67 728
N
2
A1 740
Ar A1
744 CO
2
1 A1
764 SO
2
2 B1
1140 CHCl=CH
2
B3 1150
CH
2
=CH
2
3a A3
1270 CH
3
CH=CH
2
3a A3
Sumber, ASHRAE Inc., 2008. ASHRAE Handbook – HVAC Systems and Equipment. SI Edition. Atlanta.
2.7.2. Persyaratan Refrigerant
Beberapa persyaratan dari penggunaan refrigerant adalah sebagai berikut:
1. Tekanan Evaporasi dan Tekanan Kondensasi
Tekanan evaporasi refrigerant sebaiknya lebih tinggi dari atmosfer. Hal ini menjaga agar udara luar tidak masuk ke siklus jika terjadi kebocoran minor.
Tekanan kondensasi refrigerant sebaiknya tidak terlalu tinggi. Tekanan yang tinggi pada kondensor akan membuat kerja kompressor lebih tinggi dan
kondensor harus dirancang untuk tahan pada tekanan tinggi, hal ini akan menambah biaya.
2.
Sifat ketercampuran dengan pelumas oil miscibility
Refrigerant yang baik jika dapat bercampur dengan oli dan membantu melumasi kompressor. Oli sebaiknya kembali ke compressor dari kondensor,
evaporator, dan part lainnya. Refrigerant yang tidak baik justru melemahkan sifat pelumas dan membentuk semacam lapisan kerak yang melemahkan laju
perpindahan panas. Sifat seperti ini harus dihindari.
3. Tidak mudah bereaksi Inertness
Refrigerant yang bersifat inert tidak bereaksi dengan material lainnya untuk menghindari korosi, erosi, dan kerusakan lainnya.
4. Mudah dideteksi kebocorannya Leakage Detection
Kebocoran refrigerant sebaiknya mudah di deteksi, jika tidak akan mengurangi performansinya. Umumnya refrigerant tidak berwarna colorless dan
tidak berbau odorless. Metode deteksi kebocoran refrigerant: a. Halide torch, jika udara mengalir di atas permukaan tembaga yang dipanasi
dengan api methyl alcohol, uap dari refrigerant akan berdekomposisi dan mangubah warna api. Lidah api menjadi hijau pada kebocoran kecil, dan
mengecil dan kemerahan pada kebocoran besar.
b. Electronic detector, caranya dengan melepaskan arus pada inonisasi refrigerant yang telah terdekomposisi. Tetapi tidak dapat digunakan untuk jika udara
mengandung zat yang mudah terbakar. c. Bubble method, campuran sabun yang mudah menggelembung dioleskan pada
bagian yang diduga bocor. Jika terjadi gelembung, berarti terjadi kebocoran. d. ODP, singkatan dari Ozone Depletion Potential, potensi penipisan lapisan
ozon. Faktor yang dijadikan pembanding adalah kemampuan CFC-11 R-11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68 merusak lapisan ozon. Jika suatu refrigerant X mempunyai 6 ODP, artinya
refrigerant itu mempunyai kemampuan 6 kali R-11 dalam merusak ozon. Tabel 2.3. Nilai ODP beberapa Refrigerant
Refrigeran Chemical formula
ODP Value CFC – 11
CCl
3
F 1,0
CFC – 12 CCl
2
F
3
1,0 CFC – 13B1
CB
r
F
3
10 CFC – 113
CCl
2
FCCIF
2
0,8 CFC – 114
CClCCIF 1,0
CFC – 115 CClF
2
CF
3
1,0 CFCHFC – 500
CFC – 12 73,8HFC - 152a 26,2 0,74
CFCHFC – 502 HCFC – 22 48,8CFC - 115 51,2
0,33 HCFC – 22
CHClF
2
0,05 HCFC – 123
CHCl
2
CF
3
0,02 HCFC – 124
CHClFCF 0,02
HCFC – 124b CH
3
CClF
2
0,06 HFC – 125
CHF
2
CF
3
HFC – 134a CF
3
CH
2
F HFC – 152a
CH
3
CHF
2
Sumber, ASHRAE Inc., 2008. ASHRAE Handbook – HVAC Systems and Equipment. SI Edition. Atlanta
e. GWP adalah global warming potential, ada dua jenis angka indeks yang biasa digunakan untuk menyatakan potensi peningkatan suhu bumi. Pertama HGWP
halocarbon global warming potential yaitu perbandingan potensi pemanasan global suatu refrigerant dibandingkan dengan R-11. GWP yang menggunakan
CO2 sebagai acuan. Sebagai contoh perhitungan 1 lb R-22 mempunyai efek pemanasan global yang sama dengan 4100 lb gas CO2 pada 20 tahun pertama
dilepas ke atmosfer. Dan turun menjadi 1500 lb CO2 setelah 100 tahun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Studi dan Perancangan
Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik pendingin Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara dan direncanakan dilaksanakan selama
6 bulan. Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan studi dan perancangan
No .
Uraian Kegiatan Tahun 2013 - 2014
Mei Jun Jul
Agu Sep O`kt Nop
Des Jan
1. Pengajuan
Proposal
2. Survey Ke
lapangan
3. Merancang
Mesin 4.
Asembling Alat
5. Pengujian alat
dan pengumpulan
data
6. Analisis data dan
Penulisan laporan
penelitian 7.
Seminar hasil 8.
Perbaikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA