Hubungan Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Dan Konseling Dengan Misbehavior Pada Siswa Sekolah Menengah Di Pulau Bawean

(1)

i

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING DENGAN

MISBEHAVIOR

PADA

SISWA SEKOLAH

MENENGAH DI PULAU BAWEAN

SKRIPSI

Oleh:

Ainul Haq

201110230311021

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

ii

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING DENGAN

MISBEHAVIOR

PADA

SISWA SEKOLAH

MENENGAH DI PULAU BAWEAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Ainul Haq 201110230311021

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan bagi Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa atas segala karunia pertolongan dan kelapangan jalan dari berbagai sisi yang Allah bukakan bagi penulis sehingga dapat melewati setiap tahapan proses penelitian ini dengan baik. Allah juga ciptakan skenario kehidupan yang luar biasa, hadirkan semangat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh penulis. Alhamdulillah tidak henti terucapkan atas keridhoanNya bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior pada siswa sekolah menengah di Pulau Bawean” sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Psikologi dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses pengerjaan skripsi ini, Allah berikan pertolonganNya melalui berbagai pihak baik yang berada dekat ataupun jauh dengan penulis. Sebagai rasa syukur, penulis ingin menyampaikan terimakasih untuk semua pihak yang telah terlibat, yaitu:

1. Keluarga penulis, khususnya pada Ramanda (ABD. Hamid) dan Ibunda (Nasuha) yang telah begitu besar jasa keduanya dan tak henti-hentinya memberikan dukungan dan mengalirkan doa-doa kebaikan bagi penulis. Tidak lupa pula untuk kedua kakak tercinta, Salamatul Hayatiyah dan Zainal Abidin serta untuk adik tercinta Sholihen, yang dengan cara uniknya selalu memberikan semangat bagi penulis.

2. Bu Dra. Tri Dayakisni, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen pembimbing I, Bu Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si., dan dosen pembimbing II Bpk Ari Firmanto, S.Psi., M.Si., yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. yang juga telah menjadi dosen wali penulis, memberikan pengarahan dan bimbingannya agar penulis dapat menjalankan kuliah dengan baik di Fakultas Psikologi UMM.

5. Seluruh jajaran birokrasi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu kelancaran proses perkuliahan.

6. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Psikologi, khususnya kelas A Psikologi Angkatan 2011 yang selalu mendukung dan berbagi di saat senang ataupun susah. Kebersamaan itu akan selalu terkenang dan menjadi pengalaman berharga.

7. Teman-teman IMPSB-Malang yang telah memberikan kesempatan pertama bagi penulis untuk mengasah keberanian dan kemampuan berinteraksi serta berkomunikasi dengan baik.


(6)

vi

8. Teman teman Bawean Foundation yang telah mengajarkan banyak hal untuk sebuah kemajuan bagi penulis.

9. Saudari Mardiana yang telah bersedia membantu, memberi semangat serta menemani dalam proses penyusunan skripsi ini.

10.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya bagi penulis namun tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sangat menyadari bahwa tidak ada karya yang sempurna dan sangat diharapkan adanya masukan baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah / skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang membacanya. Sekian. Terima Kasih.

Malang, 31 Januari 2016

Penulis,


(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

Judul Skripsi ... 1

Identitas ... 1

Abstrak ... 1

Pendahuluan ... 2

Landasan Teori ... 4

Kerangka penelitian ... 7

Metode Penelitian ... 9

Hasil Penelitian ... 10

Diskusi ... 11

Simpulan dan Implikasi ... 14


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori misbehavior dengan Jenis Kelamin pada siswa... 10 Tabel 2. Kategori intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan

Jenis Kelamin pada siswa... 11 Tabel 3. Intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan


(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Uji validitas dan reliabilitas skala...19

2. Hasil uji asumsi normalitas dan homogenitas data penelitian...26

3. Uji hubungan melalui product moment-Pearson...28

4. Blue print skala dan aitem...29

5. Data penelitian skala misbehavior dan Data skala intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling...34


(10)

1

Hubungan Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Dan Konseling

Dengan

Misbehavior

Pada Siswa Sekolah Menengah Di Pulau Bawean

Ainul Haq

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Misbehavior di sekolah merupakan perilaku sosial yang menyimpang dari peraturan-peraturan atau norma sekolah. Intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling diduga salah satu faktor yang berkaitan dengan misbehavior pada siswa sekolah menengah di Pulau Bawean. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior pada siswa sekolah menengah di Pulau Bawean. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental kuantitatif korelasional dengan menggunakan instrumen berupa skala intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling serta skala misbehavior. Terdapat 175 partisipan penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan

misbehavior yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 dan nilai r sebesar 0.547. Dengan demikian temuan pada penelitian ini menolak hipotesis bahwa ada hubungan negatif antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior. Adapun sumbangsi intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling terhadap misbehavior

sebesar 29.9%.

Kata Kunci : Intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling, misbehavior, sekolah menengah di Pulau Bawean.

School misbehavior is a social behavior that deviates from the rules or norms of the school. Intensity of following guidance and counseling services is presumed as one of the factors that leads to misbehavior of junior high school students in Bawean island. This study examined to determine the relationship between intensity of following guidance and counseling services and misbehavior on junior high school students in Bawean Island. The study design was non-experimental quantitative correlation using instrument of intensity scale on following the guidance and counseling services as well as the scale misbehavior. There were 175 participants, using random sampling. The result showed a significant positive correlation between intensity of following guidance and counseling services and misbehavior shown by p-value = 0.000 and r-p-value = 0,547. Thus the finding in this study rejects the hypothesis that there is a negative correlation between the intensity following guidance and counseling services and misbehavior. The contribution of intensity of following the guidance and counseling services to the misbehavior was 29.9%.

Keywords: Intensity of following the guidance and counseling services, misbehavior, junior high school students in Bawean island.


(11)

2

Bimbingan dan konseling telah terbukti dapat membantu seseorang untuk hidup lebih baik. Dalam beberapa penelitian menunjukan bahwa seseorang yang mengakses bimbingan konseling memiliki dampak baik pada kehidupannya, Misalnya terhadap studi, pilihan karir dan kepribadian. intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan sikap siswa kearah yang positif (Eliamani dkk,2014, & Tri setyoningsing, 2014). Atas dasar itu diperlukan layanan bimbingan dan konseling yang merupakan alat untuk pembangunan masa remaja. pada tahap remaja ditandai dengan perubahan : fisik, sosial, spiritual, moral dan intelektual. Yang Mana para remaja umumnya menempuh pendidikan di sekolah, Maka layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di sekolah. Sekolah yang merupakan media untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kedisiplinan, moral, serta etika. Seiring dengan bertumbuhnya pengetahuan siswa yang terlihat dengan prestasinya maka seharusnya disertai pula dengan pertumbuhan moral dan etika yang baik.

Siswa saat ini berada dalam situasi yang memprihatinkan yaitu maraknya siswa terlibat tawuran antar sekolah dan pengrusakan fasilitas sekolah, hal ini sejalan dengan tahap kehidupan remaja yang ditandai dengan perkembangan emosional yang meliputi perubahan suasana hati, antusiasme, kelembutan, kekejaman, rasa ingin tahu dan sikap apatis. Perilaku

misbehavior siswa memiliki dampak yang sangat buruk yaitu nilai keseluruhan menjadi lebih rendah, tingkat drop-out tinggi, dan kurang sukses setelah SMA, serta para peneliti setuju bahwa misbehavior siswa memberikan dampak negatif dalam masyarakat, maka untuk mengatasi permaslahan tersebut perlu mengaktifkan peran BK (bimbingan konseling) dalam rangka pembinaan mental siswa. karena perubahan dalam perilaku berangkat dari mental yang sehat yang membuat kemampuan masyarakat produktif (Zaman, 2014, Elhesmi Dkk, 2013,

Ramakrishnan & Jalajakumari,2013, Ameen Mohammed Mousa Mahasneh dkk 2011). Pendidikan yang berhasil ditandai dengan rendahnya tingkat misbehavior siswa. Siswa yang memiliki hubungan baik dengan sekolah dan pengalaman belajarnya merupakan sebagai cara paling efektif dalam proses sosialisasi siswa sehingga tidak akan menghasilkan misbehavior

siswa, kecuali dalam kasus dimana emosi atau faktor psikologis menjadi penyebab faktor terjadinya misbehavior siswa. Meskipun sistem pendidikan dalam lingkungan, masyarakat, dan keluarga umumnya mendorong siswa untuk berperilaku baik, namun masalah kenakalan siswa belum diselesaikan dan sebenarnya meningkat. Karena perilaku siswa terkait dengan latar belakang siswa, sistem sekolah, dan lingkungan, Ameen Mohammed Mousa Mahasneh dkk 2011.

misbehavior siswa tidak dapat diselesaikan dengan peraturan kedisiplinan yang lebih keras. Meletakkan masalah misbehavior siswa pada siswa itu sendiri merupakan langkah yang kurang bijak karena tidak berusaha untuk menjelaskan bahwa perilaku misbehavior siswa itu merupakan sebuah masalah dan tidak melakukan pencegahan terhadap misbehavior siswa yang akan terjadi dimasa depan. Bentuk misbehavior siswa seperti berbicara sebelum gilirannya, tidak menghargai guru. Temuan menunjukkan bahwa misbehaviors siswa merupakan tindakan-tindakan yang tidak pantas terhadap peraturan kelas dan bahkan mengganggu guru dan siswa lain dalam proses belajar mengajar. Diantara berbagai bentuk

misbehavior siswa yang paling mengganggu dan tidak dapat diterima adalah berbicara tidak pada gilirannya dan tidak menghargai guru. Misbehaviors ini tidak dapat diterima karena akan mengganggu proses belajar mengajar, dan melanggar nilai-nilai hormat, kesesuaian, dan ketaatan dalam hubungan guru-murid di dalam kelas, Ameen Mohammed Mousa Mahasneh dkk 2011 & Rache l C . F. Sun and Daniel T. L. Shek 2012.


(12)

3

Pada dekade terakhir telah terjadi situasi yang mengkhawatirkan mengenai perilaku siswa dan kekerasan di sekolah, yang disebut misbehavior, Bentuk bentuk misbehavior berupa pertempuran, bullying, mendebat guru, merusak fasilitas sekolah, dan mencuri. Pada lingkup yang lebih luas tingkat kriminalitas yang melibatkan remaja yang pada umumnya sebagai pelajar (siswa), terlihat sebagai berikut : pada tahun 2008 pelaku tindak kriminalitas pada anak-anak dan remaja mencapai 3.280 orang, dengan rincian 2.797 laki-laki dan 483 perempuan (Emily Sekton 2013, Xinrui Yuan & Ling Che 2012, dan berdasarkan data dari kementerian pemuda dan olahraga, 2009).

Dari pernyatan salah satu Guru kesiswaan di Pulau Bawean pada peneleti mengatakan bahwa perkelahian antar siswa dalam satu sekolah sering terjadi, dan berdasar pengakuan siswa pada peneliti bahwa siswa sering melanggar peraturan-peraturan sekolah misalnya adalah memalsukan tanda tangan pada surat izin, membawa handphone ke sekolah, pergi ke kantin saat pelajaran berlangsung serta masuk kelas sengaja terlambat. Berdasarkan data dari salah satu sekolah menengah di Pulau Bawean menunjukkan bahwa ada pergerakan naik dan menurun pada pelanggaran oleh siswa tersebut, yaitu dari tahun 2009 – 2013. Pada tahun 2009 tercatat ada 16 (enam belas) pelanggaran, 2010 ada 22 (dua puluh dua) pelanggaran, 2011 ada 42 (empat puluh dua) pelanggaran, 2012 terdapat 34 (tiga puluh empat) pelanggaran, dan pada tahun 2013 terdapat 30 (tiga puluh) pelanggaran, adapun jenis pelanggaran yang umumnya terjadi adalah selalu datang terlambat, ramai di kelasa dan tidak mencatat, pulang sebelum waktunya, merokok dilingkungan sekolag, memakai anting, membawa Handphone, merusak fasilitas sekolah, minum minuman keras di lingkungan sekolah, menyimpan vidio porno pada handphone yang dibawa ke sekolah, serta tercatat pula pada tahun 2011 terdapat 3 siswa yang dikeluarkan oleh sekolah karena pelanggaran yang dilakukan sudah tidak dapat ditolerir.

Layanan Bimbingan dan Konseling pada sekolah menengah di Pulau Bawean belum berjalan dengan baik, terlihat dari jumlah Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling yang sangat minim dan tidak sebanding dengan jumlah pelajar di Pulau Bawean, sehingga dalam praktiknya masih jauh dari yang diharapkan. Sebagian besar sekolah-sekolah di Pulau Bawean tidak memiliki Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling yang berdasar pada bidang keilmuannya. Dari 14 (empat belas) sekolah menengah atas di Pulau Bawean hanya terdapat 1 (satu) sekolah yang memiliki Guru Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan bidang kelimuannya yaitu sebagai sarjana Bimbingan dan Konseling. Berdasar permendikbud tahun 2014 no 111, idealnya 1 : 150 yang artinya 1 (satu) Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling melayani 150 (seratus lima puluh) siswa, maka dengan kenyataan ini tentu layanan Bimbingan dan Konseling pada sekolah menengah di Pulau Bawean tidak akan berjalan denga efektif. Dengan demikian maka fungsi layanan bimbingan dan konseling yang semestinya wajib diperoleh oleh siswa tidak dapat dirasakan oleh siswa sekolah menengah di Pulau Bawean. Menentukan kebijakan sekolah untuk menurunkan misbehavior pada siswa dan menerapkan berbagai peraturan telah menjadi perdebatan panjang karena siswa merasa nyaman atau menemukan kesenangan pada misbehavior tersebut serta ditambah dengan ketidak mampuan guru mengendalikan situasi dengan otoritasnya, perilaku siswa bertujuan untuk mendapatkan pengakuan sosial, dan merupakan respon terhadap situasi dan kondisi kelas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berupa cinta, rasa memiliki, harga diri, kebebasan, sesuatu yang menyenangkan, dan kelangsungan hidup. Maka ketika ada ketidak cocokan antara sekolah dengan siswa akan memunculkan misbehavior pada siswa. Dalam rangka untuk menanamkan nilai pada siswa sekolah telah secara khusus melalui mata pelajaran agama, pendidikan pancasila, dan pendidikan kewarganegaraan, sementara dalam pelaksanaannya pendidik perlu memerhatikan rasa saling menghargai, menerima perbedaan, mendahulukan


(13)

4

kepentingan bersama, bertindak adil dalam berhubungan dengan siswa, menghargai janji, serta menyadari kewajiban dan kebebasan. Disamping itu guru dituntut untuk memiliki keterampilan penuh dalam mempraktekkan pengelolaan kelas atau manajemen kelas yang baik, sebab hubungan guru dan murid memainkan peran penting dalam menangani

Misbehavior siswa, (Emily Sekton, 2013 & Rachel C.F. Sun and Daniel T. L. Shek, 2012, Dreikurs & Glasser dalam Rachel C.F. Sun & Daniel T. L. Shek,2012, Anisa,2015 dan Heru Sutrisno,2009, M. Hameed-ur-Rehman & Munir Moosa Sadruddin 2012.

Negara juga telah memberikan perhatian penuh pada permasalahan ini sehingga dibuatlah misi untuk perbaikan bangsa, yaitu Menciptakan masyarakat berakhlak mulia, bermoral dan beretika, berbudaya, dan beradab berdasar falsafah pancasila telah menjadi program rencana jangka panjang nasional 2005-2025, serta tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Tri Sukitman,2015).

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka peneliti akan mencari tahu apakah ada hubungan antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan perilaku

misbehavior pada siswa. Menurut peneliti ada hubungan antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior pada siswa.

Adapun mamfaat penelitian ini tentunya untuk mengetahui hubungan intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior pada siswa sehingga dapat memberikan wawasan bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan program program sekolah, yang kemudian akan menjadikan proses belajar mengajar menjadi lancar.

Misbehavior Siswa

Misbehavior secara umum didefinisikan sebagai bentuk perilaku sosial anak yang tidak tepat sehingga mengganggu kegiatan proses belajar mengajar. Ada banyak penelitian yang meneliti misbehaviors siswa Misalnya, di Inggris dan Australia, peneliti mendefinisikan misbehaviors kelas sebagai perilaku yang mengganggu kelas dan menyebabkan proses belajar mengajar tidak efektif, seperti membuat kebisingan nonverbal, ketidaktaatan, berbicara tidak pada gilirannya, kemalasan, agresi fisik, dan mengotori kelas, Anisa 2015 & Rache l C . F. Sun and Daniel T. L. Shek 2012.

Misbehavior siswa merupakan suatu permasalahan yang harus diperhatikan dengan serius, sebab

misbehavior siswa dapat memberikan nilai rendah dalam setiap kehidupan siswa, (Finn, Ikan, & Scott, 2008 dalam Emily Sexton (2013). Siswa tidak akan menyadari bahwa misbehavior tersebut berdampak pada masa depannya, sehingga sekolah perlu memberlakukan suatu kebijakan yang dapat mengontrol

misbehavior siswa. Misbehavior merupakan suatu permasalahan yang kompleks yang menjadi simtom krisis pada pembelajaran siswa, Oliveira & Graca, 2013 (dalam Anisa,2015). Misbehavior diartikan sebagai tindakan negatif seperti perilaku bullying, tawuran, merusak fasilitas sekolah, melawan guru, mencuri dan tidak memperhaikan guru, Emily Sexton,2013 & Xinrui Yuan, Ling Che 2012.

Smetana & Bitz,1996 (dalam emily sexton,2013) Mengkategorikan Misbehaviors sekolah dalam domain sosial menjadi empat kategori. Keempat kategori tersebut adalah yang pertama


(14)

5

moral yang meliputi : tawuran, berbohong, mencuri, mengganggu yang kedua adalah konvensional misalnya, menggangu di dalam kelas, datang terlambat masuk kelas, yang ketiga yaitu prudential yang berupa, merokok, datang ke sekolah mabuk, dan yang keempat adalah kontekstual konvensional yaitu berupa meninggalkan kelas tanpa izin, pacaran dilingkungan sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Wang dan Dishion 2011 (dalam Emily Sexton 2013) dengan sampel Siswa sekolah menengah Amerika dari nilai enam sampai delapan untuk menilai hubungan antara masalah perilaku dan persepsi remaja dengan empat dimensi iklim sekolah : dukungan akademik, dukungan sosial guru, dukungan sosial rekan, dan manajemen perilaku sekolah, Analisis mengungkapkan bahwa masalah perilaku secara signifikan berkorelasi negatif dengan setiap aspek iklim sekolah. Ada banyak faktor yang menyebabkan

Misbehaviors dan lingkungan sekolah sebagai fokus umum prediktor terjadinya Misbehavior

siswa.

Finn, Fisher dan Scott (dalam Sexton, 2013) mengkategorikan Misbehavior dalam dua kategori yaitu classroom misbehavior dan school misbehavior. classroom misbehavior siswa yang mengganggu proses belajar mengajar seperti mengganggu guru mengajar dan mengganggu teman di kelas, perilaku yang lain seperti mondar mandir di ruang kelas seperti lari lari atau lompat lompat serta datang terlambat ke ruang kelas, tidak jujur pada tugas dan ujian. Adapun yang disebut dengan school misbehavior adalah termasuk pembolosan, mencuri, berkelahi, intimidasi, dan merokok.

Menurut Charles,2007 (dalam Anisa,2015), perilaku misbehavior dapat disebabkan oleh adanya faktor :

1) (unmeet needs) kebutuhan siswa yang tidak terpenuhi 2) (thwarted desires) keinginan yang terhalangi dan 3) (avoidance) sebagai bentuk usaha menghindar.

Kebutuhan yang tidak terpenuhi tersebut seperti kebutuhan yang berhubungan dengan keamanan, keterikatan atau belonging, penghargaan, dan kekuatan. Selain kebutuhan, keinginan menggebu yang terhalangi juga dapat menjadikan mereka komplain dan cenderung berlaku merusak dan memiliki rasa marah. Perilaku misbehave juga dimunculkan siswa saat ingin menghindari hal-hal yang bersifat kegagalan, intimidasi, atau situasi-situasi dan perlakuan tidak menyenangkan lainnya yang mungkin saja menghampirinya.

Ada empat tujuan siswa dalam melakukan misbehavior yaitu, Anisa (2015) : 1. mencari perhatian

2. memperoleh kekuatan

3. mencari pelampiasan bagi rasa ketidakadilan 4. menghindari pengabaian atau kegagalan.

Bimbingan Dan Konseling

Bimbingan Dan Konseling merupakan proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai sebuah perubahan pada diri individu di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, yang mana dalam lingkungan sekolah layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling, Sukitman 2015, permendikbud No 111 2014, dan latipun 2011). Sehingga dengan demikian diharapkan apabila bimbingan dan konseling


(15)

6

sekolah berjalan secara maksimal maka akan mampu menekan sikap misbehavior siswa dan menjadikan siswa memiliki mental yang sehat, sebab dengan layanan bimbingan dan konseling ini siswa dapat menyadari serta merubah sikap misbehavior siswa tersebut merupakan perilaku menyimpang dan tidak dikehendaki oleh setiap kalangan serta akan memberikan dampak negatif pada masa depannya, Zaman 2014 & emily sexton 2013.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri setyoningsing (2014) menemukan bahwa intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan sikap siswa kearah yang positif. Atas dasar itu diperlukan layanan bimbingan konseling yang merupakan alat untuk menurunkan sikap misbehavior siswa tersebut.

Faktor penyebab munculnya misbehavior siswa yang dikemukakan oleh Charles 2007 (dalam Anisa 2015) sejalan dengan tahap kehidupan remaja yang disebutkan oleh Ramakrishnan dan Jalajakumari 2013. Maka dalam hal ini pada umumnya para remaja menempuh pendidikan di sekolah, Maka layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di sekolah, seperti yang dikatakan oleh Elhesmi Dkk (2013) bahwa peran BK (bimbingan konseling) harus diaktifkan dalam rangka pembinaan mental siswa.

Sartika Putri Wardana (2010) bimbingan dan konseling sekolah memiliki fungsi sebagai berikut : (1) pencegahan, (2) pemahaman, (3) pemeliharaan, (4) penyaluran, (5) penyesuaian, (6) pengembangan, (7) perbaikan, (8) advokasi, (9) pengentasan. Serta dengan aspek layanan sebagai berikut : layananan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, layanan bimbingan belajar.

Ada beberapa komponen dalam program bimbingan dan konseling, diantaranya berupa layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem. Layanan dasar disini mencangkup kepada beberapa jenis layanan yaitu : layanan informasi, layanan orientasi, dan layanan bimbingan kelompok. Sedangkan untuk layanan responsif berupa konseling individual dan konseling kelompok yang mencangkup konseling relegius, konseling krisis, konseling traumatik dan konseling pendidikan. Komponen yang ketiga adalah layanan perencanaan individual, layanan individual dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir misalnya dengan layanan instrumentasi BK, informasi, konsultasi, kunjungan rumah dan kolaborasi dengan orang tua. Untuk komponen program yang terakhir adalah layanan dukungan sistem, layanan ini merupakan layanan tidak langsung karena sasarannya tidak langsung kepada peserta didik melainkan menunjang pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

Maka kemudian apa yang menjadi tujuan pemerintah dalam permendikbud No 111 2014 yaitu membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal akan dapat berjalan secara maksimal.

Intensitas bimbingan dan konseling dengan misbehavior siswa Pengertian intensitas

Menurut kamus ilmiah populer intensitas diartikan sebagai kemampuan, kekuatan, gigih-tidaknya ; kehebatan. Rahmalia Andini, (2008) juga mendefinisikan intensitas merupakan respon atas stimulus yang diterimanya. Chaplin,1999 (dalam Ulfi Kholidiyah, 2013) bahwa intensitas adalah suatu sifat kuantitatif dari suatu pengindraan, yang berhubungan dengan


(16)

7

intensitas perangsangnya. Dalam penelitian ini intensitas diartikan sebagai seberapa sering mengikuti layanan bimbingan dan konseling disekolah.

Misbehavior siswa merupakan refleksi dari ketidan puasan, dan ketidak cocokan dari sistem di sekolah, yang ini kemudian akan berdampak pada karir, perilaku, dan hasil belajarnya sehingga disinilah kemudian bimbingan dan konseling mengambil peran untuk menurunkan

Misbehavior siswa, (Eliamani dkk,2014, Tri setyoningsing 2014 dan Elhesmi Dkk 2013.

Kerangka pikir penelitian

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu cara untuk membuat hidup seseorang menjadi lebih bermakna, hasil dari beberapa penelitian menunjukan bahwa bimbingan dan konseling telah terbukti memjadikan hidup seseorang menjadi lebih baik. Misalnya dalam karir, pendidikan, sosial, memecahkan kesulitan dalam kehidupannya, serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Emily Sekton, 2013 dan berdasarkan data dari kementerian pemuda dan olahraga (2009) menunjukan bahwa pada dekade terakhir telah terjadi situasi yang mengkhawatirkan mengenai perilaku siswa dan kekerasan di sekolah, yang disebut dengan misbehavior siswa, Bentuk bentuk misbehavior berupa pertempuran, bullying, mendebat guru, merusak fasilitas sekolah, dan mencuri. pada tahun 2008 pelaku tindak kriminalitas anak-anak dan remaja mencapai 3.280 orang, dengan rincian 2.797 laki-laki dan 483 perempuan.

Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah membuat sebuah misi yaitu Menciptakan masyarakat berakhlak mulia, bermoral dan beretika, berbudaya, dan beradab berdasar falsafah pancasila, serta tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Tri Sukitman,2015).

Untuk mewujudkan misi negara tersebut tentunya dibutuhkan keterlibatan semua pihak, khususnya instansi pendidikan. Dalam setiap instansi pendidikan peserta didik tentunya memiliki perbedaan dalam hal kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajarnya. Perbedaan inilah yang kemudian membutuhkan sebuah layanan yang membantu yaitu layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan dan pengembangan, Permendikbud No 111 2014.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri setyoningsing (2014) menemukan bahwa intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan sikap siswa kearah yang positif. Maka dengan demikian peneliti menduga bahwa intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling akan menurunkan perilaku misbehavior siswa. Dan begitu pula sebaliknya.


(17)

8

Gambar 1 kerangka pikir penelitian

Hipotesa

Ada hubungan yang negatif antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling

dengan misbehavior pada siswa sekolah menengah atas di pulau Bawean.

INTENSITAS

1. Keaktifan Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling

2. Ketekunan Mengikuti Layanan Bimbingan dan KonselinG

3. Frekuensi Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling

BIMBINGAN DAN

KONSELING

MISBEHAVIOR 1. Misbehavior di sekolah

(School misbehavior)

2. Misbehavior di kelas (Class misbehavior)


(18)

9

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian non-eksprimental kuantitatif korelasional. Pendekatan tersebut dipilih karena peneliti ingin mengetahui tingkat signifikansi hubungan dari dua variabel yaitu intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling (variabel bebas) dengan

misbehavior (variabel terikat).

Subjek Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa siswi sekolah menengah atas di pulau bawean, untuk karakteristik pada populasi tersebut adalah, a. Siswa siswi sekolah menengah atas di pulau Bawean, b. Siswa siswi sekolah menengah atas kelas 11 (sebelas).

Adapun pengambilan sampel pada populasi tersebut menggunakan teknik random sampling

yaitu kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi (Nasution, 2006)

Variabel dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Untuk variabel bebasnya adalah intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling sedangkan untuk variabel terikatnya adalah misbehavior siswa.

Intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah seberapa sering siswa siswi sekolah menengah atas di Pulau Bawean dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Penelitian ini menggunkan skala yang dibuat sendiri oleh peneliti yaitu skala intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan aspek yang digunakan dalam skala tersebut adalah layanan dasar dan layanan responsif.

Adapun misbehavior dalam penelitian ini adalah segala bentuk perilaku melanggar aturan yang dilakukan oleh siswa siswi, baik peraturan yang berkaitan dengan tata tertib di kelas maupun lingkungan sekolah. Instrumen yang digunakan untuk mengukur misbehavior yaitu berupa skala misbehavior yang dibuat sendiri oleh peneliti.

Prosedur dan Analisa Data

Penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu : 1) Tahap Persiapan

a) Membuat skala misbehavior dan skala intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Setelah skala dibuat, peneliti kemudian menggandakan skala tersebut.

b) Melakukan pengujian skala misbehavior dan skala intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling,kepada 50 subjek try out.

c) Setelah data try out diperoleh, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kedua skala. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, tersisa 22 item valid untuk skala intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling serta 20 item valid untuk skala misbehavior.


(19)

10

d) Item-item yang valid untuk kedua skala tersebut, kemudian dijadikan sebagai item-item untuk mengukur kedua variabel dalam penelitian ini.

e) Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah di Bawean pada tanggal 7 Desember 2015 untuk melakukan penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Peneliti membuat kesepakatan dengan pihak sekolah untuk melakukan penelitian pada hari selasa tanggal 8 Desember 2015.

3) Tahap Akhir

a) Peneliti memasukkan data penelitian ke dalam program excel yang kemudian dianalisis melalui aplikasi SPSS versi 22.00.

b) Melakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas data penelitian. Hasil uji normalitas dengan frekuensi skewness kurtosis menunjukkan data normal yaitu berada antara ±1,96 (data terlampir). Uji homogenitas data juga memperlihatkan hasil bahwa data yang dianalisis berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda variansinya dengan tingkat signifikansi 0,071 dan 0,057. Uji homogenitas dilakukan melalui bantuan program SPSS dengan teknik analisis one way anova.

c) Setelah uji asumsi dilakukan dan memperoleh hasil bahwa data normal dan homogen, peneliti melakukan uji hubungan melalui uji korelasi Product Moment Pearson. Metode ini dipilih karena dapat menguji arah korelasi antara kedua variabel dengan menghasilkan arah korelasi positif atau negatif serta dapat mengungkap besar atau kecilnya hubungan kedua varibel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (Idrus, 2009).

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keseluruhan data subjek sebagai berikut:

Tabel 1. Kategori misbehavior dengan Jenis Kelamin pada siswa

Kategori Interval Frekuensi Presentase

Siswa Laki-laki

Tinggi T - skor > 50 39 22.3% Rendah T - skor < 50 44 25.1%

Siswa Perempuan

Tinggi T - skor > 50 19 10.9% Rendah T - skor < 50 73 41.7%

Total - 175 100%

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa data Misbehavior siswa pada subjek lebih tinggi subjek laki-laki dari pada subjek perempuan. Terbukti bahwa dari 175 subjek keseluruhan terdapat 39 subjek yaitu 22.3% yang berkategori tinggi, dan terdapat 44 subjek yang memiliki kategori rendah yaitu 25.1% dari 83 subjek laki-laki. Sedangkan.pada perempuan terdapat 19 subjek yang masuk dalam kategori tinggi yaitu 10.9% dari total subjek, dan terdapat 73 subjek yaitu 41.7% yang masuk dalam kategori rendah perilaku


(20)

11

Tabel 2. Kategori intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan Jenis Kelamin pada siswa

Kategori Interval Frekuensi Presentase

Siswa Laki-laki

Tinggi T - skor > 50 33 18.9% Rendah T - skor < 50 50 28.6%

Siswa Perempuan

Tinggi T - skor > 50 21 12% Rendah T - skor < 50 71 40.6%

Total - 175 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat di diskripsikan bahwa data subjek yang intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konselingnya tinggi adalah laki-laki dari pada perempuan. Terbukti dari 83 subjek laki-laki terdapat 33 subjek yang berkategori tinggi yaitu 18.9%, dan 50 subjek termasuk dalam kategori rendah yaitu 28.6%. Sedangkan pada subjek perempuan hanya terdapat 21 subjek yang memiliki kategori tinggi yaitu 12%, dan terdapat 71 subjek yang memiliki kategori rendah yaitu 40.6% dari 92 total subjek perempuan.

Tabel 3. Intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan Misbehavior

siswa

Variabel

Intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling

Koefisien (r) D (r2) P Keterangan

Misbehavior 0.547 0.299 0.000 Signifikan

Berdasarkan skor koefisien yang didapat dari perhitungan SPSS, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior siswa. Hal ini dapat dilihat nilai p = 0.000 < 0.05, bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior siswa, dapat dilihat pula pada nilai koefisiennya 0.547. Ini menunjukan bahwa semakin tinggi intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling maka itu menunjukan perilaku misbehavior siswa di sekolah menengah atas di pulau Bawean juga tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Adapun sumbangsi variabel X terhadap variabel Y sebesar 29.9%, hal ini dapat dilihat pada r2 dengan nilai sebesar 0.299. ini artinya 70.1% dipengaruhi oleh faktor lain.

DISKUSI

Penelitian ini terfokus pada pengujian bagaimana intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior siswa memiliki hubungan pada sekolah menengah atas di pulau Bawean. Diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswa-siswi dengan intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling yang tinggi memperlihatkan bahwa misbehavior siswa pada sekolah menengah atas di pulau Bawean juga tinggi. Hal ini terlihat dari hasil uji korelasi Pearson berupa angka korelasi (r) sebesar 0.547 dan nilai signifikansi 0,000 < dari pada 0,05


(21)

12

yang bermakna adanya hubungan positif antara kedua variabel. semakin tinggi intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling maka itu menunjukan perilaku misbehavior

siswa di sekolah menengah atas di pulau Bawean juga tinggi, demikian pula sebaliknya. Program layanan bimbingan dan konseling yang kurang baik menjadi indikator tetap tingginya misbehavior siswa. Sebagian besar siswa hanya mendapatkan layanan dasar sehingga itu masih kurang untuk membentuk siswa yang berkarakter. Indikator lain yang menyebabkan tingginya misbehavior siswa meski intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling juga tinggi disebabkan kurangnya profesionalisme dari guru bimbingan dan konseling yakni guru bimbingan dan konseling yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya, serta kurangnya tenaga guru bimbingan dan konseling terlatih. Jumlah siswa yang banyak tidak sejalan dengan jumlah guru bimbingan dan konseling, tidak seperti yang diatur dalam permendikbut No 111 tahun 2014 yang menyatakan bahwa guru bimbingan dan konseling dengan rasio 1 :(150-160) satu konselor melayani peserta didik 150-160 peserta didik.

Melihat pula pada fungsi bimbingan dan konseling yang berupa fungsi pencegahan dan berbaikan yang menjadi indikasi siswa di Pulau Bawean memiliki intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling tinggi serta misbehavior pada siswa juga tinggi. Hal ini karena adanya faktor lain yang menyebabkan tingginya misbehavior pada siswa sekolah menengah atas di Pulau Bawean. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa sumbangsi variabel X terhadap variabel Y sebesar 29.9%, hal ini dapat dilihat pada r2 dengan nilai sebesar 0.299. ini artinya 70.1% dipengaruhi oleh faktor lain.

Pemilihan subjek siswa kelas 11 (sebelas) juga menjadi sebab tingginya misbehavior pada siswa meski intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling juga tinggi. Temuan ini sejalan dengan peneliti terdahulu yaitu Ameen Mohammed Mousa Mahasneh dkk (2011) yang memperoleh Data statistik menunjukkan bahwa siswa kelas 11 dan 12 memiliki nilai akumulasi yang berbeda, dan bahwa kelas 11 siswa lebih mungkin untuk terlibat dalam tindakan vandalisme dari siswa kelas 12 (dua belas).

Di antara faktor yang mempengaruhi munculnya misbehavior di sekolah menurut Charles (2007), yaitu adanya faktor kebutuhan siswa yang tidak terpenuhi. misbehavior dikatakan sebagai bentuk dari kesalahan siswa dalam memenuhi belonging terhadap sekolah sehingga siswa dapat melakukan segala usaha untuk memuaskan kebutuhan psikologis tersebut (Anisa, 2014), meskipun dengan melakukan misbehavior yang merupakan perilaku melanggar norma sosial yang berlaku (Jessor & Jessor dalam Sun, 2014) Siswa-siswi yang mendapatkan bimbingan secara inten tentunya akan dapat memenuhi kebutuhan terhadap sekolah sehingga munculnya misbehavior pun menjadi rendah.

Bimbingan dan konseling di sekolah disediakan untuk membina karakter siswa memberikan pemahaman tentang etika, norma, dan tanggung jawab (Sukitman,2015) sehingga dengan begitu

misbehavior siswa dapat ditekan. Pada masa remaja merupakan masa untuk menemukan jatidiri, dalam teori perkembangan disebut pula sebagai masa krisis identitas, maka pada masa ini munculnya misbehavior siswa merupakan sesuatu yang pasti seperti yang dikatakan oleh (Manguvo,dkk., 2011) munculnya misbehavior siswa, dapat bersifat internal yaitu yang berasal dari dalam diri siswa, maka apabila siswa tidak mendapatkan bimbingan dengan baik maka siswa akan cendrung menjadi pribadi buruk, karena dapat pula diketahui bahwa lingkungan sekolah turut berkontribusi dalam terciptanya kepribadian seseorang (Samsu & Juntika, 2011). Konselor sekolah juga diharapkan dapat mengidentifikasi potensi-potensi peserta didik


(22)

13

misalnya tentang bakat dan minat siswa sehingga dapat memberikan bimbingan yang tepat untuk suksesi studi peserta didik tersebut (Lazarus & Chinwe, 2011).

Pembelajaran formal di institusi pendidikan akan efektif dalam mengembangkan standar tingkah laku yang berdasarkan norma yang dianut bersama, Disinilah posisi sekolah dengan program Bimbingan dan Konseling diperlukan sebagai wadah pendidikan dan pembentukan karakter bagi siswa. Dengan adanya program Bimbingan dan Konseling tersebut akan meminimalisir munculnya misbehavior siswa. kehidupan social di sekolah sangat mempengaruhi terbentuknya tingkah laku social pada siswa (Izzaty,2008). Maka program layanan bimbingan dan konseling memiliki peran penting untuk mewujudkan siswa yang tertib serta berperilaku baik di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Namun demikian, kontribusi Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Dan Konseling terhadap misbehavior masihlah termasuk dalam kategori yang rendah yaitu sekitar 29.9%. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari (Mghweno, dkk 2013) bahwa bimbingan dan konseling memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku siswa di sekolah, tetapi dengan sumbangsi intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior yang rendah serta Kurangnya konselor terlatih yang mampu memberikan informasi dan layanan yang baik menjadi sebuah indikasi munculnya misbehavior siswa tetap tinggi. Jika meninjau dari rendahnya presentase kontribusinya, maka ada 70.1% faktor lain yang termasuk dalam faktor-faktor lain hubungannya dan mempengaruhi munculnya misbehavior.

Pada penelitian ini juga mengukur misbehavior sesuai dengan klasifikasi yang diungkapkan oleh Finn, Fisher dan Scott (dalam Sexton, 2013) bahwa misbehavior dibagi ke dalam dua kategori, yaitu classroom misbehavior dan school misbehavior. Temuan menunjukan bahwa

misbehavior pada siswa sekolah menengah atas di Pulau Bawean lebih tinggi Classroom misbehavior dibandingkan dengan school misbehavior. Hal ini dapat dilihat pada total rata-rata yang menunjukan bahwa 75,45 pada Classroom misbehavior dan 7,56 pada school misbehavior.

Acceptance by teacher atau penerimaan oleh guru terhadap siswa secara tidak langsung menunjukkan adanya hubungan yang positif antara siswa dan guru. Penerimaan baik yang dirasakan oleh siswa dari gurunya tersebut dapat lebih menolong siswa dalam mengarahkan kepada perilaku yang positif, sedangkan tidak adanya penerimaan baik yang dirasakan siswa dari gurunya dapat berakibat buruk bagi siswa (Anisa, 2015)

Prediktor pelanggaran disiplin siswa dalam penelitian Hamre dan Pianta (2001) adalah adanya konflik pada hubungan guru dengan siswa. Penelitian selanjutnya yang memiliki hasil sejalan adalah Penelitian yang dilakukan oleh Cabaroglu dan Altinel (2010) bahwa para siswa yang melakukan misbehavior karena beberapa guru telah mendiskriminasi siswa dan tidak menghargai perilaku positif yang ditunjukkan oleh siswa.

Disamping Acceptance by teacher atau penerimaan oleh guru terhadap siswa, Anisa (2015) juga menjelaskan bahwa acceptance by students atau penerimaaan siswa terhadap siswa lainnya juga menjadi aspek yang penting dalam meminimalisir terjadinya misbehavior.

Acceptance by students yang dirasakan oleh siswa dapat menyebabkan siswa tersebut merasa nyaman dan dihargai oleh teman-temannya. Penerimaan yang dirasakan dari siswa lainnya tentu membantu siswa untuk dapat lebih menerima pengaruh positif yang diberikan.


(23)

14

Pada penelitian ini menemukan adanya perbedaan mean skor misbehavior ditinjau dari jenis kelamin yang menunjukkan bahwa pelajar laki-laki cenderung memunculkan misbehavior

lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar perempuan, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 bahwa dari 175 subjek keseluruhan terdapat 39 subjek yaitu 22.3% yang berkategori tinggi, dan terdapat 44 subjek yang memiliki kategori rendah yaitu 25.1% dari 83 subjek laki-laki. Sedangkan.pada perempuan terdapat 19 subjek yang masuk dalam kategori tinggi yaitu 10.9% dari total subjek, dan terdapat 73 subjek yaitu 41.7% yang masuk dalam kategori rendah perilaku Misbehavior siswa dari 92 subjek perempuan. Temuan ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahasneh, dkk. (2011) dan Peist (2013). Pelajar perempuan pada sekolah menengah di Jordania, cenderung lebih menaati peraturan-peraturan sekolah dibandingkan para pelajar laki-laki (Mahasneh, dkk., 2011). Dan pelajar laki-laki lebih sering mendapat teguran dari guru dibandingkan dengan perempuan, akibat menunjukkan

misbehavior (Peist,2013).

Pada umumnya laki-laki memiliki kecenderungan ingin selalu merasa bebas dan tidak terikat dengan peraturan-peraturan (Mahasneh, dkk., 2011) itulah sebab laki-laki cenderung melakukan misbehavior dibandingkan dengan perempuan. Dalam merespon situasi yang tidak dapat diterima, pelajar laki-laki cenderung merespon dengan perlawanan sedangkan pada pelajar perempuan cenderung lebih patuh, terhadap aturan dan tatatertib sekolah (Myers, 2012 & Santrock, 2007 dalam Anisa,2015).

Uraian yang telah dijelaskan dalam hasil dan diskusi penelitian, masihlah belum dapat maksimal sebab penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Adapun kelemahan dalam penelitian ini adalah dalam pemilihan subjek yang terfokus pada kelas XI dan pengambilan sampel yang tidak proporsional juga dikhawatirkan memiliki pengaruh terhadap hasil yang dinilai belum sepenuhnya dapat mencerminkan gambaran masing-masing tingkatan.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan uraian hasil penelitian, diperoleh hasil koefisien korelasi (r) sebesar 0.547 dengan nilai signifikansi 0,000< dari pada 0,05 yang bermakna adanya hubungan positif antara kedua variabel dan nilai koefisien determinasi sebesar 0.299 atau 29.9%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel adalah rendah. Dan hipotesa tidak dapat diterima yaitu adanya hubungan negatif yang signifikan antara intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan misbehavior yang dilakukan siswa-siswi sekolah menengah atas di Pulau Bawean.

Adapun implikasi dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling yang tinggi pada siswa sekolah menengah di Pulau Bawean juga menunjukan bahwa misbehavior pada siswa sekolah menengah di Pulau Bawean juga tinggi. Hal ini memberikan artian bahwa layanan bimbingan dan konseling pada sekolah menengah di Pulau Bawean tidak berperan maksimal dalam menurunkan misbehavior pada siswa sekolah menengah di Pulau Bawean. Sehingga diharapkan bagi setiap sekolah untuk membuat program bimbingan dan konseling lebih baik agar dapat mendorong siswa-siswi untuk mentaati aturan-aturan yang ada. Maka dengan demikian sekolah akan menjadi pendukung terwujudnya bangsa yang berkarakter.


(24)

15

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti misbehavior di sekolah, diharapkan agar mempertimbangkan pemilihan subjek dan teknik pengambilan sampel. Selain itu, disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti kaitan antara misbehavior dengan lainnya. Misalnya kaitan antara misbehavior dengan spiritualitas siswa.

REFERENSI

Ahmad, H. (2012). Hubungan intensitas menonton tayangan acara memasak di televisi terhadap pengetahuan bidang boga pada siswa kelas xii jasa boga smk negeri 6 yogyakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Boga, Jurusan Teknik Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Albarry, M.D. (________). Kamus ilmiah populer. Surabaya : Arkola.

Andini, R. (2008). .Hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan dan konseling dan intensitas pemamfaatan bimbingan konseling di sma pgri 109 tagerang. Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Cabaroglu, N. & Altinel, Z. (2010). Misbehavior in efl classes: Teachers’ and students’ perspectives. C.U. Sosyal Bilimler Enstitusu

Charles. (2007). Preventing misbehavior: Taking proactive steps to prevent the occurrence of misbehavior in the classrooms.

Elhesmi, S., Neviyarni., Ibrahim, I. (2013). Peran guru bk dan guru mata pelajaran dalam mencegah tawuran antar pelajar. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 2, Nomor 3, September 2013.

Eliamani, M. P., Richard, M. L., & Peter, B. (2014). Access to guidance and counseling services and its influence on students’ school life and career choice. African Journal of Guidance and Counselling, ISSN: 2142-6785 Vol. 1 (1 ), pp. 007-015, March, 2014. Hamre, B. & Pianta, R. (2001). Early teacher-child relationships and the trajectory of

children’s school outcomes through eight grade. Child Development, 72, 625-638

Idrus, Muhammad. (2009). Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Islami, A.N. (2015). Hubungan sense of school belonging dengan misbehavior pada siswa sekolah menengah di pondok pesantren. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Izzaty, R. E. (2008). Peran pengasuhan pada pembentukan perilaku anak sejak usia dini (kajian psikologis berdasarkan teori sistem ekologis). Tinjauan beberapa aspek character building. Yogyakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian Unversitas Negeri Yogyakarta dan Tiara Wacana.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014) Salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 111 tahun


(25)

16

2014 Tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Kholidiyah, U. (2013). Hubungan antara intensitas bermain game online dengan kecerdasan emosi. Skripsi, Fakultas psikologi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Latipun. (2011). Psikologi konseling. Malang: Umm Press.

Mahasneh, Ameen M. M., Nor, S. Md., Rahman, A., Abdullah, N. S. M., Abu S., B., & Mahasneh, Ahmad M. M. (2011). Characterizing misbehaviour among Jordanian high school students. Asian social science, 7, 3 – 13.

Manguvo, A., Whitney S., & Chareka, O. (2011). The crisis of student misbehavior in Zimbabwean Public School: teacher’s perceptions on impact of macro socio-economic challenges. The African symposium: An online Journal of the African educational research network, 11, 155 – 162.

Nasution, S. (2006). Metode research penelitian ilmiah. Jakarta: Bumi aksara.

Peist, E.A. (2013). Gender differences in student misbehaviors and teacher responses: comparing classrooms with novice and experienced teachers.A thesis Bachelor of Arts, Psychology, University of Michigan.

Ramakrishnan, V. K., & Jalajakumari, V. T. (2013). Significance Of imparting guidance and counselling programmes for adolescent students. Asia Pacific Journal of Research.

Rehman, M. H., & Sadrudin, M. M. (2012). Study on the causes of misbehavior among South-East Asian children. International journal of humanities and social science, 2, 162

– 175.

Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga. (2009). Penyajian Data Informasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2009.

Setyoningsih, T. (2014). Hubungan intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling dengan kepribadian muslim siswa kelas viii smp muhammadiyah 3 depok sleman yogyakarta. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Sexton, E. (2013). Adolescents’ social cognitive beliefs about misbehavior in school. Thesis, Departement of Psychology The Ohio State University, Ohio.

Sukitman, T. (2015). Panduan lengkap dan aplikatif bimbingan konseling berbasis pendidikan arakter. Yogyakarta: Diva Press

Sun, R. C. F., & Shek, D. T. L. (2012). Classroom misbehavior in the Eyes of Students: A qualitative study.The Scientific World Journal.


(26)

17

Sutrisno, H. (2009). Kasus perilaku pelanggaran disiplin siswa di sekolah ditinjau dari kerangka teori Sosiologi Fungsionalisme. Jurnal pendidikan inovatif, 4, 60 – 66.

Wardana, S.P. (2010). Hubungan intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa sma negeri 3 kota tagerang selatan. Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Yuan, X., & Che, L. (2012). How to deal with student misbehavior in the classroom?. Journal of educational and developmental psychology, 2, 143 – 150.

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2011). Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zaman, T. U., Choudhary, F. R., & But, A. A. (2014). Guidance and counseling for science

students: A need assessment. Indian Journal of Education and Information Management, Vol 3(4), 13–18, April 2014.


(27)

18 LAMPIRAN

6. Uji validitas dan reliabilitas skala

7. Hasil uji asumsi normalitas dan homogenitas data penelitian 8. Uji hubungan melalui product moment-Pearson

9. Blue print skala dan aitem

10.Data penelitian skala misbehavior dan Data skala intensitas mengikuti layanan bimbingan dan konseling


(28)

19

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA 1. Skala Misbehavior

Hasil uji validitas pertama melalui aplikasi SPSS 22.00 diperoleh hasil sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.891 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item 1 11.98 84.061 .555 .885

item 2 11.12 78.516 .730 .879

item 3 10.98 79.489 .642 .882

item 4 11.52 81.153 .670 .882

item 5 11.50 80.867 .717 .880

item 6 11.04 83.304 .494 .887

item 7 11.80 89.510 .217 .892

item 8 11.78 81.440 .618 .883

item 9 11.66 82.107 .618 .883

item 10 11.92 86.483 .471 .887

item 11 11.72 80.369 .671 .881

item 12 12.26 91.870 .192 .891

item 13 12.06 84.507 .665 .883

item 14 12.20 90.653 .322 .890

item 15 12.22 91.114 .200 .891

item 16 12.26 91.870 .192 .891

item 17 12.20 88.735 .555 .887

item 18 12.10 88.541 .447 .888

item19 12.22 91.359 .159 .891

item20 12.18 89.416 .506 .888

item21 12.00 82.571 .734 .881

item22 12.10 87.643 .559 .886

item23 12.18 87.906 .494 .887

item24 12.26 91.870 .192 .891

item25 12.20 89.796 .489 .889


(29)

20

item27 10.16 88.709 .102 .902

item28 12.14 88.531 .308 .890

item29 11.90 87.724 .292 .891

item30 12.24 89.900 .453 .889

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.910 21

Hasil setelah melakukan pereduksian I

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item 1 8.74 68.033 .593 .905

item 2 7.88 63.455 .732 .901

item 3 7.74 64.482 .633 .904

item 4 8.28 65.593 .690 .902

item 5 8.26 65.666 .713 .901

item 6 7.80 67.714 .499 .908

item 8 8.54 66.458 .593 .905

item 9 8.42 66.371 .645 .903

item 10 8.68 70.344 .504 .907

item 11 8.48 64.377 .727 .901

item 13 8.82 68.518 .705 .903

item 14 8.96 74.611 .295 .911

item 17 8.96 72.733 .556 .907

item 18 8.86 72.939 .395 .909

item20 8.94 73.609 .458 .909

item21 8.76 67.533 .699 .902

item22 8.86 71.756 .558 .907

item23 8.94 72.017 .490 .907

item26 8.98 73.571 .320 .910

item28 8.90 72.255 .335 .910


(30)

21

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.911 20

Hasil setelah melakukan pereduksian II

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item 1 8.66 66.637 .594 .905

item 2 7.80 62.041 .737 .901

item 3 7.66 63.127 .633 .905

item 4 8.20 64.204 .692 .902

item 5 8.18 64.273 .715 .902

item 6 7.72 66.247 .505 .908

item 8 8.46 65.029 .597 .905

item 9 8.34 64.882 .654 .904

item 10 8.60 68.939 .503 .907

item 11 8.40 62.939 .733 .901

item 13 8.74 67.217 .695 .903

item 17 8.88 71.332 .550 .908

item 18 8.78 71.522 .391 .910

item20 8.86 72.204 .449 .910

item21 8.68 66.222 .692 .903

item22 8.78 70.338 .556 .907

item23 8.86 70.694 .476 .908

item26 8.90 72.092 .325 .911

item28 8.82 70.885 .329 .911

item30 8.92 72.238 .477 .910

2. Skala Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Dan Konseling

Hasil uji validitas pertama melalui aplikasi SPSS 22.00 diperoleh hasil sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(31)

22

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item 1 11.36 131.786 .309 .906

item 2 11.60 135.306 .193 .906

item 3 11.02 121.938 .699 .898

item 4 11.34 128.107 .521 .902

item 5 11.02 121.857 .669 .899

item 6 11.10 123.520 .565 .901

item 7 11.46 128.090 .502 .903

item 8 11.50 131.929 .325 .905

item 9 11.50 131.969 .392 .904

item 10 10.96 120.325 .663 .899

item 11 10.92 121.096 .599 .901

item 12 11.40 132.816 .278 .906

item 13 11.46 132.049 .347 .905

item 14 11.34 134.066 .139 .909

item 15 11.48 131.479 .395 .904

item 16 11.26 129.870 .346 .905

item 17 11.30 126.541 .590 .901

item 18 11.16 127.443 .412 .905

item19 11.18 127.824 .582 .901

item20 11.22 125.930 .710 .899

item21 11.34 127.168 .607 .901

item22 11.18 123.212 .652 .899

item23 11.36 124.888 .701 .899

item24 11.26 121.992 .737 .898

item25 11.48 129.071 .490 .903

item26 11.58 133.310 .317 .905

item27 11.52 132.581 .325 .905

item28 11.58 134.249 .296 .906

item29 11.56 133.843 .240 .906

item30 11.44 133.966 .203 .907

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(32)

23

Hasil setelah melakukan pereduksian I

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item 1 9.96 115.019 .268 .913

item 3 9.62 104.934 .717 .904

item 4 9.94 110.874 .529 .908

item 5 9.62 104.444 .708 .904

item 6 9.70 106.051 .598 .907

item 7 10.06 110.139 .557 .908

item 8 10.10 113.929 .371 .911

item 9 10.10 114.092 .437 .910

item 10 9.56 103.476 .676 .905

item 11 9.52 104.173 .612 .907

item 13 10.06 115.282 .299 .912

item 15 10.08 114.932 .332 .912

item 16 9.86 112.735 .340 .912

item 17 9.90 109.929 .565 .908

item 18 9.76 111.288 .364 .912

item19 9.78 110.665 .588 .908

item20 9.82 108.926 .714 .905

item21 9.94 110.466 .583 .908

item22 9.78 106.461 .651 .906

item23 9.96 107.917 .707 .905

item24 9.86 105.143 .747 .904

item25 10.08 111.953 .486 .909

item26 10.18 115.702 .332 .912

item27 10.12 115.251 .319 .912

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(33)

24

Hasil setelah melakukan pereduksian II

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item 3 9.26 101.013 .702 .905

item 4 9.58 106.371 .543 .909

item 5 9.26 100.482 .696 .906

item 6 9.34 101.698 .605 .908

item 7 9.70 105.520 .579 .908

item 8 9.74 109.421 .382 .912

item 9 9.74 109.707 .439 .911

item 10 9.20 99.347 .674 .906

item 11 9.16 100.137 .605 .908

item 13 9.70 111.235 .271 .914

item 15 9.72 110.696 .319 .913

item 16 9.50 108.378 .340 .913

item 17 9.54 105.764 .556 .909

item 18 9.40 106.776 .373 .913

item19 9.42 106.167 .602 .908

item20 9.46 104.458 .729 .906

item21 9.58 106.004 .595 .908

item22 9.42 102.493 .636 .907

item23 9.60 103.469 .721 .906

item24 9.50 101.357 .722 .905

item25 9.72 107.553 .491 .910

item26 9.82 111.171 .345 .913

item27 9.76 110.758 .327 .913

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.914 22

Hasil setelah melakukan pereduksian III

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted


(34)

25

item 4 9.32 102.753 .541 .910

item 5 9.00 96.980 .694 .906

item 6 9.08 98.075 .608 .909

item 7 9.44 101.639 .597 .909

item 8 9.48 105.561 .395 .913

item 9 9.48 106.010 .439 .912

item 10 8.94 95.894 .670 .907

item 11 8.90 96.704 .600 .909

item 15 9.46 107.151 .305 .914

item 16 9.24 104.921 .327 .915

item 17 9.28 102.287 .546 .910

item 18 9.14 103.021 .379 .914

item19 9.16 102.423 .610 .909

item20 9.20 100.816 .732 .907

item21 9.32 102.304 .599 .909

item22 9.16 99.035 .629 .908

item23 9.34 99.698 .733 .906

item24 9.24 97.941 .714 .906

item25 9.46 103.845 .494 .911

item26 9.56 107.353 .354 .913


(35)

26

HASIL UJI ASUMSI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS DATA PENELITIAN

1. Uji Asumsi Normalitas Data

Statistics

TOTAL S1 TOTAL S2

N Valid 175 175

Missing 0 0

Skewness .806 2.967

Std. Error of Skewness .584 .184

Kurtosis 3.981 .255

Std. Error of Kurtosis .365 .365

Skala 1 0.806 : 0.584 = 1.38 normal karena berada diantara +- 1.96 Skala 2 0,255 : 0,365 = 0,69 normal karena berada diantara +- 1.96

2. Uji Homogenitas Data

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

TOTAL S1 10.905 1 173 .071

TOTAL S2 8.059 1 173 .057

Deskripsi Data

jk * K_S1 Crosstabulation

K_S1

Total RENDAH TINGGI

jk l Count 44 39 83

% within jk 53.0% 47.0% 100.0% % within K_S1 37.6% 67.2% 47.4% % of Total 25.1% 22.3% 47.4%

p Count 73 19 92

% within jk 79.3% 20.7% 100.0% % within K_S1 62.4% 32.8% 52.6% % of Total 41.7% 10.9% 52.6%

Total Count 117 58 175

% within jk 66.9% 33.1% 100.0% % within K_S1 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 66.9% 33.1% 100.0%


(36)

27

jk * K_S2 Crosstabulation

K_S2

Total RENDAH TINGGI

jk l Count 50 33 83

% within jk 60.2% 39.8% 100.0% % within K_S2 41.3% 61.1% 47.4% % of Total 28.6% 18.9% 47.4%

p Count 71 21 92

% within jk 77.2% 22.8% 100.0% % within K_S2 58.7% 38.9% 52.6% % of Total 40.6% 12.0% 52.6%

Total Count 121 54 175

% within jk 69.1% 30.9% 100.0% % within K_S2 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 69.1% 30.9% 100.0%


(37)

28

UJI HUBUNGAN MELALUI PRODUCT MOMENT-PEARSON Uji hubungan dua variabel

Correlations

TOTAL S1 TOTAL S2 TOTAL S1 Pearson Correlation 1 .547**

Sig. (2-tailed) .000

N 175 175

TOTAL S2 Pearson Correlation .547** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 175 175

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Group Statistics

PERLAKUAN N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

TOTAL Prestasi 1 25 31.28000 2.546657 .509331

2 25 29.81333 2.126944 .425389

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper TOTAL

Prestasi Equal variances assumed

.852 .361 2.210 48 .032 1.466667 .663607 .132396 2.800938

Equal variances not assumed


(38)

29

BLUE PRINT SKALA DAN AITEM

1. Blue Print Skala Misbehavior

No. Jenis Sebaran item Jumlah

item

persentase

1. Misbehavior di dalam kelas (classroom misbehavior)

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,15 11 55%

2. Misbehavior di sekolah (School misbehavior)

11,12,13,14,16,17,18,19,20 9 45%

Total Item 20 100%

Prosedur Penilaian

Memberikan skor murni untuk masing-masing jawaban Tidak pernah, 1-2 kali, 3-5 kali, lebih dari 6 kali, dengan aturan sebagai berikut :

 Favorable

Tidak pernah 1 – 2 kali 3 – 5 kali 6 kali atau lebih


(39)

30

ITEM PERNYATAAN SKALA MISBEHAVIOR

No Pernyataan Tidak

pernah 1 - 3 kali 4 - 5 kali

Lebih dari 6 kali 1 Masuk kelas sengaja terlambat

2 Sengaja tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR)

3 Pergi ke kantin saat pelajaran berlangsung

4 Tidak mencatat pelajaran yang diberikan oleh guru

5 Tidak mendengarkan penjelasan guru

6 Makan di dalam kelas saat jam pelajaran berlangsung

7 Bikin gaduh di dalam kelas

8 Mondar mandir di kelas ketika pelajaran berlangsung

9 Melempari teman kelas dengan gulungan kertas

10 Meninggalkan kelas tanpa izin

11 Keluar dari sekolah tanpa izin

12 Merobek atau mencabut kertas pengumuman yang ditempel

13 Membuat surat izin palsu dan memalsukan tanda tangan

14 Berkelahi dengan teman satu sekolah

15 Membantah atau melawan guru di dalam kelas

16 Meminta hak milik teman dengan paksa

17 Mengancam, mengintimidasi orang di lingkungan sekolah

18 Mencuri uang atau barang orang lain

19 Mengkonsumsi minuman keras

20 Membawa senjata tajam dan atau senjata berbahaya lainnya


(40)

31

2. BLUE PRINT SKALA INTENSITAS MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

No. Aspek Sebaran item Jumlah

item

persentase

1. Layanan dasar 1,2,7,16,19,20, 6 27,27% 2. Layanan responsif 3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,17,18,

21,22

16 72,73%

Total Item 22 100%

Prosedur Penilaian

Memberikan skor untuk masing-masing jawaban Tidak pernah, 1-3 kali, 4-5 kali, lebih dari 6 kali, dengan aturan sebagai berikut :

 Favorable

Tidak pernah 1 – 3 kali 4 - 5 kali 6 kali atau lebih


(41)

32

ITEM PERNYATAAN SKALA INTENSITAS MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

No Pernyataan Tidak pernah 1 - 3 kali 4 - 5 kali Lebih dari 6 kali 1 Malas bertanya kepada guru

BK tentang materi yang disampaikan

2 Duduk di bangku belakang agar dapat bermain saat pelajaran BK

3 Tidak Mendatangi guru BK untuk konsultasi kesulitan belajar

4 Malu Datang ke ruang BK untuk memecahkan masalah bersama guru BK

5 Tidak Mengikuti layanan bimbingan dan konseling diluar kelas

6 Tidak mengikuti setiap kegiatan BK (game dan diskusi)

7 Tidak Senang dengan materi-materi BK

8 Tidak Datang ke ruang BK ketika jam istirahat

9 Tidak Menyampaikan masalah kepada guru BK ketika ada masalah

10 Tidak menjawab ketika ditanya guru BK tentang masalah yang dialami

11 Tidak meminta saran pada guru BK tentang permasalahannya

12 Malas mengkiti program yg diadakan guru BK (diskusi dan game )


(42)

33 13 Guru BK selalu mengajarkan

kebaikan dan kedisiplinan, tapi saya tidak mengikutinya

14 Setiap ikut Kegiatan BK cepat bosan

15 Menghindar ketika ditunjuk oleh guru BK

16 Pergi ke luar kelas ketika guru BK menjelaskan materi

17 Malu sama guru-guru untuk ke ruang BK

18 Tidak peduli dengan kegiatan BK

19 Tidak tahu tentang layanan BK

20 BK menyeramkan

21 Menghindari BK


(43)

34

DATA PENELITIAN SKALAMISBEHAVIOR

nama kel as j k item 1 item 2 item 3 item 4 item 5 item 6 item 7 item 8 item 9 item 10 item 11 item 12 item 13 ite m 14 ite m 15 item 16 item 17 item 18 item 19 item

20 Classroom misbehavior School msibehavior

istiqomah 11 p 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,090909091 0

endang 11 p 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,181818182 0

atika 11 p 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0,363636364 0,111111111

rizkiya 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

khoirunnisa 11 p 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,363636364 0

bella 11 p 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,272727273 0

ratna 11 p 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,272727273 0

yosril 11 l 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0,363636364 0,222222222

raudatul 11 p 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,454545455 0

lukman 11 l 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,181818182 0

hasanudin 11 l 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0,363636364 0,111111111

nurul 11 p 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,909090909 0,111111111

adfani 11 l 1 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1,454545455 0,333333333

salwa 11 p 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,272727273 0

agus 11 l 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,363636364 0

firdaus 11 l 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,454545455 0

mariya 11 p 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,181818182 0

iswatul 11 p 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,181818182 0

tsanawiyah 11 p 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,363636364 0

aziz 11 l 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,181818182 0

manaf 11 l 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,181818182 0

riska 11 p 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,272727273 0

lutfiyah 11 p 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,272727273 0

shafil 11 p 0 1 1 1 1 3 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,090909091 0

wildan 11 l 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,363636364 0


(1)

42

lutfiyah 11 p 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

shafil 11 p 3 0 3 3 3 1 0 3 3 3 3 0 1 0 0 0 0 3 0 3 0 0

wildan 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

eko 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

busri 11 l 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

bahrudd

in 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

anisah 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

zaiva 11 p 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

rifqi 11 l 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0

saehol 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

guntur 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

fajar 11 l 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

siti 11 p 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

syaifudi

n 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

mustafi

da 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

jamil 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

nurul 11 p 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

puspta 11 p 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

safiah 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

putri 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

rosani 11 l 1 0 1 2 0 0 0 3 3 0 0 1 3 0 3 1 3 0 0 0 0 0

devi 11 p 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0

amalia 11 p 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0

rina 11 p 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0

lailatul 11 p 1 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

samsul 11 l 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1


(2)

43 mubayy

ana 11 p 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

ahamad 11 l 1 1 2 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

pratama 11 l 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

eva 11 p 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

eko 11 l 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

teguh 11 l 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0

ade 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

alwi 11 l 1 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 0 0 0 0 0

harni 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0

nisa 11 p 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

yusup 11 l 2 0 0 3 0 0 0 3 3 0 3 0 0 1 0 0 3 0 3 1 0 0

indah 11 p 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

dewi 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

haqiki 11 l 2 0 0 3 0 0 0 3 3 0 3 0 0 1 0 0 3 0 3 1 0 0

rizal 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

zubaida

h 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ahmad 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

zaki 11 l 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

siti 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

anjasma

ra 11 l 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

nur 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

zakina 11 p 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

sabroni 11 l 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

izzati 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0

rohaya 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ahmad 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(3)

44

izam 11 l 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

firdaus 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

fadal 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

zama 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

malik 11 l 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

kusfa 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

surya 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

riski 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

lisa 11 p 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

citra 11 p 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

maria 11 p 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

firda 11 p 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

indah 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

siti 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

sakinah 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

rasidah 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

mustika 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

amalia 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

aini 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

elma 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

veri 11 l 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

agus 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

sahman 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

kurniaw

an 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0

farhan 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0

anas 11 l 3 0 2 2 2 2 0 3 3 3 3 1 1 0 0 0 3 0 1 0 0 0

baharim 11 l 0 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 3 1 1 0 0 0 1 0 1 0

zakariya


(4)

45

rahman 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

evitamal

a 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

nabica 11 p 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

syaifulla

h 11 l 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

wijaya 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

danial 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

diyana 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

anam 11 l 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

nuril 11 p 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 0 1 1 0 0 0 0

syahrul 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

muzaqi 11 l 3 1 3 3 0 0 0 3 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 3

anggi 11 p 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

saputri 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

fajriah 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

firman 11 l 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0

ummi 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0

shuhuvi

m 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

via 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

rabbani 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

afni 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

surina 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

noval 11 l 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ichyaulu

muddin 11 l 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

azhah 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

hanif 11 l 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(5)

46

zuhrah 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

fita 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

diya 11 p 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ifan 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

habibur

rahman 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

azmi 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

jannah 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

azmil 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0

sufyan 11 l 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

rais 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

indayani 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ilham 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

anisah 11 p 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

nafilah 11 p 0 0 1 0 0 0 0 3 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

farah 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

sulistian

a 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

supriyad

i 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

saada 11 p 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

iin 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

imas 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

hidayat 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

febriant

o 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ferri 11 l 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

zikri 11 p 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

farnil 11 l 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0


(6)

47

devi 11 p 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ardi 11 l 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

zulkarna

en 11 l 3 3 0 0 2 1 2 0 3 1 0 1 2 3 0 2 0 1 1 2 1 0

afiani 11 p 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

sofia 11 p 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

nike 11 p 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

zafira 11 p 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

kadafi 11 l 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

rizkiya 11 l 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

yusril 11 l 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

rozi 11 l 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1

atun 11 p 1 0 0 1 3 0 1 1 3 0 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

noval 11 p 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0

lina 11 p 1 1 0 0 3 1 0 1 1 0 0 1 0 3 1 0 1 0 0 0 0 0

ronaldy 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0

boby 11 l 0 1 0 0 0 1 0 0 3 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

arif 11 l 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0

yanuar 11 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang

2 15 105

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN KEMANDIRIAN DENGAN PENGAMBILAN Hubungan Layanan Bimbingan Konseling Dan Kemandirian Dengan Pengambilan Keputusan Karier Siswa.

0 4 19

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN KEMANDIRIAN DENGAN PENGAMBILAN Hubungan Layanan Bimbingan Konseling Dan Kemandirian Dengan Pengambilan Keputusan Karier Siswa.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEMANDIRIAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Layanan Bimbingan Konseling Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGANDI SEKOLAH DAN BIMBINGAN ORANGTUA DENGAN HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DAN BIMBINGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP.

0 0 14

IMPLEMENTASI PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN OSIS (ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH) IMPLEMENTASI PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN OSIS (ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH) TERHADAP KEDISIPLINAN

0 1 10

IMPLEMENTASI PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN OSIS (ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH) IMPLEMENTASI PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN OSIS (ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH) TERHADAP KEDISIPLINAN

1 6 152

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA Hubungan Antara layanan Bimbingan Konseling Sekolah dengan Interaksi Sosial pada Siswa Akselerasi.

0 0 16

PERSEPSI TERHADAP KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MAGELANG TAHUN 2016.

1 2 300

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 13 SURABAYA.

0 1 159