Pembahasan Makalah Strategi di Bidang Konsumsi Pangan Dalam Mendorong Terwujudnya Swasembada Pangan dan Perbaikan Gizi

PEMB
SAN MA
A1I[ STRATEGI DPBIIDmG KONSUMSI
PANGAN DALAM MENDORONG TERWUJUDNYA
GIZI.
OleR: Drs. Benny A.Kadyat. MPA

/

1. D$alam rnakalah telah diumikm dengan baik masdah konsumsi pmgan diIndonesia. Bada pokoknya terdapat dua madah penting yang dihadapi seGapa nasiond
yaitu, pertarna relatip dengan keeukupan kalori rnaka konsurnsl pangan penduduk
Indonesia maslh talalu rendah. KeQua, komposisi dari kelornpok bahan rnakanm ymg
dikonsurnsi menunjukan kedrnpangm apabila dibmdingkan dengm Pola Pmgm
Harapan (PPH), y ~ t usangat tinggi p r m a n pad@-padi-m d m terldu rendah pmgm
hewani. Sd& satu faktor ymg e r a k i m n y a dengan masalalh konsumsi pmgm addah
kemisEnan. %;&tor-faktor lain yang berpengararh juga tel& digambarkan ddam bagan
ymg jelas ddarn sistem pangan dm gizi.. Bagan tersebut juga menyiratkm luasnya
rumg lingkup upaya perb&hn konsumsi pangan.

2. Penggunaan pndekatan PPH dinilg sederhana dm mudah diterapkan b&k untuk
keperluan gerencmaan proc$uksi/pengadaan maupun untuk mengevaluasi psla konsurnsi

pangan pnduduk. Tanpa kehadiran pendekatan ini mungfin penenturn target prduksi
-pangan dan konsurnsi pangan rnasilr rnerup
rnasalah. Namun dernikim pertanyam
pokok yang perlu mendapat perhatian adalah, apakah rating yang digun&n untuk
mernperoleh skor tel& terbuktii baik dan merup
nil& yang menjamin lrntuk
menaeap& taraf gizi yang opdmal. Dengan rating yang ada maka prmm padi-padlan
diharapkan rendah (bobot 0.5) dan peran pangan hewan'. diharapkan tinggi (bobot
m & a ~bmgsa Indonesia
3). K a d a m ini sangat berlainan dengan pola atau kebia
yang pada umumnya peranan padi-padian temtama beras adaIah tinggi d m peranan
pangan hewani relatip rendah. Selain itu studi longitudind yang dilaksmakm oleh
Cornel University di Megara Cina rnenernukan bahwa diet Cina dengan ciri tinggi patipatian lebih sehat ( mlempunyai resiko lebih rendah untuk kegernukan d m peny&t
jantung ) dibanding dengan diet Arnerika yang tinggi pangan hewaninya. Oleh karena
itu mungkin diperlukan studi yang Iebih mendalam untuk penerapan atau rnelnodifikasi
bobot tersebut seilingga kebiasaan makan bangsa Indonesia tertirnbangkan dan melllang
merupakan susunan yang sehat.

3. Tingkat konsumsi pangan biasanya diukur dan digambarkan dengan perhitung
Neraea Bahan Makanan (tingkat nasional dan mulai diterapkan tingkat provinsi) dan

hasil survey konsumsi meIalui Susenas setiap 3 hhun. NBM biasanya memberikm
garnbaran k d a a n yang leblh tinggi dafi kecuhpan yang dianjurkan sedang hasil
Susenas mernberikan garnbaran yang lebih rendah. Kedua pendekabn tersebut
mempuny& kelemahan karena hanya menggambarkan tingkat nasional dan provinsi..
Dari segi metdologi juga diketahui bahwa NBM menggambxkan tingkat konsurnsi
dari kaearnah ketersediaan pangan, s e d a n g h dari susenas garnbaran konsurnsi
diperolieh dengan menggunakm pendekam pengeIuxan mmah tangga. Ganbaran yang
baik dari hnsurnsi pangan genduduk sebenmya dapat diperoleh dengan melakukm
s u ~ a EcOnsumsi
i
(Dietary survey), namun eara iami juga rnempuny& kelemahan y ~ t u
mahhal.
Penggunm infarrnasi tentang besax dm luasnya m a d a h Kurang K d o ~
dm
Protein (KKP) rnungkin dapat dianjurkan untuk rnenggambwkan mas$& konsumsi
pangan sampai dengan tingkat mupaten, keeamahn dan desa. Informasi masalah
ditingkat nasional dan propinsi dapat diperoleh melalui hasil Susenas dm
inforrnasi tingkat Mupaten kebawah dapat diperoleh dari hasil Pemmtauan Status Gizi

4. F&tor yang menpengaruhi tingkat konsumsi pangan juga dapat dilihat ddam bagm

be~kut

Pengolaan

-

- KAP
1-tehologi pengalahan

~ i s t h b u s imggota RT- budaya
- KAP
Konsurnsi anggota RT --KAP
"-- -sehat/sakit
\suka/tidak
suka

,

Terlihat dalam bagan bahwa agar mmah tangga dapat akses terhadap sesuatu
makanan maka perlu KAP yang mendukung, daya beli yang memadai serta adanya

ketersediaan bahan inakanan baik di pa
n atau hasil produksi sendihi. Jalur
behikutnya adalah gengolahan dan dist~businya kemasing-masing anggota rumah
tangga. Pengetahuan, sikap dan tradisi seternpat yang berkaitan dengan berbagai menu
makanan serta ketrampilan m e r u g h n aspek penting dalam pengolahan rn
ditingkat Rumah Tangga dm saglgat rnempngaruhi susunan hidangm sehari-hari.
dipengaruhl oleh
Sedmgkan distibusinya kernasing-masing mggota Rum& tangga
budaya dan kepereayaan serta KAP. Bahan makanan te~entur n u n g ~ ntidak diberikan
Ece anak atau remaja wanita karena kepereayaan tertentu atau m&-an& mendapat
bagian relatip lebih §edict dibanding bapaknya karena budaya tertentu. S e l ~ nitu KAB
sangat diperlukn peranmnya disini sehlngga anggot;a rum& tangga taku b&wa an&
balita , ibu hamil dm ibu menetec perlu rnendapatkarr m
an yang lebih bik. Untuk
mengkonsurnsi makanm m& faktor-faktor penting yang berktan add& KAP
individu rum& mgga, keadan sehausakit dara preference yaiitu keadaan s u b d m tldak
suka terhadap rnakanan tertentu.
Bagan tersebut memperlihatkan bahawa
bmyak seMi faktor yang
mempengamhi konsumsi pmgan ditlngkat rumah mgga. Namun demiGan faktor ymg

paling menonjsl dm selalu ada dalam setiap jdur konsumsi rum& mgga add& KAP.
Bleh karena itu upaya KIE perlu rnendapath perhatian ymg l&ih serius dalam
pembinm konsumsi pmgm penduduk terubrna ddam pembinaan kebiasm makan .
k r k ~ t a ndengan itu pembinaan kearah tewujudnya keluarga sadar gizl harus
bagian pnting ddam upaya gerbaikan konsumsi .

5. Perbalkan konsurnsi pangan harus rnenc&up perbaikan rnutu makanan termasuk
dalam hal ini addah pangan tradisiond. Yang dimakud dengm pmgm tradislonal
adalah makananlpangm yang sudah sejak lama telah dikonsumsi masyarakat tertentu.
Budaya elan adat yang beraneka ragam membuat Indonesia sangat kaya akan jenls
rnakanan latau pangan tradisional. Narnun demi%an kita belurn mempunyai inforrnasi
lengkap yang siap pakai mengen~berbagai mahnan tradisiond yang dikonsumsi oleh
berbagai suku atau daerah diwilayah I~.-rdonesia.Karena inforn-rasi ini sangat penting
untuk menentukan langkah perbalkan rnutu makanan trad8isional yang terarah, maka

perlu dlteliti lebih lanjut dan apablla rnungkin disusun sebuah peta yang memberi
informasi tentang aneka ragam makanan tradisional di-Indonesia.

6. Perbaikan konsumsi juga harus meneakup pengawasm
kearnanan pangan.

Perkernbangan industri pengolahan dan pernasaran bahan makanan yang sernakiin pesat
perlu diirnbangi dengan peraturan dan perundmgan yang memadai untuk pengawasan
rnutu serta keamhnan pangan. Apabila upaya ini tidak segera mendapatkan prhatian
maka kits akin rnendapatkan kesulitan dalarn pengawasan dm pernbinaan misdnya,
untuk rnenangkal pengaruh iklan suatu produk pengolahan rnakanan yang kadangkadang beqengaruh negatip terhadap arah pembinaan konsurnsi dan kebiasaan
makanan .