Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi merupakan perubahan zaman apabila tidak bisa dihadapi dengan persiapan yang matang oleh bangsa Indonesia dihawatirkan akan merusak
suatu tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh globlisasi salah satunya ialah batas-batas wilayah negara bukan lagi hambatan bagi proses hubungan atau
interaksi antarumat manusia disegala aspek kehidupan dan kepentingan. Globalisasi membawa perubahan yang besar dalam tatanan kehidupan sosial,
budaya, ekonomi dan politik. Dewasa ini, tidak bisa ditampikkan bahwa Indonesia harus mengahadapi masalah yang sangat berat yaitu perubahan tatanan sosial,
politik ekonomi, pertahanan negara dan lain sebagainya sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya perubahan yang terjadi pada
lingkungan strategis global disebabkan oleh perkembangan dan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun karena perubahan tata nilai
dalam kehidupan masyarakat global. Kekuatan yang lebih dahsyat adalah bahwa globalisasi itu akan
mempengaruhi kehidupan dimanapun manusia hidup. Senada dengan uraian di atas, Kalidjernih 2009:118 menyatakan bahwa:
Globalisasi dapat mendorong terbentuknya suatu budaya global baru yang lebih luas. Hal itu dapat berupa globalisasi budaya, dengan ditandai oleh
aliran tanda-tanda, simbol-simbol dan globalisasi informasi diseluruh dunia dan reaksi terhadap aliran ini. Kekuatan ini memungkinkan jangkauan
informasi yang luas sehingga dapat dikonsumsi lebih banyak orang. Ini berarti bahwa masyarakat diberbagai pelosok dunia bukan hanya berbagi
pengetahuan melainkan juga berbagi masalah.
Globalisasi membawa perubahan-perubahan di dalam tatanan kehidupan sosial yang disebut sebagai jiwa globalisasi yang dikemukakan oleh James, P.
2010 dalam Tilaar 2012:23 sebagai berikut : 1.
Interkonektivitas khususnya melalui hubungan komunikatif elektronik. Dalam setiap momentum, baik dalam keadaan tatap muka maupun
dalam isolasi kita secara individu merasa bagian dari dunia ini.
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Kemungkinan yang diberikan teknologi yang telah membuat
interkonektivitas usia baik secara praksis maupun dalam ide. 3.
Adannya interkonektivitas dari manusia maka muncullah masalah keamanan karena kita berada ditengah masyarakat asing.
4. Keadilan dan demokratis merupakan hal yang imperatif dalam
pengakuan hak asasi manusia. 5.
Kemerdekaan, otonomi, dan transendensi. Kemerdekaan dan otonomi merupakan syarat mutlak untuk mengatasi keterbatasan dan
penindasan. Demikian pula transendensi merupakan salah satu tuntutan hidup manusia yang mempunyai hak otonomi sendiri.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa sesungguhnya globalisasi membawa berbagai perubahan tatanan kehidupan yang disebabkan sebuah interkonektivitas
hubungan komunikasi yang semakin mudah, interkonektivitas baik secara psikis maupun ide-ide. Perubahan tatanan kehidupan terebut akan berdampak pada
sistem keamanan dalam sebuah negara, rasa keadilan, demokratis dan pengakuan hak asasi manusia, serta kemerdekaan dan otonomi individu.
Indonesia telah memasuki sebuah kenyataan bahwa ekspansi proses transnasional dan fleksibilitas pergerakan populasi, kapital dan teknologi
membawa tantangan terhadap kedaulatan dan eksistensi negara. Di satu pihak, kemajuan teknologi informasi dan pertukaran gagasan secara lintas batas. Di lain
pihak, gerakan individu semakin fleksibel dan kurang loyal pada tempat. Kalidjernih 2007:94 mengemukakan kondisi ini lazim dijuluki sebagai crisis
boundaries atau krisis batas-batas. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, dalam era global ini diperlukan suatu bentuk program pendidikan yang mampu
mengakomodasi segala kecenderungan yang mungkin timbul sebagai akibat dari proses globalisasi. Peran lembaga pendidikan menempati posisi yang sangat
strategis, dalam hal ini peran guru disekolah perlu mempersiapkan diri untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengajar.
Pengetahuan dan keterampilan untuk mengajar yang harus dimilki pengajar menurut Merryfield 1990 dalam Wahab A. dan Sapriya 2011:238
meliputi: 1.
Mengapresiasi perbedaan dan persamaan budaya termasuk cara mengajar keberagaman dan kesadaran akan perspektif.
2. Dunia sebagai sebuah konsep yang saling ketergantungan dan saling
terkait.
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3. Keberadaan siswa yang ada pada suatu tempat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh hubungan orang dan organisasi global diseluruh dunia.
Keterampilan yang dikemukakan diatas merupakan kemampuan skill dan pengetahuan dalam melakukan proses pembelajaran yang dimiliki oleh tenaga
pengajar. Skill dan pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga pengajar meliputi pengetahuan akan keberagaman budaya, saling ketergantungan dan siswa
dipengaruhi dan mempengruhi oleh orang dan organiasasi global. Oleh karena mengingat peran lemabaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis
dalam upaya filterisasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi. Masalah utama yang sangat dirasakan oleh bangsa Indonesia dalam
menghadapi era global ini adalah keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan, baik dalam
lingkup nasional ataupun internasional. Untuk mengatasi masalah tersebut tidak kalah pentingnya peran pemuda dan mahasiswa yang dianggap menjadi peran
sentral sebagai sosok pemuda yang harus siap dan tanggap dalam memberikan kontribusinya untuk mengahadapi dampak dari globaisasi. Pemuda dan
mahasiswa berkontribusi mencegah dampak negatif globalisasi melalui sebuah organisasi kepemudaan dan organisasi kepemudaan yang dipandang sebagai peran
sentral pemuda. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdapat sejumlah
komponen yang saling berinteraksi dan berpengaruh, semuanya bergerak ke arah tujuan yang telah ditentukan. James 1996:6 mengatakan Organisasi adalah
wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Hal senada dengan apa
yang dikatakan oleh Sukanto dan Handoko 2000:5 menjelaskan bahwa organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan
tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja, pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan diantara pemegang peranan dan kemudian
digabung kedalam berbagai bentuk hasil. Selanjutnya Muhamad, A. 2000: 23 mengungkapkan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.
Berdasarkan beberapa teori diatas maka dapat disimpukan bahwa organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang atau
individu yang saling berinteraksi dan mempegaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi merupakan suatu wadah kegiatan yang didalam
pelaksanaannya memerlukan adanya suatu kerja sama dan saling hubungan antar anggota melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan
tanggung jawab. Dalam organisasi individu sebagai anggota mempunyai hubungan yang
mendalam antara yang satu dengan yang lain. Hubungan itu dapat berupa hubungan pribadi antaranggota, maupun hubungan secara struktural dan hierarkis,
sepeti antara orang atau individu yang menjadi pemimpin dan staf kelompok serta anggota biasa. Hubungan tersebut berdasarkan pembagian tugas antaranggota
yang menuju suatu kepentingan bersama. Dalam organisasi tersebut terdapat adanya susunan pemimpin dan pembantunya atau stafnya, anggaran dasar dan
rumah tangga yang semua itu menjadi acuan dan pedoman bagi anggota dalam melaksanakan kegiatan. Untuk dapat mencapai tujuan diperlukan suatu tata cara
untuk bekerja. Organisasi merupakan keadaan tata cara untuk memobilisasikan dan
mengkoordinasikan usaha-usaha yang mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Hubungan antaranggota dalam organisasi dan
semua kegiatan didasarkan pada aturan yang sebelumnya sudah ditetapkan. Dengan berpedoman pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, struktur
organisasi dan program kerja yang telah dibuat, para anggota secara bekerja sama dapat melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi tersebut. Dengan
mengikuti organisasi dapat memperoleh manfaat terutama dalam menjalin hubungan dengan orang lain, karena dalam organisasi setiap anggota dituntut
untuk saling berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain. Dalam organisasi terdapat adanya suatu hubungan atau interaksi antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain untuk melakukan suatu kerjasama demi tercapainya
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
suatu tujuan. Dengan adanya tuntutan tersebut organisasi pemuda dan kemahasiswaan dapat menjadi wahana untuk belajar dan pengalaman mahasiswa
dalam menjalin hubungan atau berinteraksi dengan orang lain, sehingga berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecerdasan serta integrasi
kepribadian sebagai warganegara yang demokratis dan partisipasif melalui berbagai organisasi intra kampus dan organisasi kemasyarakatan dalam
masyarakat, Universitas Negeri Semarang UNNES 2003: 65. Melalui kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan mahasiswa yang meliputi penalaran dan
keilmuan, minat dan kegemaran serta upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa di perguruan tinggi. Sesuai dengan Kepmendikbud.155U1998 tentang pedoman
organisasi mahasiswa dalam perguruan tinggi dalam keputusan ini yang dimaksud dengan organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan
sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan
tinggi. Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
kemahasiswaan merupakan suatu wadah bagi sekelompok orang atau mahasiswa dengan suatu koordinasi yang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecerdasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk
mencapai tujuan pendidikan tinggi. Mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran dan tanggung jawabnya
sebagai warganegara yang demokratis dan partisipasif melalui berbagai organisasi intra kampus dan organisasi kemasyarakatan dalam masyarakat. Organisasi intra
kampus beperan aktif dalam mengambangkan wawasan dan kemapuan dalam berorganisasi dan sebagai pendukung teraksananya tridarma perguruan tinggi.
Dari uraian diatas organisasi pemuda memiliki peran membina generasi muda agar menajadi warganegara yang baik disamping membina sikap,
keteladanan, kepemimpinan, dan tanggungjawabnya sebagai warganegara yang
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
demokratis dan memiliki semangat kepeloporan serta menciptakan budaya organisasi demokratis dikalangan mahasiswa. Pemuda yang diharapkan ialah
pemuda yang memiliki semangat juang yang tinggi, motivasi organisasi dan pembudayaan sistem demokrasi.
Melihat dari peran serta organisasi kepemudaan telah ada organisasi kepemudaan yang secara riil melakukan peran dan fungsinya di tengah-tengah
masyarakat. Secara nyata organisasi kepemudaan itu juga mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas dan berdedikasi tinggi bukan hanya untuk
tataran intern organisasinya, tetapi secara nyata tokoh organisasi tersebut juga banyak berkiprah dalam behidupan berbangsa dan bernegara. Organisasi
kepemudaan berkiprah dalam konteks kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan politik nasional. Dengan demikian dalam abad modern yang ditandai oleh
infrastruktur dan teknologi yang berkembang pesat, agar organisasi tetap dapat berperan dan eksis di tengah-tengah masyarakat maka harus melakukan fungsinya
sesuai dengan landasan organisasinya masing- masing. Keberadaan organisasi mahasiswa memiliki peran yang sangat strategis
dalam penanaman nilai-nilai kepemimpinan, lebih dari itu organisasi mahasiswa merupakan wadah aspirasi mahasiswa sebagai yang independen.
Memahami dasar pemikiran oragnisasi mahasiswa dan serta dasar kepemimpinan mahasiswa dapat
dirumuskan beberapa pemikiran yang dapat dijadikan bahan pengembangan organisasi mahasiswa dan peranannya di kampus dan masyarakat. Organisasi
mahasiswa perlu secara terprogram kearah memperkuat nilai-nilai kepemimpinan. Untuk itu kepemimpinan tidak terbatas pada pimpinan formal lembaga
kemahasiswaan, akan tetapi nilai kepemimpinan harus dikembangkan pada setiap individu mahasiswa sehingga memilki kesadaran akan potensi individu.
Organisasi mahasiswa menjadi media pengembangan nilai kepemimpinan sehingga memungkinkan potensi kepemimpinan dapat dikembangkan tanpa
terhambat oleh birokrasi keorganisasian. Oragnisasi mahasiswa menjadi aset perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas partisipasi mahasiswa dalam dalam
menjalankan birokrasi organisasi kemahasiswaan. Oraganisasi mahasiswa merupakan sebuah wadah pendidikan kepemimpinan yang mendasari perilaku
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
manajerial sehingga pelaksanaan oeganisasi lebih terarah dan terograniasir. Intelektualitas dan profesionalitas hendaknya dijadikan sebagian sifat
kepemimpinan mahasiswa dan yang perlu dipandang bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi kepemimpinan, dengan demikian secara profesional harus
dikembangkan dengan menggunakan lembaga ornganisasi kemahasiswaan sebagai media pengembangannya.
Sesuai dengan misi pola pengembangan mahasiswa menyatakan mengembangkan idealisme dan suasana demokratis dalam kehidupan
kemahasiswaan. Kultur yang dibangun dalam suasana kepemimpinan mahasiswa menciptakan iklim yang demokratis terutama mengenai peran yang positif
terhadap organisasi. Secara pembiasaan suasana demokratis dapat dibangun dengan memberikan kesempatan terhadap pengurus dalam menyampaikan dan
mengembangkan pemikiranya dalam setiap divisi kepengurusan organisasi. Secara kondisional upaya ini dapat dilakukan dengan penuh kesadaran, terencana,
teratur dan terarah berkesinambungan untuk mewujudkan sikap tanggung jawab serta kesadaran demokrasi dalam berorganisasi. Mekanisme pemilihan pengurus
dari ormawa merupakan sarana pengemabangan sikap demokrasi pada mahasiswa. Mekanisme ini merupakan ajang pembelajaran bagi mahasiswa untuk
mengemukakan pendapat secara rasional dan bertanggung jawab, menghargai orang lain yang mempunyai pandangan berbeda tanpa menimbulkan konflik dan
permusuhan. Pembiasaan sikap demokratis dan rasional dalam kepengurusan oraganisasi mahasiswa ini berfungsi sebagai wadah pengembangan potensi yang
dimiliki mahasiswa dan eksistensinya secara formal diakui oleh kampus. Kondisi yang diharapkan kondisi organisasi kemahasiswaan di perguruan
tinggi adalah terjadinya sebuah keseimbangan proporsi kegiatan bidang kurikuler yang dilaksanakan mahasiswa. Lebih dari itu ormawa mampu melibatkan
mahasiswa dalam mengembangkan aktualisasi diri serta meningkatkan daya saing mahasiswa dalam berbagai kompetensi melalau berbagai sarana yang diberikan
oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan program kerja ormawa. Iklim yang dibangun adalah iklim komunikasi yang dialogis antara perguruan tinggi dan
pengurus ormawa dalam mengatasi permasalaahn yang dihadapi. Dari berbagai
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kegiatan yang dilakukan akan adanya kesadaran mahasiswa bahwa posisi mereka sebagai dari bagian civitas akademika yang tetap menjunjung tinggi harkat dan
martabat perguruan tinggi. Dari berbagai program kerja organisasi yang dilakukan dapat meningkatkan tanggung jawab mahasiswa terhadap aturan, peningkatan
kualitas diri baik sebagai individu maupun kelompok sehingga tercipta sebuah prestasi akademik yang membanggakan. Meningkatnya keterlibatan pembimbing
kegiatan kemahasiswaan dalam membantu mahasiswa mengembangkan program- program kemahasiswaan dan aktualisasi mahasiswa.
Pembangunan bangsa yang demokrasi partisipatif diperlukan adanya suatu upaya dan proses pendidikan demokrasi yang sungguh-sungguh mengingat secara
historis, bangsa Indonesia memiliki latar belakang sistem pemerintahan kerajaan yang berbeda dengan sistem demokrasi. Oleh karena itu, akan tejadi berbagai
polemik dalam masyarakat yang dapat menggerus proses demokrasi di indonesia. Untuk menjaga eksistensi demokrasi di Indonesia perlunya penyelenggaraan
pendidikan demokrasi yang terus-menerus dan berkesinambungan baik melalui lembaga persekolahan maupun melalui organisasi kemasyarakatan dan organisasi
mahasiswa. Pembangunan bangsa seyogianya melibatkan berbagai komponen bangsa,
baik pada tataran supra strukutur politik maupun infrastruktur politik, teoritis maupun praktisi, berbagai komponen pendidikan pada seluruh jenjang dan jenis,
serta partisipasi seluruh warganegara dan bangsa. Dari seluruh komponen berpengaruh tersebut, komponen pendidikan memiliki posisi yang sangat
strategis. Pendidikan sebagai wahana transformasi budaya, nilai, ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan seni telah menjadi pusat untuk pembangunan
sumber daya manusia baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal. Sejumlah bahan kajian dan mata pelajaranpun telah ditawarkan, baik yang
berdasarkan pada kebijakan pemerintah untuk jangka waktu tertentu maupun berdasarkan pada tuntutan perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat.
Bahan kajian yang telah menjadi program pendidikan dan ditawarkan di Indonesia yang tetap eksis hingga kini adalah Pendidikan Kewarganegaraan
PKn.
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pendidikan kewarganegaraan memiliki dua istilah teknis, yaitu civic educatian dan citizenship education, sesuai dengan yang di utarakan oleh Cogan
1994 dalam Budimansyah D. 2012 : 44. Civic educatian dapat diartikan sebagai suatu mata pelajaran dasar yang diracang untuk mempersipkan warga
negara muda agar nantinya menjadi dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakat. Sedangkan citizenship education mencakup pengalaman belajar di
luar sekolah, baik dalam lingkungan keluarga, pengalaman dalam organisasi keagamaan, pengalaman dalam organisasi kemasyarakatan dan pengalaman
melalui media yang membantu untuk menjadi warganegara seutuhnya. PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas, demokratis dan religius serta memiliki karakteristik yang multidimensional. Maka dari itu Winataputra 1999:23
mengemukakan bahwa PKn perlu dilihat dalam tiga kedudukan, yaitu: 1.
PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai “civic virtue” dan “civic culture” yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler
dan gerakan sosial budaya kewarganegaraan. 2.
PKn sebagai program kurikuler yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas, demokratis, dan
religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah, yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara interdisipliner, sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih
dan bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu, masyarakat, bangsa dan negara.
3. PKn sebagai gerakan sosial budaya kewarganegaraan yang sinergistik
dilakukan dalam upaya membangun “civic virtue” dan “civic culture”
melalui partisipasi aktif secara cerdas, demokratis dan religius dalam lingkungannya.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa kedudukan PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah yakni “civic virtue” dan “civic culture”, PKn sebagai program
kurikuler yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah
maupun di luar sekolah dan PKn sebagai gerakan sosial budaya kewarganegaraan yang sinergistik d
ilakukan dalam upaya membangun “civic virtue” dan “civic culture” melalui partisipasi aktif secara cerdas, demokratis dan religius.
Berkaitan dengan kajian PKn dan kedudukan PKn diatas tersebut,
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Muchtar 2000:6 mengemukakan
bahwa mata
pelajaran pendidikan
kewarganegaraan: Memiliki potensi yang sangat strategis sebagai pendidikan demokrasi,
karena secara etismologis dikembangkan dalam tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi untuk menegakkan
negara hukum. Dengan demikian, sangat menarik dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu mengembangkan
nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki wawasan dan kemampuan untuk berpikir, bersikap dan bertindak demokratis.
Dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir, bersikap, bertindak, berkembang
dan berinteraksi dengan cerdas, kritis analitis, berpartisipasi aktif dan bertanggungjawab terhadap diri, lingkungan masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Mewujudkan warganegara yang menjiwai nilai-nilai demokrasi, budaya, hukum, keilmuan, serta watak yang bersemangat dan mewujudkan sikap
demokratis dalam negara Indonesia yang religius, adil, beradab dan bersatu, bermasyarakat yang berkeadilan sosial. Oleh karena itu, fokus dan target utama
dari pembelajaran PKn adalah pembekalan pengetahuan, pembinaan sikap perilaku, dan pelatihan keterampilan sebagai warga negara domokrasi dan taat
hukum dalam kehidupan masyarakat madani. Disamping itu, PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
disemua jenjang dan jenis sekolah secara pragramatik memiliki psyco-pedagogis, yaitu membina warganegara yang demokratis dalam ruang lingkup pendidikan di
lembaga pendidikan fomal maupun formal. Sapriya dan Winataputra 2010:1.2 menyatakan bahwa tugas PKn dengan paradigma barunya mengembangkan
pendidikan demokrasi mengembangkan tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan
warganegara civic
intelegence, membina
tanggungjawab warganegara civic responsibility dan mendorong partisipasi warganegara civic
participations. Kedudukan PKn dalam konteks demokrasi adalah dalam rangka
tranformasi nilai-nilai demokrasi sebagaimana pernah dikemukakan Toqueville, A. 1859, Branson 1998 dalam Wahab A. dan Sapriya 2011:41-44 bahwa
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
each generation is a new people that mush acquire the knowledge, learn the skills and develop disposition or trait of vrivate and public character that undergird a
constitusional democracy. Hal ini menunjukakan bahwa betapa pentingnya proses pembelajaran bagi suatu generasi untuk mewarisi pengetahuan, keterampilan dan
watak atau sifat karakter pribadi maupun publik demi tegaknya demokrasi konstitusi.
Perilaku dan kultur demokrasi di oraganisasi dan masyarakat didasari oleh nilai-nilai demokrasi yang mengakui adanya hak bagi setiap individu . Masyarakat
yang demokratis adalah masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi. Menurut Cipto 2002 dalam Taniredja 2009:59 nilai-nilai demokrasi meliputi
kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan
berkelompok, kebebasan
berpartisipasi, kesetaraan antarwarga, rasa percaya trust dan kerjasama. Lebih lanjut menurut Dahl 1971 dalam Candra C. 2012:73 mengemukakan bahwa
kebebasan menyatakan pendapat adalah sebuah hak bagi warga negara biasa yang wajib dijamin dengan undang-undang dalam sebuah sistem politik demokrasi.
Masyarakat yang demokrastis akan menjunjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan adanya sebuah jaminan perlindungan hukum terhadap kebebasan menyatakan
pendapat baik individu maupun kelompok yang diatur oleh undang-undang. Kebebasan berkelompok diperlukan untuk membentuk organisasi
mahasiswa, partai politik, organisasi massa, perusahaan dan kelompok-kelompok lain. Kebebasan berpartisipasi sesungguhnya merupakan gabungan dari kebebasan
berpendapat dan berkelompok. Kesetaraan diartikan sebagai adanya kesempatan yang sama bagi setiap warganegara. Rasa percaya antara politisi merupakan nilai
dasar lain yang diperlukan agar demokrasi dapat terbentuk. Kerjasama yang dimaksud di sini adalah kerjasama dalam hal kebajikan. Perilaku demokrasi warga
negara merupakan sebuah bentuk internalisasi nilai demokrasi yang menujukan sebuah sikap kepekaan terhadap permasalahan sosial dan partisipasi demokratis
warganegara. Kesadaran merupakan sikap dan perilaku mengetahui atau mengerti
terhadap sebuah aturan dan memiliki ketaatan terhadap aturan serta ketentuan perundang-undangan. Kesadaran seseorang dapat berimplikasi terhadap cara
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pandang seseorang berkaitan dengan dirinya maupun lingkugannya. Fraenkel 1940 dalam Djahiri 1985 dalam Candra 2011:75 mengatakan kesadaran
adalah suatu tingkat kesiagaan individu pada saat ini stimulus internal dan eksternal, terhadap peristiwa dilingkungan dan sensasi tubuh, memori dan fikiran.
Kesadaran seseorang dapat menjadikan seseorang berfikir tentang masa sekarang dan masa depannya dengan menjadikan masalalu sebagai pijakan dalam
melangkah. Kemudian selanjutnya Widjaya 2006:83 mengatakan sifat kesadaran itu yaitu sebagai berikut:
a. Kesadaran itu bersifat statis, yaitu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan berupa ketentuan-ketentuan dalam masyarakat. b.
Kesadaran bersifat dinamis, yang menitikberatkan pada kesadaran yang timbul dari kesadaran moral, keinsyafan dari dalam dir sendiri yang
merupakan sikap batin yang tumbuh dari rasa tanggung jawab.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran demokrasi merupakan sikap batin yang tumbuh dari rasa
tanggung jawab yang menitikberatkan pada kesadaran yang timbul dari kesadaran moral, keinsyafan dari dalam diri sendiri untuk bertindak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan berupa ketentuan-ketentuan dalam masyarakat. Dalam tatanan masyarakat yang lebih luas dan pemerintahan, demokrasi dilakukan
dengan pemilih oleh rakyat, memalakukan pemilu yang bebas, adil dan bekerinambungan dengan tetep diberikan kebebasan untuk berasosiasi bagi setiap
warganegara. Dalam menanggai fenomena sosial baik ditingkat lokal dan nasional
mahasiswa selayaknya bersikap sebagai warga masyarakat akademis, sehingga citranya tetap sebagai civitas akademik. Fenomena bertolakbelakang yang terjadi
ialah mahasiswa masih belum mencerminkan sikap sebagai insan akademis, yaitu memahami etika, tatacara berkomunikasi, penggunaan nalar dalam bertindak,
pemahaman terhadap hak, tanggung jawab dan kewajibannya sebagaimana yang diharapkan, baik sebagai bagian dari masyarakat kampus, maupun sebagai warga
negara Indonesia. Mahasiswa hendaknya tampil sebagai kekuasaan moral moral force yang menyuarakan hati nurani masyarakat social conscience. Citra ini
perlu dikukuhkan oleh perilaku mahasiswa pada umumnya, bukan hanya citra
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sebagai demonstran yang menyuarakan sikap tidak setuju dan menetang tanpa menawarkan alternatif pemecahannya. Dalam menungkapkan ketidak setujuan
atau penolakan, mahasiswa sebaiknya menyarankan hasil pemikirannya dalam bentuk alternatif jalan keluar pemecahan masalah.
Pada umumnya, permasalahan pembinaan organisasi mahasiswa yang dikemukakan oleh Polbangwa 2006 bahwa kebijakan yang ada di berbagai
perguruan tinggi saat ini mencerminkan keadaan yang relatif sama yaitu belum adanya keterpaduan antara kegiatan kurikuler dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Kondisi ini jelas kurang kondusif untuk mendorong keterlibatan mahasiswa dalam kegaiatan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
dan aktualisasi diri mahasiswa. Pola pengemabangan mahasiswa Polbangwa 2006:6 mengemukakan berbagai permasalahan yang dihadapi organisasi
mahasiswa, meliputi: 1.
Secara kuantitatif, masih sangat sedikit mahasiswa yang berminat pada program pengembangan penalaran dan kelimuan; bakat, minat, dan
kemampuan; kesejahteraan; kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang. 2.
Ketika terjadi peristiwa yang menyangkut kepentingan masyarakat luas, mahasiswa dengan cepat menunjukan sikapnya melalui protes yang
cenderung reaktif dan sporadis. 3.
Keterlibatan organisasi eksta perguruan tinggi secara langsung didalam kampus akan dapat berdampak pada pengkotak-kotakan mahasiswa yang
selanjunya dapat mengakibatkan perpecahan dan konflik dikalangan mahasiswa.
4. Kesalah pengetian menafsirkan Kepmendikbud Nomer 155U1998
tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi sebagai pemberian kebebasan seluas-luanya kepada mahasasiswa tanpa
memperhatikan kedudukan, fungsi dan tanggung jawabnya. Secara kuantitatif, masih sangat sedikit mahasiswa yang berminat pada
program pengembangan penalaran dan kelimuan; bakat, minat, dan kemampuan; kesejahteraan; kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang. Keadaan ini antaralain
dilatarbelakangi oleh tingginya biaya perkuliahan yang mengakibatkan mereka ingin cepat selesai dan segera mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.
Oleh karena itu untuk dapat lebih banyak lagi mahasiswa, maka kegiatan kemahasiswaan selain ditujukan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa,
sebaiknya juga ditujukan untuk mengemangkan keahlian atau keterampilan yang
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mendukung mereka untuk memudahkan dalam mencari kerja dan menciptakan kerja setelah lulus nanti.
Mahasiswa yang berpartisipasi dalam organisasi mahasisswa ormawa intra perguruan tinggi jumlahnya relatif kecil, akan tetapi ketika terjadi peristiwa
yang menyangkut kepentingan masyarakat luas, mahasiswa dengan cepat menunjukan sikapnya melalui protes yang cenderung reaktif dan sporadis.
Keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas semacam ini, di satu sisi bernilai positif karena mereka menunjukan tingkat kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi.
Tetapi disisi lain bernilai negatif karena dalam mengekspresikan protesnya itu cenderung mengabaikan kaidah-kaidah akademik yang dijunjung tinggi oleh
perguruan tinggi. Keterlibatan organisasi eksta perguruan tinggi terutama parpol secara
langsung didalam kampus akan dapat berdampak pada pengkotakan mahasiswa yang selanjunya dapat mengakibatkan perpecahan dan konflik dikalangan
mahasiswa. Keterlibata semacam itu jelas bertentangan dengan Kepmendikbud Nomor 155U1998, tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di
Perguruan Tinggi dan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 26Diktikep2002, tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam kehidupan
kampus. Mahasiswa cenderung menafsirkan Kepmendikbud Nomer 155U1998
tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi sebagai pemberian kebebasan seluas-luanya kepada mahasasiswa tanpa memperhatikan
kedudukan, fungsi dan tanggung jawabnya. Kesalah pengetian ini terjadi karena adanya aturan Kepmendikbud pasal 2
, bahwa “organisasi kemahasiswaan diperguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk
mahasisswa dengan memberikan peranan dan kekeluasaan yang lebih besar kepada mahasiswa
”. Padahal Kepmendikbud pada pasal 6 tersebut diatur bahwa “derajat kebebasan mahasiswa intra perguruan tinggi terhadap perguruan tinggi
ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan pimpinan perguruan tinggi dengan tetap berpedoman bahwa pimpinan perguruan tinggi merupakan
penanggung jawab segala kegiatan diperguruan tinggi dan atau mengatasnamakan
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
perguruan tinggi”. Kesalahpengertian ini berdampak pada sikap mahasiswa yang merasa berhak untuk mengabaikan wewenang pimpinan perguruan tinggi untuk
mengatur ormawa di kampus. Kesalahpahaman ini harus segera diatasi melalui proses audiensi dan berbagai kegiatan yang difasilitasi oleh perguruan tinggi.
Dewasa ini peran pemuda atau mahasiswa terlihat sangat kurang berperan aktif dalam organisasi kemahasiswaan serta rendahnya partisipasi politik sebagai
wujud dari kurangnya kesadaran demokrasi dan semangat kepeloporan yang dimiliki. Hal tersebut disebabkan oleh banyak aspek yang mempungaruhi
terjadinya penurunan kesadaran pemuda atau mahasiswa akan peran sentral pemuda yang seharusnya memiliki kapasitas sebagai agen perubahan sekaligus
monitoring terhadap isu atau fenomena yang sedang berkembang. Permasalahan nyata terjadi dikalangan mahasiswa ialah sikap apatis
terhadap kepemimpinan mahasiswa dalam sebuah organisasi kampus. Fenomena ini berujung pada rendahnya tingkat jumlah mahasiswa yang mengikuti pemilihan
ketua himpunan mahasiswa, rapat kepengurusan himpunan, sikap apatis ini juga berdampak pada rendah pertisipasi mahasiswa dalam organisasi. Fenomena lain
juga terlihat pada rendahnya kepercayaan mahasiswa terhadap himpunan dalam upaya penyelesaian masalah kemahasiswaan. Mahasiswa lebih menganggap
bahwa orasi dilapangan merupakan sebuah cara yang paling efisien menyelesaikan masalah diabandingkan dengan melakukan sebuah upaya
diplomasi terhadap organisasi mahasiswa dan bahkan terhadap kampus. Walaupun pada dasarnya fenomena demonstrasi adalah hal yang lumrah dalam
demokrasi, tapi demonstrasi merupakan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah itu yang dianggap keliru dalam proses demokrasi.
Fenomena yang terjadi tersebut mencederai citra organisasi mahasiswa sebagai organisasi pelopor kepemudaan dan pemuda yang mengedepan
diplomatis. Sehingga keberadaan organisasi mahasiswa dipandang sebelah mata oleh perguruan tinggi karena keberadaanya yang dirasakan membuat sebuah
gerakan yang tidak mendukung kebijakan kampus. Padahal keberadaan sangat memiliki peran yang sangat strategis dalam kepeloporan pemuda dan idealisme
pemuda serta pemikiran demokrasi.
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Organisasi kemahasiswaan mempunyai peran yang sangat urgen dalam kehidupan negara kita ini. Salah satu peran yang urgennya adalah berupaya untuk
membangun demokrasi yang sehat dan bersih dan dapat menunjukan aspek akademis dilandasi oleh nilai-nilai pancasila dan undang-undang. Organisasi
kemahasiswaan yang ada saat ini tidak hanya ada dalam lingkup intern kampus tetapi dalam lingkup ektern kampus. Dalam UUNRI Nomor 12 tahun 2012
tentang pendidikan tinggi pasal 4 mengemukakan bahwa organisasi mahasiswa terdapat dalam lingkup intern pendidikan tinggi, dan juga terdapat di lingkungan
ekstra perdidikan tinggi. Dalam konteks organisasi yang kampus, organisasi mahasiswa pastinya
berupaya untuk mengembangkan dan membangun nilai-nilai demokrasi yang baik dan cerdas, berupaya untuk merubah pola fikir mahasiswa tentang pemahaman
demokrasi. Organisasi kampus mengimplementasikan kesadaran demokrasi melalui kegiatan-kegiatan pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa BEM
dengan tidak melakukan aksi yang radikal dan sporadis dan mengedepankan sisi akademis dan kompromi.
Berdasarkan keterangan dari beberapa mahasiswa mengatakan bahwa himpunan mahasiswa secara umumnya masih belum bisa menaungi dan
memecahkan berbagai permasalahan mahasiswa dan masih kurang optimalnya peran ormawa sebagai mediator yang baik antara mahasiswa dan kampus.
Pandangan ini yang bapat berujung pada sikap apatis terhadap organisasi mahasiswa sebagai wadah aspirasi mahasiswa.
Menurut peneliti masalah pembinaan organisasi mahasiswa merupakan bagian dari pendidikan kewarganegaraan dalam meningkatkan kualitas
warganegara muda yang cerdas, demokratis, krits dan aspiratif. Pemuda bertanggungjawab terhadap negara dan pelaksanaan proses demokrasi di
Indonesia dengan membangkitkan semangat kepedulian terhadap masalah sosial yang merupakan salah satu tugas PKn, khususnya PKn sebagai domain
sosialkultural atau Pendidikan Kewarganegaraan di masyarakat community civics. Atas pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Kesadaran Demokrasi di Organisasi Mahasiswa
Moad, 2014 Pengembangan Kesadaran Demokrasi Dalam Organisasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Studi Kasus Pendidikan Kewarganegaraan di Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia IKIP
PGRI Pontianak. ”
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah