30
2.6 Sambungan Kayu
2.6.1 Pengertian sambungan
Sambungan adalah lokasi sederhana yang menghubungkan dua bagian atau lebih menjadi satu dengan bentuk tertentu pada ujung-ujung perlekatannya. Menurut
pun 1987, sambungan kayu adalah sambungan yang mengikat dua atau lebih papan kayu secara bersamaan dengan menggunakan alat sambung mekanik seperti paku,
baut, konektor atau menggunakan alat sambung berupa perekat struktural. Tipe sambungan dengan alat sambungan dengan alat sambung mekanik tersebut dikenal
dengan istilah mechanical joint dan tipe sambungan dengan alat sambung perekat disebut glued joint. Sambungan kayu berperan penting dalam pembuatan konstruksi
kayu, seperti bangunan rumah, gedung, menara, maupun jembatan. Hal ini dikarenakan struktur kayu terbuat dari komponen yang harus disambungkan secara
bersama-sama untuk memindahkan beban yang diterima oleh komponen kayu tersebut.
Penyambungan kayu dilakukan untuk memperoleh panjang yang diinginkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang sesuai dengan yang
diinginkan. Sambungan pada suatu konstruksi merupakan titik kritis atau terlemah pada konstruksi tersebut. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan
yang cocok dan pas, tidak longgar agar tidak saling bergeser dan tidak longgar agar tidak saling bergeser dan tidak terlalu kencang. Penyambungan tidak boleh sampai
merusak kayu yang disambung tersebut. Setelah bentuk sambungan selesai dibuat hendaknya diberi bahan pengawet agar tidak lapuk dan sebaliknya sambungan kayu
yang dibuat terlihat dari luar agar mudah untuk dikontrol Surya, 2002. Menurut Wiryomartono 1976, kekuatan sambungan dipengaruhi oleh
ukuran kayu, arah gaya beban terhadap arah serat kayu, ukuran kayu yang disambung dan pelat sambung, kadar air kayu, jarak antar alat sambung dan ukuran
alat sambung. Lebih lanjut dikemukakan bahwa apabila gaya beban tidak sejajar dengan arah serat maka kekuatan sambungan akan berkurang. Pengaruh
penyimpangan arah serat dilukiskan sebagai garis sinusoida.
31
2.6.2 Baut sebagai alat sambung