Struktur Anatomis Kayu DASAR TEORI

8

2.2 Struktur Anatomis Kayu

Struktur anatomis kayu ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran secara mikroskopis yang meliputi pori, jari-jari, parenkim, dimensi serat dan kadang-kadang saluran interselular Martawijaya dkk,1981. Bagian-bagian penampang melintang pohon ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2.3 Penampang melintang pohon Regis B.Miller,1999. Jika sebatang pohon kita potong melintang, maka terdapat beberapa macam bagian, yaitu : a. Bagian A merupakan kulit luar outer bark, yaitu bagian yang telah mati yang tugasnya melindungi bagian-bagian disebelah dalamnya. b. Bagian B merupakan kulit dalam inner bark, yaitu bagian yang masih hidup, yang gunanya untuk mengangkut atau menghantarkan makanan yang dibuat di daun ke bagian-bagian bawah lainnya. c. Bagian C merupakan kambium, yaitu sebuah lapisan yang sangat tipis tebalnya hanya berukuran micron saja. Proses pertumbuhan terjadi pada lapisan kambium ini, dimana sel memecah, bertumbuh dan memecah lagi untuk membentuk sel-sel kulit baru atau zat kayu baru. d. Bagian D merupakan kayu gubal sapwood, yaitu bagian kayu yang lunak, berwarna keputih-putihan dan tebalnya berlainan untuk macam-macam kayu, mulai dari 1 cm sampai 20 cm atau lebih tergantung dari jenisnya pohon. 9 e. Bagian E merupakan kayu inti heartwood, yaitu bagian inti yang kuat dan kokoh. Warnanya sedikit lebih tua dari pada kayu gubal. Bagian ini lebih awet dari pada kayu gubal karena tidak terdapat bahan-bahan makanan di dalamnya. Karena itu hal ini penting artinya jika kita merencanakan sebuah konstruksi kayu yang ditempatkan pada tempat yang berpotensi besar untuk terjadi pelapukan, misalnya tertimbun di dalam tanah. f. Bagian F merupakan hati kayu pitch, yaitu bagian yang terdalam yang sangat berguna untuk menentukan suatu jenis pohon. Jenis pohon sendiri dapat digolongkan menjadi 2 golongan besar, yaitu kayu lunak softwood dan kayu keras hardwood Wiryomartono,1976.

2.3 Sifat higrokospik