Mempelajari Karakteristik Batu Kapur Tohor/ Lime (CaO) sebagai Adsorben untuk Proses Pengeringan Secara Adsorpsi
1J6
l\{EMPELAJARlKARAKTERISTIKBATU KAPUR TOHOR I LIME (CaO)
SEBAGAIADSORBEN
UNIUKPROSES PENGERINGAN SECARA ADSORPSI
Olel!
AZHARFUADI
F 31.1876
1999
FAKULIASIEKNOLOGIPERTANIAN
IN/HITUT PERIANIANBOGOR
BOGOR
Azhar Fuadi. NRP F 31.1876. l\ffiMPELATARI KARAKTERISTIK BATU KAPUR
TOHOR / LIME (CaO) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PROSES
PENGERINGAN SECARA ADSORPSI. Di bawah bimbingan Dr. Ir. H. Aljeng M.
Syarief, MSAE.
Rlt"lGKASAN
Panas yang tinggi dan suhu yang tidak terkontrol dengan baik dalam proses
pengeringan akan merugikan jika digunakan untuk pengeringan bahan-bahan yang
mengandung zat-zat yang voMil, dan pada pengeringan benih akan menurunkan daya
tumbuh benih. Dari hal diatas, maka perlu dikembangkan metode pengeringan yang
tidak menggunakan snhu tinggi dalam prosesnya Salah satu alternatif yang bisa
dilakukan adalah pengeringan secara adsorpsi. Penelitian ini bertuj uan untuk
mempelajari karakteristik batu kupur tohor I lime (CaO) sebagai adsorben untuk
proses pengeringan secara adsorpsi.
Kapur tohor yang digunakan adalah kapur tohor yang baru keluar dari (empat
pembakarannya dan langsung dimasukkan ke dalam kaleng yang tertutup mpat
Sampel bahan yang dipakai adalah sampeJ yang 1010s pada ayakan mesh 8 (bukaan
2,36 mm atan 0,937 in) tetapi tertahan pada ayakan mesh 14 (bukaan 1,18 mm atau
0,469 in). Bera! rata-rata perbutir sampel adaIah 3,34 x 10-3 gram.
Teknik dasar yang dipakai daiam percobaan mengenai adsorpsi isotenni adalail
pengukuran berm contoh bahan selama berada dalam lingkungan yang tetap yaitu
suhu dan RH dipertaiiankan tetap. Adsorpsi isotenni H20 di udara oleh CaO pada
sulIu 30°C adalah sebagai berikut : 25,03 gr H 2 0 I 100 gr CaO pada 43,20 % RH,
28,58 gr H 20 1100 gr CaO pada 56,03 % RH, 28,74 gr H20 1100 gr CaO pada 63,50
% RH, dan 29,87 gr H20 1100 gr CaO pada 75,00 % RH, 35,10 gr H2 0 / 100 gr CaO
pada97,00%RH_
Bentuk kurva adsorpsi isotelmi H20 di udara oleh CaO pada suhu 30°C
termasuk dalam tipe 11 atau tipe sigmoidal man disebnt juga tipe favorable.
Untuk mencapai penyerapan H20 oleh CaO seCal'a maksimum diperlukan
waktu yang berbeda tergantung pOOa kondisi RH udara POOa 43,20 % RH,
diperlukan waktu 18 hari, pOOa 56,03 % RH diperlukan waktu 16 hari, pada 63,50 %
RH diperlukan waktn 14 hari, sedangkan pada 75,00 % RH dan 97,00 % RH
memerlukan waktu 11 hari.
Model persalIlaan Harkins-Jura mlO'rupakan persrunaan yang paling (epat
menggambal'kan keadaan yang sebenal'nya dari OOsorpsi isotermi H2 0 di udal'a oleh
CaO pada snhu 30°C pOOa RH 43,2 % Salllpai dengan RH 97 %. Persrunaan HarkinsJura tersebut adalah sebagai berikut ;
p
In -
1242,9
=
dengan R 2 sebesar 0,96
1,0147
Po
Dan nilai modulus deviasi (P) sebesar 1,85.
Untuk penelitian penurunan kandungan uap air di dalam nlang tertutup) CaO
sebanyak satu kilogrrun dimasukkan ke dalrun ruang tertutup. Uap air yang ada di
dalalll ruangan tertutup akan diOOsorpsi oleh batu kapur tohor sehingga kandungan
uap air akan menurun. Kecepatan penurunan kandungan uap air di udara ruangan
tertutup dipengalllhi oleh luas permukaan yallg Jangsung berhubungan dengan udara.
Kenaikan Euhu selnnm proses pada lemari dengan dua rak adsorben lebih besPJ' dad
satu rak adsorb en. Kandungan uap air diudara terendah yang dicapai pada kedua
macam percobaalJ. menghasilka.lJ. nihil yang 8ama yaitu sebesar 0,0125 gr H 20.
Pada pengeringan pOOi (Kadar air avval ; 25,1 % bb) dengan metode adsorpsi
dengan CaO sebagai adsorben, mempunyai nilai
kemiringan garis kecepatan
pengeringan, K OOalah sebesar 5,551 dan nilai perpotongan garis dengan ordinat, a
sebesar 23,354. Sulm pengeringan rata-rata 27,1 "C.
Perhitungan kebutuhan CaO dihitung berdasarkan hasil penelitian adsorpsi
isotermi kapur tohor. Untuk salu kilogram padi yang dikeringkan dari 25 % bb
meqjOOi 12 % bb , membutuhkan 535,6
gJ'
CaO. Energi yang dilepaskan pada saa!
terjOOi reaksi antal'a H 20 dengan CaO dimaataatkan untuk menguapkan air di dalam
ballan yang dikeringkan.
ME lVIPELAJARI K
l\{EMPELAJARlKARAKTERISTIKBATU KAPUR TOHOR I LIME (CaO)
SEBAGAIADSORBEN
UNIUKPROSES PENGERINGAN SECARA ADSORPSI
Olel!
AZHARFUADI
F 31.1876
1999
FAKULIASIEKNOLOGIPERTANIAN
IN/HITUT PERIANIANBOGOR
BOGOR
Azhar Fuadi. NRP F 31.1876. l\ffiMPELATARI KARAKTERISTIK BATU KAPUR
TOHOR / LIME (CaO) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PROSES
PENGERINGAN SECARA ADSORPSI. Di bawah bimbingan Dr. Ir. H. Aljeng M.
Syarief, MSAE.
Rlt"lGKASAN
Panas yang tinggi dan suhu yang tidak terkontrol dengan baik dalam proses
pengeringan akan merugikan jika digunakan untuk pengeringan bahan-bahan yang
mengandung zat-zat yang voMil, dan pada pengeringan benih akan menurunkan daya
tumbuh benih. Dari hal diatas, maka perlu dikembangkan metode pengeringan yang
tidak menggunakan snhu tinggi dalam prosesnya Salah satu alternatif yang bisa
dilakukan adalah pengeringan secara adsorpsi. Penelitian ini bertuj uan untuk
mempelajari karakteristik batu kupur tohor I lime (CaO) sebagai adsorben untuk
proses pengeringan secara adsorpsi.
Kapur tohor yang digunakan adalah kapur tohor yang baru keluar dari (empat
pembakarannya dan langsung dimasukkan ke dalam kaleng yang tertutup mpat
Sampel bahan yang dipakai adalah sampeJ yang 1010s pada ayakan mesh 8 (bukaan
2,36 mm atan 0,937 in) tetapi tertahan pada ayakan mesh 14 (bukaan 1,18 mm atau
0,469 in). Bera! rata-rata perbutir sampel adaIah 3,34 x 10-3 gram.
Teknik dasar yang dipakai daiam percobaan mengenai adsorpsi isotenni adalail
pengukuran berm contoh bahan selama berada dalam lingkungan yang tetap yaitu
suhu dan RH dipertaiiankan tetap. Adsorpsi isotenni H20 di udara oleh CaO pada
sulIu 30°C adalah sebagai berikut : 25,03 gr H 2 0 I 100 gr CaO pada 43,20 % RH,
28,58 gr H 20 1100 gr CaO pada 56,03 % RH, 28,74 gr H20 1100 gr CaO pada 63,50
% RH, dan 29,87 gr H20 1100 gr CaO pada 75,00 % RH, 35,10 gr H2 0 / 100 gr CaO
pada97,00%RH_
Bentuk kurva adsorpsi isotelmi H20 di udara oleh CaO pada suhu 30°C
termasuk dalam tipe 11 atau tipe sigmoidal man disebnt juga tipe favorable.
Untuk mencapai penyerapan H20 oleh CaO seCal'a maksimum diperlukan
waktu yang berbeda tergantung pOOa kondisi RH udara POOa 43,20 % RH,
diperlukan waktu 18 hari, pOOa 56,03 % RH diperlukan waktu 16 hari, pada 63,50 %
RH diperlukan waktn 14 hari, sedangkan pada 75,00 % RH dan 97,00 % RH
memerlukan waktu 11 hari.
Model persalIlaan Harkins-Jura mlO'rupakan persrunaan yang paling (epat
menggambal'kan keadaan yang sebenal'nya dari OOsorpsi isotermi H2 0 di udal'a oleh
CaO pada snhu 30°C pOOa RH 43,2 % Salllpai dengan RH 97 %. Persrunaan HarkinsJura tersebut adalah sebagai berikut ;
p
In -
1242,9
=
dengan R 2 sebesar 0,96
1,0147
Po
Dan nilai modulus deviasi (P) sebesar 1,85.
Untuk penelitian penurunan kandungan uap air di dalam nlang tertutup) CaO
sebanyak satu kilogrrun dimasukkan ke dalrun ruang tertutup. Uap air yang ada di
dalalll ruangan tertutup akan diOOsorpsi oleh batu kapur tohor sehingga kandungan
uap air akan menurun. Kecepatan penurunan kandungan uap air di udara ruangan
tertutup dipengalllhi oleh luas permukaan yallg Jangsung berhubungan dengan udara.
Kenaikan Euhu selnnm proses pada lemari dengan dua rak adsorben lebih besPJ' dad
satu rak adsorb en. Kandungan uap air diudara terendah yang dicapai pada kedua
macam percobaalJ. menghasilka.lJ. nihil yang 8ama yaitu sebesar 0,0125 gr H 20.
Pada pengeringan pOOi (Kadar air avval ; 25,1 % bb) dengan metode adsorpsi
dengan CaO sebagai adsorben, mempunyai nilai
kemiringan garis kecepatan
pengeringan, K OOalah sebesar 5,551 dan nilai perpotongan garis dengan ordinat, a
sebesar 23,354. Sulm pengeringan rata-rata 27,1 "C.
Perhitungan kebutuhan CaO dihitung berdasarkan hasil penelitian adsorpsi
isotermi kapur tohor. Untuk salu kilogram padi yang dikeringkan dari 25 % bb
meqjOOi 12 % bb , membutuhkan 535,6
gJ'
CaO. Energi yang dilepaskan pada saa!
terjOOi reaksi antal'a H 20 dengan CaO dimaataatkan untuk menguapkan air di dalam
ballan yang dikeringkan.
ME lVIPELAJARI K