HASIL DAN PEMBAHASAN 38 KESIMPULAN DAN SARAN 47

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Advance Organizer 14 Tabel 2.2. Fungsi Otak Kiri dan Otak Kanan 16 Tabel 2.3. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping 17 Tabel 3.1 : Control Group Pretest – Posttest Design 33 Tabel 3.2 : Kisi-kisi Test Materi Pokok Usaha dan Energi 34 Tabel 4.1.Data nilai pretest kelas eksperimen 38 Tabel 4.2.Data nilai pretest kelas kontrol 39 Tabel 4.3. Data nilai postest kelas eksperimen 39 Tabel 4.4. Data nilai postest kelas kontrol 40 Tabel 4.3. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test 41 Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Pretest 42 Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Postest 42 Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Pretest 42 Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Prostest 42 Tabel 4.8. Uji Hipotesis Penelitian 43 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Dampak instruksional dan pengiring dari Advance Organizer 12 Gambar 2.2. Skema Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer 15 Gambar 2.3 Bagaimana Otak memproses Data 16 Gambar 2.4Contoh Peta Pikiran 18 Gambar 2.5 . Detail – detail Peta Pikiran 19 Gambar 2.6 Makanan merupakan sumber energi kimia bagi manusia 22 Gambar 2.7 Komputer menggunakan energi listrik 22 Gambar 2.8 Zaman dulu orang membuat api dengan 23 menggosok-gosokkan kayu kering Gambar 2.9 Mistar yang digetarkan dapat menimbulkan bunyi 23 Gambar 2.10 Matahari menghasilkan cenergi nuklir yang besar, berasal 24 dari reaksi fusi gas-gas penyusunnya Gambar 2.11 Batu yang dijatuhkan mempunyai energi potensial 26 Gambar 2.12 Gaya sebesar F dapat menggeser balok sejauh s 28 Gambar 4.1. Gambar rata-rata pretest kelas eksperimen 38 Gambar 4.2. Gambar rata-rata pretest kelas kontrol 39 Gambar 4.3. Gambar rata-rata postest kelas eksperimen 40 Gambar 4.1. Gambar rata-rata postest kelas kontrol 41 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 50 Lampiran 2: Instrument Penelitian 70 Lampiran 3 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 77 Lampiran 4 :Table Spesifikasi Tes hasil Belajar 78 Lampiran 5 : Mind Mapping 89 Lampiran 6 :Data Mentah Nilai Pretest 90 Lampiran 7 :Tabulasi Nilai Pretest dan Postest 98 Lampiran 8 : Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi 100 Lampiran 9 : Uji Normalitas Data 106 Lampiran 10 : Uji Homogenitas Data 108 Lampiran 11 : Uji Hipotesis 108 Lampiran 12 Dokumentasi 110 Lampiran 14 Tabel Uji Lilifors 114 Lampiran 15 Tabel Distribusi Nilai t 117 Lampiran 16 Tabel Distribusi Nilai F 118 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa untuk mempelajari suatu materi yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, seorang guru harus cerdas dan tanggap dalam merencanakan, menyusun dan mendesain suatu proses belajar sehingga tujuan – tujuan pembelajaran dapat tercapai. Di dalam Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. “ Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.” Sanjaya, 2006 Masalah ini menjadi faktor penghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan pada mata pelajaran IPA Terpadu di tingkat SMP. Hal ini disebabkan oleh materi fisika yang merupakan bagian dari mata pelajaran IPA Terpadu, memiliki tujuan pembelajaran yang berupa siswa diharapkan tidak hanya mampu menguasai materi dan konsep fisika saja, tetapi juga siswa diharapkan mampu menghubungkan atau mengaplikasikan konsep – konsep fisika tersebut dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini berarti proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan fisika. “ Seorang guru, selain mempunyai tugas mentransfer ilmu pengetahuan, juga berkewajiban meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak sedikit guru yang hanya sekedar menunaikan tugas mengajarnya, tanpa berusaha membantu mengatasi kesulitan belajar siswa-siswanya. Guru yang dibutuhkan adalah guru 2 yang profesional yang mampu mengelola proses belajar mengajar. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam belajar fisika, sehingga guru dituntut untuk memberikan pelajaran fisika yang menyenangkan, agar tidak memberikan kesan terhadap siswa bahwa pelajaran fisika itu menakutkan, namun sebaliknya siswa senang dalam belajar fisika. Dalam pelajaran fisika siswa kebanyakan hanya memperhatikan sesaat dan belum tentu siswa mencatat apa yang disampaikan guru ataupun belum memahami apa yang disampaikan oleh guru, meskipun siswa enggan untuk bertanya. Oleh karena itu pemilihan dan penerapan strategi metode mengajar harus sesuai dengan situasi dan kebutuhan agar siswa bersikap aktif.” Yusuf, 2008 Oleh karena itu, guru harus bisa memilih dan menggunakan berbagai model pembelajaran yang paling efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya, yang dapat mendukung proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan fisika. Setelah peneliti melakukan studi pendahuluan dengan mewancarai guru IPA Kelas VIII MTs Negeri 2 Medan, dan dengan memberikan angket kepada 30 siswa kelas VIII, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut hanya menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung secara 1 arah. Guru – guru di sekolah tersebut tidak pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif sehingga siswa-siswa tidak pernah terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa pada materi fisika cenderung rendah yaitu yang mencapai ketuntasan minimal hanya sekitar 70 dengan nilai rata – rata 65. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh penulis di MTsN 2 MEDAN melalui wawancara dan melalui angket siswa. Hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA Masdelina, diketahui bahwa nilai ulangan harian siswa pada pelajaran fisika pada kelas VIII tahun pelajaran 2011-2012 masih rendah. Nilai ulangan siswa rata-rata di bawah Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 60, hanya sedikit siswa yang memperoleh nilai yang baik. Rendahnya nilai ulangan harian siswa disebabkan oleh kebiasaan belajar siswa yang memusatkan pada perhatian guru dan siswa tidak serius dalam belajar dan serta banyak bermain. Hasil angket yang disebarkan kepada 33 siswa diperoleh data, bahwa 17 siswa kurang menggemari fisika alasannya karena fisika sulit dan kurang menarik. Selain itu, 28 siswa jarang membaca buku panduan sebelum diajarkan, 23 siswa jarang mengulang pelajaran dan 25 siswa tidak berusaha untuk mempelajari fisika di luar sekolah misalnya bimbingan atau private.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA ) PADA SISWA KELAS V DI SDN KANDANGAN 3 KABUPATEN KEDIRI

0 5 29

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERUPA PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 11 SEMARANG

0 42 213

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

4 50 288

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN EKSPOSITORI DENGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII MTSN 1 MATARAM TAHUN AJARAN 20142015

0 0 7

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SD 2 KESAMBI MEJOBO KUDUS

0 1 20

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI EKOSISTEM KELAS X

0 0 15

PENGARUH STRATEGI PQ4R DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI KELAS VIII SEMESTER II DI MTs NEGERI 2 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

0 0 19