AKULTURASI ALAT MUSIK TRADISIONAL BANSI (MINANGKABAU) PADA IRINGAN TARI GOBUK DI LEMBAGA KESENIAN YUSDA KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA.

AKULTURASI ALAT MUSIK TRADISIONAL BANSI
(MINANGKABAU) PADA IRINGAN TARI GOBUK DI
LEMBAGA KESENIAN YUSDA KECAMATAN TANJUNG
TIRAM KABUPATEN BATU BARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

MUHAMMAD YUSUF
NIM. 21031430030

PRODI PENDIDIKAN MUSIK
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016


ABSTRAK
Muhammad Yusuf. NIM. 2103140030. Akulturasi Alat Musik Tradisional
Bansi (Minangkabau) Pada Iringan Tari Gobuk di Lembaga Kesenian
YUSDA Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Skripsi. Medan :
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini membahas proses akulturasi alat musik tradisional Bansi
Etnis Minangkabau yang masuk pada alat musik iringan Tari Gobuk. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana terjadinya akulturasi alat musik Bansi
Minangkabau pada iringan tari gobuk di Lembaga Kesenian YUSDA Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.
Landasan Teori yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teori
akulturasi, teori fungsi, teori makna dan musik iringan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah sanggar/lembaga kesenian di Kabupaten Batu Bara
yang memuat unsur seni. Sampel dari penelitian merupakan sebuah Lembaga
Kesenian bernama Lembaga Kesenian YUSDA. Untuk melengkapi data-data
dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi lapangan, studi kepustakaan,
dokumentasi berupa video dan foto-foto serta melakukan wawancara.
Hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul, dapat diketahui bahwa
Alat musik yang digunakan pada tradisi gobuk antara lain, gendang, gong atau

tawak-tawak, bansi, dan biola. Nenek Moyang masyarakat Batu Bara berasal dari
pagaruyung (Bukittinggi) Sumatera Barat. Proses terjadinya akulturasi alat musik
bansi terjadi akibat ikutnya terjadi persebaran nenek moyang masyarakat Batu
Bara sendiri yang dominan berasal dari pagaruyung (Bukittinggi). Bentuk dan
penyajian tradisi gobuk melalui beberapa tahapan yaitu tahap persiapan ritual,
tahap kerasukan, tahap kesadaran, dan tahapan penutupan. Fungsi dari tradisi
gobuk sendiri dapat dikategorikan pada beberapa hal, yaitu; sebagai ritual, sebagai
penyembuhan dan sebagai pertunjukan.

Kata kunci: Akulturasi, Alat Musik Bansi, Tari Gobuk.

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat, hidayah
dan karunia

yang telah dilimpahkan-Nya


kepada penulis hingga dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun judul Skripsi ini adalah “Akulturasi Alat Musik Tradisional Bansi
(Minangkabau) Pada Iringan Tari Gobuk di Lembaga Kesenian YUSDA
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara”.
Tujuan penelitian dan penulisan Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Musik. Selama proses penelitian penulis
menghadapi berbagai kendala, akan tetapi dalam menghadapi kendala-kendala
tersebut penulis sangat terbantu dari beberapa pihak yang suka rela selalu
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd., Ketua Jurusan Sendratasik sekaligus Dosen
Pembimbing Skripsi I
4. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan Musik
5. Mukhlis Hasbullah, S.Pd., M.Sn Dosen Pembimbing Skripsi II.
6. Panji Suroso, S.Pd., M.Si Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program

Sendratasik.

ii

Studi Pendidikan Musik Jurusan

8. Kedua orang tua, Ayahanda Arifin Hamid dan Ibunda Saparia yang telah
memberi penulis begitu banyak kasih sayang, doa, perhatian. Motivasi dan
materi untuk menyelesaikan studi kuliah khususnya Skripsi ini.
9. Seluruh keluarga besar, kakak Armaya Sari dan Suami, Abang Ismail, Adik
Saddam Husain serta seluruh keluarga besar yang telah mendukung dan
memotivasi Penulis.
10. Bapak M. Yusnar Harahap dan Ibu Ida selaku pimpinan Lembaga Kesenian
YUSDA Batu Bara yang telah membantu peneliti memberikan data penelitian
sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi.
11. Teman-teman dan saudara-saudara Suharyanto, S.Pd, Ridho Sudrajat, Aqsa
Mulya, Eko Suheri, Kirana Simamora, Ari Kusnardi, Hendra Syaputra,
Ifwanul Hakim, Yehezkiel Tarigan, Anton Darco Hutasoit, Faisal Reza, Rani
Fitriana, Sartika Sari, Ani Agustin dan semua yang tidak bisa disebutkan
yang telah membantu dan memotivasi Penulis.

Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, Penulis
berharap kepada para pembaca Skripsi ini untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan Skripsi ini nantinya. Semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Medan

April 2016

Muhammad Yusuf
NIM. 2103140030

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...............................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

i

ii
iv
vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
D. Rumusan Masalah .........................................................................
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
F. Manfaat Penelitian .......................................................................

1
5
6
7
7
8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teoritis ..........................................................................
1. Teori Akulturasi ......................................................................
2. Teori Instrumen .......................................................................
3. Musik Iringan ..........................................................................
4. Teori Bentuk ............................................................................
5. Teori Fungsi ............................................................................
6. Kesenian Gobuk .................................................................... .
7. Lembaga Kesenian YUSDA Batu Bara ..................................
B. Kerangka Konseptual ....................................................................

10
10
13
14
16
17
19
21
22


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ..........................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................
1. Lokasi Penelitian .....................................................................
2. Waktu Penelitian .....................................................................
C. Populasi dan Sampel .....................................................................
1. Populasi ...................................................................................
2. Sampel .....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
1. Studi Pustaka ...........................................................................
2. Observasi .................................................................................
3. Wawancara ..............................................................................
4. Dokumentasi ...........................................................................
E. Teknik Analisis Data ......................................................................

24
24
24
25
25

25
25
26
26
28
29
29
30

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Geografis Wilayah Kabupaten Batu Bara .....................................
B. Alat Musik Yang Digunakan Dalam Memainkan Musik Pengiring
Tari Ritual Gobuk .........................................................................

iv

32
35

1. Gendang ..................................................................................

2. Biola ........................................................................................
3. Gong/Ogung/Tawak-tawak .....................................................
4. Talempong ...............................................................................
5. Bansi ........................................................................................
C. Akulturasi Pada Musik Iringan Tari Ritual Gobuk di Kecamatan
Tanjung Tiram Batu Bara ..............................................................
1. Asal Mula Nenek Moyang Orang Batu Bara ..........................
2. Terjadinya Akulturasi Musik Bansi (Minangkabau) Dalam
Musik Iringan Tradisi Ritual Gobuk .......................................
D. Bentuk Penyajian Pada Iringan Tari Ritual Gobuk di Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara ...........................................
1. Tahap Persiapan Ritual ...........................................................
2. Tahap Kerasukan .....................................................................
3. Tahap Kesadaran .....................................................................
4. Tahap Penutup .........................................................................
E. Fungsi Kesenian Ritual Gobuk Bagi Masyarakat Melayu Pesisir
di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara ....................
1. Sebagai Ritual/Adat ................................................................
2. Sebagai Penyembuhan ............................................................
3. Seni Pertunjukan .....................................................................


35
36
37
38
40
41
41
44
46
47
50
51
51
52
52
54
55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran ..............................................................................................

57
57

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

59

v

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kabupaten Batu Bara ·························
Gambar 4.2. Istana Niat Lima Laras ········································
Gambar 4.3. Pemain Gendang ················································
Gambar 4.4. Pemain Biola ····················································
Gambar 4.5. Gong atau tawak tawak ········································
Gambar 4.6. Talempong Minangkabau ·····································
Gambar 4.7. Alat Musik Bansi ···············································
Gambar 4.8. Gambar Masyarakat Melayu Zaman Dahulu ···············
Gambar 4.9. Pemain Bansi Minangkabau ··································
Gambar 4.10. Proses Persiapan Ritual ······································
Gambar 4.11 Pemain Musik Iringan Tari Gobuk ··························
Gambar 4.12 Penari tari Gubang atau Gobuk pada acara sunatan ······
Gambar 4.13 Proses Pembuatan Film Kenduri Laut yang memuat ritual

vi

32
34
36
37
38
39
40
44
46
49
53
53
56

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan sebuah kebisaan yang lahir atas dasar perilaku seharihari yang dianggap berkaitan erat dengan kehidupan dan proses perilaku
kebiasaan itu menjadi sebuah budaya dan diterima untuk dijadikan kebudayaan
dalam masyarakat tertentu. Setiap suku bangsa di dunia memiliki kebudayaan
yang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut menjadi keragaman
tersendiri sebagai sebuah fenomena budaya. Menurut Tuti Rahayu (2005:01)
kebudayaan ialah :
“Terwujud oleh tingkah laku, bahasa, upacara, kesenian dan adat
istiadat masyarakat yang melembaga. Dalam proses
perkembangan yang terjadi antara kebudayaan yang satu dengan
yang lain memberi proses saling sentuh yang kemudian akan
membawa dampak besar terhadap eksistensi dan fenomena
datangnya budaya baru.”
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang
memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Keanekaragaman
tersebut bersatu menjadi sebuah identitas bagi Sumatera Utara. Keragaman
budaya di Sumatera Utara merupakan menjadi sebuah interaksi yang
menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.
Sebagai daerah yang majemuk dan beranekaragam suku, Sumatera Utara
sangat berkaitan erat dengan interaksi antar penduduk asli dan penduduk
pendatang. Sumatera Utara terdiri dari 8 (delapan) etnis asli dan beberapa etnis
yang pendatang dan mendiami daerah di Sumatera Utara. Dengan kebudayaan
yang begitu majemuk ini, sampai saat ini, Sumatera Utara tidak memiliki budaya

1

2

yang dominan. Mereka hidup segregatif disatu sisi dan integritas di sisi lain. Para
pendatang ini melakukan pola migrasi.1 Istilah migrasi menurut Muhammad
Takari (2009:113)
“Dapat didefinisikan sebagai gerakan pindah pendudukan dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan maksud mencari nafkah atau
menetap. Migrasi tersebut ada yang terjadi karena didatangkan oleh
seseorang atau suatu lembaga, dan ada juga yang terjadi berdasarkan
kemauan sendiri.”
Sebagai wilayah yang tingkat migrasi cukup besar, menjadikan Sumatera
Utara sebagai tempat pencarian suaka bagi para imigran dari daerah-daerah lain
untuk memilih bertahan hidup. Hal ini juga berdampak pada semua aspek
kehidupan yang ada di Sumatera Utara itu sendiri. Melayu pesisir yang luput dari
arus migrasi yang tinggi juga terkena dampaknya baik dari kebudayaan, adat dan
aspek kehidupan lainnya.
Melayu pesisir sebagai salah satu penghuni asli Sumatera Utara
merupakan suku yang memiliki anekaragam kebudayaan. Kebudayaan tersebut
baik berupa, rupa, tari, musik, adat-adat istiadat dan sebagainya. Untuk
menjelaskan identitas suku Melayu, sebenarnya banyak menghadapi kesukaran,
karena pada kenyataannya istilah Melayu banyak diartikan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda. Menurut Husny dalam Tuti Rahayu (2005:33)
“bahwa definisi Melayu berlandaskan falsafah hidupnya yang terdiri dari : Islam,
beradat, berbudaya, berturai,2 dan berilmu.

1

Patersen dalam Takari mendefinisikan migrasi sebagai perpindahan seseorang yang relatif
permanen dalam jarak yang cukup berarti.
2
Berturai adalah mempunyai susunan-susunan Sosial dan berusaha menjaga integrasi dalam
perbedaan-perbedaan diantara individu-individu.

3

Hingga sampai saat ini definisi Melayu itu sendiri masih belum disepakati
oleh para ahli dikarenakan pengertian yang majemuk itu. Jika ditinjau asal usul
Melayu secara kelompok etnik, kata Melayu sudah disebut-sebut dalam catatan ITsing yang mengunjungi Sriwijaya pada tahun 672. Kata Melayu dipakai sebagai
nama tempat yang menunjukan Jambi sekarang. (Muhammad Takari, 2009:124).
Berdasarkan Kronik Dinasti Tang di China, terdapat nama kerajaan di Sumatera
yang disebut Mo-Lo-Yue pada tahun 644 dan 645 Masehi.
Untuk melihat pengertian Melayu secara luas, perlu adanya pemahaman
dan pendapat-pendapat diluar orang Melayu itu sendiri dalam melihat konteks
Melayu baik secara linguistik, harfiah dan hakikat Melayu itu sendiri. Lah Husni
dalam Takari (2009:132) menyatakan;
“Orang Melayu adalah kelompok yang menyatukan diri dalam
ikatan perkawinan antar suku, dan selanjutnya memakai adat resam
serta bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari”.
Selanjutnya Husni menambahkan bahwa orang Melayu Pesisir merupakan
turunan campuran antara orang Melayu yang sudah memang menetap di Pesisir
Sumatera Timur dan suku-suku Melayu pendatang, seperti Johor, Melaka, Riau,
Aceh, Mandailing, Jawa, Minangkabau, Karo, India, Bugis dan Arab, yang
selanjutnya memakai adat resam dan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar
dalam pergaulan antara sesama atau dengan orang dari daerah lain, serta yang
terpenting adalah beragama Islam. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya
percampuran aspek-aspek kehidupan baik, sosial, budaya dan adat-adat bagi
masyarakat Melayu itu sendiri. Percampuran itu juga berdampak pada adatistiadat dan masuk ke dalam ranah musik, tari dan upacara-upacara ritual adat

4

yang masuk melalui percampuran atau akulturasi kebudayaan di dalam
masyarakat Melayu Pesisir itu sendiri.
Tari Gobuk atau Kesenian gobuk menurut Pak Padil (wawancara 2016)
merupakan sebuah tradisi masyarakat pesisir yang digunakan untuk proses
penyembuhan. Pada awalnya tari gobuk adalah sebuah upacara ritual pengobatan.
Awal mula kesenian yang memuat tarian ini berawal pada sekitar tahun 1895 lalu
ketika ada seorang warga Desa Lima Laras Kecamatan Tanjung Tiram yang
merupakan anak dari seorang penguasa desa mengalami sakit.
Akulturasi yang terjadi pada musik iringan Tari Gobuk di Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara menjadi sebuah perhatian peneliti
dikarenakan adanya alat musik di luar dari alat musik Melayu sendiri.
Terdapatnya alat musik bansi yang merupakan alat musik minangkabau tentu
menjadi sebuah temuan yang menarik untuk dijadikan sebuah penelitian,
mengingat alat musik ini umumnya digunakan pada musik tradisional
minangkabau sendiri. Secara bentuk, struktur Musik pada iringan tari gobuk di
Kecamatan Tanjung Tiram juga akan dikaji bagaimana proses penyajian musik
dalam mengiringi tari gobuk. Dalam penelitian ini juga akan dikaji fungsi Tari
Gobuk bagi masyarakat Melayu pesisir di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten
Batu Bara sendiri serta peran ritual gobuk itu sendiri. Melihat terdapatnya
akulturasi alat musik tersebut, tentu akan dijelaskan juga alat musik apa saja yang
digunakan dalam memainkan musik pengiring tari Gobuk.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik dan ingin melakukan sebuah
penelitian mendalam tentang “Akulturasi Alat Musik Tradisional Bansi

5

(Minangkabau) Pada Iringan Tari Tradisi Gobuk (Melayu) di Lembaga
Kesenian YUSDA Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara”. Untuk
dijelaskan dalam bentuk karya ilmiah.

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah agar penelitian yang dilakukan menjadi
terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hadeli (2006:23) yang menyatakan bahwa : “identifikasi masalah adalah suatu
situasi yang merupakan akibat interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaankebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa
pertanyaan-pertanyaan.
Sesuai dengan pendapat di atas dan dari uraian latar belakang masalah
tersebut di atas maka masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Alat musik apa saja yang digunakan dalam memainkan musik pengiring tari
Tradisi Gobuk?
2. Apa saja akulturasi yang terjadi pada musik iringan Tari Tradisi Gobuk di
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?
3. Bagaimana bentuk penyajian pada iringan tari Tradisi gobuk di Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?
4. Apa fungsi Tari Tradisi Gobuk bagi masyarakat Melayu pesisir di Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?

6

5. Bagaimana apresiasi dan tanggapan masyarakat mengenai akulturasi yang
terjadi pada musik iringan tari Tradisi gobuk?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat dari cakupan luasnya permasalahan, maka penulis membuat
batasan masalah terhadap materi penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah
merupakan batas-batas masalah penelitian yang akan diteliti.
Menurut Hariwijaya dan Trinton (2008:47) mengemukakan bahwa, “suatu
masalah mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perumusan masalah dan
belum tentu masalah-masalah yang telah diidentifikasi dapat diteliti”. Dalam
sebuah penelitian, proses pembatasan masalah sangat diperlukan, untuk
membatasi kajian yang akan diteliti. Proses ini diperlukan sebagai upaya dalam
penganalisisan data-data yang sudah dikumpulkan nantinya. Selain itu, dengan
adanya pembatasan masalah maka pembatasan tidak akan melebar, sehingga
penelitian akan lebih terarah, dan proses penelitian dapat berjalan lancar. Untuk
itu berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan yang dikemukakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Alat musik apa saja yang digunakan dalam memainkan musik pengiring tari
Tradisi Gobuk?
2. Apa saja akulturasi yang terjadi pada musik iringan Tari Tradisi Gobuk di
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?
3. Bagaimana bentuk penyajian pada iringan tari Tradisi gobuk di Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?

7

4. Apa fungsi Tari Tradisi Gobuk bagi masyarakat Melayu pesisir di
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan sebuah peneilitian yang akan dilakukan,
mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban
pertanyaan daripeneliti. Oleh karena itu, perlu dirumuskan dengan baik, sehingga
dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan peneliti. Menurut
Arikunto (1993:7) bahwa, “agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaiknya,
maka peneliti harus meneruskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus
dimulai, kemana harus pergi dan dengan apa”. Untuk lebih memfokuskan masalah
dalam penelitian maka penulis merumuskan sebagai berikut: “Bagaimana
Akulturasi musik tradisional pada iringan tari Tradisi Gobuk di Lembaga
Kesenian YUSDA Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?”

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan salah satu
kunci dari keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dari tujuan penelitian
merupakan jawaban atas atas pertanyaan dalam penelitian. Berhasil atau tidaknya
suatu penelitian terlihat dari tercapainya atau tidaknya tujuan penelitian. Ali
(1987:9) mengemukakan bahwa:

8

“kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat
mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena
penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang
akan dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang dilakukan.
Itu sebabnya tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang
tegas, jelas, operasional”.
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui alat musik yang digunakan dalam memainkan musik pengiring
tari Tradisi Gobuk.
2. Mengetahui akulturasi yang terjadi pada musik iringan Tari Tradisi Gobuk di
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara
3. Mengetahui bentuk Penyajian pada iringan tari Tradisi gobuk di Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara
4. Mengetahui fungsi Tari Tradisi Gobuk bagi masyarakat Melayu pesisir di
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka diharapkan dapat
memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terhadap masyarakat
luas. Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai akulturasi yang terjadi pada kebudayaan Melayu pesisir serta
musik sejenis yang digunakan pada masyarakat adat.
2. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya berkecimpung
dalam dunia pendidikan Musik.

9

3. Sebagai bahan bacaan dan pelestarian budaya bagi seluruh masyarakat.
4. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lainnya yang hendak meneliti
bentuk kesenian ini lebih jauh.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian
ini. Kesimpulan tersebut untuk menjawab pokok permasalahan yaitu mengenai
Akulturasi Alat Musik Bansi (Minangkabau) pada iringan tari kesenian Gobuk di
Kecamatan Tanjung Tiram. Peneliti dapat menarik kesimpulan antara lain :
1. Alat musik yang digunakan pada tradisi gobuk antara lain, gendang, gong
atau tawak-tawak, bansi, dan biola.
2. Nenek Moyang masyarakat Batu Bara berasal dari pagaruyung
(Bukittinggi) Sumatera Barat.
3.

Proses terjadinya akulturasi alat musik bansi terjadi akibat ikutnya terjadi
persebaran nenek moyang masyarakat Batu Bara sendiri yang dominan
berasal dari pagaruyung (Bukittinggi).

4. Bentuk dan penyajian tradisi gobuk melalui beberapa tahapan yaitu tahap
persiapan ritual, tahap kerasukan, tahap kesadaran, dan tahapan penutupan.
5. Fungsi dari tradisi gobuk sendiri dapat dikategorikan pada beberapa hal,
yaitu; sebagai ritual, sebagai penyembuhan dan sebagai pertunjukan.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas dapat mengajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih mengetahui terjadinya

akulturasi pada kesenian gobuk sendiri.
57

58

2. Perlu dilakukan revitalisasi kebudayaan gobuk sendiri mengingat mulai

hilangnya pengetahuan masyarakat khususnya di Batu Bara.
3. Kemajuan teknolgi memang sangat penting tetapi janganlah kita
mengganti alat musik tradisional kita dengan kemajuan teknologi
walaupun kemajuan teknologi membuat semuanya menjadi mudah tetapi
kesannya akan tetap berbeda daripada alat musik tradisional yang asli.
4. Perlunya kesadaran setiap para remaja atau pemuda untuk dapat mencintai

alat musik tradisional serta kesenian tradisional sendiri. Kita dapat
mencintainya dengan cara kita peduli dan mempelajari alat musik dan
kesenian tradisional kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Endraswara, Suwardi, 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.
Pustaka Widyatama, Sleman.
Siegmeister, Elie. 2004. Melody as the metion of a single voice or instrument.
New York :Wesley
Peterson, anya. 2007. The antropology of dance, terjemahan F,X. Widaryanto.
Bandung : STSI press.
Soekarno.2002. Paduan Olah Vokal. Jakarta: Media Pressindo.
Hidayat Robby M.Sn. 2005. Wawasan Seni Tari. Fakultas sastra Universitas
Negeri Malang.
Havilland, A. William. 2009. Function And Form of Presentation of Musical
Traditions.
Jamalus.
1988.
Pengajaran
Musik
Melalui
Pengalaman
Musik,
CV. Rajawali. Jakarta
Koentjaraningrat, 2006. Metode Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Langer, K. Suzanne. 2006. Studies in Music And Culture.
Licoln, Guba. 2006. Teknic in Perticipant Observation for Observes Reaserc.
Wikipedia, The Encylopedia.
Spradlley.2002. Analysist of Kind Involve a Way of Thinking. New York :Wesley
Susan Stainback. 2009. Teknik in how about make a good musik. Wikipedia, The
Encylopedia.
Wati, Maysar Ika.2006. Musik Tradisional Simalungun Pada Pesta Perkawinan
di Desa Sei Buaya Kab Deli Serdang. Medan. FBS Unimed.
Simamora Elisabeth.2003. Proses Upacara Perkawinan Adat Sumando Pada
Masyarakat Pesisir di Kota Sibolga.Medan.FBS Unimed.

Sugiyoono.2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Bandung : Alfabeta
................ 2007. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta

59

60

...............,. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta
Nduru, Mudilia.2005. Perana Musik Dalam Tari Maena Pada Upacara Adat
Perkawinan Masyarakat Nias di Desa Tundrumbaho Kecamatan
Lolomatua.Medan.FBS Unimed.
Rahayu, Tuti. 2005. Upacara Adat Siar Mambang di Kabupaten Asahan. Medan.
Tesis : Unimed.
Takari, Muhammad.2009. Kebudayaan Melayu di Sumatera Timur.Medan:USU
press.
Simanjuntak B.Krismanto.2005. Peranan Musik Pada Kegiatan Danser Berbaris di
The Universal Line Dance Medan. Medan. FBS Unimed.
The Free Dictionary.2010. Dictionary, Encyclopedia and Thesaurus. USA:
http://www.thefreedectionary.com.