TEORI DALAM REALISASI ANGGARAN PUBLIK

BAB 8 REALISASI ANGGARAN PUBLIK

A. TEORI DALAM REALISASI ANGGARAN PUBLIK

Dalam riteratur, realisasi anggaran dikenal atau terkait dengan istilah, “operational management”. Istilah tersebut diartikan sebagai proses yang memungkinkan organisasi publik mencapai tujuannya melalui penambahan dan penggunaan sumber daya yang efisien KrajewskiRitzman. 1990:3. Setiap organisasi, baik publik maupun swasta, pabrik atau penyedia layanan, mempunyai fungsi operasional. Fungsi ini sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Bagi manajer atau pengelola organisasi, isu utama dalam proses realisasi anggaran adalah kualitas, yang kemudian menjadi senjata dalam menghadapi persaingan. Namun, tekanan pada kualitas tidak berarti bahwa manajer dapat mengabaikan penghapusan penting antara kualitas dan biaya, serta waktu dan fleksibilitas. Tantangan yang muncul kemudian adalah menghasilkan kualitas produk dan jasa secara efisien. Apa itu Kualitas ? 1. Definisi kualitas oleh produser atau penyedia layanan Dalam organisasi publik, kualitas berarti penyesuaian terhadap spesifikasi comformance to specification. Kualitas merupakan bagian yang diukur melalui seberapa dekat hal ini dalam menyesuaikan spesifikasi. Spesifikasi juga dapat didefinisikan dengan “desain kinerja tinggi”. Kedua ukuran kualitas itu dapat diterjemahkan ke dalam spesifikasi dan ukuran pada setiap langkah proses organisasi. Dengan cara yang sama, kualitas layanan dijaga dengan penerapan standar pelayanan. 2. Definisi kualitas oleh penggunakonsumen Pengguna atau konsumen mendefinisikan kualitas sebagai nilai bahwa seberapa pun baiknya produk atau layanan pasti mempunyai tujuan berapa harga yang diharapkan akan dibayar. Definisi lainnya adalah “kemampuan penggunaannya” fitness for use atau bagaimana produk dihasilkan sebaik mungkin. Dalam memperkirakan nilai atau kemampuan penggunaan, konsumen dapat mempertimbangkan berbagai aspek kualitas, seperti perangkat keras hardware, dukungan produk atau layanan, dan kesan psikologi. Kualitas Sebagai Manfaat Persaingan Pengelola organisasi akan mendapatkan dampak positif dari kualitas yang tinggi karena kualitas merupakan isu yang melingkupi seluruh organisasi. Sebaliknya, kualitas yang rendah dapat berdampak negatif terhadap kinerja organisasi, seperi menurunkan kemampuan organisasi untuk bersaing di masyarakat pasar dan meningkatkan biaya dalam menghasilkan produk atau layanan. Mencegah Permasalah Kualitas a. Isu-isu organisasi Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas adalah dengan menghacurkan rintangan yang dihadapi organisasi, yaitu antara bagian dan pengelola manajerdi area fungsi yang berbeda bekerja bersama-sama merancang serta menghasilkan produk atau layanan yang terpercaya. Selain itu, untuk meningkatkan kemungkinan pendekatan yang rasional yang menyangkut desain percobaan, produk baru juga mempunyai kelompok jaminan kualitas quality assurance. b. Pertimbangan pegawai Tantangan dalam pengelolaan kualitas adalah menjaga kesadaran akan pentingnya kualitas yang baik pada seluruh pegawai, dan untuk memotivasi pegawai dalam meningkatkan kualitas produk. Dalam hal ini, yang dapat membantu meningkatkan kualitas adalah program “on the job training”. Peningkatan kualitas juga dapat dilakukan melalui pemberian intensif dan pembayaran jasa dan bonus. Jika kualitas pelayanan meningkat, maka keuntungan juga akan meningkat dan pegawai akan menerima penghargaan atau hadiahnya. c. Lingkaran kualitas Cara lain untuk meningkatkan partisipasi pegawai dan meningkatkan kualitas adalah dengan mengembangkan “lingkaran kualitas” quality circle – konsep dari Kaoru Ishikawa. Lingkaran kualitas adalah kelompok kecil dari pengawas dan pegawai yang bertemu untuk mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah produksi, dan masalah kualitas. Filosofinya adalah bahwa kebanyakan pegawai akan lebih bangga dan tertarik pada pekerjaannya jika mereka turut serta membantu mewujudkannya. d. Maksud desain produk dan proses Salah satu kunci untuk mencapai kualitas yang tinggi adalah dengan memastikan bahwa produk atau jasa didesain sesuai kapabilitas organisasi yang menghasilkannya. Ini berarti pengelola operasi dan perancang produkjasa harus bekerja sama pada awal tahapprodukjasa demi tercapainya kualitas hasil yang lebih baik. e. Pertimbangan pembelian Produksi barang dan jasa membutuhkan input beberapa bahan baku atau item pembelian. Manajer operasi harus memperhatikan kualitas input tersebut. Pimpinan organisasi juga mempunyai tanggung jawab terkait kualitas pemasok bahan supplier. Jika ia menginginkan bagian pembelian mengidentifikasi beberapa biaya yang rendah yang ditawarkan pemasok yang berkualifikasi, pemimpin manajemen harus mengikuti pembelian dengan waktu yang cukup untuk mendapatkan dan menganalisis informasi yang ada terkait kualifikasi pemasok supplier. Upaya ini membutuhkan kerjasama antara bagian pembelian dengan bagian lainnya yang mempunyai kapabilitas teknis dalam melakukan analisis. Berbagai Pendapat Ahli Tentang Kualitas Dalam Realisasi Anggaran W. Edward Daming menyatakan bahwa untuk mencapai kualitas yang baik harus dimulai dengan pemimpin puncak organisasi. Argumentasinya adalh bahwa organisasi mempunyai rencana strategi yang telah pasti ‘kemana akan dilaksanakan’ dan ‘bagaimana mencapainya’. Manajemen harus mempunyai filosofi bahwa kesalahan, kerusakan, dan bahan yang tidak sesuai lama kelamaan tidak akan diterima serta dihapuskan. Kualitas pengawasan harus ditingkatkan dengan menyediakan waktu yang cukup bagi pengawas supervisor untukbekerja dengan pegawai, dan menyediakan peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan yang ada. Manajemen juga harus menciptakan lingkungan dimana pegawai tidak akan takut dalam melaporkan permasalahan atau merekomendasikan perbaikan. Ketakutan ini biasa muncul dari pemikiran balasan yang akan berdampak terhadap pelaporan pegawai.oleh karena itu, manajemen harus mengembangkan perangat yang sesuai dalam mengelola kualitas. Perangkat itu tidak hanya mesin atau peralatan tangan yang dapat membantu mengkur kualitas yang dihasilkan,tetapi juga metode statistik untuk mengendalikan proses atau bahan yang masuk ke dalam organisasi dan membantu mengidentifikasi sumber permasalahan kualitas. Metode statistik dapat digunakan untuk membantu apakah pelatihan pegawai memang dibutuhkan. Metode statistik juga merupakan kekuatan manajemen dari berbagai peralatan untuk mengelola kualitas. Peningkatan kualitas juga dikemukakan oleh Armand V. Feigenbaum, yakni yang disebur dengan Total Quality Control TQC. TQC adalah konsep dimana kualitas merupakan tanggung jawab yang harus dibagi kepada seluruh orang dalam organisasi, khususnya pegawai yang membuat produk. Dalam TQC, seluruh personal membagi pandangan bahwa pengendalian kualitas adalah titik akhir dari TQC. Kesalahan atau kerusakan harus ditemukan dan dikoreksi pada sumbernya. Kualitas sumber merupakan jalan kehidupan dan pegawai berwenang menghentikan jalannya produksi jika mereka melihat adanya permasalahan kualitas. Menurut Kuaro Ishikawa, kualitas membutuhkan keterlibatan organisasi secara total. Dia menyimpulkan bahwa di Negara-Negara Barat, pengendalian kualitas umumnya dilakukan hanya atas beberapa staf spesialis dan hanya menanggapi permasalahan yang serius. Menurutnya, keterlinatan organisasi secara total akan menjadi input bagi perbaikan kualitas dan sering kali pihak nonspesialis menyediakan saran-saran perbaikan kualitas.

B. SISTEM REALISASI ANGGARAN PUBLIK