Penataan Ruang Wilayah dengan Peran Serta Masyarakat, Menggunakan Sistem Informasi Geografis

r

PENATAAN RUANG WILAYAH
D ~ N G A NPERAN SERTA MASYARAKAT,
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DISERTASI

Oleh
SIT1 NURBAYA RUSLI
PSL. 93-536

PROGRAM PASCA SARTANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
1998

RINGKASAN

SIT1 NURBAYA RUSLI. Penataan Ruang Wilayah Dengan Peran Serta
Masyarakat, Menggunakan Sistern lnformasi Geografis. (dibawah bimbingan

Prof. Dr. lr. Rubini Atmawidjaja, M.Sc. sebagai Ketua; Prof. Dr. Ir F.
Gunarwan Soeratmo, MF; Prof. Dr. Barizi, M.E.S.; Prof. Dr. Ir. Lutfi lbrahim
Nasution. M . S c . dan Dr. Ir. Kooswardono Mudikdjo, sebagai anggota).
Perencanaan
perkembangannya

tata

dilakukan

ruang

wilayah

dengan

di

orientasi


Indonesia
wilayah

dalam

permukiman

perkotaan dan dengan orientasi sektor sarnpai terbentuknya Undang-undang
Nomor 24 Tahun 7992 tentang Penataan Ruang Wilayah.

Akibatnya

rencana tata ruang yang ada sekarang sulit untuk dioperasionalkan dan di
lapangan menimbulkan banyak

permasalahan.

Untuk

itu diperlukan


perencanaan tata ruang dengan pendekatan pedesaan dan berbasis lahan
sesuai dengan semangat Undang-undang Nornor 24 Tahun 1992 tersebut.
Selanjutnya permasalahan dalam implementasi tata ruang terjadi karena
rencana

tata

ruang

yang

disusun

masih

bersifat

parsial,


belum

mengakomodasikan kepentingan sektoral dan kebutuhan masyarakat. Untuk
itu perencanaan tata ruang yang partisipatif merupakan suatu kebutuhan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan pola
perencanaan tata ruang yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan cara
mengintegrasikan metode dan teknik evaluasi dan perencanaan.

Dalam

penelitian ini dipakai teknik sistem informasi geografis yang mempunyai
kemampuan tinggi dalam rnengolah dan menyimpan data dalam sistem yang
kornpak dan kontinyu. Penelitian berlangsung di Propinsi Lampung dengan
sampel seluruh daerah tingkat I 1 (enam kabupaten dan satu kotamadya),
mencakup 787
kecamatan.

responden yang

diwawancara


di

126 desa

dari

15

Hasil

penelitian menunjukkan bahwa

pengintegrasian metode

inventarisasi lahan (land inventory), evaluasi lahan (land evaluation) dan
perencanaan lahan (land use planning) serta teknik analisis desa secara
cepat (rapid rural appraisal) dan sistem dasar pengetahuan (knowledge
based system) serta penggunaan secara paralel informasi fisik biologi dan
informasi sosial ekonomi menghasilkan pola perencanaan tata ruang yang

partisipatif. Keterlibatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
tata ruang terjadi pada tahapan-tahapan tertentu yaitu pada tahap penetapan
tipe

penggunaan

penggunaan lahan.

lahan

(LUTICLUT)

dan

tahap

penetapan

pilihan


Keterlibatan tersebut terwujud dalam bentuk informasi

yang dipertimbangkan dan dirumuskan dalam rule base yang dipergunakan
dalam analisis dan pengambilan keputusan. Penetapan rule base dilakukan
secara bertingkat mulai dari analisis pada tingkat komoditi atau Land
Utilization Type (LUT), kemudian analisis tingkat kelompok komoditi atau
Complex of Land Utilization Type (CLUT), sampai pada analisis tingkat
sektorlsub sektor dan pengambilan keputusan untuk alokasi pen$gunaan
lahan.

Rencana tata ruang yang dihasilkan dari penelitian ini meliputi

pengelompokan kawasan pertanian seluas 714.543 hektar (20.0 persen).
kawasan perkebunan seluas 847.980 hektar (23.8 persen). kawasan
peternakan seluas 80.400 hektar (2,3 persen). kawasan perikanan seluas

143.524 hektar (4,l persen), kawasan kehutanan seluas 1 . 1 10.495 hektar
(31,2 persen), kawasan permukiman seluas 189.870 hektar (5,4 persen).
kawasan pariwisata seluas 24.580 hektar (0.8 persen). kawasan industri
seluas 4.738 hektar (0,l persen). dan kawasan penyangga seluas 450.502

hektar (12,7 persen). Kondisi Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi

(RSTRP)yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Lampung Nomor
10 Tahun 1993, meliputi kawasan pertanian seluas 1.130.243 hektar (33,3
persen), kawasan perkebunan seluas 631.502 hektar

( 1 8,6 persen).

kawasan kehutanan seluas 1.1 13.339 hektar (32,8 persen). kawasan militer

seluas 15.026 hektar (0.4 persen), areal penggunaan lain 51 .I43hektar (1,5
persen) dan kawasan penyangga seluas 455.845hektar (13,4persen).
Analisis

perbandingan antara rencana tata

ruang berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 3 0 Tahun 1993 dengan kondisi penggunaan lahan
tahun 1996 menunjukkan adanya permasalahan dalam irnplementasi tata

ruang yang meliputi masalah tumpang tindih penggunaan lahan dan alih
fungsi lahan. Timbulnya permasalahan tersebut antara lain karena rencana
tata ruang yang disusun itu belum mengintegrasikan kebutuhan sektoral dan
belum mengakornodasikan kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya dengan

perencanaan tata ruang yang partisipatif seperti dilakukan dalam penelitian
ini, permasalahan itu dapat dikurangi. Selain itu, rencana tata ruang yang
dihasilkan dalam penelitian ini juga cukup mampu menjawab kebutuhan
masyarakat seperti perluasan kesempatan kerja (diproyeksikan 900 ribu
sampai 3.3 juta orang per tahun); peningkatan pendapatan masyarakat
(diproyeksikan PDRB per kapita per tahun sebesar 3,14 juta rupiah) dan
kepentingan konservasi.
Pranata sosial di wilayah penelitian mendukung pengembangan
partisipasi masyarakat terutama pada tahap pelaksanaan pernbangunan
dalam bentuk gotong royong. Selain itu juga partisipasi masyarakat cukup
potensial untuk dikembangkan pada tahap perencanaan tata ruang karena
pada dasarnya masyarakat sudah terlibat dengan substansi tata ruang,
walaupun belum mernahaminya dalam pengertian teknis dan yuridis.

Selanjutnya dalam perencanaan tata ruang ditetapkan kawasan
andalan

sebagai

prioritisasi

implementasi

kebijaksanaan pembangunan Daerah

tata

ruang.

Berdasarkan

Larnpung diidentifikasi parameter

utama yang dapat berpengaruh pada penetapan kawasan andalan daerah

meliputi : pertumbuhan ekonomi dan daya tarik investasi. ketenaga kerjaan,
akses sumber daya alarn dan degradasi lingkungan, kondisi infrastruktur dan
keterlibatan aktor pembangunan. Kawasan andalan Daerah Lampung dapat

dikelompokan atas : wilayah Mesuji
Bakauheni

-

-

Tulangbawang; wilayah Kalianda

Jabung; wilayah Bandarlampung

Talang Padang

-

-

-

Lampung Selatan; wilayah

Pulau Panggung dan wilayah Surnber Jaya

-

Sekincau.

Kawasan andalan pada dasarnya mernpunyai potensi yang mendukung
kawasan tersebut lebih berkembang dibandingkan dengan
sekitarnya.

kawasan di

Dengan ciri yang dapat dibedakan menurut struktur tertentu.

rnaka aturan pengetahuan dalam penetapan kawasan andalan tersebut
dapat disusun dengan teknik Knowledge Based System Selanjutnya dapat
disusun rules atau aturan heputusan untuk menentukan kategori wilayah
andalan.

ABSTRACT
Spatial Planning by Involving Public Participation,
Using Geographic Information System Technique

Spatial planning

involves

many

aspects,

such

as

agent

of

development, knowledge and technique. There are many considerations to
be noted in order to formulate the plan.
The purpose of this research is to find out a model of spatial planning
using land basis and

involving public participation and supported by

Geographic Information System.

This system has been widely used in

spatial planning for its capabilify to collect, analyse and retrieve data
whenever necessary.
The research was conducted in Lampung Province covering all six
regencies and one municipality from which information required was obtained
by sampling from 75 districts and 126 villages, including 787 respondents
selected purposively.
The land use of 1996 was compared

with that of the Provincial

Spatial Structure Plan (Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi - RSTRP) as
stipulated in Lampung Regional Regulation coded by Number 10/7993.
Analysis has shown a diverge discrepancy implementation of the spatial
planning.

To remedy this discrepancy, supported by the research and

documented in the disserfation, a spatial planning method should fake into
account cross
the plan.

- sectorals

as well as public participation in each phase of

PENATAAN RUANG WILAYAH
DENGAN PERAN SERTA MASYARAKAT,
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh :
Siti Nurbaya Rusli
PSL 93.536

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
Pada
Program Pasca Sarjana, lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
1998

Judul Penelitian

:

PENATAAN RUANG WILAYAH DENGAN PERAN SERTA
MASYARAKAT, MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS

Narna Mahasiswa

:

Siti Nurbaya Rusli

Nomor Pokok

:

PSL 93.536
Menyetujui :
1.

KOMlSl PEMBlMBlNG

Prof. Dr. Ir. Rubini Atmawidjaja, M.Sc
Ketua

/

Prof. Dr. Ir. F. Gunarwan Suratmo, M.F.
Anggota

&

Prof. Dr. Ir. Lutfi lbrahim Nasution. M.Sc.
Anggota

2. KETUA PROGRAM STUD1

Anggota

-I

Dr. Ir. Kooswardono Mudikdio
Anggota

M PASCA SARJANA

/
Prof. Dr. Ir. F. Gunarwan Suratmo, M.F

Lulus pada tanggal : 6 April 1998

Guhardja, M.Sc.

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1956 di Jakarta, sebagai
putri ke-lima dari delapan bersaudara dari ayah Mohammad Bakar dan Ibu
Sari Banon. Pada Tahun 1968, penulis lulus dari SD Muhammadiyah Ill
Jakarta dan lulus dari SMP Negeri 50 Jakarta tahun 1971. Penulis lulus dari
SMA Negeri VIII, Jakarta jurusan llmu Pasti Alam pada tahun 1974 dan
memasuki lnstitut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1975, lulus pada tahun
1979 dari Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian (FATEMETA), IPB.
Pada tahun 1985. penulis dikirim tugas belajar oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Lampung dan BAKOSURTANAL, mengikuti program master degree
(S2) pada International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC)
di Enschede, Belanda pada Jurusan Rural and Land Ecology Survey dan
lulus pada tahun 1988 dengan gelar Master of Science. Pada tahun 1993.
penulis ditugaskan belajar oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Lampung untuk
program S3 pada lnstitut Pertanian Bogor, Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Sejak tahun 1979, penulis mengabdi sebagai seorang Pegawai Negeri
Sipil (PNS) pada jajaran Pemerintah Daerah Tingkat 1 Lampung yaitu pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Tahun 1996 hingga
saat ini
Lampung.

penulis menjabat sebagai Wakil

Ketua BAPPEDA Tingkat

I

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadapan Tuhan YME. karena
dengan rahmat dan perkenan-NYA penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penelitian dan menuangkannya dalam tulisan berbentuk disertasi, sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh geiar doktqr pada Program Pasca
Sarjana, lnstitut Pertanian Bogor.
Ucapan

terima

kasih

serta

penghargaan

yang

tinggi

penulis

sarnpaikan kepada Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. Rubini Atmawidjaja. MSc Ketua
Komisi Pembimbing dan Bapak Prqf. Dr. Ir. F. Gunarwan Suratmo.

M.F.

serta Bapak Prof. Dr. Ir. Lutfi lbrahirn Nasution. M.Sc.. Bapak P r ~ fDr.
.
Barizi.
M.E.S dan Bapak Dr. Ir. Kooswardono Mudikdjo atas dorongan belajar serta
bimbingan yang tulus dan tak henti-hentinya untuk berbagai pengetahuan
yang sangat berharga. Demikian pula disampaikan terima kasih kepada Mrs.
Prof. Dipl. Ing. Schroteler von Brandt dari Universitat Gesamthochtschule
Siegen, Germany atas bimbingan selama studi pustaka perencanaan wilayah
di Jerman. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Yth. Bapak Prof
Dr. Ir. Edi Guhardja dan Bapak Prof. Dr.lr Kamaruddin Abdullah, Direktur dan
Asisten Direktur Pasca Sarjana IPB, Bapak Letjen TNI Poedjono Pranyoto.
dan Bapak Drs. Oemarsono, Gubernur KDH Tingkat I Lampung dan jajaran
Pimpinan Pernerintah Tingkat I Lampung atas dukungan fasilitas dan
dorongan moral yang terns menerus diberikan selama masa belajar serta
kepada Bapak Prof. Dr. lr. Jacub Rais. M.Sc., Guru Besar ITB dan Bapak

Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo. M.Sc.. Guru Besar Universitas Lampung selaku
penguji luar. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-ternan : Nung,
Widia. Sri, Urnar, Ina, Beben. Nia. Puji, Lucky, Irfan, Fahrizal, Rahma. Dila,
Sueb.

Ferry, Tole.

Marlon,

Seno,

Dani,

Ella dkk

yang

selalu

setia

rnendarnpingi dalam penyelesaian studi serta semua teman yang ada di
Lampung, Jakarta dan Bogor yang sulit disebutkan satu persatu atas
bantuan, dorongan semangat dan iringan doa yang sangat besar artinya.
Terirna kasih secara khusus disampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Aniati
Murni, Bapak

Ir. Punvanto. M.Sc. dan Bapak Ir. Trisnoyono dari Pusilkorn

UI yang banyak rnemberikan bimbingan dan sangat membantu dalam
pengembangan program sistem pakar. Kepada Ayah dan Ibu yang telah tiada
disampaikan ucapan terirna kasih atas bimbingan dengan contoh dan
keteladanan yang diberikan selarna hidup bersama-sama. Terima kasih juga
disampaikan kepada kakak dan adik-adik terutama Yuli yang sangat banyak
membantu terutama dalarn masa-rnasa sulit

selarna

perjalanan studi.

Akhirnya, kepada kak Rusli, Ruri dan Andes, suami dan anak-anak tercinta
disampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas pengertian,
pengorbanan, dorongan moril, doa, kasih sayang dan terutama kesabaran
dalam penderitaan secara terus menerus ditinggalkan belajar.
Semoga

seluruh

amal

perbuatan

tersebut

diatas

mendapatkan

batasan yang berlipat ganda dari Allah SVVT.
Bogor.

6 April 7998
Penulis

DAFTAR IS1

Halaman
DAFTAR GAMBAR ..................................................................

xiv

DAFTAR TABEL

xv

DAFTAR LAMP IRAN .. . ... . .. ... .. . ... ... ... ... ... . .. . . . .. . ... ... ... ... ..
I.

PENDAHULUAN
A. Perkembangan Tata Ruang Wilayah di Indonesia .............
B. Latar Belakang Permasalahan ...........................................

C. Perumusan Masalah

D. Kerangka Pemikiran
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian ...........................................................

2.Ksgunaan Penelitian .....................................................
F. Hipotesis ...........................................................................
I.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan Wilayah dan Tata Ruarlg

1. Komitmen Pemanfaatan Surnber Daya Alam Secara
Lestari .... ..... ... ............................-.........., ........ .............
2. Perencanaan Tata Ruang Wilayah .............................
B. Teknik Perencanaan Tata Guna Lahan

1. Konsep Perencanaan Penggunaan Lahan .................
2. Pendekatan Satuan Lahan .........................................
3. Konsep Evaluasi Lahan ..............................................

xviii

C. Teknik Sistern lnforrnasi Geografis dan lndra Jauh
.

.

I . Definisi dan P r ~ n s ~.....................................................
p
2 . Prosedur Kerja Sistem lnformasi Geografis ...............

.

.

3. Apl~kas~
SIG ................................................................

D . Teknik Sistem Pakar Untuk ldentifikasi Kawasan Andalan
E. Partisipasi dalarn Perencanaan

. .

.

.

1. Definlsl dan Prlns~p.....................................................

2 . Faktor dan Kornponen Partisipasi ...............................
3. Partisipasi dalarn Perencanaan Tata Ruang ..............

.

Ill

KEADAAN UMUM DAERAH PENELlTlAN
A . Lingkungan Fisik
1. Letak Geografi ....................................................
2 . Geologi ........................................................................
3 . Geornorfologi dan Fisiografi ........................................

4. lklim .............................................................................
5 . Tanah ..........................................................................
6 . Surnber Air ..................................................................

7 . Vegetasi Alarn .............................................................
5. Lingkungan Sosial Ekonorni
1. Administrasi Pernerintahan .........................................
2. Penduduk dan Tenaga Kerja ......................................

3 . Penggunaan Lahan .....................................................
4 . lnfrastruktur wilayah ....................................................

5. Dukungan Budaya Daerah ...........................................
IV.

METODE PENELlTlAN
..

A . Lokasi Penellt~an................................................................
6 . Pengambilan Contoh .........................................................

C . Pengurnpulan Data. lnforrnasi dan Referensi ....................

D . Teknik Perencanaan Tata Ruang dan Aplikasi Sistem
Pakar Untuk Penetapan Kawasan Andalan .......................
. .

E. Analisis Part~s~pasi
................................. .......

.....................

F. lntegrasi Model Perencanaan Tata Ruang .........................
V.

HASlL DAN PEMBAHASAN
A . Penyusunan Rencana Tata ruang Wilayah
1. Kesesuaian Lahan

..............................
..........................

2 . Arahan Penggunaan Lahan .........................................

B. Kajian Tata Ruang Wilayah Lampung
1. Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah .........................
2 . Analisis Tata Ruang Wilayah Berdasarkan Peraturan
Daerah ..........................................................................
3. Analisis Perbandingan Rencana Tata Ruang Lampung

C . ldentifikasi Kawasan Andalan dan Aplikasi Sistern Pakar

1 . ldentifikasi Kawasan Andalan Lampung .......................
2. Metode Penyusunan Knowledge Based System (KBS)
Untuk Kawasan Andalan ...............................................
D. Analisis Partisipasi Tata Ruang Wilayah
1. Paradigma Partisipasi Pernbangunan Daerah ..............
2. Partisipasi dalam Penataan Ruang .............................

3. Partisipasi Masyarakat Dalam Kerangka Kerja

................
Perencanaan Tata Ruang ........................... .
VI

KESIMPULAN DAN SARAN
A . Kesimpulan .............................................................

B. Saran ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................
LAMPIRAN ..................................................................

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar
1

Skema permasalahan tata ruang .....................................

11

2

Tahapan proses evaluasi lahan .....................................

36

3

Sistem analisis penampalan sig ......................................

40

4

Peta administrasi Propinsi Lampung ..............................

58

. .

5

Peta prasarana flslk ........................................................

62

6

Peta lokasi penelitian ................... .
.
...............................

65

7

Alur kerja partisipasi masyarakat ....................................

76

8

lntegrasi model analisis ...................................................

78

9

Kekayaan fauna taman nasional Way Kambas ...............

91

10

Kekayaan flora taman nasional Bukit Barisan Selatan.....

93

I1

Peta arahan penggunaan lahan terpadu .........................

101

12

Skema

penggunaan

ruang

untuk

lebih

dari

satu

kegiatan ...........................................................................
Analisis struktur informasi terlibat daiam penetapan

. .

prlorltas ..........................................................................
Peta kawasan penyangga Propinsi Lampung .................
Konfigurasi prioritas program wilayah kabupaten ............
Perbandingan RSTRP dan Land Use 1996 .....................
Perbandingan RSTRP dan Arahan Tata Ruang ............
Area indikatif bermasalah ................................................
Peta lokasi kawasan andalan lampung ..........................
Aturan

keputusan

penetapan

kategori

kawasan

andalan ............................................................................
Peta dukungan wilayah kawasan andalan .......................
Pendekatan perencanaan tata ruang partisipati ..............

xiv

DAFTAR TABEL
Halaman
Perkembangan

areal

permukiman

dan

prasarana

Lampung . ... ... ..... ... ............ ..... .................. . ........... ... .......

ID

Input dan output pada setiap langkah perencanaan

.........

31

Karakteristik sensor indra jauh ............ ........ ....... ...........

38

Ciri utama jenis-jenis tanah di Lampung .......................

54

Administrasi pemerintahan propinsi dati I Lampung ....

57

Jumlah penduduk (jiwa), kerapatan (jiwal~m') dan

59

tata guna lahan ...................................................

Tingkat perturnbuhan (%), tahun 1990 dan 1995 .. ...... .
Sebaran penduduk Lampung berdasarkan lapangan
kerja utama ........................

...... ..... .........

60

Penggunaan lahan Propinsi lampung ...........................

60
61

.......................

..

Jumlah fastl~tasumum........................................

............

Kecamatan, jumlah desa dan jumlah responden yang
diteliti ........... . .. ... ... ......... .............. ........... ................ .. ... .
Kelompok informasi yang digali dan jumlah

67

pertanya-

an dalam wawancara pada tiap responden ..................

70

Jenis informasi sekunder dari tiap unit kerja dan
swasta .. ... ........ ....... .. ... ............ ........... ...., ... ... ..... .., ..... ...

72

Tipe penggunaan lahan dan faktor pertumbuhan ..... ....

81

Tipe penggunaan lahan (LUT) dan kornoditi yang diusulkan ... . ............ ... .. .. ....... ...... ....... . .. . .. . .... . ... .. ... .. ...... ...
Kelompok sektor pengguna lahan dan tipe

82

peng-

gunaan lahan (LUT) .......................................................

85

Rencana penggunaan lahan Propinsi Lampung 1998 -

2003 ....... ... ... ................. ............ ..... ............. .............. .....

108

Perbandingan penyerapan tenaga kerja dari rencana
penggunaan lahan dan kondisi 1995.........................
Perkiraan

penyerapan

tenaga

kerja

dan

gross

product ..........................................................................
Rencana penggunaan iahan rnenurut kabupaten .........
Catatan masalah tata ruang menurut kabupaten ..........
Perbandingan sebaran penggunaan lahan dan tata
ruang wilayah Larnpung ................................................
Perbandingan luas penggunaan lahan dari berbagai
sumber .........................................................................
Visi

.

rnisi

dan

prioritas

pernbangunan

daerah

Lampung ........................................................................
Parameter setiap toiok ukur untuk berbagai kategori
kawasan andalan ..........................................................
Perturnbuhan

ekonorni

propinsi

lampung dan

nasional ........................................................................
Laju perturnbuhan produk dornestik regional bruto
menurut sektor atas dasar harga konstan .................
Kontribusi sektor usaha terhadap pdrb (1991-1995) ...
Kesempatan kerja rnenurut sektor usaha ....................
Jurnlah penduduk lampung menurut dati ii. 1992 dan
1996 ...............................................................................
Analisis impact-matrix kawasan andalan ....................
Sebaran penggunaan kawasan andalan......................
Nilai skor kawasan andalan berdasarkan kelornpok
parameter ......................................................................
Has~l frekwensi

poligon

pengukuran

klasifikasi

kawasan andalan ..........................................................
Persentase penilaian menurut pakar hasil penilaian
kornputer ......................................................................

xvi

Partisipasi dalarn diskusi desa .....................................
Pendapat masyarakat dan tanggapan aparat desa ......
Kualitas

partisipasi

masyarakat

dan

tokoh

masyarakat ....................................................................
Pandangan responden atas cara yang paling banyak
dilakukan dalam partisipasi rnasyarakat .........
Gotong royong masyarakat dan tokoh rnasyarakat
dalam kegjatan desa .........................................
Pendapat responden tentang kelompok yang paling
berpengaruh di masyarakat desa .................................
Tingkat pendidikan aparat dart rnasyarakat .................
Tanggapan responden tentang permasalahan desa
yang paling rnenonjol ....................................................
Produktivitas individu dalam rnernperoleh penghasilan
di tahun-tahun mendatang ...........................................

Tanggapan responden tentang masalah lingkungan
yang paling rnenonjol ...................................................
Pandangan responden untuk perbaikan tata ruang ......
Perubahan penggunaan lahan oleh masyarakat .........
Cara pengambilan keputusan perubahan penggunaan
lahan .............................................................................
Urun rembuk daiarn tata ruang .....................................

DAFTAR LAMPIRAN

Halarnan
1. Daftar Peraturan Perundangan Dalarn Subyek Tata Ruang......

179

2 . Kuesioner Observasi Fisik dan Desa ..................................

181

3. Kuesioner Untuk Carnat .....................................................

186

4 . Kuesioner Untuk Aparat Desa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

194

5 . Kuesioner Untuk Tokoh Masyarakat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

203

6 . Kuesioner Untuk Masyarakat ..............................................

214

7 . Rincian Karakteristik Satuan Lahan .......................................

223

8 . Karakteristjk Satuan Lahan Untuk Pertarnbakan.....................

235

9. Karakteristik Satuan Lahan Untuk Pariwisata.........................

238

10. Karakteristik Satuan Lahan Untuk Perrnukirnan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

242

11. Atribut Penggunaan Lahan Untuk Komoditi Tanaman Pangan

.

Perkebunan. Rurnput dan Turi ............................................
12.Atribut Penggunaan Lahan Untuk Tarnbak Udang ..................
13. Atribut Penggunaan Lahan Untuk Kehutanan ........................
14. Persyaratan Penggunaan Lahan Untuk Tanarnan Pangan

.

Perkebunan, Rurnput, dan Turi ...........................................
15. Persyaratan Penggunaan Lahan Untuk Kayu-kayuan ..............

16.Persyaratan Penggunaan Lahan Untuk Tambak Udang ...........
17. Persyaratan Penggunaan Lahan UntukTaman Berrnain. . . . . . . . . . .
18. Persyaratan Penggunaan Lahan Untuk Perrnukiman...............

19. Data Kesesuaian Lahan Tiap Poligon Satuan Lahan Menurut
lernbar Peta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
20. Deskripsi Kawasan Andalan ...............................................
21 .Data Rinci Penggunaan Lahan Kawasan Andalan ..................

22.Analisis Sidik Ragarn Partisipasi Dalam Diskusi Desa ..............
23.Analisis Sidik Ragarn Kualitas Partisipasi Masyarakat dan
dukungan Tokoh Masyarakat.....................................................

24.Analisis Sidik Ragam Gotong Royong Masyarakat dan Tokoh
Masyarakat Dalam Kegiatan Desa...........................................
25.Analisis Sidik Ragam Pendapat Responden Tentang
Kelornpok yang Paling Berpengaruh di Masyarakat
Desa ........................................................................................
26.Analisis Sidik Ragarn Tingkat Pendidikan dan Aparat
Masyarakat .............................................................................
27. Analisis Sidik Ragam Tanggapan Responden Tentang
Perrnasalahan Desa Yang Paling Menonjol ...........................
28.Analisis Sidik Ragam Produktifitas lndjvidu Dalam MemPeroleh Penghasilan di Tahun-tahun Mendatang ..................
29. Analisis Sidik Ragam Tanggapan Responden Tentang
Masalah Lingkungan Yang Paling Menonjol ..........................
30. Anatisis Sidik Ragam Pandangan Responden Untuk
Perbaikan Tata Ruang ...........................................................
31.Analisis Sidik Ragam Perubahan Penggunaan Lahan

Menurut Aparat dan oleh Masyarakat.....................................
32.Analisis Sidik Ragam Cara Pengarnbilan Keputusan
Perubahan Penggunaan Lahan .............................................

XIX

BAB l
PENDAHULUAN

A.

Perkembangan Tata Ruang Wilayah di Indonesia

Penataan wilayah di lndonesia telah dilakukan sejak pemerintahan
Hindia Belanda berdasarkan peraturan perundangan tahun 1903 mengenai

stadsgemeente. Hingga

tahun 1945

terdapat

dua buah peraturan

perundangan tentang regentschaps ordonantie dan stadsgemeente yaitu
peraturan Nomor 74 Tahun 1924 dan Nomor 365 Tahun 1926
diperuntukkan bagi penataan permukiman perkotaan.

yang

Hal tersebut terus

berkembang sampai dengan masa awal pemerintahan Republik lndonesia
tahun

1948;

penataan

wilayah

dilakukan

pemerintahan daerah perkotaan berdasarkan

dengan

peraturan

tentang

Undang-Undang Nomor 168

Tahun 1948. Perkembangan selanjutnya mengenai pengaturan tanah-tanah
negara, dan kepentingan sektoral sampai dengan tahun 1974 diatur dalam
sebanyak 10 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah.

Pola pengaturan

sektoral ini terus berkembang, hingga tahun 1987 mulai diatur wilayah kota
dan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang
Ketentuan-ketentuan Perencanaan Tata Ruang Kota dan Daerah.

Dengan

dilahirkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, semakin dipertegas usaha penataan ruang dengan pendekatan
wilayah dan dengan semangat integrasi sektor. Sampai dengan tahun 1997

2
terdapat sebanyak 35 buah peraturan perundangan yang terkait dengan tata
ruang. (Supriyatno, 1996). Daftar peraturan perundangan pada Lampiran 1.
Peraturan perundangan yang ada berpengaruh pada pemerintah setaku
pelaksana dan pada masyarakat.

Sebagai contoh, kegiatan perencanaan

dan penyiapan dokumen tata ruang wilayah ditakukan dengan metode
perencanaan wilayah yang berorientasi permukiman perkotaan.

Rencana

tata ruang yang disusun dengan cara demikian itu, dalam implementasinya di
daerah mengalami banyak permasalahan, karena cara penyusunan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan yang berorientasi pedesaan.

B.

Latar Belakang Permasalahan

Untuk mencapai kelahiran Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992
tentang Penataan Ruang telah ditempuh jalan yang sangat panjang sejak
tahun 1980. Berdasarkan berbagai seminar dan diskusi yang digelar selama
itu, belum pernah dapat disepakati oleh para ahli tata ruang Indonesia
tentang hal-ha1 yang rnendasar seperti batasan ruang, wilayah, lahan, tanah
serta rnasalah-masalah operasional seperti metode perencanaan tata ruang.
Narnun demikian, ha1 penting dan merupakan kebutuhan esensial ialah
kesepakatan adanya tuntunan daiam penataan ruang yang rneliputi tuntunan
pengaturan,

pelaksanaan

kernudian menjadi fokus

dan

pengendalian.

dalam

penelitian

ini

Persoalan lanjut
ialah

yang

apakah tuntunan

pengaturan atau penyusunan struktur tata ruang tersebut dapat menjadi

3

acuan dalam bentuk metode sederhana yang dapat secara operasional
dilaksanakan di daerah. Bagi praktisi yaitu para perencana di daerah.
masalah pokok dalam

penataan

penyusunan rencana tata

ruang

terletak pada masalah metode

ruang yang kemudian dapat berlanjut pada

pelaksanaan dan pengendalian tata ruang itu sendiri.

Contohnya seperti

penyimpangan pemanfaatan ruang dari rencana tata ruang karena berbagai
ha1

diantaranya

Perencanaan

ketidaksesuaian

dengan

dengan

harapan

pendekatan partisipatif

antara

pengguna

lahan.

lain,

dapat

akan

mengurangi permasalahan tersebut. Sejauh ini juga masih sangat terbatas
keberadaan referensi ataupun keahlian khusus
Indonesia

yang

merupakan

salah

satu

bidang tata

kesulitan

dalam

ruang

di

usaha-usaha

mempersiapkan perencanaan tata ruang wilayah yang baik dan operasional.
Rencana tata ruang yang baik dan operasional mensyaratkan keseimbangan
pengembangan

dan jaminan

kesinambungan

ekonomis

dari

berbagai

komponen ruang atau sumber daya yang direncanakan peruntukannya itu.
Agenda 21 Indonesia, Section 111 Land Resources Management,

Chapter 7 2 , secara jelas menyebutkan usulan kegiatan untuk periode 19982003 yaitu memperkuat proses dan prosedur perencanaan tata ruang. Pada
butir enam secara spesifik dijetaskan perlunya menetapkan prosedur, proses
dan standar perencanaan tata ruang yang cukup fleksibel untuk diterapkan
pada berbagai kondisi geografis di Indonesia.
Pasal 33 ayat tiga

U U D 1945 menetapkan bahwa bumi, air dan

kekayaan alam yang terkandung didalarnnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kernakmuran rakyat.

lrnplikasi dari

itu ialah pembangunan nasional dengan pemanfaatan dan pengelolaan
sumber daya alam serta penetapan wajib mernbayar pajak bagi yang
memperoleh
didalamnya.

manfaat atas bumi,

air dan kekayaan yang terkandung

Hak negara untuk menguasai dan mengatur pokok-pokok

kemakmuran seperti dimaksud pasal 33 ayat tiga UUD 1945 tersebut.
dipertegas dalam pasal delapan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ditegaskan bahwa :
Sumber daya alarn dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya bagi kernakmuran rakyat, serta pengaturannya
ditentukan oleh pemerintah.
Untuk rnelaksanakan ketentuan
sebagairnana dimaksud, pemerintah :
a. Mengatur dan mengernbangkan kebijaksanaan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup;
b. Mengatur penyediaan, peruntukan. penggunaan, pengelolaan
lingkungan hidup, dan pemanfaatan kembali sumber daya alarn.
terrnasuk sumber daya genetika secara lestari;
c. Mengatur pembuatan hukum dan hubungan hukum antara orang
danlatau subyek hukum lainnya serta perbuatan hukum terhadap
surnber daya alam dan sumber daya buatan, terrnasuk surnber daya
genetika;
d. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai darnpak sosial;
e. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi
lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Arah Pembangunan Jangka Panjang kedua yang terrnuat dalam GBHN 1993
dan ditegaskan dalam GBHN 1998 yang rnenyatakan bahwa
Pendayagunaan sumber daya alarn sebagai pokok-pokok kemakmuran
agar dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab
dan
sesuai
dengan
kemampuan
daya
dukungnya
dengan
mengutarnakan
sebesar-besar
kernakrnuran
rakyat
serta
mernperhatikan kelestarian fungsi dan keseirnbangan lingkungan hidup
bagi pembangunan berkelanjutan.

Arahan

ini

telah

menuangkan

secara

implisit

prinsip

mengintegrasikan pengelolaan

pernbangunan

berkelanjutan

dengan

lingkungan

hidup

didalamnya.

Sasaran pengelolaan lingkungan hidup ditetapkan dalam

Undang-Undang No. 2311997, pasal ernpat, yaitu untuk :
a. Tercapainya keselarasan, keseras~andan keseirnbangan antara
manusia dan lingkungan hidup;
b. Terwujudnya manusia lndonesia sebagai insan lingkungan hidup
yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan rnernbina lingkungan
hidup;
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi rnasa
depan;
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup; terkendalinya
pemanfaatan surnber daya secara bijaksana; terlindunginya Negara
Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha danlatau
kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencernaran
danlatau perusakan lingkungan hidup.
Bentuk nyata kegiatan pengaturan pengelolaan surnber daya alam seperti
dimaksud adalah penataan ruang yang dibuat dengan tuntunan pernerintah.
Kegiatan

penataan

ruang

wilayah

rnenjadi

penting

karena

dinarnika

pembangunan berjalan searah dengan kegiatan-kegiatan eksploitasi surnber
daya alarn dalarn suatu wilayah.

Dalarn upaya pengelolaan sumber daya

alarn dan lingkungan hidup seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pernanfaatan sumber daya alam dan lingkungan diperlukan data dasar yang
akan menjadi landasan perencanaan dan pernantauannya dari waktu ke
waktu.

Data dasar surnber daya alam dan lingkungan tersebut tidak saja

baik rnenurut jenis dan rnutu data tetapi juga ketersediaannya secara
terus rnenerus.

Penggunaan alat bantu teknik Sistern lnformasi Geografis

6

merupakan salah satu upaya yang penting untuk ketersediaan data dasar
dimaksud dalam sistem yang kompak dan kontinyu.
Menghadapi tantangan ke depan pada Pembangunan Jangka
Panjang Kedua, cukup arif untuk belajar dari perkembangan Pernbangunan
Jangka Panjang Pertarna. Pertumbuhan ekonomi secara nasional mencapai
rata-rata sekitar tujuh persen per tahun; pada saat ini di koreksi akibat krisis
moneter yang terjadi dan tingkat inflasi yang tinggi sehingga diproyeksikan
pertumbuhan ekonomi secara nasional dalam Tahun Anggaran 199811999
menjadi no1 persen.

Perkembangan pertumbuhan ekonomi difasilitasi oleh

berbagai kebijaksanaan pemerintah serta fasilitas penggunaan lahan untuk
investasi.

Selama

periode

REPELITA

I hingga

akhir

REPELITA

VI

pertumbuhan investasi secara nasional merupakan ha1 yang mutlak dengan
perkiraan kontribusi 27 persen dari investasi pemerintah dan 73 persen dari
investasi swasta (untuk propinsi Lampung tercatat 65 persen investasi swasta
dan 35 persen investasi pemerintah).

Dalam rangka itu pemerintah telah

berupaya memberikan kemudahan dalam pengembangan investasi nasional
seperti

upaya-upaya

deregulasi

diantaranya

dalam

bidang

perizinan

penggunaan lahan untuk investasi sepertj tertuang dalam kebijaksanaan
PAKTO 93. Fasilitas dasar yang menjadi acuan dalam perizinan dimaksud

tidak lain ialah dokumen perencanaan zona-zona wilayah yang cermat yang
landasan hukumnya telah digariskan dengan dasar Undang-undang Nomor
24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.

Selain itu, tuntutan penggunaan

lahan dan ruang wilayah yang semakin tinggi itu telah pula mendorong

7
toleransi penggunaan lahan dan ruang yang sebesar-besarnya untuk tujuan
pertumbuhan

ekonomi,

dengan

sejauh

mungkin

kepentingan-kepentingan pelestarian alam.

mernpertimbangkan

Perturnbuhan ekonomi yang

tinggi itu, disamping mendorong ekspor, juga mendorong usaha-usaha
bidang ekonorni lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

dengan

peningkatan kualitas proses produksi (teknologi), produk serta kuantitasnya,
yang dikenal sebagai produksi subsisten seperti sudah menjadi tradisi. Pada
kenyataannya saat ini, perkembangan swasta itu disamping membebani
pemerintah

dengan

utang-utangnya

juga

dirasakan

memberikan

permasalahan lingkungan hidup seperti konflik penggunaan lahan, alih fungsi
lahan, kebakaran hutan, erosi dan lain-lain.

Keadaan seperti ini secara

nasional terjadi di berbagai daerah terrnasuk di Lampung yang merupakan
salah satu propinsi yang berkernbang cukup dinamis. Melihat perkembangan
secara nasional saat ini dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional no1
persen diproyeksikan investasi swasta akan lebih sulit dan proyeksinya
dalam perencanaan saat ini menurun karena melumpuhnya beberapa sektor
usaha. Perencanaan pembangunan saat ini lebih menekankan pada usahausaha pembangunan oleh pemerintah dengan mengembangkan sebanyakbanyaknya perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat atau pola padat
karya. Dengan demikian rumusan kombinasi investasi pembangunan 73 : 27
secara nasional atau 65 : 35

untuk Propinsi Lampung antara swasta dan

pemerintah untuk tahun depan dan selanjutnya akan sulit diramalkan lagi.
Untuk itu pengembangan unit-unit usaha kecil di masyarakat atau investasi

8

perorangan makin perlu didorong rnaju untuk mengisi kekurangan akibat
kesulitan yang dialami oleh usaha-usaha skala besar.

Usaha ini sekaligus

merupakan upaya untuk makin mengernbangkan peran serta masyarakat
yang nyata dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Bagi negara

dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang (dengan jumlah penduduk
miskin sekitar 31 juta orang) potensi partisipasi masyarakat dalam usaha
pertumbuhan ekonomi cukup besar dan untuk itu diperlukan desain program
pembangunan dengan pola partisipasi masyarakat yang
dengan

makin menonjolnya peran berbagai

unsur

sesuai.

Sejalan

masyarakat

dalam

pembangunan daerah seperti dunia swasta dan anggota masyarakat tani
misalnya, maka upaya-upaya pengaturan ruang wilayah dan eksploitasi
sumber daya alam perlu dilakukan dengan mengernukakan partisipasi
masyarakat. Pada perkembangan kernajuan masyarakat selanjutnya sesuai
dengan sernangat GBHN 1993 makin tegas pada GBHN 1998, diharapkan
partisipasi masyarakat akan berkembang secara lebih spontan dalam
pembangunan bangsa dalam wujud rasa memiliki dan tanggung jawab atas
perkembangan

pembangunan

bangsa

termasuk

dampaknya

pada

lingkungan. Secara tegas dijelaskan pembangunan nasional dilaksanakan
dengan sebesar-besarnya partisipasi masyarakat. Hal itu dicantumkan pula
dalam Agenda 21 Indonesia Chapter 7 2 untuk mendorong partisipasi dalam
perencanaan tata ruang untuk masa-masa yang akan datang dengan cara
lebih mengakomodasikan kepentingan umum dengan melibatkan kelompokkelompok sosial sehingga perencanaan tata ruang menjadi lebih transparan

9

dan demokratis.

Persoalan lebih lanjut adalah bentuk-bentuk dan ukuran

partisipasi rakyat yang secara operasional dapat dilaksanakan serta sesuai
dengan sasaran perlu dirumuskan.

C. Perurnusan Masalah

Pertumbuhan ekonomi Daerah Lampung yang cukup tinggi pada
setiap REPELITA dan rata-rata 8,9 persen per tahun dalam Repelita VI
berpotensi

menimbulkan

pembangunan dan

masalah-masalah

pelestarian,

konflik

tata

ruang

penggunaan

vegetasi hutan, perambahan hutan, dan alih fungsi
gambaran,

dalam

Tahun

Anggaran

199711998,

seperti

konflik

lahan,

kerusakan

lahan.

Sebagai

dengan

proyeksi

pertumbuhan ekonomi sebesar 10,5 persen dibutuhkan investasi senilai 3.7
trilyun rupiah dan 2.8 trilyun berasal dari investasi swasta dan masyarakat.
lnvestasi swasta diperkirakan berasal dari rencana

investasi berbasis

pertanian. Untuk pertumbuhan investasi yang demikian pesat dari Repelita
ke Repelita di Lampung, tercatat pertambahan penggunaan lahan untuk Hak
Guna Usaha Perkebunan Besar mencapai sekitar 490.000 hektar selama 10
tahun dari tahun 1986 hingga tahun 1996. Masalah tata ruang yang paling
menonjol di Lampung secara garis besar dapat dikelompokkan berupa
masalah konflik budidaya dan fungsi lindung, masalah konflik antar jenis
penggunaan

budidaya

dan

masalah-masalah

konsewasi

lahan

yang

terabaikan. Masalah konflik budidaya dan fungsi lindung cenderung karena

?0

tekanan

penduduk. Masalah konflik antar jenis

cenderung ditunjukkan

oleh alih fungsi

pertanian ke non-pertanian.

lahan,

penggunaan budidaya
seperti

konversi lahan

Alih fungsi lahan pertanian menjadi areal

permukiman serta sarana jalan, pelabuhan dan areal industri dari Repelita II
hingga Repelita VI seperti dijelaskan pada Tabel

I , meliputi 67.309hektar.

Tabel I.Perkembangan areal permukiman dan prasarana di Lampung
Luas Areal Permukiman
dan Prasarana (Hektar)

Periode
REPELITA II

122.016

REPELITA Ill

127.277

REPELITA IV

153.536

REPELITA V

173.96q

REPELITA VI

189.326

Persentase Perluasan
Areal (%)

4,31
20,63
13,30
8.83
Sumber : BAPPEDA Tinakat I Lampung (1907. diolah).

Masalah-masalah
penduduk

dan

tersebut
tuntutan

secara

umum

perkembangan

disebabkan
ekonomi,

peraturan serta karena ketidakserasian sektoral

tidak

oleh

tekanan

konsistennya

(Gambar I).Dari hal-ha1

yang berkembang tersebut, dikaitkan dengan penelitian ini, dapat diringkas
masalah-masalah tata ruang secara umum di propinsi-propinsi di Indonesia
terutama di Lampung, yang meliputi :
a.

Terjadinya penyimpangan pemanfaatan dari rencana tata ruang yang
telah ditetapkan;

F
Masalah Tata Ruang

I

Konservasi
terabaikan

Konnik antar
jenis budi daya

Konflik budi daya clan
Fungsi lindung

A

A
P

-

-

Tekanan penduduk
Tuntutan penurnbuhan ekonorni
Ketidakserasian sektoral
Peraturan Pemndangan kurang
konsisten

t

-

t

Gambar 1. Skema Permasalahan Tata Ruang

b.

Terjadinya alih fungsi lahan terutarna dari lahan pertanian menjadi lahan
non pertanian seperti areal tanaman pangan lahan kering menjadi areal
sawah rnenjadi permukiman.

c.

Rencana tata ruang yang ada masih bersifat parsial berdasarkan
kebutuhan sektor, belum terintegrasi.

d.

Rencana tata ruang juga belum memenuhi keinginan rnasyarakat,
ditunjukkan dengan banyaknya desa di kawasan hutan produksi dan

penyimpangan-penyimpangan implementasi tata ruang

12

e.

Metode perencanaan tata ruang wilayah di daerah belum dirurnuskan
untuk menjadi petunjuk teknis yang sederhana seperti yang dibutuhkan.

D. Kerangka Pemikiran
Salah satu upaya potensial dafam pemecahan masalah-masalah tata
ruang dapat dilakukan ialah dengan pengembangan kesadaran masyarakat
yang

diawali

dengan

langkah

penting

yaitu

perencanaan

yang

mengakomodasikan peran serta masyarakat dalam penggunaan ruang.
Konsepnya secara urnum adalah prinsip bahwa kehidupan rnanusia pada
dasarnya berkenaan deng& faktor lingkungan ekologis, lingkungan ekonorni
dan lingkungan sosial yang saling berkaitan dan diatur melalui hukum,
aturan-aturan lokal dan tradisi. Timbulnya masalah antara lain karena ketiga
faktor ini tidak berjalan secara harmonis.

Mernpelajari penggunaan ruang

berrnasalah tersebut, pada dasarnya dapat dilakukan eliminasi rnasalah
dengan perencanaan yang lebih cermat dan arif untuk menghindari konflik
dengan pilihan-pilihan penggunaan lahan yang
kebutuhan nyata.

lebih rnengakornodir

Perencanaan itu lebih ditekankan pada kebutuhan

berdasarkan persyaratan budidaya, persyaratan manajemen dan persyaratan
konservasi, yang pada hakekatnya adalah pendekatan menggunakan rnetode
evaluasi dan perencanaan lahan. Berdasarkan tujuan pernbangunan daerah
yang telah digariskan, dapat diidentifikasi adanya kebutuhan akan perubahan
lahan dan penggunaan ruang secara menyeluruh disamping kebutuhan untuk

13
penggerakan sebesar-besarnya partisipasi masyarakat.

Selanjutnya dengan

kebutuhan yang demikian dilakukan dua kegiatan pokok yaitu analisis potensi
sumber daya alam serta analisis permasalahan daerah.

Dalarn analisis

masalah itu dipertimbangkan lingkungan strategis yang berkembang saat ini,
seperti

kebijaksanaan

pembangunan

secara

nasional

maupun

perkembangan lain yang cukup berpengaruh pada sistern perekonomian
Lampung antara lain dengan adanya akses perdagangan ekspor pelabuhan
Panjang dan sistem kerjasama pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura
(IMS-GT) serta

Australia.

Selain itu juga hal-ha1 yang berkernbang di

masyarakat seperti sistem pertanian komoditi tradisional, besarnya angkatan
kerja yang belum terserap dalam lapangan kerja

dan masalah-rnasalah

lingkungan lainnya. Untuk pembangunan daerah analisis potensi surnberdaya
dilakukan secara garis besar meliputi analisis sumber daya lahan dan analisis
sumber daya air. Kegiatan analisis sumber daya air dilakukan secara khusus
untuk kepentingan-kepentingan pembangunan khusus pengairan, konstruksi
dam, pengendalian banjir dan penataan drainase.

Analisis sumber daya

lahan dilakukan secara umum dan rnenyeluruh dan mempertimbangkan air
sebagai salah satu faktor lahan, sama seperti vegetasi, tanah serta faktor
lainnya dan menghasilkan gambaran kondisi lahan yang dapat dijelaskan
kemampuannya untuk berbagai penggunaan lahan yang direncanakan.
Rencana penggunaan yang diusulkan harus menjawab kebutuhan produksi,
peningkatan pendapatan masyarakat atau petani, penyediaan lapangan kerja
serta tujuan-tujuan lain yang merupakan haqil analisis permasalahan daerah.

?4

Berdasarkan rencana penggunaan ini diperoleh lahan yang sesuai yang
dirumuskan berdasarkan pertimbangan kesesuaian iahan secara fisik dan
dukungan

sosial

ekonomi

serta

kebijaksanaan

masing-masing

sektor

pengguna lahan. Dalam prosesnya, ditetapkan aturan dasar (rule-base) yang
rnerupakan

kombinasi

dari

kebijaksanaan

sektor

dan

pertimbangan

kebutuhan masyarakat yang saling berinteraksi.

E.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

I. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk menemukan pola
perencanaan tata ruang yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan
menggunakan Teknik Sistem lnformasi Geografis.

Untuk mencapai tujuan

utarna itu terdapat tujuan spesifik yang menunjang, sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi permasalahan tata ruang yang ada, dalam hubungannya
dengan perencanaan.
b. Mengidentifikasi pola partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan
kegiatan perencanaan tata ruang.
c. Mengernbangkan cara untuk pengambilan keputusan dalam penentuan
kawasan andalan.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian

ini

diharapkan

dapat

kontribusi ilrniah rnaupun kontribusi

bagi

rnernberikan

kontribusi;

pembangunan

daerah.

baik
Bagi

kepentingan ilmiah, penelitian ini rnernberikan kontribusi berupa :
a. Pengembangan model integrasi dari berbagai metode yang ada yaitu :
rnetode land inventory, land evaluation, land use planning dan teknik
sistern inforrnasi geografis, teknik sistem pakar serta teknik rapid rural

appraisal.
b. Pengembangan ukuran-ukuran analisis partisipasi dan ukuran-ukuran
penetapan kawasan andalan secara sederhana.
Selanjutnya penelitian ini diharapkan rnernberikan kontribusi pada
pernbangunan daerah, yaitu berupa :
a. Rumusan metode perencanaan lahan yang sederhana dan bisa dilakukan

oleh perencana daerah.
b. Pengernbangan cara-cara operasional pelibatan partisipasi rnasyarakat
dalarn kegiatan perencanaan tata ruang.
c. Rurnusan cara cepat dan sederhana dalarn rnenetapkan

kawasan

andalan di daerah.
d. Rumusan tata ruang wilayah Larnpung dalarn bentuk peta grafis skala

1:250.000dan peta digitasi.

16

F. H i p o f e s i s

Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis untuk mencapai tujuan
utama, yaitu :
"Perencanaan tata ruang yang partisipatif dapat dibangun dengan integrasi
berbagai

metode

memperhitungkan

dan

melibatkan

partisipasi

masyarakat

yang

data dan inforrnasi fisik, biologi, sosial dan ekonomi

secara paralel".
Sedangkan untuk tujuan yang spesifik, dijabarkan hipotesis sebagai berikut :
a.

Perencanaan

tata

ruang

yang

masih

bersifat

parsial,

belum

mengintegrasikan kepentingan sektoral dan belurn mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat, dapat menimbulkan beberapa permasalahan tata
ruang.
b.

Partisipasi masyarakat rnasih sangat kurang dalam perencanaan tata
ruang, walaupun sudah cukup baik dalam pernbangunan secara umum.

c