandi et al, 2013).

Hikmatullah (2010) menambahkan dari hasil peneltiannya bahwa kadar Al pada dari o
semua pedon tanah vulkan cukup tinggi mencapai 2.47-5.43 %, sedangkan kadar Feo

mencapai 0.80-2.03 %.

Zeolit

Struktur zeolit terdiri dari tiga dimensi tetrahedral silikat yang disebut tektosilikat dalam struktur ini sebagian Si4+ digantikan Al3+ sehingga menghasilkan

muatan listrik negatif kristal tersebut bertambah. Kelebihan muatan negatif ini biasanya diimbangi oleh kation-kation logam K+, Na+ dan Ca+ yang menduduki


dalam struktur kristal mineral zeolit yang bersangkutan sehingga zeolit dapat

bermuatan netral (Harjanto, 1987).

Zeolit merupakan aluminosilikat kristalin berpori mikro terhidrasi yang

mengandung pori yang saling berhubungan dengan ukuran 3 sampai 10 Ǻ. Zeolit

tersusun oleh silikon, oksigen dan alumunium dalam suatu kerangka struktur tiga

dimensi dengan pori-porinya mengandung molekul air yang dapat menyerap kation

yang saling bertukar (catión exchange). Secra kimia zeolit mempunyai rumus empiris

+2 +2

+ +2

: M ,M Al O _gSiO _ZH O, dimana M biasanya Na atau K, M adalah Mg, Ca,


23

22

atau Fe (Warmada dan Titisari, 2004).

Zeolit digunakan sebagai "soil conditioning" yang dapat mengontrol dan

menaikkan pH tanah serta kelembaban tanah. Dalam pengalaman petani di Jepang,

Universitas Sumatera Utara

penambahan zeolit pada pupuk tanaman bervariasi dari 15-63% terutama untuk

tanaman apel dan gandum. Penambahan zeolit pada pupuk kandang ternyata juga

akan meningkatkan proses nitrifikasi. Pada saat ini bidang pertanian merupakan

pemakai zeolit terbesar di Indonesia, selain sebagai "slow release fertilizer", zeolit


juga digunakan untuk sebagai carrier pestisida/herbisida dan fungisida. Namun ada

keraguan penambahan zeolit pada pupuk akan terjadi akumulasi zeolit pada lahan

pertanian. Jumlah penambahan zeolit ini akan tergantung pada jenis tanah setempat.

Untuk tanah arid dan semi desert penggunaan zeolit sebagai campuran pupuk

mungkin perlu dikurangi (Sutakarya et al., 1992) .

Air Laut

Dalam air laut terdapat berbagai ion anorganik yang secara keseluruhan

maupun individual konsenterasinya boleh dikatakan konstan. Walaupun banyak ion-

ion tersebut yang bergerak (pindah) ke dan dari daratan, laut dan atmosfer dalam siklus geokimia. Na+ dan Cl- adalah ion utama, kemudian disusul oleh kation-kation Mg2+, Ca2+, K+, Sr+ serta anion anion SO42-, Br- dam HCO3-, ion-ion tersebut

merupakan 99,9% dari jumlah total garam dalam air laut.

(Brotowijaya et al,

1995)

Hasil penelitian Saragih (2009) pelindian air laut terhadap gambut

menyebabkan DHL gambut meningkat. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan

garam-garam terlarut akibat pelindian dengan air laut. Pelindian dengan air laut juga

meningkatkan pH tanah yang diakibatkan karena air laut mempercepat ekstraksi pada

gambut sehingga asam-asam organik meningkat dan mengasamkan tanah, dan

menaikkan basa-basa tukar gambut

Universitas Sumatera Utara

Sudarman, dkk .(2002) menambahkan bahwa air laut dapat berfungsi sebagai amelioran karena air laut mempunyai daya penukar yang besar sehingga Al 3+ dan Fe2+ yang berada pada kompleks pertukaran dapat digantikan oleh Na+, Ca2+, atau Mg2+ dari air yang ditambahkan. Oleh karena itu air laut dengan konsentrasi tertentu dapat berperan sebagai ion exchange , atau sebagai bahan amelioran. Budidaya Padi di Lahan Gambut
Pemanfaatan lahan gambut dalam bidang pertanian terutama untuk budidaya padi sawah memiliki beberapa hambatan secara kimia. Karateristik kimia tanah gambut di Indonesia cukup beragam. Sifat kimia tanah gambut Indonesia yang utama antara lain sifatnya yang sangat masam dengan kisaran pH 3–5, basa-basa dapat ditukarkan yang rendah, serta unsur mikro (Cu, Zn, dan Mo) yang sangat rendah dan diikat cukup kuat oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Agus dan Subiksa, 2008).
Untuk budidaya padi sawah di lahan gambut ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya varietas padi. Varietas yang dianjurkan untuk ditanam di lahan rawa bisa dibedakan atas varietas unggul lokal dan varietas unggul introduksi. Varietas unggul lokal biasanya memiliki adaptasi yang relatif lebih baik sehingga sangat dianjurkan untuk lahan yang baru dibuka.(Najiyati et al, 2005). Selanjutnya menurut Soewito et al. (1995), selama ini sumbangan varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi nasional cukup besar. Di samping itu, varietas unggul pada umumnya berumur pendek (genjah) sehingga sangat penting artinya bagi petani dalam mengatur pola tanam.
Universitas Sumatera Utara

Varietas Dendang memiliki toleransi sedang hingga agak peka terhadap keracunan Fe di Tamanbojo Lampung. Dibanding dengan varietas Batanghari, Punggur dan Indragiri, varietas Dendang memiliki produksi lebih tinggi (2,3 ton/Ha) dan keempatnya dapat beradaptasi pada lahan gambut maupun sulfat masam potensial dan hasilnya cukup tinggi di lahan rawa pasang surut (Suhartini, 2004).
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah gambut dataran tinggi Desa
Hutabagasan Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang merupakan gambut saprist. Terletak 298 km dari kota Medan, berada pada 2°15’26,8” LU dan 98°43’11,5” BT dengan ketinggian tempat ± 1411 mdpl, memiliki iklim dengan curah hujan rata-rata 1.807 mm/ tahun dan suhu udara rata-rata 20 26°C (Istomo, 2006). Penelitian dimulai dari bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013. Bahan dan Alat Bahan
Bahan yang digunakan adalah bahan pasir vulkan dari horizon C pada profil tanah lereng utara kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Zeolit klioptilolit diperoleh dari Jawa Barat , dan air laut diambil dari perairan laut ± 10 km dari Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Sebagai pupuk dasar digunakan Urea, SP36 dan KCl, benih padi hibrida varietas Dendang diperoleh dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi, Subang, Jawa Barat sebagai tanaman indikator untuk melihat kesesuaiannya ditanam di lahan gambut. Pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan. Alat
Alat yang digunakan adalah pH meter untuk mengukur kemasaman larutan tanah, Electro Conductivity Meter untuk mengukur Daya Hantar Listrik (DHL) larutan tanah, spektofotometer untuk mengukur P tersedia. Destilator , palu untuk
Universitas Sumatera Utara

menghaluskan pasir vulkan, ayakan untuk mengayak pasir vulkan, timbangan digunakan untuk menimbang bahan dan alat-alat laboratorium serta alat - alat pendukung lainnya yang dipergunakan selama penelitian. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok non faktorial dengan faktor perlakuan terdiri dari 4 kombinasi amelioran dan 3 ulangan, yaitu: G0: kontrol G1: pasir vulkan 5 kg / plot G2: pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L / plot G3: pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg / plot
Model linier Rancangan Acak Kelompok: Yij = µ + αi + βj + ∑ij Dimana: Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. µ = nilai tengah umum. αi = pengaruh perlakuan ke-i. βj = pengaruh blok ke-j ∑ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
Selanjutnya data di analisis dengan Analisis of Varian pada setiap parameter yang di ukur dan di uji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5 %.
Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Lahan penelitian berlokasi di Desa Hutabagasan Kecamatan Dolok Sanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Lahan didesain sedemikian rupa

agar tidak terjadi pencampuran perlakuan satu sama lain sehingga diharapkan data

hasil pengamatan yang diperoleh lebih akurat. Adapun bagan penelitian yang akan

dibuat dapat dilihat seperti pada gambar berikut :

(-) Air Laut

(+) Air Laut

Saluran air

G0(II)

G1(II)

G2(I)

G3(III)

G0(I)

G1(III)

G2(III)

G3(II)

G0(III)

G1(I)

G2(II)

G3(I)

pematang
Keterangan :  Ukuran per plot 2 x 2 m  Lebar parit antar ulangan 1m dan antar perlakuan 1,5 m  Area I dan Area II dipisahkan oleh bedengan untuk memisahkan perlakuan air laut
Analisis Awal

Universitas Sumatera Utara

Sampel tanah masing- masing plot diambil untuk kemudian dianalisis awal yaitu dengan parameter pH tanah, DHL, Basa-basa tukar (Na+, K+, Ca2+, Mg2+), KTK, P-tersedia, N-total dan C-organik tanah. Analisis dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penyemaian Benih
Penyemaian benih dilakukan selama 3-4 minggu sebelum dilakukannya penanaman di lapangan. Benih disebar di area penyemaian yang telah disediakan di dalam polibag 10 kg. Media tanam untuk penyemaian digunakan top soil dengan campuran kompos dengan perbandingan 3:1 dan diaduk secara merata. Penyiraman benih dilakukan setiap hari selama penyemaian. Aplikasi Perlakuan
Aplikasi perlakuan dilakukan setelah pengolahan tanah dan diaplikasi sesuai dengan perlakuan yang dibutuhkan satu hari sebelum penanaman. Untuk dosis perlakuan pasir vulkan sebanyak 5 kg/plot, zeolit sebanyak 1 kg/plot dan air laut ditambahkan sebanyak 2.5 L/plot, disebar secara merata pada setiap plot perlakuan dan diaduk menggunakan garu pada permukaan tanah. Penyiraman lahan dengan air gambut dilakukan sebelum penanaman. Penanaman di Lapangan
Setelah benih matang semai, benih di seleksi dan ditanam di lapangan dengan jarak tanam 25 x 20 cm dengan luas plot 4 m2 sehingga diperoleh 72 rumpun di dalam satu plot. Setiap lubang tanam ditanami 3-4 batang benih padi.
Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman yang disesuaikan dengan kondisi
di lapangan. Dilakukan penyiangan apabila terdapat gulma dan dilakukan pengendalian apabila terdapat serangan hama dan penyakit. Tiap area dikelilingi dengan jaring pelindung untuk menghindari serangan hama tikus. Aplikasi Pupuk Dasar dan Pengambilan Data Pertama
Aplikasi pupuk dasar dilakukan satu bulan setelah penanaman di lapangan. Dosis pupuk yang diberikan yaitu : 77,7 gr Urea / plot dengan 3 kali pemberian 25% saat penanaman, 25% pada saat 6 minggu sebelum tanam dan 25% pada fase akhir vegetatif tanaman, 48,65 gr SP-36/ plot dan 17,5 gr KCl/plot keduanya diaplikasikan pada saat tanam. Sebelum aplikasi pupuk diambil sampel tanah pada beberapa titik dan kemudian dikompositkan pada masing-masing plot untuk dianalisis tanah awal di laboratorium. Parameter Tanah
- pH H2O dengan metode elektrometri pada 6 minggu setelah tanam - DHL dengan Electric Conducitivity meter pada 6 minggu setelah tanam - N total dengan metode Kjedhal pada 6 minggu setelah tanam - P-tersedia metode Bray II pada 6 minggu setelah tanam - K-tukar dengan metode ekstraksi NH4Cl 1N pada 6 minggu setelah tanam - Rasio C/N pada 6 minggu setelah tanam Parameter Tanaman. - Jumlah anakan per rumpun - Jumlah anakan produktif per rumpun
Universitas Sumatera Utara

- Bobot kering tanaman (g) - Bobot kering akar (g) Seluruh parameter diamati setelah pembentukan bulir (20 minggu setelah tanam)
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

pH Tanah

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh nyata

dalam meningkatkan pH tanah.

Tabel 1. pH tanah pada 6 Minggu Setelah Tanam (MST)

Perlakuan

Rataan

Kontrol (G0)

5.93a

Pasir vulkan 5 kg (G1)

5.67ab

Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2)

5.28c

Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

5.34bc

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak

nyata menurut uji BNT 5%

Berdasar Tabel 1 diatas diketahui bahwa pH yang tertinggi pada perlakuan

Kontrol (G0) sebesar 5.93 sedangkan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg

+ air laut 2.5 L (G2) sebesar 5.28.

Daya Hantar Listrik

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh nyata

dalam meningkatkan daya hantar listrik tanah.

Tabel 1. Daya Hantar Listrik Tanah pada 6 MST
Perlakuan
Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

Rataan (mmhos/cm)
0.0417c 0.0787bc 0.1580a 0.1753a

Universitas Sumatera Utara

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Berdasar Tabel 2 diatas diketahui bahwa daya hantar listrik yang tertinggi

pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebesar 0.1753

mmhos/cm sedangkan yang terendah pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 0.0417

mmhos/cm

N-Total

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak

nyata dalam meningkatkan N total tanah.

Tabel 3. N-total Tanah pada 6 MST
Perlakuan
Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

Rataan (%) 0.462 0.533 0.466 0.440

Berdasar Tabel 3 diatas diketahui bahwa N total yang tertinggi pada perlakuan

pasir vulkan 5 kg (G1) sebesar 0.533%, sedangkan yang terendah pada perlakuan

pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebesar 0.440%.

P-tersedia

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pasir vulkan, pasir vulkan

+ air laut, serta pasir vulkan + air laut +zeolit berpengaruh tidak nyata dalam

meningkatkan P-tersedia di tanah gambut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. P-tersedia Tanah pada 6 MST (ppm)
Perlakuan
Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

Rataan (ppm) 16.82 15.67 16.90 16.38

Berdasar Tabel 4 diatas diketahui bahwa P tersedia yang tertinggi terdapat

pada perlakuan Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L sebesar 16.90 ppm , dan yang

terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg (G1) sebesar 15.67 ppm.

K-tukar

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan ditambah air laut, serta pasir vulkan ditambah air laut dan zeolit

memberikan berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan K-tukar di tanah gambut.

Tabel 5. K-tukar Tanah pada 6 MST
Perlakuan
Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

Rataan (me/100g)
0.032 0.026 0.030 0.029

Berdasar Tabel 5 diatas diketahui bahwa K tukar yang tertinggi terdapat pada

perlakuan Kontrol (G0) sebesar 0.030 me/100g , dan yang terendah pada perlakuan

pasir vulkan 5 kg (G2) sebesar 0.026 me/100g.

Rasio C/N

Hasil analisi sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak

nyata dalam menurunkan rasio C/N tanah gambut

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Rasio C/N Tanah pada 6 MST
Perlakuan
Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

Rataan (%) 44.77 42.08 51.29 66.61

Berdasar Tabel 6 diatas diketahui bahwa rasio C/N yang tertinggi terdapat

pada perlakuan Pasir vulkan 5 kg ditambah air laut 2.5 L dan zeolit 1 kg (G3) sebesar

66.61 %, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg (G2) sebesar 42.08%.

Anakan vegetatif

Hasil analisis sidik ragam untuk menunjukkan bahwa perlakuan pemberian

pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh

tidak nyata dalam meningkatkan jumlah anakan produktif padi Dendang di lahan

gambut dataran tinggi.

Tabel 7. Jumlah Anakan Vegetatif 20 MST

Perlakuan

Rataan (anakan)

Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

39.00a 31.75b 28.71b 24.79b

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak

nyata menurut uji BNT 5%

Berdasarkan Tabel 7 diatas diketahui jumlah anakan vegetatif yang tertinggi

terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebanyak 39.00 anakan, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg +air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebanyak 24.79 anakan.

Anakan Produktif

Hasil analisis sidik menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan,

pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata

Universitas Sumatera Utara

dalam meningkatkan jumlah anakan produktif padi Dendang di lahan gambut dataran

tinggi.

Tabel 8. Jumlah Anakan Produktif

Perlakuan

Rataan (anakan)

Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

19.04a 13.25a 13.29a 8.83b

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda

tidak nyata menurut uji BNT 5%

Berdasar Tabel 8 diatas diketahui jumlah anakan generatif yang tertinggi

terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebanyak 19.00 anakan, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebanyak 8.83 anakan.

Bobot Kering Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak

nyata dalam meningkatkan bobot kering tanaman padi Dendang di lahan gambut

dataran tinggi.

Tabel 9. Bobot Kering Tanaman

Perlakuan

Rataan (g)

Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

64.54a 39.31ab 31.37b 24.18b

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak

nyata menurut uji BNT 5%

Universitas Sumatera Utara

Berdasar Tabel 9 diatas diketahui bobot kering tanaman yang tertinggi

terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 64.54 g, dan yang terendah pada

perlakuan pasir vulkan 5 kg ditambah air laut 2.5 L dan zeolit 1 kg (G3) sebesar

24.18 g.

Bobot Kering Akar

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak

nyata dalam meningkatkan bobot kering akar padi Dendang di lahan gambut dataran

tinggi.

Tabel 10. Bobot Kering Akar

Perlakuan

Rataan (g)

Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

36.24a 28.51ab 22.84b 21.69b

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak

nyata menurut uji BNT 5%

Berdasar Tabel 10 diatas diketahui bobot kering akar yang tertinggi terdapat

pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 36.24 g, dan yang terendah pada perlakuan pasir

vulkan 5 kg + air laut 2.5 L dan zeolit 1 kg (G3) sebesar 21.69 g.

Jumlah bulir per malai

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir

vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak

nyata dalam meningkatkan jumlah bulir per malai padi Dendang di lahan gambut

dataran tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 11. Jumlah Bulir per Malai
Perlakuan
Kontrol (G0) Pasir vulkan 5 kg (G1) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3)

Rataan (Bulir) 156.25 157.04 127.81 126.09

Berdasar Tabel 11 diatas diketahui jumlah bulir per malai yang tertinggi

terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 156.25 bulir, dan yang terendah pada

perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebesar 126.09

Universitas Sumatera Utara

Pembahasan

Pada awal penanaman hingga dua bulan setelah tanam, lahan penelitian

mengalami kekeringan akibat curah hujan yang rendah pada Juni dan Juli sehingga

mengganggu pertumbuhan yang mengakibatkan kurang berkembangnya tanaman

serta terlihat kerdil dan daunnya agak kekuningan. Kondisi ini dapat kita lihat pada

lampiran dimana tanah terlihat retak dan kering serta tanaman tumbuh kerdil.

Penelitian dimulai pada bulan Juli yaitu pada akhir musim kering namun musim

hujan terlambat datang.

Penambahan amelioran berupa pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, pasir

vulkan + air laut + zeolit mengalami penurunan pH dibanding perlakuan kontrol.

Peningkatan pH yang nyata terlihat pada pemberian pasir vulkan + air laut (G2) sebesar 5,28 dan naik kembali pada perlakuan pasir vulkan+air laut+zeolit (G3) sebesar 5,34. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Saragih (2009) yang menyatakan

bahwa pelindian air laut pada tanah gambut dapat meningkatkan pH. Sutakarya et

al.(1992) juga menyatakan bahwa zeolit dapat meningkatkan pH dan berperan

sebagai buffer.

Pemberian air laut pada perlakuan pasir vulkan + air laut (G2) dan pasir

vulkan + air laut + zeolit (G3) meningkatkan daya hantar listrik dibandingkan perlakuan yang tidak diberi air laut. Hal ini disebabkan oleh tingginya ion Na+ , Ca2+ ,

Mg2+ , Cl- , SO42- yang menyebabkan kenaikan daya hantar listrik. Ion Na+ dan Cladalah ion utama yang ada pada air laut, kemudian disusul oleh kation-kation Mg2+,

Ca2+, K+, Sr+ serta anion anion SO42-, Br- dam HCO3-

(Brotowijaya et al,1995).

Dari hasil analisis, daya hantar listrik tanah gambut yang telah diberi amelioran

Universitas Sumatera Utara

mengalami peningkatan yang berkisar dari 0.0417 sampai dengan 0.1753 mmhos/cm

namun masih tergolong non salin menurut kriteria dari USDA (1999).

DHL (dS/m) 0 - 0.98 0.98 – 1.71
1.71 – 3.16
3.16 – 6.07
> 6.07

Kelas Salinitas Non Salin
Sangat Sedikit Salin Sedikit Salin Cukup Salin Sangat Salin

Respon Tanaman
Efek bisa diabaikan Hasil panen dari tanaman yang sangat sensitif terbatas Hasil panen dari kebanyakan tanaman terbatas Hanya tanaman toleran yang memuaskan hasil panennya Hanya tanaman yang sangat toleran yang memuaskan hasil panennya

Dari hasil analisis tanah diketahui bahwa rendahnya kandungan nitrogen pada tanah diduga karena tidak terdapatnya nitrogen pada pasir vulkan maupun air laut dan zeolit yang diaplikasikan. Selain itu, nitrogen sulit tersedia bagi tanaman di tanah gambut karena dipakai oleh jasad renik dalam dekomposisi bahan organik yang terkandung dalam gambut. Hal ini sesuai dengan literatur Rajagukguk (2001).
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa rendahnya P tersedia di tanah gambut dataran tinggi diakibatkan tingginya Al tukar dan kejenuhan Al dan retensi P yang tinggi diakibatkan terdapatnya mineral amorf dalam jumlah yang banyak di gambut dataran tinggi yang tidak dimiliki oleh gambut dataran rendah (Prasetyo dan Suharta, 2011).
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa rendahnya K tukar pada tanah gambut dataran tinggi disebabkan rendahnya kandungan K dari bahan amelioran yang diaplikasikan ke lapangan dan juga dikarenakan lemahnya kompleks jerapan pada koloid organik. Hal ini sesuai dengan Agus dan Subiksa (2008) yang menyatakan

Universitas Sumatera Utara

bahwa keberadaan kation pada tanah gambut mudah digantikan oleh kation lain karena kompleks jerapan pada koloid organik sangat lemah dan menyebabkan kationkation mudah tercuci.
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa rasio C/N pada tanah gambut dataran tinggi dalam penelitian ini berkisar pada 42% sampai dengan 67% menunjukkan bahwa proses dekomposisi pada tanah gambut masih berjalan, hal ini sesuai dengan Najiyati dkk (2005) yang menyatakan apabila rasio C/N lebih besar dari 20 akan terjadi pembebasan kelebihan N oleh jasad mikro dalam bentuk NH4+ dan N03- sehingga proses dekomposisi pun akan terus berjalan.
Jumlah anakan vegetatif dan produktif pada perlakuan yang di dalamnya terdapat air laut mengalami penurunan seperti yang tersaji pada Tabel 7 dan 8. Hal ini diduga karena pengaruh garam dari air laut yang menekan pertumbuhan dan perkembangan anakan. Hal ini sesuai dengan Sembiring dan Gani (2006) yang menyatakan pengaruh salinitas lebih jauh terhadap tanaman padi adalah: 1) berkurangnya kecepatan perkecambahan; 2) berkurangnya tinggi tanaman dan jumlah anakan; 3) pertumbuhan akar jelek; 4) sterilitas biji meningkat; 5) kurangnya bobot 1000 gabah dan kandungan protein total dalam biji karena penyerapan Na yang berlebihan; dan 6) berkurangnya penambatan N2 secara biologi dan lambatnya mineralisasi tanah.
Bobot kering tanaman dan bobot kering akar yang disajikan pada Tabel. 9 dan 10 menunjukkan setelah pemberian amelioran berupa pasir vulkan, pasir vulkan ditambah air laut dan pasir vulkan ditambah air laut dan zeolit mengalami penurunan bobot kering tanaman. Ini diakibatkan pengaruh ion Na+ yang berasal dari air laut
Universitas Sumatera Utara

yang menggangu penyerapan ion lain. Na yang berlebih dapat menurunkan potensial air larutan tanah yang menyebabkan kekurangan air pada tanaman walaupun tanah mengandung banyak air. Hal ini sesuai dengan Sembiring dan Gani (2006) yang menyatakan pertumbuhan akar, batang dan luas daun berkurang karena cekaman garam, yaitu; ketidak-seimbangan metabolik yang disebabkan oleh keracunan ion, cekaman osmotik dan kekurangan hara.
Pada perlakuan pasir vulkan + air laut (G2) dan pasir vulkan + air laut + zeolit (G3) menunjukkan penurunan jumlah bulir per malai dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal ini diduga akibat hadirnya ion Na+ yang bersumber dari air laut yang menyebabkan keracunan pada akar sehingga mengganggu penyerapan hara. Hal ini sesuai dengan Sipayung (2003) yang menyatakan salinitas dan kekeringan akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, yaitu: 1) meningkatkan tekanan osmotik, 2) peningkatan potensi ionisasi, 3) infiltrasi tanah menjadi buruk, 4) kerusakan dan terganggunya stuktur tanah, 5) permeabilitas tanah buruk, 6) penurunan produktivitas. Salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut yang cukup tinggi akan menimbulkan cekaman dan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan tanaman.
Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian amelioran pasir vulkan, pasir vulkan + air laut serta pasir vulkan + air
laut + zeolit tidak meningkatkan pertumbuhan padi Dendang pada lahan gambut dataran tinggi. 2. Pemberian air laut pada perlakuan kombinasi dengan pasir vulkan dan pasir vulkan + zeolit menurunkan jumlah anakan vegetatif, jumlah anakan produktif, bobot kering tanaman, bobot kering akar dan jumlah bulir per malai. Saran
Sebaiknya diberikan dosis amelioran yang lebih luas cakupan tarafnya sehingga dapat lebih akurat dalam menilai pengaruh amelioran pada pertumbuhan padi Dendang di lahan gambut dataran tinggi.
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Agus, F, dan I.G.M. Subiksa., 2008. Lahan Gambut : Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan.Balai Penelitian Tanah, Bogor
Balai Penelitian Tanah, 2011. Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan, Bogor
Brotowijoyo, M. D., Dj. Tribawono., E. Mulbyantoro. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Firlana. 2013. Efek Air Laut, Zeolit dan Bahan Vulkan Terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Harjanto, 1987.Lempung, Dolomit, Jenis, Sifat dan cara Terjadinya, dan Penggunaannya. Publikasi Khusus Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi. Jakarta
Hartatik, W., I.G.M Subiksa dan A. Dariah, 2011. Sifat Kimia dan Fisika Tanah Gambut. Dalam Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Hikmatullah. 2010. Sifat-Sifat Tanah Yang Berkembang Dari Bahan Volkan Di Halmahera Barat, Maluku Utara. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) 12 (1): 40-48.
Istomo, 2006. Peningkatan Sumberdaya Bahan Tambang Gambut: Penelitian Eksploitasi Bahan Tambang Gambut Di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara: Kerjasama antara Dinas Pertambangan dan Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara dengan Fakultas Kehutanan IPB
Lubis, A.T. 2013. Pengaruh Air Laut, Zeolit, dan Pasir Vulkan Terhadap Status Hara Pada Tanah Gambut Serta Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan
Mumpton, F.A.