Objek Penelitian Operasionalisasi Variabel

51 Rian Nurjanah, 2016 PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kepribadian karyawan dan persepsi budaya organisasi terhadap employee engagement pada PT. INTI Persero. Objek penelitian ini terdiri dari variabel bebas independent variable yaitu kepribadian karyawan employee personality dan persepsi budaya organisasi organizational culture perception , serta variabel terikat dependent variable yaitu employee engagement . Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. INTI Persero. Objek penelitian dapat digunakan untuk mengetahui gambaran kepribadian karyawan, persepsi budaya organisasi menurut karyawan, dan gambaran employee engagement , serta untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari kepribadian dan persepsi budaya organisasi terhadap employee engagement . Penulis melakukan penelitian di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia Persero yang berlokasi di Jl. Mohammad Toha No. 77 Bandung 40253.

3.2. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

3.2.1. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono 2012:12 pendekatan kuantitatif yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dalam pelaksanaannya dengan berdasarkan kepada variabel-variabel yang diteliti maka akan dilakukan metode penelitian deskriptif verifikatif. Sugiyono 2008:86 berpendapat bahwa: Metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang Rian Nurjanah, 2016 PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Lewat penelitian deskriptif ini maka dapat diperoleh gambaran mengenai kepribadian karyawan, persepsi budaya organisasi menurut karyawan, dan employee engagement pada PT. INTI Persero. Sementara itu, metode penelitian verifikatif untuk mengetahui pengaruh antara variabel Kepribadian dan Persepsi Budaya Organisasi terhadap variabel Employee Engagement yang dilakukan melalui pengumpulan data di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia Persero Bandung. Berdasarkan jenis penelitiannya yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory . Menurut Sugiyono 2008:11, bahwa yang dimaksud survey explanatory adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah bukan buatan, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur, dan sebagainya.

3.2.2. Desain Penelitian

Menurut Suryana 2010:30 mengemukakan bahwa “Desain penelitian merupakan tipe penyelidikan yang akan dilakukan dan tergantung pada tipe masalah. Ada beberapa tipe desain penelitian, diantaranya desain korelasional, desain kausal komparatif, desain penelitian kasus dan penelitian lapangan, desain penelitian eksperimen dan desain penelitian tindakan.” Desain penelitian yang penulis gunakan adalah desain penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti. Maka desain kausalitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian Rian Nurjanah, 2016 PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu karyawan dan persepsi budaya organisasi terhadap employee engagement pada PT. INTI Persero.

3.3. Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel penelitian adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” Sugiyono, 2008:58. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan dibahas, yaitu: 1. Variabel Independen X Variabel Independen adalah variabel bebas yang tidak terikat oleh faktor-faktor lain, tetapi mempunyai pengaruh terhadap variabel lain. Variabel bebas disini adalah kepribadian karyawan X 1 dan persepsi budaya organisasi X 2 . 2. Variabel Dependen Y Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat disini adalah employee engagement . Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Adapun penjabaran variabel- variabel tersebut ke dalam operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1. 1 Operasional Variabel Variabel TraitsDimensi Karakteristik Indikator Tingkat Pengukuran Skala Konsep Variabel Kepribadian X 1 “ Personality defined as the sum total of ways in which an individual react and interacts with others, the measurable traits a person exhibits. ” Robbins Judge: 1. Ekstraversi extraversion  Senang bergaul  Tingkat karyawan mengajak berkenalan ketika bertemu karyawan baru Ordinal  Mempunyai banyak energi  Tingkat karyawan untuk gesit dalam melakukan pekerjaan. Ordinal  Mudah bersosialisasi  Tingkat kenyamanan karyawan dalam membina hubungan sosial dengan rekan kerja. Ordinal Rian Nurjanah, 2016 PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015: 81 2. Keramahan agreeableness  Penolong  Tingkat seringnya masalah rekan satu divisi terpecahkan melalui bantuan karyawan. Ordinal  Peduli  Tingkat kepedulian individu terhadap masalah yang dialami rekan kerja. Ordinal  Mudah Percaya  Tingkat kepercayaan karyawan bahwa rekan kerja akan bekerja dengan baik ketika bekerja sama. Ordinal 3. Kehati-hatian conscientious- ness  Teratur  Tingkat seringnya karyawan dalam membuat schedule untuk merencanakan terlebih dahulu pekerjaan apa saja yang akan diselesaikan setiap harinya. Ordinal  Bertanggung jawab  Tingkat ketepatan waktu karyawan dalam menyelesaikan tugas. Ordinal  Dapat diandalkan  Tingkat seringnya karyawan mampu mengatasi kendala yang ditemukan dalam pekerjaan. Ordinal 4. Stabilitas emosional emotional stability  Relaks  Tingkat kemudahan karyawan untuk merasa relaks ketika dibawah tekanan. Ordinal  Tingkat karyawan dalam menyelesaikan konflik dengan kepala dingin. Ordinal  Optimis  Tingkat keyakinan karyawan bahwa usaha yang dilakukan akan memberikan hasil optimal pada perusahaan. Ordinal 5. Keterbukaan pada pengalaman  Ingin tahu  Tingkat karyawan dalam mencari informasi mengenai hal-hal yang baru. Ordinal Rian Nurjanah, 2016 PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu openness to experience  Kreatif  Tingkat karyawan dalam menyampaikan pada rekan kerja terkait ide-ide yang memudahkan dalam pekerjaan. Ordinal  Inovatif  Tingkat karyawan menggunakan cara yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya dalam menyelesaikan pekerjaan. Ordinal Budaya Organisasi X 2 “ Organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organizations .” Robbins Judge,

2015: 355

1. Inovasi dan pengambilan risiko  Dorongan perusahaan agar karyawan berinovasi dan berani menghadapi risiko  Tingkat perusahaan dalam menghargai pengajuan idepemikirancara baru yang disampaikan oleh karyawan. Ordinal  Tingkat dukungan perusahaan agar karyawan berani menghadapi risiko. Ordinal 2. Memperhati- kan detail  Dorongan perusahaan agar karyawan memperhati- kan detail  Tingkat perusahaan dalam menghargai karyawan yang bekerja mengikuti prosedur. Ordinal  Tingkat kepatuhan karyawan yang melaksanakan tugas sesuai dengan jobdesk yang sudah ditentukan. Ordinal 3. Orientasi pada hasil  Dorongan perusahaan yang menitikberat- kan pada pencapaian hasil  Tingkat perusahaan dalam mengutamakan pencapaian hasil. Ordinal  Tingkat perusahaan dalam menginformasikan tujuan dengan baik kepada seluruh karyawan. Ordinal 4. Orientasi pada orang  Perusahaan menghargai hak-hak karyawan  Tingkat perusahaan dalam menghargai kompetensi yang dimiliki karyawan. Ordinal  Perusahaan memperlaku- kan karyawan dengan adil  Tingkat perusahaan memperlakukan karyawannya dengan sama adil. Ordinal Rian Nurjanah, 2016 PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Trust  Tingkat perusahaan mempercayakan pekerja untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya secara mandiri. Ordinal 5. Orientasi pada tim  Dorongan perusahaan unruk kerjasama tim internal  Tingkat perusahaan mendorong karyawan untuk bekerja sebagai suatu tim. Ordinal  Kerjasama tim eksternal Networking  Tingkat perusahaan dalam mendukung karyawan untuk mencari informasi terkait perluasan hubungan jaringan kerja. Ordinal 6. Keagresifan  Dorongan perusahaan agar karyawan agresif dan kompetitif  Tingkat perusahaan dalam menghargai pekerja yang agresif untuk memiliki standar kinerja tinggi. Ordinal  Tingkat perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang kompetitif. Ordinal 7. Stabilitas  Orientasi pada nilai- nilai yang stabil.  Tingkat konsistensi perilaku dan tindakan pekerja dengan nilai-nilai, norma dan keyakinan yang berlaku. Ordinal  Tingkat kemudahan yang dirasa karyawan ketika mematuhi nilai-nilai utama perusahaan. Ordinal Employee Engagement Y “ Employee Engagement merupakan keadaan pikiran yang positif dan bahagia 1. Vigor  Semangat  Tingkat semangat karyawan saat bekerja. Ordinal  Ketahanan kerja tinggi  Tingkat karyawan dapat terus bekerja dalam waktu yang lama. Ordinal  Gigih  Tingkat pantang menyerah karyawan dalam bekerja. Ordinal Rian Nurjanah, 2016 PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengenai pekerjaan, yang ditengarai oleh semangat, dedikasi, dan absorpsi.” Schaufeli Bakker: 2010: 13 2. Dedication  Perasaan bermakna  Tingkat karyawan merasa pekerjaan yang dilakukan bermakna memiliki arti dan tujuan baginya. Ordinal  Antusias  Tingkat antusiasme karyawan terhadap pekerjaannya. Ordinal  Terinspirasi  Tingkat karyawan merasa pekerjaannya menginpirasi Ordinal  Bangga  Tingkat kebanggaan karyawan dengan pekerjaan yang dilakukannya. Ordinal 3. Absorption  Terserap larut dalam pekerjaan.  Tingkat karyawan merasa waktu berlalu dengan cepat ketika bekerja. Ordinal  Bahagia  Tingkat kesenangan karyawan saat sibuk bekerja. Ordinal  Konsentrasi penuh  Tingkat konsentrasi penuh karyawan ketika bekerja. Ordinal

3.4. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data