METODE PENELITIAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 Kata Ulang Bahasa Indonesia Pada Majalah Papirus Edisi Januari 2015.

6

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk Kata Ulang

Bentuk kata ulang berdasarkan kelas kata yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi enam bentuk, yaitu: nomina, verba, adjektiva, adverbia, frasa adverbia, dan frasa nomina. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh penjelasan hasil analisisnya.

a. Nomina

Data 1 “Bahasa juga sebagai daya tarik para pemilik iklan, pelawak-pelawak , pemilik wacana politikagama, dan pemunculan gaya bahasa para sastrawan.” H1P1K5. Pada data 1 kata ulang pelawak- pelawak termasuk ke dalam nomina karena merupakan bentuk jamak dari kata dasar pelawak yang juga merupakan kata bendanomina. Data 2 “Cabe-cabean bukanlah makna sebenarnya.” H24P1 K1. Pada data 2 kata ulang cabe-cabean termasuk ke dalam nomina karena yang dimaksud dengan cabe-cabean adalah benda yang menyerupai cabai.

b. Verba

Data 11 “Padahal ketiga hal ini adalah identitas masyarakat Jawa yang semestinya diwariskan dan dijaga secara turun-temurun .” H4P1K2. Pada data 11 kata ulang turun-temurun termasuk ke dalam verba karena kata tersebut menunjukan suatu pekerjaan perbuatan. Data 12 “Mari bersama-sama kita pelihara dan kita ajarkan budaya Jawa yang sebenarnya terhadap anak cucu kita.” H6P2K7. Pada data 12 kata ulang bersama-sama termasuk ke dalam verba karena kata tersebut menunjukan suatu pekerjaanperbuatan.

c. Adjektiva

Data 18 “Seakan-akan dia lah yang berkuasa dan berharap ditakuti dan disegani banyak orang.”H5P2K5. Pada data 18 kata 7 ulang seakan-akan termasuk ke dalam adjektiva karena kata tersebut menerangkan suatu sifat. Data 19 “Sedangkan tubuh kita juga perlu asupan protein, lemak baik, mineral, dan lain-lain .” H22P1K3. Pada data 19 kata ulang lain-lain termasuk ke dalam adjektiva karena kata tersebut menerangkan suatu sifat.

d. Adverbia

Data 22 “Jadi, sebaiknya anda hati-hati dalam mengonsumsi cabe.” H21P1K8. Pada data 22 kata ulang hati-hati termasuk ke dalam adverbia karena kata tersebut menunjukan suatu keterangan. Data 23 “Memasuki bilik utama pada candi induk, bisa dilihat lingga tiang batu yang melambangkan kesuburan Dewa Siwa dan yoni berukuran cukup besar, kira-kira 1,5 meter.” H27P2K1. Pada data 23 kata ulang kira-kira termasuk ke dalam adverbia karena kata tersebut menunjukan suatu keterangan.

e. Frasa Adverbia

Data 28 “Era globalisasi ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antar bangsa yang semakin rumit .” H10P1K3. Pada data 28 kata ulangnya adalah kata tengah-tengah yang merupakan adverbia, kemudian mendapat atribut pergaulan antar bangsa yang semakin rumit sebagai penjelas. Kata ulang dan penjelas tersebut merupakan suatu kesatuan dalam kedudukan wujudbentuknya sehingga menjadi frasa adverbia. Data 29 “Kemudian ada MSG sebagai penyedap rasa ini, diperbolehkan dalam batas-batas tertentu .” H20P2K5. Pada data 29 kata ulangnya adalah kata batas-batas yang merupakan adverbia, kemudian mendapat atribut tertentu sebagai penjelas. Kata ulang dan penjelas tersebut merupakan suatu kesatuan dalam kedudukan wujudbentuknya sehingga menjadi frasa adverbia. 8

f. Frasa Nomina

Data 31 “Muda-mudi bangsa patutnya bangga terhadap bahasa Indonesia.” H1P1K1. Pada data 31 kata ulangnya adalah kata muda- mudi yang merupakan nomina, kemudian mendapat atribut bangsa sebagai penjelas. Kata ulang dan penjelas tersebut merupakan suatu kesatuan dalam kedudukan makna gramatikalnya sehingga disebut frasa nomina. Data 32 “Zaman pun semakin berkembang, bahasa persatuan tidak hanya berada di forum-forum formal tetapi juga digunakan dalam pergaulan generasi muda.” H1P1K4. Pada data 32 kata ulangnya adalah kata forum-forum yang merupakan nomina, kemudian mendapat atribut formal sebagai penjelas. Kata ulang dan penjelas tersebut merupakan suatu kesatuan dalam kedudukan makna gramatikalnya sehingga disebut frasa nomina.

2. Jenis Kata Ulang

Dalam pembahasan kali ini telah ditemukan empat jenis kata ulang, yaitu: pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan dengan pembubuhan afiks, dan pengulang dengan perubahan fonem. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh penjelasan hasil analisisnya.

a. Pengulangan seluruh

Pada data 1 “Bahasa juga sebagai daya tarik para pemilik iklan, pelawak-pelawak , pemilik wacana politikagama, dan pemunculan gaya bahasa para sastrawan.” H1P1K5. Kata yang mengalami pengulangan adalah kata pelawak-pelawak. Kata ulang pelawak-pelawak memiliki bentuk dasar pelawak. Bentuk dasar pelawak mengalami proses pengulangan secara utuh atau kata ulang murni. Hal ini membuktikan bahwa jenis kata ulang pada kata tersebut adalah pengulangan seluruh.