Kerangka Pemikiran Hipotesis LANDASAN TEORI

menggagalkan pembiakan dan menghambat pertumbuhan Romimohtarto, 1999. e. Amonia Sumber utama amonia adalah bahan dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan maupun dalam bentuk plankton dan bahan organik tersuspensi. Hal tersebut berkaitan dengan nutrisi pada pakan yang mengandung protein karena amonia merupakan hasil metabolisme protein. Artemia masih dapat tumbuh dengan baik apabila kandungan amonia pada media budidaya kurang dari 80 mgl, tetapi kandungan amonia hingga 90 mgl masih bisa ditoleransi Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995.

B. Kerangka Pemikiran

Artemia merupakan salah satu pakan alami terbaik dalam budidaya ikan dan udang yang dapat hidup pada kepadatan tinggi. Secara komersial, Artemia diperdagangkan dalam bentuk kista kering. Produksi kista hanya dapat terjadi pada kondisi salinitas tinggi, padahal pada kondisi tersebut keberadaan pakan alami sangat terbatas. Karena itu dilakukan pemberian pakan buatan berupa silase ikan yang diharapkan dapat meningkatkan produksi kista A. franciscana. Perlakuan dengan padat penebaran yang berbeda bertujuan untuk mengetahui kepadatan optimal A. franciscana yang menghasilkan kista dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik. Gambar 5. Skema kerangka pemikiran

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah bahwa pemberian pakan berupa silase ikan dengan padat penebaran individu yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap fekunditas induk dan produksi kista A. franciscana. Semakin tinggi padat penebaran, maka fekunditas induk dan kualitas kista A. franciscana akan semakin menurun. Analisis - Fekunditas induk - Diameter Kista - Produksi Kista - Produksi Nauplii - Hatching Rate Kecepatan Penetasan - Hatching Percentage Persentase Penetasan - Hatching Effisiency Efisiensi Penetasan Kepadatan optimal penghasil kista terbaik Padat penebaran berbeda Salinitas 140 gl Silase ikan Kista A. franciscana Nauplius A. franciscana

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2006 di Laboratorium Pakan Alami Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau BBPBAP Jepara, Jawa Tengah. Analisis proksimat silase ikan dilakukan di Laboratorium Kimia dan Fisika Universitas Brawijaya Malang. Analisis proksimat tepung tapioka dilakukan di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada UGM Yogyakarta.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu: a. Satu gram kista A. franciscana yang diperoleh dari produksi tambak di desa Surodadi Jepara yang telah disimpan dalam keadaan kering. b. Bahan untuk pembuatan medium berupa air laut dengan salinitas 35 gl, air garam jenuh 200 gl sebagai stock brine water, garam krosok garam kristal dan kapas untuk menyaring air garam dan menghilangkan kotoran. c. Bahan untuk pembuatan pakan berupa asam formiat 3, ikan juwi, air tawar, dan tepung tapioka. d. Bahan untuk hidrasi, dekapsulasi dan penetasan kista A. franciscana berupa air tawar, kaporit dan larutan natrium thiosulfat. 26