Perancangan Media Informasi Buku Cerita Bergambar Lutung Kasarung

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUKU

CERITA BERGAMBAR LUTUNG KASARUNG

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh :

Erik Ermawan 51907196 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini. Tidak lupa salawat serta salam senantiasa tercurahkan tehadap Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Adapun Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Desain Jenjang Strata 1 Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia. Dengan Judul “Perancangan Media Informasi Buku Cerita Bergambar Lutung Kasarung”.

Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu, data yang diperoleh, dan kemampuan penulis yang terbatas, sehingga dalam penyusunannya penulis tidak luput dari kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang dapat dijadikan perbaikan dan peningkatan kualitas di masa mendatang.

Semoga segala kekurangan dan keterbatasan dalam laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membaca laporan ini.

Bandung, Juli 2011


(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Cerita rakyat pada umumnya diwariskan secara turun-menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat tertentu.

Cerita rakyat bukanlah sekedar cerita biasa yang hanya ditujukan untuk menghibur, tetapi juga mengandung nilai – nilai kehidupan, moral, emosional, bahasa, religi, sosial budaya dan lain-lain. Setiap bangsa memiliki cerita rakyat masing – masing, lewat cerita – cerita rakyat ini banyak sekali yang dapat diketahui sebuah tradisi adat, serta kebudayaan yang berkembang di berbagai tempat.

Dalam masyarakat Sunda dikenal cerita pantun dan babad. Cerita pantun adalah cerita – cerita yang terdapat dalam tradisi lisan masyarakat Sunda. Semua gambaran yang terdapat dalam cerita didengar secara turun-temurun. Cerita pantun diceritakan oleh juru pantun hanya pada waktu-waktu tertentu saja yang dianggap penting dan suci, misalnya pada waktu-waktu ngaruat, ngagusar, nadar dan lain-lain. Sebelum bercerita juru pantun


(4)

2 terlebih dulu ngarajah, atau mengucap mantra untuk meminta ijin kepada para hiang atau karuhun (nenek moyang).

Diantara cerita-cerita pantun ada yang dianggap keramat oleh juru pantun sehingga hanya beberapa orang yang berani menceritakannya. Cerita pantun Lutung Kasarung, Mundinglaya di Kusumah, Ciung Wanara dan Nyai Pohaci Sanghiang Sri adalah beberapa cerita-cerita pantun yang dianggap keramat. Di antara keempat cerita tersebut, Lutung Kasarung adalah cerita yang dianggap paling keramat, sehingga jarang sekali ada juru pantun yang berani menceritakannya. Cerita Lutung Kasarung sendiri dicatat oleh seorang mantri gudang kopi Kawunglarang bernama Argasasmita di wilayah Majalengka. Saat ini tulisan aslinya disimpan di Musium Pusat Jakarta dengan tanda pengenal Naskah Sunda no. 113. Tulisan itu ditulis dengan aksara Jawa dan Latin (Ajip Rosidi, 2008).

Cerita Lutung Kasarung yang menceritakan tentang perselisihan antara Purba Rarang dan adiknya yang bernama Purba Sari, dalam memperebutkan tahta kekuasaan yang diwariskan oleh ayahnya kepada Purba Sari namun karena usianya belum cukup matang untuk sementara kekuasaan diserahkan pada Purba Rarang. Sayangnya Purba Rarang tidak terima dengan keputusan ayahnya, sehingga ia ingin menguasai sepenuhnya tahta kerajaan dengan cara mengasingkan Purba Sari kehutan. Purba Sari yang selalu sabar dan pasrah kepada Tuhan akhirnya di pertemukan dengan Lutung Kasarung yang selalu membantunya memecahkan masalah.


(5)

3 Cerita rakyat Lutung Kasarung ini mengandung banyak nilai positif yang diharapkan dapat diserap oleh anak-anak untuk memupuk mental dan moral mereka sebagai generasi penerus bangsa. Sifat-sifat Purba Sari yang selalu sabar dan ikhlas namun selalu berjuang dalam menghadapi cobaan yang terus menerus datang padanya patut ditiru oleh anak-anak.

Pada tahun 1926 Lutung Kasarung menjadi film pertama di Indonesia yang dibuat di Bandung oleh Heuveldrop orang Belanda dan Kruger orang Jerman dengan judul ”Loetoeng Kasaroeng”. Lutung Kasarung juga pernah ditampilkan dalam bentuk drama oleh R.T.A Sunarya seorang bupati Ciamis pada tahun 1947. Saat ini kurangnya media yang mengangkat cerita Lutung Kasarung menyebabkan cerita Lutung Kasarung kurang dikenal oleh anak-anak. Mereka lebih mengenal cerita Lutung Kasarung melalui buku pelajaran sekolah dengan cerita yang sangat singkat, sehingga inti dari cerita Lutung Kasarung yang sarat dengan nilai positif ini terlewatkan dan terlupakan begitu saja oleh anak-anak. Oleh karena itu diperlukan sebuah media kreatif yang mendidik namun menarik bagi anak-anak agar mereka tidak hanya mengenal cerita Lutung Kasarung tapi juga memahami nilai yang terkandung dalam cerita ini.


(6)

4 1.2 Identifikasi Masalah

• Terbatasnya pengetahuan anak-anak mengenai cerita Lutung Kasarung, cerita yang dikenal sekarang berdasarkan struktur cerita yang didapat dari pelajaran sekolah.

• Kurangnya media yang mengangkat cerita Lutung Kasarung khususnya bagi anak-anak.

• Kurangnya pemahaman anak terhadap nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Lutung Kasarung.

• Banyaknya cerita dari negara lain yang masuk ke Indonesia melalui berbagai media menyebabkan anak-anak cenderung memilih cerita dari luar negeri dibandingkan cerita rakyat Sunda Lutung Kasarung.

1.3 Fokus Permasalahan

Bagaimana menyampaikan informasi tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita Lutung Kasarung kepada anak-anak di Jawa Barat.

1.4 Tujuan Perancangan

• Menceritakan kembali cerita rakyat Sunda Lutung Kasarung.

• Memberikan informasi tentang nilai – nilai moral yang terkandung dalam cerita Lutung Kasarung.

• Melestarikan Cerita rakyat Lutung Kasarung sebagai peninggalan budaya Sunda.


(7)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG

2.1 Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Cerita rakyat pada umumnya diwariskan secara turun-menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat tertentu. Ada dua bentuk cerita rakyat yaitu puisi dan prosa. Cerita rakyat dalam puisi diantaranya adalah pantun, peribahasa, khiasan, pepatah dan perumpamaan. Sedangkan cerita rakyat dalam bentuk prosa diantaranya dongeng, legenda, dan mite (Danandjaja, 2002, h.3 – 5 ).

Cerita rakyat merupakan suatu bentuk cerita yang populer di kalangan rakyat, yang menjadi hiburan penting di masyarakat. Dalam masyarakat Melayu, terdapat berbagai jenis cerita rakyat seperti cerita binatang atau fabel, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita pengalaman. Cerita rakyat adalah suatu genre sastra yang dimiliki oleh semua bangsa di dunia, cerita rakyat baik yang bernilai sastra atau bukan adalah bagian dari apa yang disebut folklore lisan. Membicarakan cerita rakyat berarti menggali kembali budaya dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat. Cerita rakyat atau folklore adalah sebagian dari kebudayaan suatu kelompok masyarakat,


(8)

6 yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun (Danandjaja, 2002, h.4).

2.2 Jenis Cerita Rakyat

Menurut William R. Bascom dalam Danandjaja (2002), cerita rakyat dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu:

a. Mite

Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain atau dunia yang bukan seperti dikenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Mite umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama dan terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk tipografi, gejala alam, dan sebagainya.

b. Legenda

Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berlainan dengan mite, legenda ditokohi manusia, yang ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa, dan sering kali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia yang seperti dikenal kini, karena waktu terjadinya berlum terlalu lampau.


(9)

7 c. Dongeng

Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat.

Menurut Anti Aarne dan Stith Thompson dalam Danandjaja (2002) membagi jenis-jenis dongeng menjadi empat bagian, antara lain:

1. Dongeng binatang

Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptil), ikan, dan serangga. Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.

2. Dongeng biasa

Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah duka seseorang.

3. Lelucon dan anekdot

Lelucon dan anekdot adalah dongeng-dongeng yang dapat menimbulkan rasa mengelikan hati, sehingga menimbulkan tawa bagi sekelompok pendengarnya atau tokoh tertentu, yang menjadi sasaran dongeng itu, dapat menimbulkan rasa sakit hati.

4. Dongeng berumus

Dongeng berumus adalah dongeng-dongeng yang oleh Anti Aarne dan Stith Thompson disebut formula tales, dan strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongeng-dongeng berumus mempunyai beberapa subbentuk, yakni, dongeng bertimbun banyak (cumulative tales), dongeng untuk permainan orang (catch tales), dan dongeng yang tidak mempunyai akhir (endless tales).


(10)

8 Berdasarkan jenis-jenis cerita rakyat tersebut, cerita rakyat Lutung Kasarung sendiri dapat digolongkan ke dalam jenis cerita legenda, karena cerita Lutung Kasarung merupakan prosa rakyat yang dianggap pernah benar-benar terjadi serta ditokohi manusia yang mempunyai sifat-sifat luar biasa, dan sering kali dibantu oleh makhluk-makhluk ajaib.

2.3 Kandungan Pesan dan Nilai Moral dalam Cerita Lutung Kasarung

Pesan moral dalam cerita Lutung Kasarung antara lain pesan untuk menghormati orang yang lebih tua dimana Purba Sari selalu patuh dan hormat pada kakaknya yang lebih tua walaupun kakaknya Purba Rarang selalu menindasnya. Purba Sari juga mengajarkan tentang berserah diri pada Tuhan, ia selalu berdoa, berserah diri, dan selalu bersyukur kepada Yang Maha Esa dalam menjalani kehidupannya. Sifatnya yang sabar dan pasrah pada Tuhan membuat Purba Sari selalu dilindungi oleh Tuhan karena itu ia selalu dapat menghadapi bermacam kesulitan. Purba Sari juga memiliki sifat pemaaf dimana dengan ikhlas memaafkan Purba Rarang yang telah membuatnya menderita bahkan berusaha membunuhnya.

Lutung Kasarung atau Guru Minda Kahiangan mengajarkan tentang rasa tanggung jawab. Guru Minda yang melakukan kesalahan karena mendambakan istri seperti ibunya rela menerima hukuman untuk turun ke bumi dan menyebarkan kebajikan, Guru Minda yang tampan rupawan juga rela memakai pakaian Sang Hiang Mega Hitam yang menjadikannya terlihat sebagai seekor Lutung demi menjalani hukumannya.


(11)

9 Mamang Léngsér mengajarkan tentang kejujuran dimana Mang Léngsér sebagai pesuruh istana selalu dapat dipercaya dalam menyampaikan setiap pesan yang diperintahkan oleh Purba Rarang tanpa mengurangi atau menambahkan pesannya, walaupun terkadang pesannya sangat berat untuk disampaikan.

Aki Panyumpit seorang pemburu yang menangkap Lutung Kasarung mengajarkan tentang berdemokrasi dimana saat Aki Panyumpit membawa pulang Lutung Kasarung ke rumahnya beliau meminta pendapat dari istri serta anak dan cucunya untuk mengemukakan pendapat tentang permintaan dan keinginan Aki Panyumpit untuk mengangkat Lutung Kasarung menjadi anaknya.

Sedangkan sifat yang tidak terpuji ditunjukkan oleh Purba Rarang dimana Purba Rarang sebagai kakak tertua yang diberi tugas untuk menjadi pewaris tahta sementara malah menginginkan kekuasaan sepenuhnya terhadap tahta kerajaan Pasir Batang Anu Girang bahkan Purba Rarang menghalalkan segala cara demi keinginannya tercapai, ketamakannya membuat Purba Rarang rela mencelakai adik kandungnya sendiri bahkan sampai berniat untuk membunuhnya.


(12)

10 2.4 Persepsi Anak Terhadap Cerita Lutung Kasarung

Berdasarkan dari hasil penelitian pada 50 anak berusia 10-12 tahun di wilayah Jl. Rama Padjajaran Bandung pengetahuan anak tentang cerita Lutung Kasarung dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Informasi

Dari 50 responden 72% mengetahui cerita Lutung Kasarung melalui buku pelajaran, sedangkan 28% mengetahui cerita Lutung Kasarung dari orang tua.

Gambar II.1 Persentasi Penelitian 1

b. Tokoh

Dalam 3 pertanyaan tentang tokoh utama cerita Lutung kasarung sebanyak 88% anak mengetahui Purba Sari adalah putri yang baik, 88% anak mengetahui Purba Rarang sebagai putri yang jahat, dan 72% anak mengetahui di akhir cerita Lutung Kasarung berubah menjadi pemuda tampan

Dari mana kamu tahu cerita Lutung Kasarung?

Orang tua, kakak dll

Buku Pelajaran sekolah

28% 72%


(13)

11 Gambar II.2 Persentasi Penelitian 2

Gambar II.3 Persentasi Penelitian 3

Gambar II.4 Persentasi Penelitian4 Tahukah kamu siapa putri yang baik hati

dalam cerita Lutung Kasarung?

Purba Sari Purba Rarang

Tahukah kamu siapa putri yang jahat dalam cerita Lutung Kasarung?

Purba Sari Purba Rarang

Diakhir cerita berubah menjadi apakah si Lutung Kasarung?

Monyet hitam yang besar

Pangeran tampan

12%

88%

88%

12%

72%


(14)

12 c. Minat

Dari 50 responden sebanyak 72% lebih tertarik dengan cerita Kera Sakti daripada cerita Lutung Kasarung.

Gambar II.5 Persentasi Penelitian 5

Kesimpulan

Pada umumnya anak-anak sudah mengenal cerita Lutung Kasarung melalui buku pelajaran Muatan Lokal bahasa Sunda yang mereka dapat dari sekolah, hanya saja cerita yang disampaikan sangatlah singkat dan kurang menarik sehingga anak-anak lebih tertarik dengan cerita dari negara lain dari pada cerita Lutung Kasarung.

Manakah cerita yang lebih kalian sukai?

Kera sakti Lutung Kasarung

28%


(15)

13 2.5 Perkembangan Psikologi Anak-Anak

Menurut Jean Piaget (2010) tahapan perkembangan psikologi anak dapat dibagi dalam 4 kelompok yaitu:

• Periode sensori-motor (usia 0–2 tahun) • Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) • Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

• Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Perkembangan aspek kognitif anak pada periode operasional konkrit, yaitu pada usia 7-11 tahun sudah dapat memahami inti dari sebuah cerita yang disajikan, karena mereka telah sampai pada tahapan:

• Decentering, yaitu anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya (dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk). • Penghilangan sifat Egosentrisme, yaitu kemampuan untuk melihat

sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

Aspek emosi pada anak-anak (6-12 tahun), mereka lebih senang untuk bermain belum bisa menerima secara berat dan serius suatu persoalan, tergolong sensitif.

Dalam aspek intelegensi pada masa usia ini, mereka selalu berusaha mencari tahu sesuatu hal yang baru (selalu ingin tahu). Hingga bisa dikatakan pada masa ini semua hal dapat diserap dengan baik dalam otak


(16)

14 mereka. Dalam aspek sosial, mereka sangat senang bermain dengan sesamanya. Pada masa ini mereka amat mudah menerima teman.

2.6 Segmentasi dan Target Audiens

Target audiens ditunjukan kepada masyarakat Indonesia khususnya di wilayah Jawa Barat. Target dibagi dalam dua kategori, yaitu target primer dan target sekunder.

a. Target Audiens Primer

Target audiens primer merupakan target utama dalam perancangan buku cerita bergambar ini. Target ini adalah anak-anak yang berada dalam periode operasional konkrit (10-12 tahun), Segala bentuk rancangan buku ini nantinya akan disesuaikan dengan karakteristik target primer ini, yang terbagi menjadi demografis, geografis, psikografis, behavioristis yaitu:

- Demografis

Secara demografis target audience sebagai konsumen pembaca meliputi kedua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, kategori usia mulai 10-12 tahun, duduk dibangku kelas 4-6 sekolah dasar (SD) dengan segala kelas sosial masyarakat.

- Geografis

Secara geografis target audience dari media informasi ini adalah semua orang dengan batasan yang telah dijelaskan pada bagian demografis tersebut di atas, yang bertempat tinggal di wilayah pulau Jawa, khususnya Jawa Barat.


(17)

15 - Psikografis

Para pembaca dari media informasi ini adalah anak-anak yang memiliki kecenderungan berimajinasi dan ketertarikan kepada satu tokoh atau figur idola tertentu dan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapkan (memahami mana yang baik dan mana yang buruk).

- Behavioristis

Target audiens adalah anak-anak yang sudah dalam tahap membaca, anak-anak dibuat agar dapat menyukai buku cerita bergambar dan mengidolakan tokoh di dalam buku cerita tersebut sehingga mereka menyerap pesan moral yang terkandung dalam cerita.

b. Target Audiens Sekunder

Target audiens sekunder merupakan target tambahan diluar target audiens utama, target sekunder ini merupakan masyarakat yang mempunyai minat terhadap cerita rakyat serta gemar membaca buku. Para target sekunder ini meliputi orang tua, guru maupun kalangan remaja yang diharapkan dapat mendampingi anak-anak membaca buku cerita serta memberikan penjelasan-penjelasan tentang pesan yang terkandung dalam buku ini.


(18)

16 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Komunikasi

3.1.1 Strategi Komunikasi Visual

Strategi visual yang akan dirancang berdasarkan dari target audience yang telah dibahas sebelumnya yaitu anak-anak usia 10-12 tahun di wilayah Jawa Barat adalah dengan menyampaikan budaya-budaya sunda baik berupa properti, pakaian, seting lokasi, maupun tokoh-tokoh melalui gaya ilustrasi kartun.

3.1.2 Strategi Komunikasi Verbal

Dalam pendekatan verbal digunakan bahasa Indonesia yang formal namun dalam beberapa bagian disisipkan bahasa sehari-hari agar cerita lebih menarik, penggunaan dua bahasa ini dapat menambah perbendaharaan kosakata bagi anak-anak sebagai target utama media informasi. Selain itu digunakan kalimat-kalimat dialog antara narator dengan pembaca sehingga pembaca merasa ikut dalam cerita yang disampaikan.

3.1.3 Strategi Kreatif a. Gaya ilustrasi

Gaya ilustrasi yang digunakan adalah dengan gaya kartun

(cartoon), Kartun adalah penggambaran tentang sesuatu secara sederhana, atau dengan cara yang dilebih-lebihkan (Marianto dalam Indarto, 1999, h.11).


(19)

17 Sumbe᩽Mei ᩽2011, ᩾᩽18:25:55)

Gambar III.1 Contoh Gambar Kartun

dengan mengadaptasi gaya ilustrasi kartun yang sederhana penulis membuat gaya ilustrasi kartun dengan tarikan-tarikan garis yang ekspresif untuk lebih menyampaikan emosi yang ada dalam cerita. Pemilihan gaya ilustrasi kartun ini diharapkan dapat menarik perhatian anak-anak karena gaya ilustrasi kartun merupakan gaya ilustrasi yang sering dijumpai anak-anak dalam media cetak maupun elektronik.


(20)

18 b. Teknik Penceritaan

Teknik penceritaan yang diusung adalah menyajikan cerita dengan membawa pembaca sebagai tokoh utama dalam cerita yaitu Lutung Kasarung yang dalam perjalanannya akan disajikan pilihan-pilihan yang dapat menentukan akhir dari cerita ini. Pemilihan teknik penceritaan ini ditujukan untuk menginformasikan pesan moral yang terkandung dalam cerita serta memberikan gambaran sebab-akibat dari apa yang dilakukan/dipilih oleh pembaca.

c. Story Line - Story Line 1

Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil

buah.

- Lutung Kasarung meninggalkan Purba Sari dan pergi ke kota.

- Lutung Kasarung dihadang pengawal istana dan dikurung dalam kerangkeng.

- Story Line 2

Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil

buah.


(21)

19 - Lutung Kasarung menyembuhkan Purba Sari sehingga

cantik kembali.

- Purba Rarang memerintah mamang Lengser untuk menyampaikan titah menangkap banteng lilin kepada Purba Sari.

- Karena takut akan titah yang diberikan Purba Rarang, Lutung Kasarung pergi meninggalkan Purba Sari menangkap Banteng Lilin sendirian.

- Story Line 3

Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil

buah.

- Lutung Kasarung membantu Purba Sari mengambil buah. - Lutung Kasarung menyembuhkan Purba Sari sehingga

cantik kembali.

- Purba Rarang memerintah mamang Lengser untuk menyampaikan titah menangkap banteng lilin kepada Purba Sari.

- Purba Sari dan Lutung Kasarung pergi mencari Banteng Lilin

- Purba Sari dan Lutung Kasarung menemukan banteng Lilin berwarna gading yang buas tersebut.

- Karena ketakutan Lutung Kasarung dan Purba Sari terperosok kedalam jurang.


(22)

20 - Story Line 4

Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil

buah.

- Lutung Kasarung membantu Purba Sari mengambil buah. - Lutung Kasarung menyembuhkan Purba Sari sehingga

cantik kembali.

- Purba Rarang memerintah mamang Lengser untuk menyampaikan titah menangkap banteng lilin kepada Purba Sari.

- Purba Sari dan Lutung Kasarung pergi mencari Banteng Lilin

- Purba Sari dan Lutung Kasarung menemukan banteng Lilin berwarna gading yang buas tersebut.

- Purba Sari dan Lutung Kasarung berdoa meminta petunjuk kepada Tuhan untuk menaklukkan Banteng tersebut.

- Purba Sari dan Lutung Kasarung mendapat petunjuk dari Tuhan dan menaklukkan Banteng Lilin tersebut.

- Purba Sari dan Lutung Kasarung pergi ke istana menyerahkan Banteng Lilin kepada Purba Rarang.

- Purba Rarang kesal karena Purba Sari dan Lutung Kasarung berhasil menaklukkan Banteng Lilin.

- Purba Sari dan Lutung Kasarung pergi meninggalkan istana menuju lereng Gunung Cupu.


(23)

21 3.1.4. Strategi Media

Media Utama

Strategi media yang dilakukan adalah melalui buku cerita bergambar yang dikemas dengan gaya penceritaan yang mengajak pembaca sebagai tokoh utama dalam cerita, yaitu sebagai Lutung Kasarung.

Sumber

᩽2011, ᩾᩽19:02:07)

Gambar III.2 Contoh Buku Teka-Teki

Cerita bergambar ini dirancang dengan teknik digital imaging

sebagai penyempurnaan dari sketsa ilustrasi agar target audience tertarik dengan gaya ilustrasi yang disajikan. Buku cerita bergambar ini juga di kemas dalam format buku teka-teki sehingga mengajak pembaca sebagai bagian dari cerita ini, yaitu sebagai Lutung Kasarung. Dengan demikian pembaca diharapkan dapat merasakan dan memahami hal yang akan terjadi dengan pilihan-pilihan yang mereka ambil dalam perjalanannya. Cerita bergambar teka-teki Lutung Kasarung ini


(24)

22 juga dibuat berseri untuk membuat target merasa penasaran akan kelanjutan dari tiap cerita yang disajikan.

3.2 Konsep Visual

3.2.1. Format Desain

Format desain buku adalah dengan posisi portrait berukuran 14,5cm x 20,5cm dengan. Buku dibuka dari kanan ke kiri layaknya buku pelajaran biasa yang sering digunakan anak-anak di sekolah, format ini dibuat agar anak lebih mudah membaca karena disesuaikan dengan kebiasaan cara membaca dari kiri ke kanan.

3.2.2. Tata Letak (layout)

Tata letak dalam buku cerita bergambar ini adalah dengan menempatkan ilustrasi secara penuh di tiap halaman, bagian narasi dibagian bawah ilustrasi, serta bagian pilihan halaman yang dituju diletakkan dibawah narasi dengan ukuran jenis huruf yang berbeda. Tata letak ini disusun agar pembaca tidak kebingungan dalam memahami bacaan cerita bergambar ini.

3.2.3. Tipografi

Tipografi yang digunakan pada judul buku ini menggunakan tipografi tulisan tangan disertai akar-akaran untuk menguatkan seting hutan sebagai tempat tinggal karakter utama yang diangkat dalam cerita.


(25)

23 Gambar III.3 Tipografi Judul Buku

Dibagian sisi kanan judul terdapat nomor buku yaitu buku seri pertama, pada bagian sub judul terdapat judul seri cerita yang diangkat, yaitu “Menaklukkan Banteng Lilin”.

Sedangkan tipografi dalam isi buku cerita bergambar Lutung Kasarung menggunakan A.C.M.E Secret Agent, karena merupakan jenis teks kartun yang biasa digunakan dalam buku cerita dan mudah dibaca sehingga tidak menyulitkan bagi anak-anak dalam membaca isi cerita Lutung Kasarung.

A. c. m. e secret agent

ABCDEFGHIJKLMNOPQSTUVWXYZ abcdef ghij klmnopqst uvwxyz

123456789o-=` ! @#$%^&*()_+~[ ] \ ; ’ , . / {}| : ” <>?

Untuk bagian petunjuk halaman yang dipilih adalah dengan jenis huruf AvantGarde Bk BT


(26)

24

Ava ntG a rd e Bk BT

ABC DEFG HIJKLMNO PQ STUVWXYZ a b c d e fg hijklmno p q stuvwxyz

123456789o -=`!@ # $%^&*()_+~[]\;’ ,./ {}| :” <>?

3.2.4. Warna

Warna yang digunakan adalah menggunakan warna-warna analog (warna senada) yang berasal dari alam.

pemilihan warna ini disesuaikan dengan cerita Lutung Kasarung yang mengambil setting alam dengan warna-warna senada.

3.2.5. Ilustrasi

Ilustrasi dibuat menggunakan perpaduan teknik manual dan

digital dengan gaya gaya visual kartun yang diadaptasi berdasarkan gaya manga. Manga merupakan sebutan bagi komik Jepang, gaya visual karakter manga biasanya digambarkan dengan sederhana, tetapi gambar latar belakang dibuat hampir senyata mungkin. Ciri khas penggambaran manga dapat dilihat dari bentuk wajah, dengan mata besar, mulut dan hidung yang kecil, serta tarikan garis yang halus. Berdasarkan gaya visual manga ini kemudian dilakukan perubahan-perubahan untuk


(27)

25 menyesuaikan gaya visual dengan anak-anak sebagai target audiens.

Pemilihan gaya ilustrasi kartun ini diharapkan dapat menarik perhatian anak-anak karena saat ini gaya ilustrasi kartun sering dijumpai di berbagai media baik cetak maupun elektronik.

3.2.5.1 Strategi Karakter

Strategi karakter diangkat berdasarkan gambaran dari cerita rakyat Lutung Kasarung versi Ajib Rosidi yang menyadur dari naskah Sunda No.113

1. Lutung Kasarung

SumberඬApril ඬ2011,

තඬ

0:35:48)

Gambar III.4 Karakter Lutung Kasarung

• Nama : Lutung Kasarung • Nama panggilan : Utun

• Jenis kelamin : Laki-laki


(28)

26 • Deskripsi : Lutung Kasarung adalah seekor

lutung yang merupakan jelmaan dari seorang dewa bernama Guru Minda yang sedang menjalani hukuman di Bumi.

2. Purba Sari

Sumb ඬMei ඬ2011, තඬ2:12:23)

Gambar III.5 Karakter Purba Sari

• Nama : Purba Sari Ayu Wangi • Nama Panggilan : Nyi Mas Purba Sari • Jenis Kelamin : Perempuan

• Karakteristik : Lemah lembut, penyabar, baik hati

• Deskripsi : Purba Sari merupakan seorang putri yang diasingkan ke hutan oleh kakaknya sendiri karena wajahnya yang buruk rupa akibat obat yang diberikan kakaknya.


(29)

27 3. Purba Rarang

Sumber http://jamansemana.files.wordpress.com/2010/01/kanjeng-ratu-kidul-besar.jpg (25 ᩽Juli

2011, ᩾᩽11:42:58)

Gambar III.6 Karakter Purba Rarang

• Nama : Purba Rarang

• Nama Panggilan : Nyi Mas Purba Rarang • Jenis Kelamin : Perempuan

• Karakteristik : Cerdik, sombong, serakah

• Deskripsi : Purba Rarang merupakan kakak dari Purba Sari, namun sebagai kakak ia malah mencelakai adiknya sendiri demi memperoleh kekuasaan.

4. Banteng lilin

Sumber

http://4.bp.blogspot.com/_3BfwXNBAPpU/TTtvkGFFW7I/AAAAAAAAAAw/5zlcHnrjzUs/s1600/ban teng2.jpg (᩽22 ᩽Mei ᩽2011, ᩾᩽20:37:17)


(30)

28 • Nama : Banteng Lilin Berwarna Gading • Nama Panggilan : Banteng lilin

• Karakteristik : ganas, buas, liar

• Deskripsi : Banteng lilin merupakan binatang buas yang ada di hutan dengan tubuhnya yang besar berwarna gading dan tanduknya yang runcing, putih bagaikan lilin membuat banteng tersebut sangat kuat, liar, dan berbahaya.

5. Mamang Lengser

Sumber http://www.datasunda.org/pl/images/ceremony/lengser/lengser-01.jpg (᩽27 ᩽Juni ᩽2011,

᩾᩽

12:48:39)

Gambar III.8 Karakter Mamang Lengser

• Nama : Mamang Lengser • Nama Panggilan : Mamang

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Karakteristik : Patuh, baik hati, jujur

• Deskripsi : Mang lengser merupakan pesuruh istana yang bertugas menyampaikan pesan dari raja, mang lengser sangat patuh dan jujur dalam menyampaikan amanah dari sang raja.


(31)

29 3.2.5.2 Studi Properti

Di dalam buku cerita bergambar ini diperlukan properti tambahan untuk memperkuat identitas dari karakter, acuan properti diambil berdasarkan foto dari internet tentang kebudayaan Sunda yang kemudian mengalami proses penyederhanaan bentuk dan warna. Berikut studi properti yang digunakan dalam buku cerita bergambar Lutung Kasarung:

1. Mahkota Raja

Sumber

http://2.bp.blogspot.com/_oSNmVuZ5AyM/TMTuefN7GjI/AAAAAAAAANg/67nc7zRdnkc/s1600/ mahkota+depan.bmp (᩽17 ᩽Mei ᩽2011, ᩾᩽18:26:26)

Gambar III.9 Properti Mahkota

2. Tombak

Sumber http://202.158.20.51/images/76/7617835426.jpg (᩽19 ᩽Juni ᩽2011, ᩾᩽20:08:12) Gambar III.10 Properti Tombak


(32)

30 3.2.5.3 Studi Lokasi

Lokasi yang diangkat dalam buku cerita bergambar Lutung Kasarung ini sesuai dengan asal cerita Lutung Kasarung sendiri, yaitu di Jawa Barat.

1. Istana Pasir Batang Anu Girang

Gambar III.11 Lokasi Istana

2. Hutan Gunung Cupu

Gambar III.12 Lokasi Hutan

3. Sungai

Gambar III.13 Lokasi Sungai

4. Padang Rumput


(33)

31 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Media

Aplikasi media yang digunakan adalah dengan menggunakan media buku cerita bergambar yang melalui beberapa tahapan proses, yaitu tahapan sketsa, pindai, pewarnaan, penyelesaian.

4.1.1 Media Utama

Aplikasi media utama yang akan ditampilkan yaitu buku cerita bergambar teka-teki.

• Cover Buku Cerita Bergambar

Gambar IV.1 Cover Media Utama

Media : Buku Cerita Bergambar Teka-Teki

Ukuran : 20,5 cm x 29 cm

Material : Art Paper 260 gsm


(34)

32 Pada cover bagian depan terdapat judul buku bertuliskan Lutung Kasarung dengan seri “Menaklukkan Banteng Lilin” yang merupakan buku pertama dari cerita bergambar Lutung Kasarung ini.

Gambar IV.2 Bagian Cover Depan Media Utama 1

Pada bagian bawah cover depan terdapat informasi jenis buku, yaitu buku cerita bergambar teka-teki.

Gambar IV.3 Bagian Cover Depan Media Utama 2

• Isi Buku Cerita Bergambar


(35)

33

Media : Buku Cerita bergambar Teka-Teki

Ukuran : 20,5 cm x 14,5 cm

Material : Art Paper 150 gsm

Jumlah Halaman : 28 Halaman

Teknis Produksi : Cetak Offset

Terdapat beberapa bagian dalam isi buku cerita bergambar Lutung Kasarung ini, diantaranya adalah:

Gambar IV.5 Bagian-bagian Isi Media Utama

- Narasi dalam buku cerita bergambar Lutung Kasarung ini

menggunakan huruf A.C.M.E Secret Agent dengan besaran huruf 12 pt, berwarna putih dengan efek bayangan serta

Narasi

Ilustrasi

Halaman Dialog Pertanyaan


(36)

34 menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari agar mudah dipahami oleh para pembaca.

- Ilustrasi dalam buku cerita bergambar ini dibuat dengan full

color agar menarik bagi anak-anak melihat isi tiap halaman buku cerita bergambar ini.

- Dialog pertanyaan merupakan bagian pertanyaan serta pilihan

jawaban yang akan dipilih dari situasi yang dihadapi dalam cerita tiap halaman.

- Nomor Halaman sebagai informasi halaman yang sedang

dibaca.

- Jawaban petunjuk halaman dalam buku cerita bergambar ini

terdapat di bagian bawah halaman dengan jenis huruf AvantGarde Bk Bt sebesar 9 pt berwarna hitam dan background putih, bagian ini merupakan bagian penting dalam halaman karena bagian ini merupakan informasi yang dapat menentukan jalan cerita yang telah dipilih.

4.1.2 Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan untuk menginformasikan perancangan buku cerita bergambar teka-teki Lutung Kasarung ini antara lain:


(37)

35

- Poster

Gambar IV.6 Poster

Media : Poster

Ukuran : 42 cm x 29,7 cm

Material : Art Paper 150 gsm

Teknis Produksi : Cetak Offset

Poster merupakan media informasi yang memuat gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasian poster ini dapat ditempel baik pada dinding, majalah dinding sekolah, ataupun di tempat-tempat umum. Untuk memberikan informasi kepada target tentang buku cerga Lutung Kasarung.


(38)

36

- Mini X Banner

Gambar IV.7 Mini X Banner

Media : Mini X Banner

Ukuran : 24 cm x 40 cm

Teknis Produksi : Digital Printing

Mini X-Banner ini digunakan sebagai informasi tentang buku cerita bergambar Lutung Kasarung, pengaplikasian mini x-banner ini dapat ditempatkan di stand atau meja tempat dimana buku cerita bergambar ini disimpan.


(39)

37

- Iklan buku

Gambar IV.8 Iklan Buku

Media : Iklan Buku

Ukuran : 11 cm x 17 cm

Teknis Produksi : Cetak Offset

Iklan buku ini ditempatkan dihalaman belakang buku lain untuk menginformasikan adanya buku cerita bergambar Lutung Kasarung.

- Sign System


(40)

38 Sign System ini ditempatkan di rak buku cerita, sebagai petunjuk informasi tempat buku cerita bergambar Lutung Kasarung berada.

4.1.3 Merchandise

Merchandise yang dibuat dalam perancangan buku cerita bergambar ini adalah:

- Jadwal Pelajaran Sekolah

Gambar IV.10 Jadwal Pelajaran

Media : Jadwal pelajaran

Ukuran : 16 cm x 15 cm

- Stiker


(41)

39

- Paper Toy

Gambar IV.12 Paper toy

Pemilihan merchandise ini karena target utama dari perancangan buku cerita bergambar ini adalah anak-anak usia sekolah 10-12 tahun, (kelas 4-6 SD). Merchandise ini bisa didapat dalam buku cerita bergambar sebagai hadiah.

4.2. Teknis Produksi 4.2.1 . Sketsa

Pada pembuatan sketsa, pertama-tama penulis mencari beberapa referensi visual untuk membuat karakter yang kemudian di sederhanakan menjadi gaya ilustrasi kartun.

Sumber http://bujanggamanik.files.wordpress.com/2008/04/lutung_200.jpg (᩽05

April ᩽2011, ᩾᩽0:35:48)


(42)

40 Dengan bertumpu pada referensi visual penulis kemudian membuat sketsa sesuai dengan gaya ilustrasi kartun yang ditampilkan.

Gambar IV.14 Sketsa Karakter Lutung Kasarung

4.2.2. Pemindaian

Sketsa yang telah dibuat kemudian di pindai kedalam komputer untuk dilakukan proses digital dalam Adobe photoshop.


(43)

41 4.2.3 Pewarnaan

Gambar yang telah melalui proses pemindaian kemudian diberi warna dengan software Adobe Photosop.

Gambar IV.16 Pewarnaan Karakter Lutung Kasarung 4.2.4 Penyelesaian

Gambar yang telah melalui proses pewarnaan selanjutnya diberi

detail untuk memunculkan dimensi karakter yang telah dibuat. Proses penyelesaian dilakukan dengan menggunakan software Adobe Photoshop.


(44)

42 DAFTAR PUSTAKA

Islami, M. A. (2010). Perancangan Cergam Cerita Rakyat Memecah Matahari.

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Lubis, Hary. (2009). Risalah Akademik. Metodologi Penelitian Desain –

Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Maki, Tatsu. (2004). How To Draw & Create Manga Volume 2. Jakarta Barat:

Nexx Media.

Piaget, Jean & Inhelder, Barbel. (2010). Psikologi Anak. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Rosidi, Ajip. (2008). Purba Sari Ayu Wangi atawa Lutung Kasarung. Bandung:

Nuansa.

Soekardi, Yuliadi. (2007). Putri Purba Sari dan Lutung Kasarung. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sumber Internet

Handayani, Pipit. (2009). Cerita Rakyat Kitab Blawong Bagi Masyarakat Desa Pringapus Kabupaten Semarang. Diakses pada 6 Januari 2011 dari w.w.w


(45)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Erik Ermawan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 April 1989

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Sangkuriang No. 53 Rt 05/13

Kec. Coblong Bandung 40135

E-mail : e_roticinkink@yahoo.co.id

No Telepon : 08996094774

RIWAYAT PENDIDIKAN

o 1994 – 1995: Taman Kanak-Kanak Tunas Harapan, Bandung

o 1995 – 2001: Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya I, Depok

o 2001 – 2004: Sekolah Menengah Pertama Negeri 35, Bandung

o 2004 – 2007: Sekolah Menengah Atas Negeri 15, Bandung


(1)

38 Sign System ini ditempatkan di rak buku cerita, sebagai petunjuk informasi tempat buku cerita bergambar Lutung Kasarung berada.

4.1.3 Merchandise

Merchandise yang dibuat dalam perancangan buku cerita bergambar ini adalah:

- Jadwal Pelajaran Sekolah

Gambar IV.10 Jadwal Pelajaran Media : Jadwal pelajaran Ukuran : 16 cm x 15 cm - Stiker


(2)

39 - Paper Toy

Gambar IV.12 Paper toy

Pemilihan merchandise ini karena target utama dari perancangan buku cerita bergambar ini adalah anak-anak usia sekolah 10-12 tahun, (kelas 4-6 SD). Merchandise ini bisa didapat dalam buku cerita bergambar sebagai hadiah.

4.2. Teknis Produksi 4.2.1 . Sketsa

Pada pembuatan sketsa, pertama-tama penulis mencari beberapa referensi visual untuk membuat karakter yang kemudian di sederhanakan menjadi gaya ilustrasi kartun.

Sumber http://bujanggamanik.files.wordpress.com/2008/04/lutung_200.jpg (᩽05

April ᩽2011, ᩾᩽0:35:48) Gambar IV.13 Referensi Visual Karakter


(3)

40 Dengan bertumpu pada referensi visual penulis kemudian membuat sketsa sesuai dengan gaya ilustrasi kartun yang ditampilkan.

Gambar IV.14 Sketsa Karakter Lutung Kasarung

4.2.2. Pemindaian

Sketsa yang telah dibuat kemudian di pindai kedalam komputer untuk dilakukan proses digital dalam Adobe photoshop.


(4)

41 4.2.3 Pewarnaan

Gambar yang telah melalui proses pemindaian kemudian diberi warna dengan software Adobe Photosop.

Gambar IV.16 Pewarnaan Karakter Lutung Kasarung 4.2.4 Penyelesaian

Gambar yang telah melalui proses pewarnaan selanjutnya diberi detail untuk memunculkan dimensi karakter yang telah dibuat. Proses penyelesaian dilakukan dengan menggunakan software Adobe Photoshop.


(5)

42 DAFTAR PUSTAKA

Islami, M. A. (2010). Perancangan Cergam Cerita Rakyat Memecah Matahari. Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Lubis, Hary. (2009). Risalah Akademik. Metodologi Penelitian Desain – Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Maki, Tatsu. (2004). How To Draw & Create Manga Volume 2. Jakarta Barat: Nexx Media.

Piaget, Jean & Inhelder, Barbel. (2010). Psikologi Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosidi, Ajip. (2008). Purba Sari Ayu Wangi atawa Lutung Kasarung. Bandung: Nuansa.

Soekardi, Yuliadi. (2007). Putri Purba Sari dan Lutung Kasarung. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sumber Internet

Handayani, Pipit. (2009). Cerita Rakyat Kitab Blawong Bagi Masyarakat Desa Pringapus Kabupaten Semarang. Diakses pada 6 Januari 2011 dari w.w.w


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Erik Ermawan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 April 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Sangkuriang No. 53 Rt 05/13 Kec. Coblong Bandung 40135 E-mail : e_roticinkink@yahoo.co.id No Telepon : 08996094774

RIWAYAT PENDIDIKAN

o 1994 – 1995: Taman Kanak-Kanak Tunas Harapan, Bandung o 1995 – 2001: Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya I, Depok

o 2001 – 2004: Sekolah Menengah Pertama Negeri 35, Bandung o 2004 – 2007: Sekolah Menengah Atas Negeri 15, Bandung o 2007 – 2011: Universitas Komputer Indonesia, Bandung