Keterkaitan Program Makanan Tambahan Anak sekolah (PMT-AS) dengan Perbaikan Ekonomi Rumah Tangga Petani di Pedesaan Tertinggal

RINGKASAN
SLAMET WAHYUDI. Keterkaitan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah

(PMT-AS) dengan Perbaikan Ekonomi Rumahtangga Petani di Pedesaan Tertinngal
@i bawah bimbingan Hidayat Syarief sebagai ketua, Clara M. Kusharto dan Ujang
Sumanvan sebagai anggota)
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keterkaitan PMT-AS dengan upaya
perbaikan ekonomi rumahtangga petani di pedesaan tertinggal. Penelitian ini dilaksanakan di desa Adoki Kecamatan Biak Kota dan desa Opuri Kecamatan Biak Barat
Kabupaten Biak Numfor Propinsi Irian Jaya dan dimulai dari bulan Juli 1996 hingga
bulan Pebruari tahun 1997. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara prcrposive berdasarkan perbedaan tipologi desa dan jaraknya dari pusat kota.

Sebanyak 50 rumahtangga dari masing-masing desa berhasil diidentifikasi dan
ditetapkan sebagai unit analisis berdasarkan keterlibatannya secara langsung dalam
pelaksanaan program PMT-AS. Data primer dikumpulkan dari mahtangga dengan
bantuan kuesioner, sedangkan data sekunder bersumber dari monografi desa. Data
yang berhasil dikumpulkan ditabulasikan untuk selanjutnya dianalisa secara statistik.
Untuk melihat perbedaan keragaan data pangan sebelum dan selama pelaksanaan
PMT-AS digunakan analisa statistik Z T

~ ~ ~ .


Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku dan bahan pendukung bagi
penyelenggaraan PMT-AS dibeli dari petani, pedagang dalam desa dan pedagang luar
desa. Selama pelaksanaan PMT-AS persentase komoditas pertanian yang dijual petani meningkat setiap setiap bulan, rata-rata bagian yang diterima petani Opuri selama
masa pengamatan sebesar 60,8% lebih besar dibandingkan petani Adoki ( 5 0 2 %).
Hal ini diduga berkaitan erat dengan kemampuan petani dalam menjamin ketersediaan bahan baku bagi pembuatan makanan kudapan. Jauhnya letak lahan usahatani di
desa Adoki dari pusat desa dimana PMT-AS dilaksanakan menyebabkan terganggunya penyediaan bahan baku sesuai dengan waktu dan tempat.

Pendapatan per kapita petani di desa Adoki meningkat dari Rp. 40.799,OO
menjadi Rp. 42.019,OO sedangkan di desa Opuri meningkat dari Rp. 36.937,OO
menjadi Rp. 38.284,OO.

Namun demikian hasil uji statistik (Z

t,,S

menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan pendapatan per kapita petani di kedua desa sebelum
dan selama pelaksanaan PMT-AS. Ini berarti bahwa keberadaan PMT-AS selama
waku pengamatan belum mampu meningkatkan perekonomian rumahtangga petani

di desa Adoki dan desa Opuri. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil uji statistik
yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengeluaran per kapita petani di kedua
desa sebelum dan selama pelaksanaan PMT-AS.
Hal ini diduga berkaitan erat dengan rendahnya respon petani terhadap perubahan permintaan yang diindikasikan oleh rendahnya bagian yang diterima petani
sebagai dampak dari penggunaan bahan baku produk pertanian yang belum maksimal. Disamping itu total biaya bag pembuatan makanan kudapan yang relatif kecil
jika dilihat dari jumlah rurnahtangga yang terlibat, apalagi jika ditinjau dari banyaknya rumahtangga di masing-masing desa.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan rumahtangga petani, pertama dapat
ditempuh dengan memperbaiki respon melalui peningkatan ketersediaan bahan baku
melalui peningkatan produk pertanian, ke dua dengan meningkatkan penggunaan
bahan baku produk pertanian melalui pemilihan jenis pangan yang menjamin digunakannya bahan baku produk pertanian setempat sebanyak-banyaknya.