Pengertian Model d adp 0609106 chapter5

Warsiman, 2009 Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 549 BAB V MODEL ALTERNATIF IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

A. Pengertian Model

Model adalah kerangka kerja formal yang mewakili ciri-ciri pokok dari suatu sistem yang kompleks dengan mengambil beberapa hubungan sentral. Model juga dapat dikatakan sebagai suatu konstruksi dari suatu konsep yang digunakan sebagai pendekatan untuk memahami suatu realitas. Oleh karenanya, model merupakan penyederhanaan dari elemen-elemen dasar realita yang begitu kompleks dengan kata lain abstraksi terhadap elemen tersebut terhadap apa yang akan kita terapkan. Dengan perkataan lain, model bukanlah suatu realitas kehidupan, karena realitas kehidupan ini tidaklah linier, sementara model merupakan suatu pendekatan untuk memahami atau mendekati realitas. Karenanya model merupakan abstraksi RLS Rea Life System , dan bukanlah RLS yang sebenarnya Sanusi dalam Danim, 1998:25 1. Sedangkan menurut Winardi 20 05:147 : “Model atau teori, sesungguhnya tidak lain dari suatu kerangka, atau kerangka kerja yang membantu menyederhanakan kompleksitas yang sangat berbelit-belit yang diupayakan untuk dipahami dan diprediksi oleh pihak yang mengonstruksinya”. Warsiman, 2009 Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 550 Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan dari mengonstruksi model adalah untuk memahami kenyataan atau realita dengan jalan mengorganisasi dan menyederhanakan. Jadi, model mewakili realita, tetapi ia bukan realita. Dengan demikian adanya suatu model akan memudahkan bagi suatu individu atau organisasi untuk melakukan berbagai terobosan-terobosan dalam penyelenggaraan kegiatan pribadi atau organisasi. Untuk itu, suatu model harus didukung oleh kriteria, menurut Johnsson 1993:2 ada empat kategori model, yaitu: 1 Cognitive Models Human Concept ; 2 Normative Models Purpose Oriented ; 3 Descriptive Models Behavior Oriented , dan 4 Functional Models Action and Control oriented . Kriteria di atas mengungkapkan bahwa suatu model harus menggambarkan adanya persepsi atau ide-ide dalam suatu keputusan, adanya gambaran fungsi-fungsi, tujuan atau proses, adanya orientasi tingkah laku, dan adanya tindakan nyata yang berorientasi pada pengawasan terhadap fungsi-fungsi dalam pelaksanaan model yang efektif. Dalam hubungannya dengan kesahihan validity model, suatu model haruslah sesuai cocok dengan kenyataan realitas empirik yang ada. Dalam hal ini, model merupakan hasil dari suatu upaya untuk membuat tiruan kenyataan tersebut Burger, 1966. Untuk mewujudkan hal tersebut, suatu upaya pemodelan haruslah memenuhi sesuai dengan metode ilmiah. Saeed 1984 telah melukiskan metode ilmiah ini berdasarkan kepada konsep penyangkalan refutation Popper 1969. Metode ini menyaratkan bahwa suatu model haruslah mempunyai banyak titik kontak points of contact dengan kenyataan reality dan Warsiman, 2009 Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 551 pembandingan yang berulang kali dengan dunia nyata real world melalui titik- titik kontak tersebut haruslah membuat model menjadi robust . Kemudian barulah model itu dapat dijadikan sebagai suatu dasar untuk memahami dunia nyata dan untuk merancang kebijakan-kebijakan yang dapat mengubah dunia nyata tersebut. Dalam hubungannya dengan pembentukan struktur model mengikuti metode ilmiah terdahulu, model yang dibangun melalui analisis struktural berdasarkan pendekatan systems thinking dimungkinkan untuk mempunyai titik kontak yang banyak. Dalam paradigma systems thinking , struktur fisik ataupun struktur pengambilan keputusan di atas diyakini dibangun oleh unsur-unsur yang saling-bergantung dan membentuk suatu lingkar tertutup closed-loop atau feedback loop . Hubungan unsur-unsur yang saling bergantung itu merupakan hubungan sebab-akibat umpan-balik dan bukan hubungan sebab-akibat searah Senge, 1990. Lingkar umpan-balik ini merupakan blok pembangun building block model yang utama. Dan konsep ini telah melekat dalam sebagian besar dasar-dasar ilmu sosial dan teori sistem Richardson, 1991. Kriteria di atas mengungkapkan bahwa suatu model harus menggambarkan adanya persepsi atau ide-ide dalam suatu keputusan, adanya gambaran fungsi-fungsi, tujuan atau proses, adanya orientasi tingkah laku, dan adanya tindakan nyata yang berorientasi pada pengawasan terhadap fungsi-fungsi dalam pelaksanaan model yang efektif. Dalam kajian ini yang dimaksud dengan model adalah suatu studi yang dilakukan dengan menghimpun keunggulan-keunggulan yang diperoleh dan menghindari kelemahan-kelemahan dari model yang telah diterapkan. Model yang Warsiman, 2009 Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 552 dimaksud adalah pendekatan atau pola Implementasi Kebijakan Pengembangan Pendidikan Berbasis Kewilayahan di Kabupaten Indramayu. Proses model tersebut harus dapat mengungkapkan kemampuan pemimpin dan personil Dinas Pendidikan serta pihak-pihak terkait stakekolders dalam melahirkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan tuntutan masyarakat. Dengan kata lain, model tersebut dalam sistem pengelolaan Dinas Pendidikan dalam kajian ini adalah suatu pendekatan pemberdayaan berbagai sumber daya satuan pendidikan dan sumber daya lingkungan dengan mengikutsertakan berbagai pihak terkait melalui penyusunan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kegiatan dalam pengembangan Pendidikan di Kabupaten Indramayu.

B. Asumsi dan Unsur Model