Skala Kecemasan Matematis Lembar Observasi Pembelajaran

Eka Khairani Hasibuan, 2014 Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Mengurangi kecemasan Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Arias Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 0,6094 Sedang 11 0,3594 Sedang 12 0,375 Sedang 13 0,2813 Sukar Pemberian skor untuk soal kemampuan pemahaman matematika yang akan digunakan berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics diadaptasi dan disesuaikan dari Cail, Lane, dan Jakabesin Anggaraini, 2012. Tabel 3.9 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemahaman SKOR KRITERIA 4 Menunjukkan kemampuan pemahaman: Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap. Penggunaan algoritma secara lengkap dan benar, dan melakukan perhitungan dengan benar 3 Menunjukkan kemampuan pemahaman: Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika hampir lengkap. Penggunaan algoritma secara lengkap dan benar, namun mengandung sedikit kesalahan perhitungan. 2 Menunjukkan kemampuan pemahaman: Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap. Penggunaan algoritma, namun mengandung perhitungan yang salah. 1 Menunjukkan kemampuan pemahaman : Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas. Jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah Tidak ada jawaban, kalaupun ada tidak tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika.

1.3.2 Skala Kecemasan Matematis

Kecemasan belajar matematika siswa diklasifikasi berdasarkan 3 aspek yaitu: aspek somatik, aspek kognitif dan aspek afektif. Skala kecemasan matematis dalam penelitian ini terdiri atas sejumlah pernyataan yang harus direspon oleh siswa untuk mengetahui apakah siswa mengalami kecemasan matematis ketika belajar matematika. Butir skala kecemasan matematis disusun terdiri atas 28 item dalam acuan skala likert, pernyataan-pernyataan tersebut dinyatakan dalam bentuk yang dilengkapi dengan lima pilihan jawaban, yaitu: sangat sering ss, sering s, kadang-kadang kk, tidak pernah tp, dan sangat tidak pernah stp. Irianto 2009:20 menyatakan bahwa: Eka Khairani Hasibuan, 2014 Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Mengurangi kecemasan Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Arias Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu “pengukuran terhadap objek-objek yang bersifat kejiwaan sikap biasanya menggunakan alat ukur yang berskala likert, sepanjang analisis skala tersebut didasarkan pada penjumlahan skor untuk setiap item maka skor yang terkumpul dapat dikategorikan berskala interval”. Kemudian Ruseffendi 2005:16 menyatakan bahwa: “contoh skala interval ialah skala sikap model likert. Skala interval digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis statistik yaitu uji statistik parametrik dalam menguji hipotesis. Skala likert digunakan untuk mengukur disposisi matematis siswa”. Sebelum digunakan dalam penelitian, maka terlebih dahulu skala kecemasan matematis ini dikonsultasikan terlebih dahulu kepada para ahli yaitu dosen-dosen pembimbing. Dosen-dosen pembimbing memberikan saran dan kritik demi perbaikan skala kecemasan matematis ini. Maka setelah dosen pembimbing memberikan persetujuan penggunaan skala kecemasan matematis ini, peneliti menggunakannya dalam penelitian ini.

1.3.3 Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen. Aktivitas siswa dan guru yang diamati oleh observer adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung indikator- indikator Assurances Relevances Interest Assessment dan Satisfaction ARIAS .

3.3.4 Wawancara