54 Pemrograman Dasar SMK Kelas X Sem 1
c. d. DIV
e.
2. Operasi 22 MOD 4 memberikan hasil .... a. 5
b. 5,5 c. 2
d. FALSE e. TRUE
3. Ekspresi bilangan real 4 + 26+93 memberikan nilai.... a. 10
b. 20 c. 22
d. 24 e. 30
4. Diketahui a, b, c adalah variabel dengan tipe data boolean, di mana a =FALSE, b=TRUE dan c=TRUE.
Di antara jawaban berikut yang memberikan hasil yang TRUE adalah ,,,, a. a AND b AND c
b. a AND b OR NOTC c. A OR B AND NOTc
d. A OR B OR NOTc e. A OR NOTB OR NOTc
5. Jika P merupakan variabel bertipe boolean dan diberikan suatu assignment seperti berikut P=59
manakah kesimpulan yang benar mengenai assignemnt di atas? a. P tidak bisa mempunyai nilai karean kesalhan penggunaan operator
b. P bernilai benar c. P bernilai salah
d. P tidak boleh bertipe boolean
Bab 1 Dasar-dasar Algoritma 55
1.6. KEGIATAN BELAJAR 6 PENYAJIAN ALGORITMA DENGAN PSEUDOCODE
1.6.1. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan belajar ini, diharapkan siswa memahami penyajian algoritma dengan pseudocode.
1.6.2. Aktivitas Kegiatan Belajar
1.6.2.1. Mengamati
Perhatikan dua buah bentuk algoritma berikut
Algoritma JumlahKuadrat
{Algoritma ini menghitung jumlah kuadrat dari dua buah bilangan, a dan b} Input : A dan B Bilangan real
Output: C Bilangan real 1 Masukkan nilai bilangan A
2 Masukkan nilai bilangan B 3 Hitung C=AA + BB
4 Tuliskan hasil C 5 Selesai
Algoritma JumlahKuadrat
{Algoritma ini menghitung jumlah kuadrat dari dua buah bilangan, a dan b} VARIABEL A,B,C:Bilangan Real
1 READ A 2 READ B
3 C =AA + BB 4 WRITE C
5 END
1.6.2.2. Menanya
Buatlah pertanyaan-pertanyaan seperti contoh berikut 1. Apakah perbedaaan dua algoritma di atas?
2. Mengapa perlu dibuat bentuk algoritma yang kedua? 3. Apakah arti READ, WRITE, dan END?
4. Jika penyajian pada algoritma pertama menggunakan bahasa natural, algoritma yang kedua disebut penyajian dengan apa?
56 Pemrograman Dasar SMK Kelas X Sem 1
1.6.2.3. Mengumpulkan InformasiMencoba
Kedua algoritma di atas adalah mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari jumlah kuadrat dari dua buah bilnagan. Algoritma pertama menggunakan bahasa natural sehari-hari, sedangkan
yang kedua sudah menggunakan bentuk perintah seperti READ dan WRITE. Penggunaan bahasa ini bukan tanpa alasan, akan tetapi menyesuaikan dengan bahasa-bahasa pemrograman yang ada
yang kebayakan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa induknya. Penyajian algoritma seperti disebut penyajian dengan PSEUDOCODE. Apa itu pseudocode. Simak penjelasan berikut.
Penyajian algoritma dengan Bahasa natural, menggunakan kalimat deskriptif dapat digunakan untuk algoritma yang sederhana dengan dengan sedikit ekspresi atau operasi dalam
simbol dan variabel. Sebagai contoh, bagaimana cara menuliskan proses menghitung jarak tempuh Gerak Lurus Berubah Beraturan,
S=v t+ ½ a t
2
. Dengan kalimat deskriptif, “Jarak tempuh sama kecepatan awal dikalikan waktu ditambah dengan
setengah dikaliaka n percepatan dikalikan kuadrat dari waktu tempuh”. Bagi pengembang program
langkah seperti ini kurang efektif jika harus dirubah ke kode program, karena dengan kalimat yang panjang dapat menyebabkan perubahan makna dari tujuan yang sebenarnya. Salah satu cara
megatasinya adalah mengkombinasikan bahasa natural dengan penggunaan variabel dan operator dalam suatu ekspresi. Ini sudah kita pelajari pada KB sebelumnya.
Selain itu penggunaan bahasa natural yang terbatas pada bahasa sehari-hari pembuat algoritma, membuat pengguna algoritma menjadi terbatas sehingga orang lain yang tidak mengerti
bahasa tersebut tidak bisa ikut memahami. Agar algoritma menjadi bahasa yang universal, khusunya bagi pengembang prorgam, alangkah baiknya algoritma disajikan dengan bahasa yang
“dekat” atau mirip dengan semua bahasa pemrograman. Penyajian algoritma dalam bentuk bahasa yang “mirip” dengan bahasa pemrograman disebut dengan pseudocode.
Sesuai dengan namanya pseudocode dapat diartikan sebagai kode bayangan, yaitu bahasa yang mendekati kode pemrograman yang sesungguhnya. Perbedaanya adalah dalam bahasa
pemrograman aturan penulisan kode harus benar-benar sesuai, jika terjadi kesalahan sedikit saja maka akan menyebabkan error, atau program tidak bisa dijalankan. Sedangkan dalam pseudocode
aturan penulisannya lebih bebas, dan tidak terikat namun yang paling penting adalah mudah diipahami oleh orang yang menjalankan algoritma atau orang yang akan mengimplementasikan
algoritma tersebut ke bahasa pemrograman. Pseudocode yang baik adalah pseudocode yang dapat dipahami dan diterjemahkan oleh
programmer ke bahasa pemrograman yang ada. Meskipun ada juga yang menuliskan pseudocode berdasarkan kecenderungan perancang algoritma dalam menggunakan bahasa pemrograman.
Orang yang sering menggunakan Bahasa Pemrograman Fortran akan menuliskan pseudo code dengan gaya Bahasa Fortran, orang yang sering mengguanakan Pascal akan menuliskan
psudocode dengan gaya bahasa Pascal, demikian juga bagi yang seringg menggunakan Basic ataupun Turbo C, tentu akan mempunyai style gaya yang ebrbeda-beda. Jadi pseudo-code bisa