Telaah Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya.
Jasa, di mana aktivitas orang yang menerimanya menentukan
pelaksanaannya disebut fasilitas. Hotel dan restoran ataupun Rumah makan
adalah fasilitas, karena merupakan jasa yang hanya dapat diterima oleh orang- orang yang diberinya kalau ia aktif menggunakannya, ia harus datang dan
meminta untuk dilayani Soekadijo, R.G, 2000. Menurut Musanef 1996, pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut. Pengertian Pariwisata pada
dasarnya mengandung 5 unsur yaitu : a.
Unsur manusia Wisatawan b.
Unsur kegiatan perjalanan c.
Unsur motivasi menikmati d.
Unsur sasaran obyek dab daya tarik wisata e.
Unsur usaha. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
Pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain di bidang tersebut.
Pelayanan bagi wisatawan mungkin merupakan aktivitas tunggal yang paling penting yang harus ditawarkan oleh sebuah komunitas pada wisatawan
yang berkunjung, karena aktivitas inilah yang membuat wisatawan merasa disambut dan dilayani dengan baik. Aktivitas ini meliputi semua pelayanan
normal yang diberikan sebuah kota seperti Keamanan dari polisi dan pemadam kebakaran, kesehatan dan sanitasi, dan fasilitas publik lainnya, sampai dengan
pelayanan yang diberikan oleh pelaku bisnis lokal, organisasi masyarakat, dan yang lain yang membuat komunitas menjadi tempat yang menyenagkan untuk
selalu dikunjungi. Yang terpenting dari semua pelayanan yang diberikan adalah yang termasuk dalam pelayanan-pelayanan yang berada dibawah kategori
menjadi atau bertindak selaku tuan rumah yang baik dan memiliki kesan bagi wisatawan sebagai kado mereka sewaktu kembali kenegaranya.
Adalah suatu tujuan publisitas dalam hal tadi untuk menyampaikan kebutuhan ini, yaitu mempunyai rencana pelayanan jasa pariwisata kepada
wisatawan sebagai bagian dari rencana induk pariwisata; pelatihan harus diberikan kepada setiap individu yang terlibat dalam kegiatan pariwisata dan
evaluasi harus juga dilakukan untuk mengukur sifat dasar dan memadai atau setidaknya pelayanan yang telah diberikan.
Menurut Yoeti 1982 potensi pariwisata yang ada di daerah selalu didukung dengan adanya prasarana dan sarana yang menunjang untuk memenuhi
kebutuhan para wisatawan. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata, terlebih dahulu ingin mengetahui tentang:
1. Fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan tujuan wisata
yang ingin dikunjungi. 2.
Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat tinggal sementara di tempat atau daerah tujuan yang akan dikunjunginya.
3. Fasilitas catering service, yang dapat memberi pelayanan mengenai
makanan dan minuman sesuai dengan selera masing-masing. 4.
Obyek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjungi tersebut.
5. Aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan di tempat yang akan
dikunjunginya. 6.
Fasilitas perbelanjaan, dimana ia dapat membeli barang-barang pada umumnya dan souvenir pada khususnya.
7. Tempat atau toko, dimana ia dapat membeli atau reparasi kamera dan
mencuci serta mencetak film hasil pemotretan. Lebih lanjut Yoeti 1982, mengemukakan potensi wilayah yang
mendukung kepariwisataan harus memiliki prasarana dan sarana pariwisata lengkap termasuk fasilitas yang terkait dalam hal ini. Prasarana pariwisata dibagi
atas dua bagian yaitu; prasarana perekonomian dan prasarana sosial. a. Prasarana perekonomian economic Infrastructure, yang dapat di bagi atas:
1 Pengangkutan transportasi Yang dimaksud dengan pengangkutan di sini ialah pengangkutan yang
dapat membawa wisatawan dari tempat ia tinggal ke tujuan wisata yang diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan pesawat udara, kapal laut,
kereta api, bus, taxi dan kendaraan lain. Dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kepariwisataan, baik lokal, nasional maupun internasional
prasarana pengangkutan sangat menentukan. 2 Prasaran komunikasi communication infrastructures
Termasuk dalam kelompok ini diantaranya ialah telepon wartel, radio, televisi, internet, surat kabar daan pelayanan kantor pos.
3 Kelompok yang termasuk “UTILITIES” Sarana ini adalah sarana pelengkap yang harus ada dalam setiap wilayah
antara lain, penerangan listrik, persediaan air minum, sumber energi dan lain-lain.
4 Sistem Perbankan Dengan adanya pelayanan bank bagi para wisatawan berarti bahwa mereka
mendapat jaminan untuk mengambil atau mengirim uang ke tempat asal wisatawan atau untuk keperluan menukar uang money changer.
b. Prasarana Sosial social infrastructure Prasarana sosial adalah semua faktor yang menunjang kemajuan atau
menjamin kelangsungan prasaran ekonomi yang ada, antara lain: 1 Sistem Pendidikan school system
Adanya lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri dalam pendidikan kepariwisataan yang merupakan suatu usaha untuk meningkatkan
pelayanan bagi wisatawan dan untuk memelihara serta mengawasi suatu badan usaha yang bergerak dalam kepariwisataan.
2 Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah suatu jaminan bagi wisatawan apabila
sewaktu-waktu wisatawan itu menderita sakit. Pelayanan kesehatan yang ada dalam setiap wilayah rumah sakit.
3 Faktor Keamanan Faktor ini adalah faktor yang sangat dibutuhkan wisatawan dalam
melakukan perjalanannya. Wisatawan akan merasa aman dan nyaman karena adanya jaminan itu. Faktor ini didukung oleh pihak-pihak yang
terkait yaitu aparat kepolisian, TNI dan petugas keamanan lain yang berwenang.
4 Petugas yang langsung menangani Dalam hal ini pihak yang berwenang adalah dinas atau badan pemerintah
yang berhubungan dengan pariwisata. Tetapi ini tidak mungkin berjalan sendiri, sehingga perlu mendapat bantuan dari pihak-pihak lain misal:
petugas imigrasi, petugas bea cukai, petugas kesehatan, polisi dan pejabat pemerintah daerah setempat.
Menurut Spillane 1989, dampak pariwisata terhadap suatu wilayah adalah cukup kompleks. Untuk itu pengembangan pariwisata harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut: 1. Perencanaan pengembangan pariwisata harus menyeluruh, sehingga semua
segi pengembangan pariwisata memperhitungkan pola untung rugi apabila dibanding dengan pembangunan sektor lain. Keuntungan yang diharapkan
biasanya adalah membuka kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, menambah devisa negara, merangsang pertumbuhan kebudayaan asli
Indonesia dan menunjang gerak pembangunan daerah. Sedangkan kerugian antara lain lingkungan menjadi rusak, pariwisata beralih ke
tangan asing, pencarian benda-benda kuno, berubahnya tujuan kesenian rakyat dan upacara adat tradisional, timbulnya industri seks, dan lain-lain.
2. Pengembangan pariwisata harus diintegrasi ke dalam pola dan program pembangunan semesta ekonomi, fisik dan sosial suatu negara.
3. Pengembangan pariwisata dapat membawa kesejahteraan ekonomi yang tersebar luas dalam masyarakat.
4. Pengembangan pariwisata harus sadar ”lingkungan”. Dalam pelaksanaannya harus memperhatikan ekosistem dan menjaga kelestarian
lingkungan yang telah ada. 5. Pengembangan pariwisata dapat mengarahkan perubahan-perubahan sosial
yang positif.
6. Penentuan tata cara pelaksanaan harus disusun sejelas-jelasnya dengan pencatatan monitoring terus-menerus mengenai pengaruh pariwisata
terhadap suatu masyarakat dan lingkungan. Harjito 1997 dengan penelitian berjudul “Potensi Pariwisata Prospek
dan Peranannya Terhadap Pembangunan Daerah di Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta”. Bertujuan untuk: 1. untuk mengetahui jenis dan persebaran
obyek pariwisata daerah, 2. Mengetahui kecenderungan perkembangan pariwisata daerah dalam kurun waktu 5 tahun Tahun 1989-1993 yang
mendasarkan pada jumlah pengunjung dan besarnya pendapatan, 3 Mengertahui peranan pariwisata daerah terhadap pembangunan daerah, hal ini
mendasarkan pada besarnya sumbangan usaha-usaha pariwisata terhadap pembentukan pendapatan asli daerah. Metode poenelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi obyek pariwisata potensial Kotamadya Surakarta terdiri atas 10 obyek wisata.
Pertumbuhan jumlah wisata dan jumlah pendapatan usaha wisata dalam kurun waktu 5 Tahun cenderung bervariasi dan Pariwisata Daerah mampu mampu
menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah dan menambah lapangan kerja. Rini Murjayanti 2004 dengan penelitian berjudul “Evaluasi Terhadap
Fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi Penduduk dan Hirarkinya di Kabupaten rembang”. Bertujuan untuk: 1. mengetahui hubungan tingkat ketersediaan
fasilitas ekonomi dengan distribusi pendidikan di daerah penelitian, 2. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan pelayanan sosial
ekonomi di daerah penelitian, 3 mengetahui perbedaan kondisi ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi kecamatan yang menjadi pusat SWP dengan
wilayah sub SWP di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survei beserta observasi dengan wawancara bebas dan data sekunder. Hasil
penelitian ini adalah dapat menegrahui distribusi fasilitas sosial ekonomi yang masih standar bagi penduduk desa.
1
Nama Tahun Judul
Tujuan Metode
Hasil Harjito 1997
Potensi Pariwisata Prospek dan
Perannya Terhadap Pembangunan
Daerah di Kotamadya
Tingkat II Surakarta 1. Mengetahui jenis dan persebaran
obyek wisata. 2. Mengetahui kecenderungan
perkembangan pariwisata daerah dalam kurun waktu 5 tahun 1989-
1993 yng mendasarkan pada jumlah pengunjung dan besarnya pendapatan.
3. Mengetahui peranan pariwisata daerah terhadap perkembangan daerah
Deskriptif Kualitatif
1. Potensi Obyek pariwisata Potensial Kotamadaya Surakarta terdiri dari
10 obyek wisata yang macam dan jenisnya bersifat hasil karya
manusia. 2. Pertumbuhan jumlah wisatawan
dan jumlah pendapatan usaha obyek wisata dalam kurun waktu 5
tahun cenderung bervariasi 3. Peranan pariwisata daerah yaitu
keikutsertannya dalam menyumbangakan pendapatannya
terhadap pembentukan PAD dan Penambahan lapangan ker ja.
Tomi Mardiyanto 1998
Peranan Obyek Wisata
tawangmangu untuk Pendapatan
Daerah di Kabupaten
Karanganyar 1. untuk mengetahui kontribusi
Kepariwisataan dalam Pndapatan Derah PADS dan Pndapatan
Rgional PDRB Kab. Karanganyar. 2. .Untuk mengetahui asal Tenaga kerja
yang terserap pada hotel di Kecamatan TW.mangu
Surve dng analisa data
sekunder 1. Kebutuhan Tenaga Kerja pd hotel
di TW.mangu sebesar 3,4 perth utk Hotel melati dan 5,6 perth
utk Hotel berbintang. 2. Asal tenaga kerjanya mayoritas
sebesar 88.42 mash bersal dari daerah sekitar dalam wilayah
TW,mangu.
Tabel 1.3. Penelitian dan Penelitian Sebelumnya.
2
Rini Murjayanti 2004
Evaluasi Ketersediaan
fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi
Penduduk dan Hirarkinya di
Kabupaten Rembang
1. untuk mengetahui tingkat ketersediaan fasilitas ekonomi
dengan distribusi penduduk di daerah penelitian.
2. untuk mengetahui fakto-faktoryang mempengaruhi ketersediaan fasilitas
pelayanan sosek di daerah penelitian 3. untuk mengetahui ketersediaan
fasilitas pelayanan sosek antara kec. Yang menjadi pusat SWP dng
Wilayah sub SWP di daerah penelitian.
Metode survei dng analisa data
sekunder serta wawancara bebas
Dapat mengetahui distribusi fasilitas sosek yang masih belum merata di Kab.
Rembang disamping kondisi fasilitas yang belum memenuhi standar bagi
penduduk desa.
Achmad Fauzi 2006
Potensi Jasa pelayanan
pariwisata di Kabupaten
Karanganyar 1. potensi jasa pelayanan pariwisata di
setiap Kecamatan 2. faktor yang mempengaruhi
paelayanan pariwisata di Kab. Karanganyar
3. pencapaiana Pendapatan Asli Daerah dari pariwisata
Analisis data sekunder
1. potensi tinggi : Kec. Tawangmanu, Karanganyar, Colomadu.
2. dipebgaruhi oleh potensi jasa pelyanan jasa : akomodasi,
kesehatan dan pelayanan wisata. 3. sumbangsih Pariwisata terhadapa
PAD Rp. 116.485.000