Signifier CONNOTATATIVE SIGNINIFIER PENANDA KONOTATIF CONNOTATIVE SIGNIFIED PETANDA KONOTATIF CONNOTATIVE SIGN TANDA KONOTATIF Aspek Naratif

Skema 1.2 Peta tanda Roland Barthes Sumber: Sobur, 2004: 69 Selain Peta tanda Barthes juga menciptakan tatanan tentang bagaimana tanda-tanda bekerja Skema 1.3 Pertandaan Barthes. tatanan pertama tatanan kedua realitas tanda kultur bentuk isi Berdasarkan peta diatas dapat dikatakan jika konotatif bukan sekedar makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya Sobur, 2004: 69. Hal ini merupakan penyempurna semiotika Saussure yang berhenti penandaannya pada tanda denotatif saja. denotasi Penanda Petanda konotasi mitos

1. Signifier

Penanda 2. Signified Petanda 3. denotatif sign tanda denotatif

4. CONNOTATATIVE SIGNINIFIER PENANDA KONOTATIF

5. CONNOTATIVE SIGNIFIED PETANDA KONOTATIF

6. CONNOTATIVE SIGN TANDA KONOTATIF

Sumber : Fiske, 2004:122 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model dari Roland Barthes karena pada objek penelitiannya yaitu film Bakpao Ping Ping terdapat beberapa mitos yang layak untuk diteliti lebih lanjut.

6. Aspek Naratif

Seberapa panjang pendeknya suatu film pasti memiliki cerita, sekalipun film tersebut adalah film bisu. Cerita bertujuan agar dapat membantu audiens dalam memahami tentang apakah film tersebut. Film tentu akan memberikan cerita dan pengalaman untuk audiensnya. Cerita merupakan bagian dari struktur naratif. Naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab-akibat kausalitas yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu Pratista, 2008: 33. Suatu kejadian tentunya tidak bisa terjadi begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Hal tersebut berlaku terikat satu sama lain dalam kausalitas atau sebab-akibatnya. Dengan kata lain bahwa satu kejadian terjadi karena ada kejadian lainnya. Misalnya, pada shot A tampak seorang bocah menendang bola dan shot B memperlihatkan kaca jendela pecah, maka shot B terjadi karena shot A. Sebuah film dapat memanipulasi cerita dari plot. Plot adalah rangkaian peristiwa yang disajikan secara visual maupun audio dalam film. Adapun cerita adalah seluruh rangkaian peristiwa baik yang tersaji dalam film maupun tidak Pratista, 2008:34. Adapun elemen pokok naratif yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Pelaku cerita Setiap film tentunya memiliki karakter utama dan karakter pendukung. Karakter utama adalah motivator utama yang menjalankan alaur naratif sejak awal hingga akhir cerita. Sedangkan karakter pendukung adalah karakter yang sering bertindak sebagai pemicu konflik masalah atau kadang sebaliknya dapat membawa karakter utama dalam menyelesaikan masalahnya. b. Permasalahan dan Konflik Permasalahan dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya. Permasalahan klasik antara kareakter protagonis dan antagonis adalah satu pihak ingin menguasai. Permasalahan juga dapat muncul tanpa adanya pihak antagonis. Masalah dapat muncul dari dalam diri tokoh utama sendiri yang akhirnya memicu konflik batin. c. Tujuan Setiap pelaku utama dalam semua film cerita pasti memiliki tujuan, harapan, dan cita-cita. Tujuan dan harapan dapat berupa fisik ataupun non-fisik nonmateri. Tujuan fisik sifatnya jelas dan nyata sementara non-fisik sifatnya tidak nyata abstrak. Film yang memiliki tujuan berupa fisik contohnya adalah film-film yang bertema superhero yang mana bertujuan untuk mengungkap kasus, membasmi kejahatan. Sedangkan yang berbentuk non-fisik seringkali ditampilakan dalm film-film yang bertema melodrama seperti mencari kebahagiaan, kepuasan batin, eksistensi diri, dan lain sebagainya Pratista, 2008: 43-44.

7. Aspek Sinematografi

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa Dan Pribumi Di Komplek Puri Katelia Indah Di Kecamatan Medan Johor Kota Medan

10 119 99

Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa (Identitas Etnis Mahasiswa Etnis Tionghoa dalam Kompetensi Komunikasi dengan Mahasiswa Pribumi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknik stambuk 2009 dan 2010 Universitas Sumatera Utara).

5 75 211

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

29 227 96

IDENTITAS ETNIS TIONGHOA DALAM FILM(Analisis Semiotik Film Wo Ai Ni Indonesia Karya Viva Westi)

1 6 2

Alienasi Etnis Tionghoa Alienasi Etnis Tionghoa Analisis Semiotik Etnis Tionghoa dalam Film “Babi Buta Yang Ingin Terbang”.

0 3 10

PENDAHULUAN Alienasi Etnis Tionghoa Analisis Semiotik Etnis Tionghoa dalam Film “Babi Buta Yang Ingin Terbang”.

0 3 29

PENUTUP Alienasi Etnis Tionghoa Analisis Semiotik Etnis Tionghoa dalam Film “Babi Buta Yang Ingin Terbang”.

0 3 16

DILEMA IDENTITAS ETNIS TIONGHOA DALAM FILM TELEVISI (FTV) INDONESIA Dilema Identitas Etnis Tionghoa Dalam Film Televisi (Ftv) Indonesia (Analsis Semiotik Tentang Representasi Etnis Tionghoa Di Singkawang Dalam FTV Bakpao Ping Ping).

0 1 15

DAFTAR PUSTAKA Dilema Identitas Etnis Tionghoa Dalam Film Televisi (Ftv) Indonesia (Analsis Semiotik Tentang Representasi Etnis Tionghoa Di Singkawang Dalam FTV Bakpao Ping Ping).

0 2 4

DILEMA IDENTITAS ETNIS TIONGHOA DALAM FILM TELEVISI (FTV) INDONESIA Dilema Identitas Etnis Tionghoa Dalam Film Televisi (Ftv) Indonesia (Analsis Semiotik Tentang Representasi Etnis Tionghoa Di Singkawang Dalam FTV Bakpao Ping Ping).

1 6 18