Efektivitas Pasal 108 Ayat (6) KUHAP Mengenai Keharusan Memberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan Atau Pengaduan Oleh Penyelidik Atau Penyidik (Studi Di Polsek Kepanjen)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara yuridis, menjadi kewajiban dari penyelidik dan penyidik untuk
menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang
patut diduga merupakan tindak pidana dari masyarakat. Diketahuinya tindak
pidana dalam hukum acara pidana ada 4, yakni: laporan, pengaduan, tertangkap
tangan, dan diketahui oleh petugas itu sendiri, jadi masyarakat juga berhak
melaporkan dan mengaduakan dugaan adanya tindak pidana kepada penyelidik
dan penyidik kepolisian, dan penyelidik dan penyidik pun juga wajib menerima
laporan atau aduan dari masyarakat tersebut. KUHAP kita telah mengatur
mengenai hak dari setiap orang untuk melaporkan atau mengadukan adanya
tindak pidana, dan juga mengatur kewajiban penyidik atau penyelidik untuk
menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat dan menindaklanjuti laporan
atau pengaduan tersebut.
Sebagaimana yang tercantum dalam pasal 108 ayat (1) (2) (3) KUHAP,
bahwa setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi
korban tindak pidana berhak untuk melapor ke polisi (penyidik atau penyelidik),
dan petugas atau penegak hukum yang dalam hal ini penyidik atau penyelidik juga
wajib untuk membuatkan dan memberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan atau
Pengaduan (STPL/P) kepada orang yang melapor atau mengadu sebagai tanda

bukti telah melaporkan adanya dugaan suatu tindak pidana.
1

Berdasarkan pasal 5 dan pasal 7 KUHAP juga telah ditegaskan mengenai
kewajiban dari penyidik atau penyelidik untuk menerima laporan atau pengaduan
dari seseorang tentang adanya dugaan suatu tindak pidana, jika undang-undang
mengamanahkan kewajiban bagi penyelidik dan penyidik untuk menerima laporan
atau pengaduan dari masyarakat tentunya hal ini menjadi tanggungjawab bagi
penyelidik dan penyidik, dan apabila kewajiban ini tidak dilaksanakan maka
tentunya akan menimbulkan konsekuensi yang nyata sebagai akibatnya.
Selain itu laporan atau pengaduan dari masyarakat dapat diajukan kepada
penyelidik dan penyidik baik secara lisan maupun secara tertulis sebagaimana
yang tercantum dalam pasal 108 ayat (4) dan (5) KUHAP, jika laporan diajukan
kepada penyidik atau penyelidik secara lisan maka penyelidik dan penyidik harus
mencatatkan uraian laporan atau pengaduan yang disampaikan oleh pelapor atau
pengadu dan kemudian harus ditandatangani oleh pelapor atau pengadu dan
penyidik atau penyelidik, jika laporan atau pengaduan yang diajukan kepada
penyidik atau penyelidik dalam bentuk tertulis maka surat laporan atau pengaduan
tersebut harus ditandatangani oleh pelapor atau pengadu.
Setelah laporan diajukan kepada penyelidik atau penyidik pelapor atau

pengadu akan diberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan yang
selanjutnya disebut (STPL/P) oleh penyidik atau penyelidik, hal ini ditegaskan
dalam Pasal 108 ayat (6) KUHAP, bahwa “Setelah menerima laporan atau
pengaduan, penyelidik atau penyidik harus memberikan surat tanda penerimaan
laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan.”

2

Akan tetapi ketentuan dari pasal 108 ayat (6) KUHAP ini tidak selalu
dilaksanakan oleh penyelidik atau penyidik, seringkali apabila ada orang yang
melapor atau mengadu bahwa orang tersebut telah mengalami, melihat,
menyaksikan dan atau menjadi korban tindak pidana tidak diberi STPL/P oleh
penyelidik atau penyidik, dan hal ini tentunya telah melanggar ketentuan Pasal
108 ayat (6) KUHAP serta mengakibatkan kerugian bagi pelapor atau pengadu
karena jika tidak diberi STPL/P oleh penyelidik atau penyidik maka laporan atau
pengaduan mereka tidak akan diproses oleh petugas.
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) kita telah
memberikan hak kepada warga negaranya untuk melapor atau mengadu apabila
mereka melihat, mengalami, menyaksikan dan atau menjadi korban tindak pidana,
dan KUHAP juga melindungi hak warga negaranya yang melaporkan atau

mengadukan adanya suatu tindak pidana dengan mengharuskan penyidik atau
penyelidik untuk menerima laporan dan membuatkan STPL/P untuk pelapor atau
pengadu sebagai tanda bukti bahwa mereka telah melapor atau mengadu, sehingga
apabila laporan atau aduan mereka tidak diproses oleh penyidik atau penyelidik
maka mereka bisa menuntut penyidik atau penyelidik tersebut dengan bukti Surat
Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan tersebut.
Idealnya KUHAP kita telah mengatur tentang hak-hak warga negaranya
untuk melaporkan atau mengadukan adanya dugaan suatu tindak pidana, dan juga
telah mengatur mengenai kewajiban dari penyidik atau penyelidik untuk
menerima laporan atau pengaduan serta memberikan STPL/P kepada pelapor atau
pengadu sebagai tanda bukti atau jaminan dari hak pelapor atau pengadu agar
3

laporan atau pengaduannya diproses oleh penyidik atau penyelidik. Akan tetapi
pada faktanya seringkali penyidik atau penyelidik tidak melaksanakan perintah
KUHAP untuk membuatkan dan memberikan STPL/P kepada pelapor atau
pengadu, dan hal ini berarti hak masyarakat sebagai pelapor atau pengadu menjadi
tidak terjamin karena mereka tidak diberikan STPL/P oleh penyidik atau
penyelidik, sehingga apabila laporan atau aduan mereka tidak diproses oleh
penyidik atau penyelidik tentunya para pelapor dan pengadu tersebut tidak akan

bisa untuk menuntut penyidik atau penyelidik untuk memproses laporan atau
aduan mereka karena mereka tidak mempunyai STPL/P sebagai tanda bukti
bahwa mereka telah melapor atau mengadu kepada penyidik atau penyelidik.
Disinilah penulis menganggap terjadi kesenjangan antara peraturan perundangundangan (KUHAP) dengan pelaksanaannya dilapangan, dimana KUHAP
mengharuskan penyelidik atau penyidik untuk memberikan Surat Tanda
Penerimaan Laporan atau Pengaduan akan tetapi penegak hukumnya (penyidik
atau penyelidik) sendiri tidak mau melaksanakan ketentuan KUHAP untuk
memberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan, dan hal ini
penulis anggap perlu diadakan penelitian berkaitan dengan masalah tersebut.
STPL/P disini mempunyai fungsi yang sangat penting dalam sebuah
penerimaan laporan di kepolisian tentang adanya suatu tindak pidana, STPL/P
berfungsi sebagai surat tanda bukti bahwa seseorang tersebut telah melapor
kepada polisi tentang adanya suatu tindak pidana yang dilihat, disaksikan, atau
dialami oleh pelapor atau pengadu, dan jika STPL/P ini tidak diberikan kepada
pelapor atau pengadu maka pelapor atau pengadu tersebut tidak mempunyai tanda
4

bukti bahwa dia telah melapor atau mengadu pada polisi, dan dampaknya jika
pelapor atau pengadu tidak mempunyai STPL/P maka kasus tindak pidana yang
dilaporkan atau diadukan oleh pelapor atau pengadu apabila tidak diproses oleh

polisi maka pelapor atau pengadu tersebut tidak bisa menanyakan perkembangan
masalah yang mereka adukan ke polisi karena tidak mempunyai bukti bahwa ia
telah melapor, namun apabila pelapor atau pengadu tersebut mempunyai STPL/P
maka apabila laporan atau aduannya tidak diproses oleh polisi, pelapor atau
pengadu tersebut bisa menuntut polisi apabila tidak memproses laporannya.
Sebagai pelapor atau pengadu masyarakat mempunyai hak untuk meminta
dibuatkan STPL/P oleh penyelidik atau penyidik, dan dalam hal ini berarti
penyelidik dan penyidik mempunyai kewajiban untuk memberikan STPL/P
kepada pelapor atau pengadu baik diminta maupun tidak, karena hal ini sudah
menjadi ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pasal 108 ayat (6) KUHAP yang
wajib dilaksanakan, akan tetapi seringkali walaupun pelapor atau pengadu
meminta untuk diberikan STPL/P oleh penyidik atau penyidik akan tetapi
penyidik atau penyelidik tidak mau memberikan STPL/P kepada pelapor atau
pengadu karena berbagai faktor, dan juga masyarakat kita khususnya masyarakat
desa yang kecerdasannya masih kurang tidak mengetahui haknya apabila mereka
melapor atau mengadu kepada penyidik atau penyelidik, dan mereka melapor atau
mengadu tetapi tidak meminta untuk diberikan STPL/P oleh penyidik atau
penyelidik, dan penyidik atau penyelidik pun juga tidak memberitahukan tentang
hak mereka sebagai pelapor atau pengadu untuk mendapatkan Surat Tanda
Penerimaan Laporan atau Pengaduan (STPL/P), dan hal seperti ini dikarenakan

5

mereka tidak mengetahui ketentuan KUHAP tentang pemberian STPL/P karena
kurangnya sosialisasi dari pemerintah.
Pihak penyelidik dan penyidik seringkali tidak mau membuatkan STPL/P
untuk pelapor atau pengadu kerena berbagai faktor dan terkesan mencari alasan
untuk mempersulit pelapor atau pengadu untuk mendapatkan Surat Tanda
Penerimaan Laporan atau Pengaduan (STPL/P), seperti pada kasus berikut ini:
Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Malang mengadukan
beberapa anggota paguyuban SDN Kepanjen 2 ke pihak kepolisian terkait
pungutan liar. Anehnya, saat melapor ke Polsek Kepanjen terkait perbuatan
oknum paguyuban sekolah tersebut, pengadu diminta melengkapi kelengkapan
administrasi yang diminta petugas kepolisian dan pengadu tidak diberi Surat
Tanda Penerimaan Laporan (STPL) oleh Polsek Kepanjen.1
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pihak penyelidik atau penyidik
kepolisian terkadang memang tidak melaksanakan ketentuan dari Pasal 108 ayat
(6) KUHAP, padahal dalam pasal tersebut sudah tercantum kata “harus” yang hal
ini berarti STPL/P tersebut wajib untuk diberikan kepada pelapor atau pengadu,
permasalahan inilah yang penulis anggap perlu untuk dilakukannya penelitian
mengenai “Efektivitas Pasal 108 Ayat (6) KUHAP Mengenai Keharusan

Memberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan Atau Pengaduan Oleh Penyelidik
Atau Penyidik”.

1

http://m.beritajatim.com/ diakses tanggal 26 Desember 2013 pukul 10.00 WIB

6

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas pasal 108 ayat (6) KUHAP mengenai keharusan
memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan oleh
penyelidik atau penyidik?
2. Apa kendala penyelidik atau penyidik dalam memberikan surat tanda
penerimaan laporan atau pengaduan?
3. Bagaimana konsekuensi yuridis tidak diterapkannya ketentuan pasal
108 ayat (6) KUHAP bagi penyelidik atau penyidik?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektivitas pasal 108 ayat (6) KUHAP mengenai
keharusan memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan

oleh penyelidik atau penyidik.
2. Untuk

mengetahui

kendala

penyelidik

atau

penyidik

dalam

memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan.
3. Untuk mengetahui konsekuensi yuridis tidak diterapkannya ketentuan
pasal 108 ayat (6) KUHAP oleh penyelidik atau penyidik.

7


D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
a. Diharapkan menjadi hal yang berguna bagi pengembangan
penelitian kedepannya terhadap hukum acara pidana khususnya
yang berkaitan dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan atau
Pengaduan,

sehingga

dapat

bermanfaat

untuk

menambah

pemahaman terhadap KUHAP bagi kaum akademisi.
b. Diharapakan dapat memberikan kontribusi kepada perguruan tinggi

dalam hal penelitian lanjutan maupun proses pembelajaran dikelas.
2. Manfaat Praktis
Hasil

penelitian

ini

diharapkan

mempunyai

kegunaan

informatif yaitu sebagai suatu informasi bagi masyarakat tentang
implementasi KUHAP bidang hukum pidana dan khususnya pihak
kepolisian,

memberikan


masukan

kepada

pemerintah

terkait

permasalahan Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan.
Diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang bersangkutan dalam
proses pelaporan atau pengaduan serta pemberian Surat Tanda
Penerimaan Laporan atau Pengaduan sehingga tidak ada yang
dirugikan.

8

E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis : Selain sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
hukum, harapannya melalui penelitian ini dapat menambah wawasan
penulis tentang hukum acara pidana, sehingga nantinya dapat
dimanfaatkan untuk penegakan hukum yang lebih baik.
2. Bagi Penegak Hukum : Dengan diadakannya penelitian ini,
harapannya penelitian ini akan menjadi sebuah informasi kepada para
penegak hukum

yang dimana masih banyak terdapat unsur

penelantaran dalam proses penerimaan laporan atau pengaduan
maupun pemberian Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan
sehingga dapat menjadi bahan evaluasi terhadap aparat penegak
hukum.
3. Bagi Masyarakat : Dengan dilaksanakannya penelitian ini, harapannya
masyarakat dapat memahami lebih dalam tentang hak-haknya sebagai
pelapor atau pengadu pada proses pelaporan atau pengaduan apabila
dalam hal terjadinya tindak pidana yang dialami, dilihat, disaksikan
atau menjadi korban dari tindak pidana itu sendiri.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Untuk penelitian ini penulis memilih metode pendekatan
yuridis sosiologis yang mana lebih menekankan melihat hukum dari

9

dua sudut pandang, yaitu dari aspek hukum formil (peraturan
perundang-undangan yang berlaku) dan dari hukum materiil
(penerapan dilapangan dari hukum formil) yaitu melihat bagaimana
hukum itu sendiri di masyarakat. Metode pendekatan ini menurut
penulis lebih tepat karena seringkali aturan-aturan hukum tidak sejalan
dengan praktiknya dilapangan sehingga menimbulkan permasalahan
hukum yang konkrit.
2. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Polsek Kepanjen, karena Polsek
merupakan tempat untuk melapor atau mengadu masyarakat tentang
adanya perbuatan yang patut diduga tindak pidana, dan di Polsek
Kepanjen merupakan salah satu pilihan tempat yang berhubungan
dengan permasalahan yang akan diteliti dan dapat dijadikan alternatif
pemilihan lokasi, penulis berupaya untuk mendapatkan keterangan
dari pihak pihak penyelidik atau penyidik berkaitan dengan pemberian
Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan.
3. Sumber data
a. Data primer
Untuk data primer, penulis akan menggali data lapangan
(langsung) dari pihak penyelidik dan penyidik polsek Kepanjen,
baik melalui wawancara, maupun laporan dalam bentuk dokumen
tidak resmi yang kemudian data tersebut yang diperoleh dari pihak
10

penyelidik dan penyidik polsek Kepanjen selanjutnya akan diolah
oleh penulis.2
b. Data sekunder
Untuk data sekunder, penulis akan menggunakan literaturliteratur

yang

valid

atau

dapat

dipertanggung

jawabkan

kebenarannya yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, bukubuku yang berhubungan dengan objek penelitian Surat Tanda
Penerimaan Laporan, hasil penelitian dalam bentuk laporan,
skripsi, tesis, disertasi, dan peraturan perundang-undangan.3
4. Teknik pengumpulan data
Untuk teknik pengumpulan data penelitian penulis akan
menggunakan teknik wawancara dan studi kepustakaan.
a. Wawancara.
Metode interview atau wawancara akan penulis gunakan
untuk menggali informasi dari penyidik atau penyelidik polsek
Kepanjen berkaitan dengan permasalahan pemberian STPL/P oleh
penyidik atau penyelidik kepada pelapor atau pengadu, dimana
penulis sebagai pencari informasi atau interviewer dan pihak

2
3

Zainuddin Ali. 2013. Metode Penelitian Hukum. Sinar Grafika. Jakarta. Hal. 106
Ibid.

11

penyidik atau penyelidik polsek Kepanjen sebagai informan atau
nara sumber.4
b. Studi Kepustakaan
Data kepustakaan diperoleh melalui penelitian kepustakaan
yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku-buku,
dokumen resmi, publikasi, dan hasil penelitian yang berkaitan
dengan permasalahan pemberian STPL/P oleh penyidik atau
penyelidik.5 Sebagai bentuk olahan dari sumber data sekunder.
c. Analisa data
Untuk penelitian hukum ini penulis akan menggunakan
metode Deskriptif Kualitatif. Yaitu suatu cara penelitian yang
menghasilkan data deskriptif analistis, yaitu yang dinyatakan
secara tertulis atau lisan oleh pihak penyelidik atau penyidik
polsek Kepanjen sebagai responden serta juga tingkah laku yang
nyata, yang penulis diteliti dan pelajari sebagai sesuatu yang utuh.6
G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan penulisan ini, penulis

akan membuat

sistematika penulisan dengan tujuan dapat dijadikan acuan dalam

4

Ronny Hanitijo Soemitro. 1985. Metodologi Penelitian Hukum. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal.71
Zainuddin Ali. Op.cit. hal. 107
6
Ronny Hanitijo Soemitro. Op.cit. Hal. 93.
5

12

penulisan, dapat dipertanggung jawabkan, mempermudah penulisan, dan
agar terlihat sitematis.
1. BAB I

: PENDAHULUAN

Subtansi dalam pendahuluan meliputi bebrapa sub bab yang terdiri dari
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kegunaan penelitian, metode penelitian, sistematika penelitian.
2. BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi uraian tentang teori-teori, doktrin, pendapat ahli
hukum, kajian yuridis sesuai dengan hukum yang berlaku yang akan
dipakai oleh peneliti untuk mendukung analisa terhadap masalah yang
diteliti.
3. BAB III

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil dari penelitian yang akan dikaji dan
dianalisa secara sistematis bedasarkan tinjauan pustaka yang sudah
ada dalam bab II.
4. BAB IV

: PENUTUP

Bab yang terkhir ini terdiri dari dua sub bab yaitu kesimpulan dan
saran. Kesimpulan yang dimaksud adalah apa yang disimpulkan oleh
peneliti dari hasil analisa pada bab III. Dari kesimpulan tersebut maka
timbul hal-hal yang akan menjadi saran dan rekomendasi dalam
permasalahan yang sudah diteliti.

13

EFEKTIVITAS PASAL 108 AYAT (6) KUHAP MENGENAI KEHARUSAN
MEMBERIKAN SURAT TANDA PENERIMAAN LAPORAN ATAU
PENGADUAN OLEH PENYELIDIK ATAU PENYIDIK
(Studi Di Polsek Kepanjen)

PENULISAN HUKUM

Oleh:
EFRI SAPTO NUGROHO
201010110311186

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015

PENULISAN HUKUM

EFEKTIVITAS PASAL 108 AYAT (6) KUHAP MENGENAI KEHARUSAN
MEMBERIKAN SURAT TANDA PENERIMAAN LAPORAN ATAU
PENGADUAN OLEH PENYELIDIK ATAU PENYIDIK
(Studi Di Polsek Kepanjen)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar kesarjanaan
dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh :
Efri Sapto Nugroho
201010110311186

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhandulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang
telah banyak melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul : EFEKTIVITAS PASAL 108 AYAT
(6) KUHAP MENGENAI KEHARUSAN MEMBERIKAN SURAT TANDA
PENERIMAAN LAPORAN ATAU PENGADUAN OLEH PENYELIDIK
ATAU PENYIDIK (Studi Di Polsek Kepanjen). Sebagai sayarat untuk
memperoleh

gelar

sarjana

hukum

pada

Fakultas

Hukum

Universitas

Muhammadiyah Malang.
Tiada gading yang tak retak, begitulah sekiranya penulis menggambarkan
hasil dari penelitian ini yang tentunya masih ada kekurangan atau kesalahan
dikarenakan penulis juga merupakan manusia biasa. Kritik dan saran diharapkan
oleh penulis untuk menjadikan koreksi bagi kesalahan dan kekurangan penulis
sehingga penulis dapat berupaya lebih baik lagi kedepannya. Pada skripsi ini,
penulis berupaya untuk meneliti permasalahan tentang efektivitas Pasal 108 ayat
(6) KUHAP mengenai keharusan memberikan surat tanda penerimaan laporan
atau pengaduan oleh penyelidik atau penyidik.
Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.

Allah SWT dzat yang maha pengasih, Tuhan seluruh alam yang telah
memberikan kesabaran, serta kelancaran dan nikmat-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum/skripsi ini.

2.

Kedua orang tuaku, Sugianto ayahku, dan Siti Fatimah ibuku, terima kasih
atas segala dukungan, kepercayaan dan doa yang tidak pernah putus untukku
agar aku tidak pernah menyerah dan mengambil jalan mudah dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, terima kasih juga atas semua pemberian dan
motivasinya yang selama ini kalian berikan kepadaku.

3.

Bapak

Dr.

Muhadjir

Effendy,

M.AP

selaku

Rektor

Universitas

Muhammadiyah Malang.
4.

Bapak

Dr.

Sulardi,

SH.,

M.Si

selaku

Dekan

Fakultas

Hukum

UniversitasMuhammadiyah Malang.
5.

Bapak Dr. Tongat, SH., M.Hum sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak
Haris Thofly, SH., MH. sebagai dosen Pembimbing II. Terima kasih atas
bimbingannya dan dukungannya dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Sehingga
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

6.

Bapak Dr. Surya Anoraga SH. MH. selaku dosen wali selama masa
perkuliahan.

7.

Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberi dan membagi ilmu pengetahuan
selama perkuliahan dengan baik.

8.

Bapak KAPOLSEK Kepanjen, Terima kasih telah diperkenankan menjadi
lokasi penelitian bagi penulis.

9.

Adikku Lugas Juang Prasetyo yang selalu memberiku semangat dan menjadi
tempatku berbagi suka dan duka.

10. Agus Mulyadi, Fendi Prasetyo Kurniawan, Ivan Halmahera, Muhammad
Zainudin terima kasih banyak atas segala dukungan dan bantuannya, kalian
sahabat-sahabatku dan aku tak akan pernah melupakan hal-hal yang sudah
kita lewati bersama selama di kampus putih.
11. Seluruh keluarga besar angkatan 2010 Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang.
12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan hukum ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Wabillahittaufiq wal Hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI
Lembar Cover ...........................................................................................................i
Lembar Pengesahan Sebelum Ujian ......................................................................ii
Lembar Pengesahan Sesudah Ujian ....................................................................iii
Surat Pernyataan

.............................................................................................iv

Motto ......................................................................................................................v
Abstraksi

.........................................................................................................vi

Abstract

........................................................................................................vii

Kata Pengantar
Daftar Isi

..........................................................................................viii

..........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

..................................................................................1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................7
C. Tujuan Penelitian

..................................................................................7

D. Manfaat Penelitian

..................................................................................8

E. Kegunaan Penelitian ..................................................................................9
F. Metode Penelitian

..................................................................................9

G. Sistematika Penulisan ................................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan ........14
1. Definisi Laporan dan Pengaduan

............................................14

2. Bentuk dan Cara Mengajukan Laporan atau Pengaduan ....................15

3. Definisi Pelapor dan Pengadu

........................................................16

4. Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan
B. Kajian Tentang Penyelidikan dan Penyidikan
1. Definisi Penyelidik dan Penyelidikan

....................17

................................19

........................................... 19

2. Fungsi dan Wewenang Penyelidik ....................................................... 19
3. Kewajiban Penyelidikan

....................................................................20

4. Definisi Penyidik dan Penyidikan ....................................................... 20
5. Fungsi dan Wewenang Penyidik ....................................................... 21
6. Kewajiban Penyidikan

....................................................................21

C. Kajian Tentang Teori Efiktivitas Hukum
1. Kaidah Hukum

........................................... 22

............................................................................... 23

2. Penegak Hukum ............................................................................... 27
3. Sarana atau Fasilitas

................................................................... 29

4. Kesadaran Hukum Masyarakat ....................................................... 31
D. Kajian Tentang Konsekuensi Yuridis Bagi Penyelidik dan Penyidik ...... 35
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Efektivitas Pasal 108 Ayat (6) KUHAP Mengenai Keharusan Memberikan
Surat Tanda Penerimaan Laporan Atau Pengaduan Oleh Penyelidik Atau
Penyidik .................................................................................................... 36
1. Ketentuan Mengenai Pemberian Surat Tanda Penerimaan Laporan atau
Pengaduan ............................................................................................ 40
2. Faktor –Faktor Penghambat Penegakan Hukum ..................................43
2.1

Faktor Kaidah Hukum ............................................................. 44

2.2

Faktor Kesadaran Hukum Masyarakat .................................... 45

2.3

Faktor Penegak Hukum ........................................................... 46

2.4

Faktor Sarana dan Fasilitas ...................................................... 49

2.5

Tabel Daftar Penerima STPL/P ............................................... 50

B. Kendala Penyelidik Atau Penyidik Dalam Memberikan Surat Tanda
Penerimaan Laporan Atau Pengaduan ..................................................... 58
C. Konsekuensi Yuridis Tidak Diterapkannya Ketentuan Pasal 108 Ayat (6)
KUHAP Bagi Penyelidik Atau Penyidik ................................................. 62
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan

............................................................................................69

B. Saran ........................................................................................................72
Daftar Pustaka ........................................................................................................73
Indeks ....................................................................................................................74
Lampiran 1 Surat Tugas TA
Lampiran 2 Surat Observasi
Lampiran 3 Surat Bukti Observasi
Lampiran 4 Kartu Kendali Bimbingan

DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku:
Zainuddin Ali. 2013. Metode Penelitian Hukum. Sinar Grafika. Jakarta.
Ronny Hanitijo Soemitro. 1985. Metodologi Penelitian Hukum. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
M Yahya Harahap. 2012. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
Penyidikan dan Penuntutan. Sinar Grafika. Jakarta.
Muslan Abdurrahman. 2009. Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum. UMM
Press. Malang.
P.A.F Lamintang. 1997. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. P.T. Citra
Aditya Bakti. Bandung.
Moeljatno. 2008. Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka Cipta. Jakarta.
Internet:
http://m.beritajatim.com/
Perundang-undangan:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara
Pidana.
PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PASAL 31 KUHAP TENTANG PENANGGUHAN PENAHANAN DENGAN ATAU TANPA JAMINAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Boyolali).

1 1 19

IMPLEMENTASI PASAL 144 KUHAP OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM Implementasi Pasal 144 KUHAP Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Melakukan Perubahan Surat Dakwaan Di Kejaksaan Negeri Surakarta.

0 0 10

Sekolah 5 hari: tawaran atau keharusan?

0 0 1

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan masa pajak penghasilan pasal 21 dan/atau pasal 26.

0 1 182

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PIHAK PENYIDIK KEPOLISIAN DAERAH JAWA BARAT TERHADAP JS ATAS DUGAAN MEMBERIKAN LAPORAN ATAU KETERANGAN PALSU DALAM KASUS PEMERKOSAAN DAN PERAMPOKAN.

0 0 1

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan masa pajak penghasilan pasal 21 dan atau pasal 26

0 2 180

PENGABAIAN PASAL 182 AYAT (4) KUHAP JO. PASAL 197 AYAT (1) KUHAP OLEH HAKIM PENGADILAN NEGERI MARTAPURA SEBAGAI ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PENGGELAPAN DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG DALAM MEMUTUSKANNYA.

0 0 15

Pedoman beracara dalam memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden

0 0 10

Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai hal berikut

0 0 73

Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dan setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio

0 1 28