Ergonomi MAGANG TENTANG PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT X PLANT II JAKARTA UTARA

54 PT. X berkomitmen untuk memberikan makanan yang sesuai dengan kesehatan, untuk itu dilakukan pemeriksaan makanan catering, ekstra fooding, air minum dan air bersih. Dalam hal ini PT. X bekerja sama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Depkes RI. Pemeriksaan makanan katering dilakukan empat bulan sekali, jenis pemeriksaan adalah pemeriksaan mikrobiologi makanan. Untuk air minum dan air bersih dilakukan enam dan empat bulan sekali, pemeriksaan ini unuk mengetahui kandungan fisika, kimia dan mikrobiologi air. Ektra fooding diperiksa kandungan pewarna buatan, pemanis buatan dan pengawet setiap empat bulan sekali.

H. Ergonomi

1. Jam Kerja

PT. X memberlakukan lima hari kerja dalam seminggu yaitu senin sampai jum’at selama 8 jamhari atau 40 jamminggu. PT.X memberikan waktu istirahat selama 60 menit dan memberikan dua kali istirahat kecil pada pagi dan sore hari yaitu masing-masing selama 10-15 menit. Jam kerja karyawan PT. X dibedakan menjadi dua yaitu jam kerja karyawan office kantor dan jam kerja shift. Adapun penerapan jam kerja kantor untuk karyawan office dan jam kerja shift untuk karyawan produksi sebagai berikut: a. Karyawan Office 1 Masuk : pukul 07.30 WIB 55 2 Istirahat : pukul 12.00-13.00 WIB 3 Keluar : pukul 16.30 WIB b. Karyawan Shift 1 Shift 1 a Masuk : pukul 07.00 WIB b Istirahat I : pukul 09.30-09.40 WIB Istirahat II : pukul 11.40-12.40 WIB Istirahat III : pukul 14.20-13.00 WIB c Keluar : pukul 16.00 WIB 2 Shift 2 a Masuk : pukul 16.00 WIB b Istirahat I : pukul 17.55-18.10 WIB Istirahat II : pukul 19.20-20.00 WIB Istirahat III : pukul 22.00-22.10 WIB c Keluar : pukul 24.00 WIB 3 Shift 3 a Masuk : pukul 24.00 WIB b Istirahat I : pukul 02.00-02.15 WIB Istirahat II : pukul 04.30-05.00 WIB c Keluar: pukul 07.00 WIB 2. Sikap dan Cara Kerja 56 Kegiatan produksi PT. X plant II pada umumnya menggunakan mesin- mesin dan peralatan yang harus dioperasikan secara langsung oleh tenaga kerja. Sikap tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagian besar adalah sikap berdiri. Sikap duduk dilakukan oleh karyawan office dan operator forklift. Sikap membungkuk dan berpindah-pindah dilakukan oleh bagian Part preparation, Warehouse dan Part control. Penempatan mesin-mesin didasarkan pada prinsip 5K2S dengan letak jarak yang memungkinkan agar operator dapat bergerak bebas. Pada lantai dilakukan pengecatan berdasarkan standar warna yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebersihan mesin terjaga karena selalu dibersihkan setiap sebelum dan sesudah kerja. Panel- panel kontrol atau alat-alat kendali pada mesin dan peralatan letaknya masih dalam dalam jangkauan tangan operator. 3. Alat Angkat dan Angkut Untuk meringankan beban kerja, perusahaan telah menyediakan alat bantu angkat-angkut, yaitu : a. Forklift Merupakan kendaraan untuk memindahkan material dari suatu tempat ke tempat lain. Pengoperasiannya dengan cara mengendarai, sedangkan kendalinya masih terjangkau dari tempat duduk operator. b. Hoist Crane 57 Digunakan untuk memindahkan barang biasanya berupa mesin atau dies yang berukuran relatif besar dalam satu ruang proses produksi. Pengoperasiannya dengan menggunakan panel kontrol yang letaknya digantung dan masih dalam jangkauan operator. d. Kereta Dorong dan Hand Lift Digunakan untuk mengangkut material dari satu tempat proses produksi ke tempat lain. Pengoperasiannya dengan cara mendorong.

I. Aspek Higiene Perusahaan

Aspek Higiene Perusahaan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Higiene Perusahaan bersifat teknis artinya yaitu sasaran dari Higiene perusahaan adalah lingkungan dan untuk mengidentifikasi lingkungan tersebut dilakukan pengukuran-pengukuran. Pengukuran bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang ada pada lingkungan sesuai atau tidak dengan Nilai Ambang Batas yang telah ditentukan untuk masing-masing aspek. 1. Program Pemantauan Lingkungan Kerja Program pemantauan faktor bahaya lingkungan kerja di PT. X dilakukan oleh bagian Industrial Health Care dan bagian Enviroment ISO 14001. Pemantauan Lingkungan kerja di PT. X plant II ini dilakukan dengan melakukan pengukuran- pengukuran di lingkungan kerja untuk mengetahui apa saja faktor-faktor bahaya yang ada di lingkungan kerja. Pengukuran dilakukan secara periodik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 58 Hasil pengukuran tersebut kemudian akan dianalisis untuk ditindaklanjuti dan di evaluasi. Apabila hasil pengukuran tidak sesuai dengan ketentuan baku mutu, maka PT. X akan melakukan pengendalian dan perbaikan secara berkesinambungan sesuai dengan komitmen kebijakan LK3 yang berlaku di PT X. a. Survey terhadap faktor-faktor bahaya Survey terhadap faktor-faktor bahaya yang dilakukan PT. X meliputi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi kebisingan, iklim kerja, penerangan dan getaran. Sedangkan faktor kimianya adalah meliputi pengukuran emisi, mutu ambien dan cerobong asap. b. Evaluasi Setiap hasil pengukuran yang dilakukan akan dianalisis untuk kemudian ditindaklanjuti dan di evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyebab dan kemudian dilakukan tindakan perbaikan. Dilakukan upaya pengendalian dan perbaikan terhadap aspek yang hasil pengukurannya tidak sesuai dengan standart. Upaya pengendalian atau perbaikan tersebut misalnya: 1 Pengendalian kebisingan, yaitu di sediakannya Alat Pelindung Telinga secara cuma-cuma berupa Ear plug dan Ear muff. Selain upaya penggunaan Alat Pelindung Diri, telah dilakukan pula upaya administratif berupa pengaturan jam istirahat. Sistem rekayasa juga telah dilakukan tapi belum sepenuhnya jalan karena ada keterbatasan dalam pelaksanaan. 2 Pengendalian penerangan, yaitu mengganti lampu yang mati atau buram, setiap seksi bertanggung jawab atas kebersihan lampu penerangan yang 59 digunakan sehingga setiap seksi wajib membersihkannya secara periodik, dan untuk seksi yang hasil pengukuran penerangannya dibawah standart harus menyalakan lampu saat bekerja. 3 Pengendalian iklim kerja, yaitu dengan menyediakan air minum di setiap seksi agar kecukupan akan kebutuhan cairan tubuh karyawan tetap terjaga, ini dilakukan juga untuk menghindari dehidrasi. Selain itu dilakukan sosialisasi pada karyawan mengenai pentingnya menjaga kesehatan terkait dengan kecukupan cairan dalam tubuh. 2. Sistem Pelaporan Seluruh hasil pemantauan lingkungan kerja dilaporkan kepada pihak pimpinan perusahaan dan kemudian dikirim pada Depnaker.

J. Aspek Keselamatan Kerja