Peran Orang Tua Dalam Membimbing Bakat Anak Usia 6-12 Tahun

PERANAN ORANG TUA DALAM
MEMBIMBING BAKAT ANAK USIA 6-12
TAHUN

11111 111111-...

Ull I

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh:
Eti Suarni

104011000093
ャセエNゥ@

•.'

ゥnhBGセN@


: J2.1.:.Q.k.:.: ....oZ_N|セᄋ@

••,. ,. ••, ... '""""·'j'

.....

, .O..LO...::.P..3..::::.l.8.2cL

"1•,i'rlkll;I ............................................. ..

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1430 H / 2009 M

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBIMBING

BAKAT ANAK USIA 6-12 TAHUN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas limn Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1111

111111111 ......

Ull I

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh :
Eti Suarni

104011000093

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
14JO H / 2001) M

SURAT PERNY AT AAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Name

ET! SUARNI

Tempatffanggal Lahir

Sumedang, 23 Desember 1985

NIM


104011000093

Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi

Peranan

Orang

Tua

Dalam

Membimbing Bakat Anak Usia 6-12
Tahun
Pembimbing


Drs. Faridal Arkam, M.Pd.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata I (SI) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

2.

Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif 1-lidayatullah Jakarta

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarifl-lidayatullah Jakarta


Jakarta, 12 November 2008

ET! SUARNI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBIMBING BAK.AT
ANAK USIA 6-12 TAHUN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan keguruan
Untuk memenuhi salah stau syarat memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
ETI SUARNI

104011000093

Di Bawah Bimbi


an

Drs. Farida Arkam, M.Pd.

NIP.150191177

PENDIDIKAN AGAJ\1A ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA

2008

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Skripsi

yang

berjudul


"PERANAN

ORANG

TUA

DALAM

MEMBIMBING BAKAT ANAK USIA 6 - 12 TAHUN" telah diujikan dalam
munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 26 November 2008. skcipsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l) pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 26 November 2008
Panitia Ujian Sidang Munaqasah
Tanggal

Tanda Tangan


NQセM_P@

../............. ..

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A.
NIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag.
NIP: 150 299 477
Penguji I
Dra. Hj. Eri Rossatria, M.A.
NIP: 150 007 315
Penguji II
Heny Narendrany Hidayati, M.Pd.
NIP: 150 277 688

Mengetahui


.ャAjOコLMセ@ ..7....... :

セᄋ@

I

.............. .

ABSTRAK

ET! SUARNI

104011000093
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Masalah pokok dalam skripsi ini adalah peranan orang tua dalam membimbing
bakat anak usia 6-12 tahun. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Pengembangan bakat anak sangat ditentukan oleh peranan orang tua dalan1
membimbingnya. Pada kenyataannya banyak orang tua yang kurang peduli akan

pentingnya pengembangan bakat. Untuk mengembangkan bakat anak, hendaknya
para orang tua dapat menyadarinya sejak dini karena kalau anak setelah menginjak
dewasa sudah terlambat. Maka mulailah ketika anak memasuki Sekolah Dasar karena
belum terlalu jauh tingkat pendidikannya.
Untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini, maka
digunakan metode penelitian kepustakaan (library reseach) dengan cara mencari,
mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku-buku ilmiah, majalah-majalah,
surat kabar serta bahan dan sumber-sumber lain yang ada relevansinya dengan
masaiah skripsi ini. Setelah terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara
menganalisa data-data tersebut secara deskripsi yang pendekatannya melalui
pengumpulan dan pendapat para ahli yang disajikan sesuai dengan datanya,
Kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan kemampuan penulis Sehingga dapat
diambil kesimpulan.
Peranan orang tua sangat besar pengaruhnya dalam membimbing bakat anak.
Peranan orang tua dalam ha! ini memegang kedudukan yang sangat penting dalam
mengembangkan bakat anak. Apabila orang tua salah membimbing maka anakpun
akan terjerumus kepada hal-hal yang dapat membuat bakatnya tidak berkembang.
Maka dengan adanya peranan masing-masing hendaknya orang tua saling melengkapi
sehingga bakat yang ada pada anak dapat berkembang secara optimal.
Peranan orang tua dalam membimbing bakat anak usia 6-12 tahun pertama-tama
yang bisa dilakukan adalah mengetahui dan mengenal bakat anak dengan cara
memperhatikan apa yang dikerjakan anak sehari-hari, membuat angket untuk
menganalisa jawaban anak dan melakukan ters bakat. Kemudian orang tua bisa
menciptakan lingkungan yang kondusif di dalam rumah dan rnenghindarkan
perbuatan yang negatif yang bisa mengganggu perkembangan potensi anak.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta aiam, berkat rahmat,
taufik dan inayah-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah, pejuang agama Islam dan teladan
yang terbaik yaitu Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabatnya dan kepada
seluruh umat Islam di seluruh alam.
Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempumaan
sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah
diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi
selesainya skripsi ini dan bermanfaat bagi penulis serta bagi pembaca sekalian.
Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih dan hormat yang setinggitingginya kepada kedua orang tua tercinta, dengan curahan cinta dan kasih
sayangnya, kerja kerasnya serta doa yang selalu dipanjatkan yang telah mengantarkan
penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan SI di UIN Jakarta dan menjadi
Sarjana. Semoga semua jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah
swt dan semoga Allah selalu menjaga dan memberikan rahmat, hidayah beserta
karuniaNya kepada mereka.
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak
mendapatkan bantuan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada:
1.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.

Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan beserta staf-stafnya

3.

Bapak Drs. Faridal Arkam, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan tenaga, perhatian, pengertian, kesabaran dan
kemudahan dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga
bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

4.

Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama
menjalankan kuliah

5.

Bapak Drs. H. Nurdin Idris, M.A. sebagai penasehat akademik yang telah
membimbing penulis selama menjadi mahasiswa

6.

Kepada perpustakaan utama UIN Jakarta, perpustakaan FITK, perpustakaan
umum Islam Iman Jama dan perpustakaan Kuningan beserta staf-stafnya yang
telah membantu penulis dalam mencari referensi

7.

Kepada ayah (Suhana) dan ibu (Apong Suarsih) tercinta beserta seluru.'1
keluarga yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan memberikan
dukungan kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan penulis
kekuatan untuk istiqomah dalam berbakti dan membuat mereka bahagia dunia
dan akhirat

!?.

Kepada suami tercinta (Bilal Wahyudi) yang telah membantu dan memberikan
motivasi kepada penulis

9.

Kepada segenap teman-teman seperjuangaa PAI angkatan 2004 khususnya
kelas C yang selama ini selalu saling melengkapi, memberikan pengalaman,
motivasi serta doa dan selalu menghiasi hari-hariku selama masih aktif kuliah

10.

Semua pihak yang tidak dapat penuls sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada

semua yang telah

membantu penulisan

skripsi

ini,

penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya semoga Allah swt membalas

kebaikan dan bantuan yang telah mereka berikan selama penulisan. Apabila terdapat
kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempruna, baik dari sistematika, bahasa
maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik dari pembaca
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih
luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan dan semoga bermanfaat untuk kita
semua. Amin .....

Jakarta, 12 November 2008

Penulis

DAFTARISI

ABSTRAK ....................................................................................................... .
KAT A PEN GANTAR ......................................................................................

11

DAFTAR ISi .....................................................................................................

v

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..........................................

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................

9

BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Acuan Teori...................................................................................

10

I. Peranan Orang Tua terhadap Anak .............................................

10

a. ·Pengertian Peranan ...................................................................

10

b. Pengertian Orang Tua .............................................................

14

c. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak ..........................

20

2. Kepribadian dan Bakat.................. ..............................................

29

a. Teori-teori Kepribadian............................................................

29

b. Pengertian Bakat .....................................................................

33

c. Pentingnya Mengembangkan Bakat .......................................

36

d. Hubungan Kepribadian dan Bakat...........................................

39

3. Perkembangan Pad a Anak ..........................................................

41

a. Pengertian Anak ............... ........................................................

41

b. Perkembangan Pada Anak .......................................................

43

I) Pengertian Perkembangan ....................................................

43

2) Fase-fase Perkembangan Pada Anak....................................

45

4. Peranan Orang Tua dalam Membimbing Bakat Anak
Usia 6-12 Tahun...........................................................................

53

a. Cara Mengenal Bakat Anak .....................................................

53

b. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif di Rumah Tangga....

59

c. Menghindarkan Perbuatan Negatifyang Bisa Mengganggu
Perkembangan Potensi Anak ....................................................

67

d. Kerjasama Orang Tua dengan guru..........................................

78

B. Pembahasan Hasil Kajian yang Relevan ....................................

80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penulisan ... .... ............ ..... .. ... .. ...... ... ...... .. ....... .. ... ... .... ...

81

B. Fokus Penelitian ........................................................................

81

C. Prosedur ....................................................................................

82

BAB IV HASIL PENEL1TIAN

A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif .......................... .........

83

B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komperatif.................................

85

C. Interpretasi ...............................................................................

86

D. Pembahasan...............................................................

86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .. .... ... ..... .......... ...... ..... ... ...... ... ........... ............. ...... ..

87

B. Saran.........................................................................................

88

DAFTARPUSTAKA...................................................................................

89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai
sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan
demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban
manusia yang terns berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia
yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bi dang kehidupannya.
Bagi bangsa Indonesia, krisis multidimensi membawa hikmah dan pelajr :·an
yang luar biasa besarnya, yang pasti bangsa ini dapat belajar dari kekeliruankekeliruan masa lalu, sehingga dapat menatap dan membangun masa depan
dengan semangat yang lebih optimisme.
Pendidikan merupakan hal penting bagi proses pendewasaan seorang anak.
Dalam pendidikan segala aspek yang berhubu:igan dengnn anak didik diterapkan
dengan harapan mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan mencapai
sasaran yang diinginkan. Anak didik adalah objek utama dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Perkembangan anak dari segi kognitif, afektif dan psikomotor
saling berkaitan satu sama lain. Saiah satu hal yang terpenting pada anak yang

2

pintar dan mempunyai bakat akan bisa mengembangkan dirinya dalam prestasi
belajar. 1
Pendidikan dapat diperoleh dimana saja, baik di rumah atau keluarga, sebelum
anak masuk sekolah, telah banyak pengalaman yang diterimanya di rumah, dari
orang tua sarnpai saudaranya serta seluruh anggota keluarganya. Sebab itu,
peranan orang tua sangat penting, karena orang tua adalah pendidik yang pertama
dan terutama bagi anak-anaknya yang dapat membantu mereka

berkembang

menjadi anggota masyarakat yang berguna. Anak-anak merupakan investasi
bangsa, karena itu mereka benar-benar membutuhkan pendidikan yang tepat, baik
dari segi pendidikan Formal (Sekolah) maupun pendidikan Informal (Keluarga).
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak itulah timbul
gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan
melalui pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat
pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat. 2
Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh
Mortimer J Adler yaitu pendidikan adalah proses dengan mana semua
kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat
dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan
yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun
untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang
ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik. 3
Dalam pendidikan, bakat yang mempunyai sifat khas sangat besar peranannya
dalam proses pendidikan karena merupakan hal yang ideal kalau kita dapat
memberikan pendidikan dan pemilihan lapangan pekerjaan yang benar-benar
sesuai dengan bakat pada masing-masing anak didik, karena seseorang akan lebih
berhasil kalau dia belajar dan bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan
bakatnya. Akan tetapi, tugas ini adalah tugas yang mudah untuk dikatakan, namun

1

M Arifin, lbnu Pendidikan fs!an1; Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan lnterdisip/iner, (Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 2003). Cet. I, h. I.
2
M Aritin. /ln1u Pendidikan .... h. 1.
3
M Aritin. Fi/safat Pendidikan Islam. (Jakarta; Bina Aksara, 1987), Cet. I. h. 10.

3

tidak mudah untuk dilaksanakan. Maka dari itu, kenalilah bakat-bakat para anak
didik seawal mungkin.
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilaksanakan dimasa yang akan datang.
Bakat menentukan prestasi seseorang, jadi prestasi merupakan perwujudan dari
bakat. Jadi bakat adalah kemampuan alamia:1 untuk memperoleh pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat
intelektual umum) atau khusus (Baka! akademis khusus). Bakat khusus disebut
juga talent.,
Baka! memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang
tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan
atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Keunggulan dalam salah satu bidang
itu, merupakan hasil interaksi dari bakat pembawaan dan faktor lingkungan yang
menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi.
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana (universal) bahwa manusia
berbeda satu sama lain dalam berbagai ha!, antara lain dalam intelegensi. bakat,
minat kepribadian, keadaan jasmani dan keadaan sosial. Begitupun dengan Setiap
anak yang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan
rlerajat yang berbeda-beda. Para orang tna henuaknya mempunyai kepekaan
mengamati bakat masing-masing anak agar dapat membantu anak memupuk
bakatnya dengan memberikan kesempatan dan pengaiaman sebaik-baiknya.
Demikian pula, guru di dalam kelas perlu mengenal setiap anak didiknya dan
bakat-bakat khusus yang mereka miliki, agar dapat memberikan pengalaman
pendidikan

yang

dibutuhkan

oleh

masing-masing

siswa

untuk

dapat

mengembangkan bakat-bakat mereka secara optimal sesuai dengan tujuan
pendidikan. Memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan perorangan (individual)
dalam belajar serta dalam diri anak didik antara siswa dalam bakat dan minat.

4

SC Utami Munandar, !vfengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah; Petunjuk

Guru dan Orang Tua, (Jakarta: Pt. Grasindo, 1992), Cet. I, h. 12.

4

Guru rnengarnati adanya siswa yang cepat dan siswa yang larnban dalarn belajar,

dan ada sis\va yang baik dan ada siswa yang ku:·ang

「。ゥセ@

1naka dari itu,

rnengusahakan pernenuhan kebutuhan pendidikan setiap siswa adalah tugas rnulia
seorang pendidik. 5
Proses perkernbangan anak tergantung pada orang tua yang mendidiknya di
rumah dan guru di sekolah. Fitrah ini merupakan kemampuan dasar yang
rnengandung kernungkinan atau peluang untuk berkembang, namun mengenai
arah dan kualitas perkembangan anak sangat bergantung pada proses pendidikan
yang ditorimanya. 6
Akan tetapi, ha! ini dapat terwujud karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
.
7
d1antaranya:
I.

Faktor Internal (faktor dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani
dan rohani siswa.

2.

Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar
siswa.

3.

faktor pendekatan belajar (approach to learning}, yaitu jenis upaya belajar
siswa yang mdiputi strategi dan rnetode yang digunakan siswa untuk
rnelakukan kegiatan pembelajaran dalam materi-materi pclajaran.
Faktor-faktor diatas

dalam

banyak

hal

sering sating

berkaitan

dan

mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bermotif ekstrinsik (faktor
eksternal) biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan
tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor
internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal),
mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan

kualitas

hasil peml>eiajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah, muncul
siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan

under-achievers

(berprestasi rendah) atau gaga! sama sekali.
5
Conny Semiavvan, Dkk, Mernupuk Bakat dan Kreativitas sゥウ|セᄋ。@
Sekolah Aienengah;
Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, (Jakarta: Pt. Gramedia, 1990), Cet. 3. h. 2.
6
Syan1su YusuC Psiko!ogi Perkenibangan Anak dan Reniaja, (Bandung: Pt. Re1naja
Rosdakarya, 2000). Cet. I, h. 136.
7
Muhibin Syah, Psikofogi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 1999), Cot. 4, h. 132.

5

Dikutip dari harian Jawa Pos, edisi Nasional dan Jakarta, terbit hari jum'at 3
Maret 2003, tentang bakat anak dikatakan bahwa banyak cara yang bisa dilakukan
untuk menggali bakat anak dengan cara mewajibkan setiap anak memiliki
kegiatan luar akademik sesuai dengan minat dan bakat anak. Dengan cara ini anak
dengan sendirinya akan menemukan kegemaran da'l bakatnya, bila sudah
ditemukan maka anak akan lebih giat untuk mendalami bakatnya itu.
Pada umumnya, tidak ada orang tua yang

tidak menginginkan anaknya

meraih suatu prestasi yang baik dan mampu mengembangkan bakatnya. Pada
dasarnya, tugas menddidik anak adalah sepenuhnya terletr.k pada orang tua, tetapi
karena kemampuan atau kesempatan orang tua untuk melaksanakannya terbatas,
maka mereka memberi mandat kepada lembaga pendidikan yaitu sekolah.
Salah satu kesalahkaprahan dari para orang tua dalam dunia pendidikan
sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolahlah yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua menyerahkan
sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Meskipun disadari
bahwa berapa lama waktu yang tersedia dalam setiap harinya bagi anak di
sekolah.
Anggapan tersebut tentu saja keliru, sebab pendidikan yang berlangsung di
dalam keluarga adalah bersifat asasi. Karena itulah orang tua merupakan pendidik
pertama, utama dan kodrati. Dialah yang banyak memberikan pengaruh dan warna
kepribadian seorang anak. Tindakan dan sikap orang tua seperti ini merupakan
perwujudan dari peran mereka sebagai pendidik.
Padahal orang tua adalah orang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya
keluarga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan minat

seorang siswa

terhadap pelajaran. 8
Orang tua dalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala
keiuarga atau pemimpin rumah tangga. Orang tua sebagai pembentuk pribadi
pertama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka

8

Abdul Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pt. Tiara Wacana Yogya,
1993),Cet.4,h.1!3.

6

merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dan dengan sendirinya
akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. 9
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia
belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga, umumnya
anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Segala sesuatu yang diperbuat
anak mempengaruhi keluarganya atau sebaliknya. Keluarga memberikan dasar
pembentukkan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan kepada anak.
Pengalaman interaksi didalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku
anak terhadap orang lain daiam masyarakat.
Disamping keluarga sebagai tempat awal bagi proses sosialisasi anak,
keluarga juga merupakan tempat sang anak mengharapkan dan mendapatkan
pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan akan kepuasan emosional telah dimiliki bayi
yang baru lahir. Perkembangan jasmani anak tergantung pada pemeliharaan fisik
yang layak yang diberikan keluarga. Sedangkan perkembangan sosial anak akan
bergantung pada kesiapan keluarga sebagai tempat sosialisasi yang layak.
Memang besar peranan dan tanggung jawab yang harus dimainkan orang tua
dalam membina anak.

10

Karena ha! itu, hubungan anak dan orang tua dalam konsep Islam baik secara
struktural maupun fungsional saling melengkapi satu sama lain. 11
Di dalam Islam, Rasu!lallah SAW. Secara jelas mengingatkan akan
pentingnya pendidikan keluarga ini, sebagqimana haditsnya:
,_;L......:..:.j' 1.UI
'" I .ub
- - - .J - - .):!"''..,:U - - セ@

- ' セi@ J-!-u ;;- セ@ Nゥ⦅セi|@

1;... '.ll' ' セᄋ@ J• - " L.
r..r.J:l • _,...JA tY-'

"Anak itu dilahirlr.an dalam keadaan fitrah, maka orang tualah yang dapat
merifadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi". (H.R Muslim).
Sekolah harus menyadari kualitas siswa yang tidak hanya bisa dibentuk lewat
sisi akademik. Menurut Garner, seorang ahli pendidikan mengatakan ada delapan
9

Zakiah Darajat, I/mu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. 4, h. 26.
Meniandu Anak, (Jakarta: Rajawali,1992), Cet. 2,
Ed. 1, h. 19.
11
Mantep Miharso, Pendidikan Keluarga Qur'ani, (Yogyakarta: Safira, 2004), h. 123.

°Kartini Kartono, Peranan Keluarga

1

7

aspek kecerdasan yang harus dikembangkan, yang dikenal sebagai "Multi

Jntelegency" yaitu:
1.

Bahasa

5.

Budaya

2.

Ruang B idang

6.

Naturalistik

3.

Inter Personal

7.

Musikal

4.

Logika Matematik

8.

Gerakan.

Pada umumnya, sekolah tidak memberikan porsi yang cukup dalam
mengembangkan bakat anak mereka, hanya mengadakan kegiatan ekstrakulikuler.
Masyarakat juga hanya memberikan apresiasi pada kegiatan akademik mereka.
Menganggap siswa yang nilainya bagus pastilah ia pintar dan cerdas. Tidak jarang
orang tua yang karena keinginannya membantu anak berprestasi sebaik mungkin
mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak diminati anak. Karena itu, orang
tua berlomba-lomba untuk mengkursuskan anak-anaknya sehingga sering
ditemukan seorang siswa yang tidak memiliki waktu luang lagi. Akibatnya adalah
meskipun anak berprestasi cukup baik menurut ukuran standar, mencapai nilai
tinggi, mendapat penghargaan, tetapi mereka tidak menyukai kegiatan tersebut
sehingga tidak menghasilkan sesuatu yang betul-betul kreatif. 12
Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang dapat memberi kesempatan
kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan
untuk berprestasi semaksimal rnungkin. Dengan memperhatikan hal-hal ten,ebut,
hendaknya orang Illa dapat mengusahakan suatu lingkungan yang kaya akan
rangsangan mental dan suatu suasana dimana anak merasa tertarik dan tertantang
untuk mewujudkan bakat-bakat dan kreativitasnya.
Lingkungan juga harus memberikan dukungan yang kondusif untuk anak.
Menurut survei

seorang ahli psikologi dari Amerika, mengatakan bahwa

lingkungan itu meliputi semua kondisi-kondisi daiarn dunia dengan cara-cara
tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku, perturnbuhan dan perkembangan
kita.

12

M. Ngalim Punvanto. Psiko/ogi pendidikan, (Bandung: Pt. r・Qョセゥオ@
Cet. I. h. 28.

Rosdakarya, 2000),

8

Jadi yang dibutuhkan adalah kesempatan dan ungkapan yang menunjang,
karena setiap anak memiliki potensi untuk berkembang sesuai dengan bakat dan

1ninatnya.
Hal ini dipertegas pada pasa! 24, bahwa "setiap peserta didik pada suatu
satuan pendidikan mempunyai hak-hak pada ayat I tentang mendapat perlakuan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan anak".
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul " PERANAN ORANG TUA DALAM

MEMBIMBING BAKAT ANAK USIA 6-12 TAHUN ".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan pembatasan masalah agar
arah dan sasarannya yang akan dica.pai lebih jelas. Adapun pembatasan
masalahnya sebagai berikut:
I.

Peranan Orang Tua ad a Iah tindakan, kewaj iban orang tua terhadap anaknya
baik dalam segi mendidik. melindungi dan menghidupi. Yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah upaya atau usaha orang tua baik ayah maupun
ibu dalam mengembangkan bakat anak dan memberikan kesempatan dan
kebebasan akan keinginannya.

2.

Bakat anak adalah kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud melalui latihan, pendidikan
dan pelayanan khusus.

3.

Usia 6-li tahun disini, yang dimaksud adalah Anak yang ada pada masa
sekolah dan berada pada tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD).
Agar tidak terjadi kesimpang siuran, maka penulis perlu memberikan

perumusan masalah, yaitu:
I.

Bagaimanakah peranan orang tua dalam membimbing bakat anak usia 6-12
tahun?

2.

Bagaimana cara atau upaya orang tua dalam mengembangkan bakat anak?

9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a.

lngin mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam membimbing bakat
anak usia 6-12 tahun agar bakatnya

itu dapat tersalurkan dan terwujud

sehingga tidak terabaikan dan terpendam saja.
b.

lngin mengetahui upaya

apa saja

yang dilakukan orang tua dalam

membimbing bakat anak usia 6-12 tahun.
2. Kegunaan Penelitian
a.

Memberikan

informasi

kepada

orang

tua

tentang

pentingnya

mengembangkan bakat yang ada pada anak.
b.

Menjadi bahan bacaan bagi para pembaca yang membutuhkan tentang
konsep dan teori peranan orang tua dalam membimbing bakat anak.

BABII
KAJIAN TEORITIK

A. Acuan Teori
1. Peranan Orang Tua Terhadap Anak
a. Pengerti:m Peranan
Peranan berasal dari kata peran yang mempunyai arti seperangkat tingkat yang
diharapkan dapat dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sumber
lain mengatakan, kata Peran sebagai karakter yang dimainkan oleh objek. 1 Peran
sangat penting sekali dalam kehidupan manusia khususnya di masa sekarang ini,
karena menurut pengertian diatas peran ini harus dilaksanakan oleh orang yang
berkedudukan

dalam

masyarakat,

seperti

perlunya

peran

guru

dalam

menanggulangi kebodohan, perlunya peran orang tua dalam •nendidik anak ke
jalan yang benar, perlLiilya peran Negara dalam mengentaskan kemiskinan dan
begitu pula dengan perlunya peran manusia untuk menyayangi sesama manusia.
Dan peran yang baik akan terwujud kehidupan manusia menjadi

aman dan

tentram. Berdasarkan definisi peran ini dapat disimpulkan bahwa peran dapat
diwujudkan oleh orang yang lebih tinggi tingkatannya di dalam suatu masyarakat.

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kan1us
Besar B{lhasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 667.

11

Hal tersebut dapat terlaksana jika terdiri dari

beberapa manusia, tidak

individualisme.
Peran dianggap sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam
1nasyarakat, yaitu berdasarkan norma-nonna yang berlaku di n1asyarakat. Dalam
masyarakat terdapat banyak individu dengan peran yang beraneka ragam.
Beragamnya peran sosial tersebut membawa akibat dinamis berupa konflik,
ketegangan, kegagalan dan kesenjangan.
Konflik peran terjadi apabila seseorang dengan kedudukan te11entu harus
melaksanakan peran yang sesungguhnya tidak dia harapkan. Hal ini terjadi karena
seseorang mempunyai banyak status sosial. Contohnya, seorang polisi yang baik
harus menangkap pelaku kejahatan yang sebenarnya adalah keponakannya sendiri.
Padahal, sebagai seorang paman, dia wajib mdindungi keponakannya itu.
Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan
peran sosial yang dimilikinya karena adanya ketidaksesuaian antara kewajibankewajiban yang harus dia jalankan dengan tujuan peran sosial itu sendiri.
Contohnya, seorang pimpinan kantor yang harus menerapkan disiplin waktu
secara ketat kepada karyawannya yang sebagian besarnya adalah kerabat
dekatnya.
Kegagalan peran te1jadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan
beberapa

peran

sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan

yang saling

bertentangan.
Kesenjangan peran terjadi apabila seseorang harus

ュセョェ。ャォ@

peran yang

tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa tertekan atau merasa tidak
cocok menjalankan peran tersebut.
Setelah mendapat akhiran "An" kata peran memiliki arti yang berbeda
diantarannya:
1.

Peranan adalah konsekuensi atau akibat dari kedudukan atau status
seseorang.-'

Tiap

orang

dalam

masyarakat

mempunyai

berbagai

kedudukan. Misalnya seorang murid mempunyai kedudukan sebagai
pelajar, ketua murid, anggota regu sepak bola atau sebagai kakak terhadap
2

S. Nasution, Sosio/ogi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995). Cet. I, Ed. 2, h. 73.

12

111urid-111urid

yang

lebih

rendah kelasnya,

sedangkan

dirun1ah

ia

berkedudukan sebagai anak ter:iadap orang tuanya, adik terhadap
kakaknya dan di luar rumah ia menjadi teman bagi sejumlah anak-anak
lainnya.

Dalam

ォ・、オエセゥ。@

tiap

menjalankan

peranan

tertentu

berdasarkan kedudukan daripadanya diharapkan kelakuan tertentu. Dari
pengertian ini, menyimpulkan bahwa peranan adalah kewajiban yang
dilaksanakan

baik

oleh

setiap

pribadi

maupun

institusi

dalam

kcdudukannya pada peran berbeda. Kewajiban yang dilaksanakan ini
dimaksudkan untuk mencapai maksud dan tujuan.
2.

Peranan adalah seperangkap harapan-harapan yang dikenakan pada
individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. 3 Harapan-harapan
tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial dan oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma
di dalam masyarakat, maksudnya kita diwajibkan untuk melakukan halhal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam
keluarga dan di dalam peranan-peranan lainnya. Di dalam peranan
terdapat dua macam harapan yaitu harapan-harapan dari masyarakat
terhadap pemegang peranan atau kewajiban-kewajiban dari pemegang
peranan, da!am pandangan ini
bagian

dari

struktur

peranan-peranan dapat dilihat sebagai

masyarakat,

misalnya

peranan-peranan dalam

pekerjaan, keluarga, kekuasaan dan peranan-peranan lain yang diciptakan
oleh masyarakat bagi manusia. Dan yang kedua adalah harapan-harapan
yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap
orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya
atau kewajiban-kewajibannya.
3.

Peranan diartikan sebagai suatu proses tingkah laku tertentu yang
merupakan ciri khas semua petugas dari semua pekerjaan atau jabatan
tertentu. 4 Pribadi n1anusia beserta aktivitas-aktivitasnya tidak ウ・ュ。エMセN@

J David Berry, Pokok-pokok Pikiran Da/0111 Sosiologi, (Jakarta: Pt. Raja GrafinC:o
Persada, 2003), Cet. 4. Ed. t, h. 106.
4
Djumhur dan Moh. Surya. Bilnbingan dan Penyuluhan di Sekolah. (Bandung: Cv.
Pectoman llmu Jaya, 1975), h. 12.

13

ditentukan oleh pengaruh-pengaruh dan proses-proses yang berlangsung
tetapi juga dipengaruhi oleh sejauhmana peranan

manusia dalam

1ne1npengaruhi proses itu.

4.

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
seseorang

melaksanakan

hak

dan

kewajibannya

5

sesuai

kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan

Apabila
dengan
yang

melekat pada diri seseorang hams dibedakan dengan posisi dalam
pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan
unsur statis yang

menunjukkan

tempat

individu

pada organisasi

masyarakat. Peranan lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan
sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam
masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal,
yaitu:
a.

Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam m1i ini merupakan
rangkaian

peraturan-peraturan yang

membimbing

seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
5.

Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau pimpinan yang memegang
wewenang untuk menjalankan hak dan kewajiban. 6 Dalam !eater, seorang
aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya
sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi
aktor daiam teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan posisi
seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya dalam !eater, posisi orang
dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam !eater, untuk perilaku

5
Soerjono Soekanto, Sosio/ogi Suatu Pengantar, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,
2006), h. 212.
6
Slameto, Bimbingan di Sekolah. (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 16.

14

yang diharapkan darinya selalu berada dalam kaitan dengan adanya orangorang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut.
Peranan mencakup kewaj iban dan hak yang bertalian dengan

kedudukan.

Misalnya dalam kedudukan individu sebagai guru ia berkewajiban mendidik anak
dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan bila perlu memberinya hukuman.
Sebaliknya anak dalam kedudukannya sebagai murid harus mematuhi guru
dengan hak untuk menerima pelajaran. Kita lihat bahwa peranan selalu
mempunyai segi timbal balik. Guru hanya dapat menJalankan peranannya antara
lain meyuruh anak belajar bila murid mematuhinya dan mau belajar. Hak guru
memerintah dibarengi oleh kewajiban murid untuk mematuhinya.
Maka dapat dikatakan bahwa peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban
yakni bersifat timbal balik da!am hubungan antar individu. Hak adalah
kesempatan atau kemungkinan untuk bertindak yang sebaliknya menimbulkan
kewajiban pada pihak lain untuk memungkinkan tindakan itu. Hak seseorang
dimungkinkan dan dibatasi oleh kewajiban pihak lain untuk mematuhinya.

b. Pengertian Orang Tua
lstilah orang tua bukanlah kata yang asing lagi didengar di dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan
sebagai "1. ayah dan ibu kandung, 2. orang tua-rna yaitu orang yang di anggap tua
(cerdik, pandai, ahli, dsb) dan 3. orang-orang yang di hormati atau disegani di
kampung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah
ayah dan ibu atau anggota masyarakat secara keseluruhan.
Dalam Islam orang tua ditempatkan pada posisi tertinggi sehubungan kasih
sayang dan keiulusan oleh anak-anak mereka. Orang tua harus mendapatkan
perlakuan kasih sayang dan penghormatan sepanjang hidupnya dan harus
menerima kepedulian khusus di hari tuanya.banyak ayat Al-Qur'an

maupun

had its yang memerintahkan anak manusia untuk berbakti kepada kedua orang tua.
Berbakti kepada orang tua tidak saja ketika keduanya masih hidup, bahkan sampai

15

keduanya meninggalpun kebaktian tersebut masih tetap dituntut oleh Islam, hal ini
sesuai dengan had its yang diriwayatkan oleh Bukhori, yaitu: 7

:11·.
l .._, '·••' I'"'
セQG@
l ;\.:, G.. Z|ェセ@
.J.J •• セ@
.J • .) .

·o'.Xl ·.(.).!')ii• 4.LC. ·•セM lセiN@

i"

.,

• G..'.JI
('-?.J
.
セQNI@

3.J

セャ@

·.'I i:.iloU.
U!

.\J't li-1
. (.'"' Lo

"Apabi/a manusia te/ah mati, maka terhentilah (hitungan balasan) semua
ama/ baiknya kecuali dari tiga unsur yaitu: shadaqah jariyah (yang masih
bcrfungsi), anak yang sha/eh (karena do 'a-do 'a yang dipanjatkan untuk orang
tuanya) dan ilmu yang bermanfaat (yang membawa kemas/ahatan bagi
manusia seutuhnya). " (H.R. Bukhari)
Sedangkan dalam penggunaan Bahasa Arab, istilah orang tua