6. Sarana dan Prasarana
SD Negeri 1 Lebengjumuk yang terletak di daerah Grobogan memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sekolah ini
mempunyai enam ruang kelas, kantor untuk guru dan kepala sekolah, perpustakaan, kantin, kamar mandi WC, gudang dan halaman. Perabotan
ruang kelas yang digunakan untuk belajar siswa seperti meja, kursi, papan tulis white board dan almari dalam keadaan baik. Begitu pun dengan
perabotan dalam ruangan kantor, semuanya masih terawat. Alat peraga dan media pembelajaran juga sudah cukup lengkap
sesuai kebutuhan sekolah. Perangkat pembelajaran seperti buku paket, lembar kerja siswa, dan buku administrasi kelas pun sudah tersedia. Namun
untuk fasilitas penunjang belajar berbasis teknologi modern seperti LCD, sekolah ini belum punya. Hanya ada satu buah komputer, satu buah laptop,
dan satu buah printer yang sekaligus sebagai alat fotokopi di kantor sekolah.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Deskripsi kondisi awal siswa didapatkan peneliti dengan menggunakan metode observasi atau pengamatan. Pada kegiatan sebelum siklus atau prasiklus,
peneliti bertemu dengan Kepala Sekolah terlebih dahulu untuk membicarakan maksud dan tujuan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang akan dilaksanakan.
Setelah kepala sekolah memberikan izin, peneliti diminta menemui guru kelas yang bersangkutan untuk berdialog dan menentukan kapan akan dilaksanakan
observasi awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Kemudian peneliti dan guru melakukan dialog untuk mengetahui permasalahan
yang ada di kelas III, berdiskusi untuk mencari pemecahan masalah tersebut dan sekaligus mengutarakan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti.
Berdasarkan dialog dengan guru kelas III, disepakati bahwa masalah utama yang perlu segera diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah rendahnya
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Berikut ini adalah data keaktifan belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Lebengjumuk tahun 2015 2016.
Tabel 4.3. Daftar Keaktifan Belajar Siswa pada Pra Siklus
No. Aspek Keaktifan Belajar Siswa
Jumlah siswa yang aktif pada
setiap aspek Jumlah siswa
yang aktif pada semua aspek
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
8 Siswa 33,33
14 Siswa 58,33
2. Kerjasama dalam kelompok
5 Siswa 20,83 3.
Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok
5 Siswa 20,83
4. Mendengarkan dengan baik ketika teman
berpendapat 5 Siswa 20,83
5. Saling membantu menyelesaikan masalah
6 Siswa 25 Peneliti mendapatkan beberapa akar atau penyebab masalah rendahnya
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA, yaitu sebagai berikut: 1.
Jadwal IPA yang terletak pada jam-jam terakhir membuat siswa gaduh karena ingin segera pulang. Pikiran yang kurang fokus tersebut cukup
berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. 2.
Ketika belajar di dalam kelas, siswa mengetahui apa yang dijelaskan oleh guru namun apabila keluar dari proses belajar mengajar, pengetahuan
yang diberikan oleh guru kurang begitu membekas di benak mereka.
3. Kebutuhan siswa akan gaya belajar yang berbeda belum begitu terpenuhi
secara optimal, baik itu gaya belajar visual belajar dengan cara melihat, auditory belajar dengan cara mendengar, maupun kinesthetic belajar
dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Selain keaktifan belajar, hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 1
Lebengjumuk pada pra siklus juga masih banyak yang di bawah KKM. Hanya 10 siswa dengan persentase 41,66 yang mencapai KKM dari total 25 siswa.
Tabel 4.4. Jumlah Siswa yang Mencapai KKM pada Pra Siklus Siklus
Pra Siklus Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM
10 41,66
Jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM 15
62,5
Salah satu alternatif solusi yang dilakukan oleh peneliti adalah menerapkan Model Pembelajaran SAVI Somatis Auditori Visual Intelektual.
Penerapan model tersebut diharapkan dapat membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, siswa lebih menguasai materi yang disampaikan
dan kualitas proses belajar mengajar lebih baik sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
C. Deskripsi Hasil Siklus I