Dasar Hukum Perselisihan Perburuhan Industrial. Pengertian Perselisihan Perburuhan industrial. Bentuk perselisihan Perburuhanhubungan Industrial Badan Yang Berwenang Menangani Perselisihan Perburuhan.

11 berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian lain-lainnya.

4. Peraturan-peraturan yang berlaku Dalam kaitannya dengan

Pemutusan Hubungan Kerja PHK. Dengan adanya Pemutusan Hubungan Kerja PHK, maka ada peraturan peraturan yang berlaku dan mengatur tentang Pemutusan Hubungan Kerja PHK, yaitu: 1. Pasal 1602 e sampai dengan pasal 1603 w Buku III KUH Perdata. 2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan. 3. Undang-undang No. 12 Tahun 1964 Tentang Pemutusan Hubungan Kerja PHK diperusahaan swasta. 4. Undang-Undang No. 7 tahun 1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan diperusahaan. 5. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 6. Peraturan pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 150MEN2000 tentang penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja PHK dan penetapan uang pesangon, uang jasa dan ganti kerugian.

5. Perselisihan perburuhanPerselisihan hubungan Industrial

5.1. Dasar Hukum Perselisihan Perburuhan Industrial.

Dasar hukum dalam perselisihan perburuhanindustrial adalah: a. Perselisihan perburuhan perseorangan yaitu tentang Pemutusan Hubungan Kerja PHK oleh pengusaha yang diatur dalam Undang-undang No. 12 tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja PHK diperusahaan swasta beserta peraturan pelaksanaannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 150MEN2000 tentang tata cara Pemutusan Hubungan Kerja PHK dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian b. Perselisihan perburuhan kolektif yaitu perselisihan antara pengusahamajikan dengan serikat pekerjaburuh yang diatur 12 dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1957 tentang perselisihan perburuhan industrial yang berhubungan dengan hubungan kerja dan syarat-syarat kerja.

5.2. Pengertian Perselisihan Perburuhan industrial.

Perselisihan perburuhan menurut perumusan Undang-undang No.22 tahun 1957 tentang penyelesaian perburuhan adalah pertentangan antara majikan atau perkumpulan majikan dengan serikat buruh atau gabungan serikat buruh berhubungan dengan tidak adanya penyesuaian paham mengenai hubungan kerja, Syarat-syarat dan atau keadaan perburuhan.

5.3. Bentuk perselisihan Perburuhanhubungan Industrial

a. Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena salah satu pihak pada perjanjian kerja atau perjanjian perburuhan tidak memenuhi isi perjanjian atau peraturan majikan menyalahi ketentuan hukum. b. Perselisihan kepentingan adalah mengenai usaha mengadakan perubahan dalam syarat-syarat perburuhan yang oleh organisasi buruh ditentukan kepada pihak pengusaha, dengan kata lain pertentangan berhubungan dengan tidak adanya persesuaian paham mengenai syarat-syarat kerja dan atau keadaan perburuhan. 26

5.4. Badan Yang Berwenang Menangani Perselisihan Perburuhan.

a. Perselisihan hak Didalam penyelesaian perburuhan maka perselisihan hak dapat diajukan kepada: 1. Pengadilan Negeri, dalam hal ini dapat diajukan oleh pengusahamajikan, pekerjaburuh maupun serikat pekerjaburuh dengan saksi perdata. 26 Imam Soepomo, Op. Cit, Hal. 132-133 27 Hartono Widodo dan Judiantoro, 1989, Segi Hkum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, Intermasa, Jakarta, Hal. 26. 13 2. Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhanindustrial yang selanjutnya disebut P.4, hal ini diajukan oleh pengusahamajikan atau perkumpulan pengusaha maupun serikat buruh dengan sanksi perdata dan atau pidana berupa kurungan selama 3 tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 10.000,00 pasal 26 Undang-undang No. 22 tahun 1957. b. Perselisihan Kepentingan Perselisihan kepentingan hanya dapat diajukan kepada panitia penyelesaian perselisihan perburuhan dan tidak dapat diajukan ke Pengadilan Negeri karena tidak ada dasar hukumnya, dimana panitia penyelesaian perselisihan perburuhan selain memutuskan berdasar hukum. 14

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Mengungkap Praktek Pemutusan Hubungan Kerja PHK Berdasar

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Atas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Sepihak Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

0 6 1

Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Dalam Hal Teradi Pemutusan Hubungan Kerja Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

0 4 26

PROSES PRODUKSIKAIN GREY PADAPT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE II DI KARANGANYAR

0 17 55

PRAKTEK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASAR UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN NO.13 TAHUN PRAKTEK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASAR UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN NO.13 TAHUN 2003 DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE KARANGANYAR.

0 1 11

PENDAHULUAN PRAKTEK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASAR UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN NO.13 TAHUN 2003 DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE KARANGANYAR.

0 1 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan KErja PAda PT. Delta Merlin Dunia Textile di Karanganyar.

0 2 11

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Pt. Delta Merlin Dunia Textile Di Karanganyar.

0 0 5

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Sepihak Di Kabupaten Purwakarta Ditinjau Dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA YANG TERKENA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA AKIBAT KECELAKAAN KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 0 1

ANALISIS TENTANG HAK-HAK TENAGA KERJA SETELAH PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG RI NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN -

0 0 83