PENGARUH JENIS POHON TERHADAP SERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) DI JALAN SISINGAMANGARAJA KOTA MEDAN SUMATERA UTARA.
PENGARUH JENIS POHON TERHADAP SERAPAN LOGAM
TIMBAL (Pb) DI JALAN SISINGAMANGARAJA
KOTA MEDAN SUMATERA UTARA
Oleh:
Shirley Triastuti Simamora
NIM 409220041
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 01 April 1991. Ayahanda
bernama T. Simamora, SE dan Ibu bernama T. Sinurat. Penulis merupakan anak
ketiga dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD Negeri 060910
dan lulus tahun 2003. Kemudian pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah
SMP N 03 Medan, dan lulus tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan
sekolah di SMA N 14 Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis
lulus SNMPTN di Jurusan Biologi Prodi Biologi Universitas Negeri Medan. Pada
Semester VII, penulis mengikuti kegiatan PKL (Praktek Kuliah Lapangan) di
Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I
Medan I. Kegiatan Ekstrakulikuler yang diikuti di Universitas Negeri Medan yaitu
IKBKB (Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi).
iii
PENGARUH JENIS POHON TERHADAP SERAPAN LOGAM
TIMBAL (Pb) DI JALAN SISINGAMANGARAJA
KOTA MEDAN SUMATERA UTARA
Shirley Triastuti (NIM 409220041)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pohon yang ada di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan, mengetahui pengaruh jenis pohon terhadap
penyerapan logam timbal (Pb), mengetahui jenis pohon yang paling efektif
menyerap Logam Timbal (Pb). Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium
Kesehatan Medan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jenis
daun dari pohon objek penelitian. Hasil penelitian adalah terdapat 7 jenis pohon
dari 7 famili yaitu Angsana (Papilionaceae), Glodokan (Annonaceae), Mahoni
(Meliaceae), Mangga (Anacardiaceae), Palem raja (Aracaceae), Beringin
(Moraceae), Ketapang (Combreaceae). Jenis pohon yang paling banyak
jumlahnya adalah Mahoni (158 pohon) dan yang paling sedikit adalah Ketapang
(2 pohon). Jenis pohon yang mempunyai kadar timbal (Pb) paling banyak adalah
pohon Mahoni yaitu 1,88 μg/g. Jenis pohon yang paling efektif menyerap Logam
timbal (Pb) adalah Mahoni (Meliaceae). Mahoni dijadikan sebagai pohon
pelindung karena diindikasikan bahwa pohon ini berpotensi untuk menurunkan
kadar timbal (Pb) di udara.
Kata kunci: Pohon, Pencemaran Udara, Logam Timbal (Pb).
iv
EFFECT OF TREE ON ABSORPTION OF METAL LEAD (Pb) ON THE
ROAD Singamangaraja MEDAN CITY NORTH SUMATRA
Shirley Triastuti (NIM 409220041)
ABSTRACT
This study aims to determine the type of tree that is in Singamangaraja
Jalan Medan, determine the effect of tree species on the absorption of metallic
lead (Pb), knowing that the most effective tree species absorb Metals Lead (Pb).
This research was conducted in Medan Health Laboratory. Population and
sample in this study are all kinds of tree leaf objects. The results showed that
there are 7 species of 7 families are Angsana (Papilionaceae), glodokan
(Annonaceae), Mahogany (Meliaceae), mango (Anacardiaceae), Palem raja
(Aracaceae), Beringin (Moraceae), Ketapang (Combreaceae). The tree species
are the most numerous is the Mahogany (158 trees) and the least is Ketapang
(two trees). The tree species had higher levels of lead (Pb) is the most widely
mahogany trees, namely 1.88 g / g. The tree species most effectively absorb metals
lead (Pb) is Mahogany (Meliaceae). Mahogany used as shade trees because it
indicated that this tree has the potential to reduce levels of lead (Pb) in the air.
Keywords: Trees, Air Pollution, Metal Lead (Pb).
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul Pengaruh Jenis PohonTerhadap
Serapan Logam Timbal (Pb) Di Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Sumatera
Utara ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain : Bapak
Drs.Lazuardi, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, kepada bapak Drs. Toyo
Manurung, M.Si., bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si., dan Ibu Wina Dyah
Puspitasari, S.Si.,M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan, saran dan bimbingan. Kepada bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd., selaku
ketua jurusan Biologi, bapak Drs. H. Manalu, M.Si., selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama masa
perkuliahan dan kepada bapak DekanDr. Asrin Lubis, M.Pd., serta staf di FMIPA
Universitas Negeri Medan yang telah memberi dukungan dan bimbingan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang teramat besar kepada kedua
orangtua yang sangat penulis cintai Ayahanda T. Simamora dan Ibunda T. Sinurat
buat seluruh cinta kasih, dukungan dan motivasi terlebih doa yang senantiasa
diberikan, juga kepada kakak dan adik yang tidak pernah berhenti menasehati dan
mendukung studi saya. Juga kepada teman penulis yang ikut bersama-sama
membantu penulis dalam mengerjakan penelitian Herna Sianipar M.Si, Sartika
Sinulingga S.Si, Wenny Alfionita S.Si, Fadlilah yuhana Siregar S.Si, Putri Ulfa
Fadillah, Dyan Rahmana, Teissa Panjaitan danbg Hans Sihombingbuat dukungan
dan semangatnya untuk penulis. Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Balai Laboratorium Kesehatan Medan yang dibimbing oleh bapak Jumari
S.Si, yang telah banyak membantu penulis. Juga kepada teman-teman
seperjuangan Nondik Biologi 2009.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
vi
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih
Medan, 06 Juni 2016
Shirley Triastuti Simamora
NIM 409220041
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Abstract
iv
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1
1.2.Batasan Masalah
3
1.3.Rumusan Masalah
3
1.4.Tujuan Penelitian
3
1.5.Manfaat Penelitian
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
6
2.1.1. Kota Medan
6
2.1.2. Hutan Kota
7
2.1.3. Deskripsi Pohon
13
2.1.4. Partikulat di Udara
14
2.1.5. Polutan Logam Timbal (Pb)
16
2.1.6. Bioremediasi
19
2.2. Kerangka Konseptual
20
2.3. Hipotesis
20
viii
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat danWaktu Penelitian
21
3.2. Populasi dan Sampel
21
3.3. Teknik Pengambilan Sampel
21
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
21
3.5. Rancangan Penelitian
22
3.6. Prosedur Penelitian
22
3.7. Teknik Analisis Data
24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Data
27
4.1.1.Deskripsi Jenis Pohon
27
4.1.2. Deskripsi Kandungan Pb Pada Daun
28
4.2. Analisis Data Penelitian
29
4.2.1.Uji Hipotesis
29
4.3. Pembahasan Penelitian
31
4.3.1.Jenis Pohon Pengakumulasi Pb di Jalan Sisingamangaraja
Kota Medan
31
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
33
5.2. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Jalur Hijau
10
4.1. Grafik Uji Hipotesis Analisis Pb
29
x
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1. Jenis Pohon di Jalan Sisingamangaraja Kota Medan
27
4.2. Frekuensi Absolut dan Relatif
31
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan akan menyebabkan kualitas
lingkungan menurun karena tingginya aktivitas manusia. Perkembangan kota seringkali
diikuti oleh perkembangan teknologi, industri, peningkatan jumlah penduduk serta
bertambahnya sarana transportasi. Kondisi demikian jelas akan memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan terutama pencemaran udara. Udara yang bersih sering
dikotori oleh gas-gas pencemar baik yang dihasilkan oleh proses alam maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia. Dengan adanya hutan kota udara akan dibersihkan
oleh tajuk pohon melalui proses menempel pada daun dan masuk ke dalam sel daun.
Bila dalam waktu lama tidak terjadi hujan maka konsentrasi gas pencemar udara makin
meningkat. Pohon dan vegetasi akan menyerap polutan yang dikeluarkan kendaraan
bermotor melalui daun. Vegetasi berperan efektif dalam menyerap (absorp) polutan
udara dan mampu membersihkan polutan tersebut dari udara (Samsoedin, 2010).
Kementrian Lingkungan Hidup menyebutkan, polusi udara dari kendaraan
bermotor bensin menyumbang karbon monoksida (CO), plumbum (Pb), hidrokarbon
(HC), dan nitrogen dioksida (NO2). Bahkan, beberapa daerah yang tinggi kepadatan lalu
lintasnya menunjukkan bahan pencemar seperti Pb, dan CO telah melampaui ambang
batas yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran udara. Suparwoko (2007) dalam penelitiannya menyebutkan langkah
strategis yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan
banyak menanam jenis pohon/tumbuhan tertentu yang memiliki kemampuan untuk
menyerap cemaran udara di jalur-jalur transportasi padat. Kandungan Timbal (Pb) di
Indonesia saat ini adalah maks. 0,013 gr/l untuk Premium tanpa timbal dan 0,3 gr/l
untuk Premium bertimbal. Kandungan Pb dari Premium bertimbal sebelumnya mungkin
masih ada, tapi kadarnya sudah sangat kecil karena terencerkan (memenuhi spesifikasi
Premium tanpa timbal atau < 0,013 gr/l). Jadi, pada intinya sebenarnya pada Pertamax
2
maupun Premium masih memakai timbal dalam proses pembuatannya. Hanya saja
kadarnya dibatasi, untuk Premium max 0,3 gr/l dan Pertamax max 0,013 gr/l.
Pencemaran udara akibat pemakaian bahan bakar bertimbal (Pb) merupakan
masalah lingkungan serius di kota-kota besar di Indonesia. Pb atau timah hitam adalah
sejenis logam berat yang apabila terhisap melalui pernafasan dan termakan akan
berakibat sangat buruk terhadap kesehatan manusia, akibatnya antara lain adalah
menghambat pertumbuhan IQ anak, menghambat metabolisme tubuh, menghambat
mekanisme kerja enzim dalam pembentukan sel darah merah, mengganggu fungsi
ginjal, dll. Salah satu pendekatan untuk mereduksi kandungan partikel timbal di udara
adalah dengan bioremediasi menggunakan tumbuhan. Suatu tumbuhan dikatakan
berpotensi sebagai agen bioremediasi jika mampu menyerap pencemar tanpa mengalami
kerusakan atau gangguan pertumbuhan. Penyumbang polusi timbal (Pb) terbesar di
udara adalah sektor transportasi, yang diakibatkan oleh penggunaan timbal (Pb) sebagai
zat untuk meningkatkan bilangan oktan pada bahan bakar. Di Indonesia, sebagian besar
BBM masih mengandung timbal (Pb), kecuali pada beberapa kota di pulau Jawa seperti
Jakarta, Surabaya dan Semarang (Sukarto, 2006).
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kontaminasi timbal (Pb) pada
lingkungan adalah pemakaian bensin bertimbal yang masih tinggi di Indonesia. Untuk
mempermudah bensin terbakar, titik bakarnya harus diturunkan melalui peningkatan
bilangan oktan dengan penambahan timbal (Pb) dalam bentuk Tetra Ethyl Lead (TEL).
namun dalam proses pembakaran timbal (Pb) dilepas kembali bersama-sama sisa
pembakaran lainnya ke udara (Kamal,2008).
Salah satu upaya mengurangi kandungan partikel timbal (Pb) dalam udara
adalah menggunakan fungsi ekologis tanaman, di mana tiap-tiap jenis tanaman
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan kandungan timbal (Pb)
dari udara. Tanaman damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla) , jamuju
(Padocarpus imbricatus) , pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelabium dulce),
lahar (Cassia siamea), mempunyai kemampuan sedang-tinggi dalam menurunkan
kandungan timbal dari udara (Suseno,2002).
Berbagai jenis tanaman atau pepohonan mencerminkan nilai kerapatan pohon.
3
Semakin tinggi nilai kerapatan pohon maka akan dapat mengurangi energi radiasi
matahari. Energi radiasi akan diadsorbsi, dipantulkan ataupun dipencarkan oleh tajuk
komunitas tanaman. Keberadaan tajuk tanaman akan memberikan teduhan atau
lingkungan mikro yang baik bagi masyarakat kota (Setyowati, 2008). Jenis-jenis yang
ditemukan pada 21 jalur penelitian di Kota Medan merupakan jenis-jenis yang memang
biasa ditanam di hutan kota manapun. Selain dari fungsi tanaman itu sendiri, faktor
estetika juga merupakan salah satu yang harus dipenuhi. Pemilihan jenis tetap perlu
dilakukan agar diperoleh jenis tanaman yang benar-benar mampu mengurangi emisi
CO2 yang berasal dari kendaraan bermotor baik dari sisi genetik tanaman hingga
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di Kota Medan (Latifah, 2012).
Kota Medan juga sebenarnya memiliki planning untuk menambah luasan Ruang
Terbuka Hijau di Kota Medan namun yang menjadi pertimbangan adalah RTH dalam
bentuk taman, jalur, hutan kota atau bentuk lainnya. Beragam cara yang dilakukan dan
beragamnya masalah yang mungkin ditimbulkan dari perluasan areal RTH Kota Medan
akan memberikan pelajaran yang baik terhadap peningkatan tata ruang dan kualitas
lingkungan hidup di Kota Medan.
Karena banyaknya jumlah jalan protokol di Kota Medan, dan tidak
memungkinkan peneliti untuk mengambil secara keseluruhan jalan di Kota Medan,
maka peneliti mengambil sampel pada satu jalan yaitu di jalan Sisingamangaraja Kota
Medan. Alasan peneliti memilih meneliti di jalan Sisisngamangaraja Kota Medan
dikarenakan jalan tersebut memiliki bermacam-macam pohon peneduh yang terletak
ditepi jalan dan mediannya. Jalan Sisingamangaraja juga merupakan jalan protokol yang
padat arus lalu lintasnya sehingga rentan akan polusi udara, jalan tersebut juga sering
dilalui oleh masyarakat Kota Medan maupun dari luar kota, karena merupakan jalan
penghubung berbagai arah, dan jalan tersebut juga merupakan Jalur Lalu lintas Antar
Provinsi yang dominansi dilewati oleh semua kendaraan bermotor, mulai dari Sepeda
motor, Bus, Mobil, Truk, Becak Mesin, dan sejenisnya. Jalan tersebut juga rawan akan
kemacetan lalu lintas karena badan jalan banyak digunakan sebagai lahan parkir
kendaraan bermotor.
4
1.2.
Batasan masalah
Penelitian dibatasi pada jenis-jenis pohon peneduh yang ada di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan Sumatera Utara.
1.3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan pokok yang dihadapi
dalam penelitian ini adalah :
1. Apa jenis pohon yang ada di Jalan Sisingamangaraja kota Medan ?
2. Adakah pengaruh jenis pohon terhadap penyerapan logam timbal (Pb) di
Jalan Sisingamangaraja kota Medan ?
3. Apa jenis pohon yang paling efektif menyerap logam timbal (Pb) di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan ?
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Jenis pohon yang ada di Jalan Sisingamangaraja kota Medan.
2. Pengaruh jenis pohon terhadap penyerapan logam timbal (Pb) di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan.
3. Jenis pohon yang paling efektif menyerap Logam Timbal (Pb) di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan.
1.5.
Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan informasi tentang peranan tanaman terhadap pencemaran
udara di Jalan Sisingamangaraja kota Medan Sumatera Utara.
2. Sebagai data pendukung atau referensi tambahan bagi peneliti lain sebagai
penelitian lanjutan.
5
3. Sebagai pemantau tentang jenis tanaman serta jumlah tanaman yang sesuai
dengan kondisi lingkungan penelitian.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Jenis pohon yang ada di jalan Sisingamangaraja kota Medan adalah Angsana
(Pterocarpus indicus), Glodokan (Polyathia longifolia), Mahoni (Swietenia
macrophylla), Mangga (Mangifera Indica), Palem raja (Roysonea regia),
Beringin (Ficus benjamina), Ketapang (Terminalia catappa).
Jenis pohon sangat berpengaruh terhadap penyerapan logam timbal (Pb) di jalan
Sisingamangaraja kota Medan, karena masing-masing pohon berbeda fungsi dan
cara kerjanya dalam menyerap logam timbal (Pb).
Jenis pohon yang paling efektif menyerap logam timbal (Pb) di jalan
Sisingamangaraja kota Medan adalah pohon Mahoni.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kadar timbal (Pb) pada bagian lain
tanaman (misalnya akar, ataupun batang).
34
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. (2013). Kota Medan Dalam Angka 2013.
Dahlan, (2004), Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota, IPB Press, Bogor
Dahlan, (2011), Hutan Kota, http://Endesdahlan.Staff.Ipb.Ac.Id/Files/2011/04/BentukDan-Fungsi-HK.Pdf, Diakses: 11 November 2015
Darmono, (2008), Lingkungan Hidup dan Pencemaran, UI-Press, Jakarta
Dirjen RLPS. 2002. Petunjuk Teknis/ Pelaksanaan Hutan Kota. Direktorat Jenderal
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial: Balai Pengelolaan DAS Wampu Sei
Ular. Medan.
Fakuara, Y., (1996), Studi Toleransi Tanaman Peneduh Jalan Kemampuan Mengurangi
Polusi Udara, Penelitian dan Karya Universitas Trisakti, Vol: 2,1-7
Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta.
Hendrasarie, N., (2007), Kajian Efektifitas Tanaman Dalam Menjerap Kandungan Pb di
Udara, Rekayasa Perencanaan Vol 2, 1-15
Irwan, (2007), Fungsi Taman Hutan Kota,
http//researchengines.com/0707/zoeraini.html, Diakses: 12 Desember 2015
Kamal, Z., Guntary, A., (2008), Pengaruh Ketebalan Kulit, Waktu Serta Lokasi
Penjualan Terhadap Kadar Timbal (Pb) dalam Buah Jambu Air, Belimbing, Jeruk
dan Pisang, Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir, Jakarta
Latifah, S., (2012), Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota
Medan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Martawijaya, A., dkk., (2005), Atlas Kayu Jilid I, II, III, Departemen Kehutanan, Badan
Penelitian dan Pengembangan , Bogor
Martuti, K. N., (2013), Peranan Tanaman terhadap Pencemaran Udara di Jalan
Protokol Kota Semarang, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Palar, H., (2004), Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta
Priyanto, B., (2006), Fitoremediasi sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran,
Khususnya Logam Berat, http//ltl.bppt.tripod.com/sublab/1floral.htm, Diakses: 30
Januari 2016
35
Ruhaibah, (2011), Akumulasi Logam Pb, Cu, dan Zn pada Tanaman Pelindung di Jalur
Hijau Kota Banda Aceh, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Samsoedin, (2010), Kajian Tingkat Toleransi Jenis-Jenis Pohon Sebagai Penyerap dan
Penjerap Polutan Timbal (Pb) dan Cd di Berbagai Tipe Curah Hujan, Pusat
Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Badan Litbang Kehutanan Kem entrian
Kehutanan, Bogor
Samsoedin, I., Sobiandono, E., (2007), Pembangunan dan Pengelolaan Hutan Kota,
http://www.dephut.go.id/files /Ismayadi.pdf.
Santi, N.D., (2001), Pencemaran Udara Oleh Timbal (Pb) Serta Penanggulangannya,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan
Saputra, S., (2006), Pemanfaatan Mikroba dalam Bioremediasi suatu Teknologi
Alternatif untuk Pelestarian Lingkungan, Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sari, K. S., (2013), Perhitungan Kadar Timbal (Pb) Pada Pohon Peneduh Jalan di
Kawasan Industri Medan (KIM) 1 dan Terminal Pinang Baris, Jurusan Biologi,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Medan, Medan
Sembiring, R., (2009), Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Cd dan Pb Daging Kijang
Lokal ((Pilsbryoconcha exilis) dari perairan Situ Gede, Bogor, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Setyowati, D. L. 2008. Iklim Mikro dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota
Semarang. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol 15, No. 3: 125-140.
Sibarani, J.P., (2003), Potensi Kampus Universitas Sumatera Utara Sebagai Salah Satu
Hutan Kota di Kota
Medan,repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/980/1/hutan-josua.pdf, Diakses:
14 November 2015
Siringoringo, H. H, 2000. “Kemampuan Beberapa Jenis Tanaman Hutan Kota Dalam
Menjerap Partikulat Timbal”. Bul. Pen. Hutan.
Starkman. E. S., 1969. “CombustionGenerated Air Polution”. Plenum Press, New
York.
Sukarto, H., (2006), Transportasi Perkotaan dan Lingkungan, Jurnal Teknik Sipil, Vol.3,
10-18
Sulasmini L.K., (2003) Peranan Tanaman Penghijauan Angsana, Bungur, dan daun
Kupu-kupu Sebagai Penyerap Emisi Pb dan Debu Kendaraan Bermotor di Jalan
Cokroaminoto, Melati, dan Cut Nyak Dien di Kota Denpasar. Ecotrophic Vol 2, 111
36
Sulistyawati E., Sembiring, E., (2006), Akumulasi Pb dan Pengaruhnya pada Kondisi
Daun Swietenia macrophylla King, Seminar Nasional Penelitian Lingkungan
Hidup, Institut Teknologi Bandung, Bandung
Suparwoko dan Firdaus. (2007). Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan
Yogyakarta: Studi Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM
Yogyakarta. Jurnal LOGIKA, 4 (2): 54-63.
Suseno, H., Lubis, E., (2002), Penyerapan Timbal Oleh Tanaman Berakar Gantung,
Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, Jakarta
Vidali, M., (2001), Bioremediasi, Jurnal Penelitian Kimia, Vol: 73, 1163-1172.
Widagdo, S., (2005), Tanaman Elemen Lanskap Sebagai Biofilter untuk Mereduksi
Polusi (Pb) di Udara, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Widowati, H., (2011), Pengaruh Logam Berat Cd, Pb Terhadap Perubahan Warna
Batang dan Daun Sayuran, El-Hayah, Vol. 1, 167-173.
TIMBAL (Pb) DI JALAN SISINGAMANGARAJA
KOTA MEDAN SUMATERA UTARA
Oleh:
Shirley Triastuti Simamora
NIM 409220041
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 01 April 1991. Ayahanda
bernama T. Simamora, SE dan Ibu bernama T. Sinurat. Penulis merupakan anak
ketiga dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD Negeri 060910
dan lulus tahun 2003. Kemudian pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah
SMP N 03 Medan, dan lulus tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan
sekolah di SMA N 14 Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis
lulus SNMPTN di Jurusan Biologi Prodi Biologi Universitas Negeri Medan. Pada
Semester VII, penulis mengikuti kegiatan PKL (Praktek Kuliah Lapangan) di
Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I
Medan I. Kegiatan Ekstrakulikuler yang diikuti di Universitas Negeri Medan yaitu
IKBKB (Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi).
iii
PENGARUH JENIS POHON TERHADAP SERAPAN LOGAM
TIMBAL (Pb) DI JALAN SISINGAMANGARAJA
KOTA MEDAN SUMATERA UTARA
Shirley Triastuti (NIM 409220041)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pohon yang ada di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan, mengetahui pengaruh jenis pohon terhadap
penyerapan logam timbal (Pb), mengetahui jenis pohon yang paling efektif
menyerap Logam Timbal (Pb). Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium
Kesehatan Medan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jenis
daun dari pohon objek penelitian. Hasil penelitian adalah terdapat 7 jenis pohon
dari 7 famili yaitu Angsana (Papilionaceae), Glodokan (Annonaceae), Mahoni
(Meliaceae), Mangga (Anacardiaceae), Palem raja (Aracaceae), Beringin
(Moraceae), Ketapang (Combreaceae). Jenis pohon yang paling banyak
jumlahnya adalah Mahoni (158 pohon) dan yang paling sedikit adalah Ketapang
(2 pohon). Jenis pohon yang mempunyai kadar timbal (Pb) paling banyak adalah
pohon Mahoni yaitu 1,88 μg/g. Jenis pohon yang paling efektif menyerap Logam
timbal (Pb) adalah Mahoni (Meliaceae). Mahoni dijadikan sebagai pohon
pelindung karena diindikasikan bahwa pohon ini berpotensi untuk menurunkan
kadar timbal (Pb) di udara.
Kata kunci: Pohon, Pencemaran Udara, Logam Timbal (Pb).
iv
EFFECT OF TREE ON ABSORPTION OF METAL LEAD (Pb) ON THE
ROAD Singamangaraja MEDAN CITY NORTH SUMATRA
Shirley Triastuti (NIM 409220041)
ABSTRACT
This study aims to determine the type of tree that is in Singamangaraja
Jalan Medan, determine the effect of tree species on the absorption of metallic
lead (Pb), knowing that the most effective tree species absorb Metals Lead (Pb).
This research was conducted in Medan Health Laboratory. Population and
sample in this study are all kinds of tree leaf objects. The results showed that
there are 7 species of 7 families are Angsana (Papilionaceae), glodokan
(Annonaceae), Mahogany (Meliaceae), mango (Anacardiaceae), Palem raja
(Aracaceae), Beringin (Moraceae), Ketapang (Combreaceae). The tree species
are the most numerous is the Mahogany (158 trees) and the least is Ketapang
(two trees). The tree species had higher levels of lead (Pb) is the most widely
mahogany trees, namely 1.88 g / g. The tree species most effectively absorb metals
lead (Pb) is Mahogany (Meliaceae). Mahogany used as shade trees because it
indicated that this tree has the potential to reduce levels of lead (Pb) in the air.
Keywords: Trees, Air Pollution, Metal Lead (Pb).
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul Pengaruh Jenis PohonTerhadap
Serapan Logam Timbal (Pb) Di Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Sumatera
Utara ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain : Bapak
Drs.Lazuardi, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, kepada bapak Drs. Toyo
Manurung, M.Si., bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si., dan Ibu Wina Dyah
Puspitasari, S.Si.,M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan, saran dan bimbingan. Kepada bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd., selaku
ketua jurusan Biologi, bapak Drs. H. Manalu, M.Si., selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama masa
perkuliahan dan kepada bapak DekanDr. Asrin Lubis, M.Pd., serta staf di FMIPA
Universitas Negeri Medan yang telah memberi dukungan dan bimbingan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang teramat besar kepada kedua
orangtua yang sangat penulis cintai Ayahanda T. Simamora dan Ibunda T. Sinurat
buat seluruh cinta kasih, dukungan dan motivasi terlebih doa yang senantiasa
diberikan, juga kepada kakak dan adik yang tidak pernah berhenti menasehati dan
mendukung studi saya. Juga kepada teman penulis yang ikut bersama-sama
membantu penulis dalam mengerjakan penelitian Herna Sianipar M.Si, Sartika
Sinulingga S.Si, Wenny Alfionita S.Si, Fadlilah yuhana Siregar S.Si, Putri Ulfa
Fadillah, Dyan Rahmana, Teissa Panjaitan danbg Hans Sihombingbuat dukungan
dan semangatnya untuk penulis. Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Balai Laboratorium Kesehatan Medan yang dibimbing oleh bapak Jumari
S.Si, yang telah banyak membantu penulis. Juga kepada teman-teman
seperjuangan Nondik Biologi 2009.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
vi
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih
Medan, 06 Juni 2016
Shirley Triastuti Simamora
NIM 409220041
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Abstract
iv
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1
1.2.Batasan Masalah
3
1.3.Rumusan Masalah
3
1.4.Tujuan Penelitian
3
1.5.Manfaat Penelitian
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
6
2.1.1. Kota Medan
6
2.1.2. Hutan Kota
7
2.1.3. Deskripsi Pohon
13
2.1.4. Partikulat di Udara
14
2.1.5. Polutan Logam Timbal (Pb)
16
2.1.6. Bioremediasi
19
2.2. Kerangka Konseptual
20
2.3. Hipotesis
20
viii
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat danWaktu Penelitian
21
3.2. Populasi dan Sampel
21
3.3. Teknik Pengambilan Sampel
21
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
21
3.5. Rancangan Penelitian
22
3.6. Prosedur Penelitian
22
3.7. Teknik Analisis Data
24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Data
27
4.1.1.Deskripsi Jenis Pohon
27
4.1.2. Deskripsi Kandungan Pb Pada Daun
28
4.2. Analisis Data Penelitian
29
4.2.1.Uji Hipotesis
29
4.3. Pembahasan Penelitian
31
4.3.1.Jenis Pohon Pengakumulasi Pb di Jalan Sisingamangaraja
Kota Medan
31
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
33
5.2. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Jalur Hijau
10
4.1. Grafik Uji Hipotesis Analisis Pb
29
x
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1. Jenis Pohon di Jalan Sisingamangaraja Kota Medan
27
4.2. Frekuensi Absolut dan Relatif
31
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan akan menyebabkan kualitas
lingkungan menurun karena tingginya aktivitas manusia. Perkembangan kota seringkali
diikuti oleh perkembangan teknologi, industri, peningkatan jumlah penduduk serta
bertambahnya sarana transportasi. Kondisi demikian jelas akan memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan terutama pencemaran udara. Udara yang bersih sering
dikotori oleh gas-gas pencemar baik yang dihasilkan oleh proses alam maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia. Dengan adanya hutan kota udara akan dibersihkan
oleh tajuk pohon melalui proses menempel pada daun dan masuk ke dalam sel daun.
Bila dalam waktu lama tidak terjadi hujan maka konsentrasi gas pencemar udara makin
meningkat. Pohon dan vegetasi akan menyerap polutan yang dikeluarkan kendaraan
bermotor melalui daun. Vegetasi berperan efektif dalam menyerap (absorp) polutan
udara dan mampu membersihkan polutan tersebut dari udara (Samsoedin, 2010).
Kementrian Lingkungan Hidup menyebutkan, polusi udara dari kendaraan
bermotor bensin menyumbang karbon monoksida (CO), plumbum (Pb), hidrokarbon
(HC), dan nitrogen dioksida (NO2). Bahkan, beberapa daerah yang tinggi kepadatan lalu
lintasnya menunjukkan bahan pencemar seperti Pb, dan CO telah melampaui ambang
batas yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran udara. Suparwoko (2007) dalam penelitiannya menyebutkan langkah
strategis yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan
banyak menanam jenis pohon/tumbuhan tertentu yang memiliki kemampuan untuk
menyerap cemaran udara di jalur-jalur transportasi padat. Kandungan Timbal (Pb) di
Indonesia saat ini adalah maks. 0,013 gr/l untuk Premium tanpa timbal dan 0,3 gr/l
untuk Premium bertimbal. Kandungan Pb dari Premium bertimbal sebelumnya mungkin
masih ada, tapi kadarnya sudah sangat kecil karena terencerkan (memenuhi spesifikasi
Premium tanpa timbal atau < 0,013 gr/l). Jadi, pada intinya sebenarnya pada Pertamax
2
maupun Premium masih memakai timbal dalam proses pembuatannya. Hanya saja
kadarnya dibatasi, untuk Premium max 0,3 gr/l dan Pertamax max 0,013 gr/l.
Pencemaran udara akibat pemakaian bahan bakar bertimbal (Pb) merupakan
masalah lingkungan serius di kota-kota besar di Indonesia. Pb atau timah hitam adalah
sejenis logam berat yang apabila terhisap melalui pernafasan dan termakan akan
berakibat sangat buruk terhadap kesehatan manusia, akibatnya antara lain adalah
menghambat pertumbuhan IQ anak, menghambat metabolisme tubuh, menghambat
mekanisme kerja enzim dalam pembentukan sel darah merah, mengganggu fungsi
ginjal, dll. Salah satu pendekatan untuk mereduksi kandungan partikel timbal di udara
adalah dengan bioremediasi menggunakan tumbuhan. Suatu tumbuhan dikatakan
berpotensi sebagai agen bioremediasi jika mampu menyerap pencemar tanpa mengalami
kerusakan atau gangguan pertumbuhan. Penyumbang polusi timbal (Pb) terbesar di
udara adalah sektor transportasi, yang diakibatkan oleh penggunaan timbal (Pb) sebagai
zat untuk meningkatkan bilangan oktan pada bahan bakar. Di Indonesia, sebagian besar
BBM masih mengandung timbal (Pb), kecuali pada beberapa kota di pulau Jawa seperti
Jakarta, Surabaya dan Semarang (Sukarto, 2006).
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kontaminasi timbal (Pb) pada
lingkungan adalah pemakaian bensin bertimbal yang masih tinggi di Indonesia. Untuk
mempermudah bensin terbakar, titik bakarnya harus diturunkan melalui peningkatan
bilangan oktan dengan penambahan timbal (Pb) dalam bentuk Tetra Ethyl Lead (TEL).
namun dalam proses pembakaran timbal (Pb) dilepas kembali bersama-sama sisa
pembakaran lainnya ke udara (Kamal,2008).
Salah satu upaya mengurangi kandungan partikel timbal (Pb) dalam udara
adalah menggunakan fungsi ekologis tanaman, di mana tiap-tiap jenis tanaman
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan kandungan timbal (Pb)
dari udara. Tanaman damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla) , jamuju
(Padocarpus imbricatus) , pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelabium dulce),
lahar (Cassia siamea), mempunyai kemampuan sedang-tinggi dalam menurunkan
kandungan timbal dari udara (Suseno,2002).
Berbagai jenis tanaman atau pepohonan mencerminkan nilai kerapatan pohon.
3
Semakin tinggi nilai kerapatan pohon maka akan dapat mengurangi energi radiasi
matahari. Energi radiasi akan diadsorbsi, dipantulkan ataupun dipencarkan oleh tajuk
komunitas tanaman. Keberadaan tajuk tanaman akan memberikan teduhan atau
lingkungan mikro yang baik bagi masyarakat kota (Setyowati, 2008). Jenis-jenis yang
ditemukan pada 21 jalur penelitian di Kota Medan merupakan jenis-jenis yang memang
biasa ditanam di hutan kota manapun. Selain dari fungsi tanaman itu sendiri, faktor
estetika juga merupakan salah satu yang harus dipenuhi. Pemilihan jenis tetap perlu
dilakukan agar diperoleh jenis tanaman yang benar-benar mampu mengurangi emisi
CO2 yang berasal dari kendaraan bermotor baik dari sisi genetik tanaman hingga
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di Kota Medan (Latifah, 2012).
Kota Medan juga sebenarnya memiliki planning untuk menambah luasan Ruang
Terbuka Hijau di Kota Medan namun yang menjadi pertimbangan adalah RTH dalam
bentuk taman, jalur, hutan kota atau bentuk lainnya. Beragam cara yang dilakukan dan
beragamnya masalah yang mungkin ditimbulkan dari perluasan areal RTH Kota Medan
akan memberikan pelajaran yang baik terhadap peningkatan tata ruang dan kualitas
lingkungan hidup di Kota Medan.
Karena banyaknya jumlah jalan protokol di Kota Medan, dan tidak
memungkinkan peneliti untuk mengambil secara keseluruhan jalan di Kota Medan,
maka peneliti mengambil sampel pada satu jalan yaitu di jalan Sisingamangaraja Kota
Medan. Alasan peneliti memilih meneliti di jalan Sisisngamangaraja Kota Medan
dikarenakan jalan tersebut memiliki bermacam-macam pohon peneduh yang terletak
ditepi jalan dan mediannya. Jalan Sisingamangaraja juga merupakan jalan protokol yang
padat arus lalu lintasnya sehingga rentan akan polusi udara, jalan tersebut juga sering
dilalui oleh masyarakat Kota Medan maupun dari luar kota, karena merupakan jalan
penghubung berbagai arah, dan jalan tersebut juga merupakan Jalur Lalu lintas Antar
Provinsi yang dominansi dilewati oleh semua kendaraan bermotor, mulai dari Sepeda
motor, Bus, Mobil, Truk, Becak Mesin, dan sejenisnya. Jalan tersebut juga rawan akan
kemacetan lalu lintas karena badan jalan banyak digunakan sebagai lahan parkir
kendaraan bermotor.
4
1.2.
Batasan masalah
Penelitian dibatasi pada jenis-jenis pohon peneduh yang ada di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan Sumatera Utara.
1.3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan pokok yang dihadapi
dalam penelitian ini adalah :
1. Apa jenis pohon yang ada di Jalan Sisingamangaraja kota Medan ?
2. Adakah pengaruh jenis pohon terhadap penyerapan logam timbal (Pb) di
Jalan Sisingamangaraja kota Medan ?
3. Apa jenis pohon yang paling efektif menyerap logam timbal (Pb) di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan ?
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Jenis pohon yang ada di Jalan Sisingamangaraja kota Medan.
2. Pengaruh jenis pohon terhadap penyerapan logam timbal (Pb) di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan.
3. Jenis pohon yang paling efektif menyerap Logam Timbal (Pb) di Jalan
Sisingamangaraja kota Medan.
1.5.
Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan informasi tentang peranan tanaman terhadap pencemaran
udara di Jalan Sisingamangaraja kota Medan Sumatera Utara.
2. Sebagai data pendukung atau referensi tambahan bagi peneliti lain sebagai
penelitian lanjutan.
5
3. Sebagai pemantau tentang jenis tanaman serta jumlah tanaman yang sesuai
dengan kondisi lingkungan penelitian.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Jenis pohon yang ada di jalan Sisingamangaraja kota Medan adalah Angsana
(Pterocarpus indicus), Glodokan (Polyathia longifolia), Mahoni (Swietenia
macrophylla), Mangga (Mangifera Indica), Palem raja (Roysonea regia),
Beringin (Ficus benjamina), Ketapang (Terminalia catappa).
Jenis pohon sangat berpengaruh terhadap penyerapan logam timbal (Pb) di jalan
Sisingamangaraja kota Medan, karena masing-masing pohon berbeda fungsi dan
cara kerjanya dalam menyerap logam timbal (Pb).
Jenis pohon yang paling efektif menyerap logam timbal (Pb) di jalan
Sisingamangaraja kota Medan adalah pohon Mahoni.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kadar timbal (Pb) pada bagian lain
tanaman (misalnya akar, ataupun batang).
34
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. (2013). Kota Medan Dalam Angka 2013.
Dahlan, (2004), Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota, IPB Press, Bogor
Dahlan, (2011), Hutan Kota, http://Endesdahlan.Staff.Ipb.Ac.Id/Files/2011/04/BentukDan-Fungsi-HK.Pdf, Diakses: 11 November 2015
Darmono, (2008), Lingkungan Hidup dan Pencemaran, UI-Press, Jakarta
Dirjen RLPS. 2002. Petunjuk Teknis/ Pelaksanaan Hutan Kota. Direktorat Jenderal
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial: Balai Pengelolaan DAS Wampu Sei
Ular. Medan.
Fakuara, Y., (1996), Studi Toleransi Tanaman Peneduh Jalan Kemampuan Mengurangi
Polusi Udara, Penelitian dan Karya Universitas Trisakti, Vol: 2,1-7
Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta.
Hendrasarie, N., (2007), Kajian Efektifitas Tanaman Dalam Menjerap Kandungan Pb di
Udara, Rekayasa Perencanaan Vol 2, 1-15
Irwan, (2007), Fungsi Taman Hutan Kota,
http//researchengines.com/0707/zoeraini.html, Diakses: 12 Desember 2015
Kamal, Z., Guntary, A., (2008), Pengaruh Ketebalan Kulit, Waktu Serta Lokasi
Penjualan Terhadap Kadar Timbal (Pb) dalam Buah Jambu Air, Belimbing, Jeruk
dan Pisang, Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir, Jakarta
Latifah, S., (2012), Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota
Medan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Martawijaya, A., dkk., (2005), Atlas Kayu Jilid I, II, III, Departemen Kehutanan, Badan
Penelitian dan Pengembangan , Bogor
Martuti, K. N., (2013), Peranan Tanaman terhadap Pencemaran Udara di Jalan
Protokol Kota Semarang, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Palar, H., (2004), Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta
Priyanto, B., (2006), Fitoremediasi sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran,
Khususnya Logam Berat, http//ltl.bppt.tripod.com/sublab/1floral.htm, Diakses: 30
Januari 2016
35
Ruhaibah, (2011), Akumulasi Logam Pb, Cu, dan Zn pada Tanaman Pelindung di Jalur
Hijau Kota Banda Aceh, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Samsoedin, (2010), Kajian Tingkat Toleransi Jenis-Jenis Pohon Sebagai Penyerap dan
Penjerap Polutan Timbal (Pb) dan Cd di Berbagai Tipe Curah Hujan, Pusat
Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Badan Litbang Kehutanan Kem entrian
Kehutanan, Bogor
Samsoedin, I., Sobiandono, E., (2007), Pembangunan dan Pengelolaan Hutan Kota,
http://www.dephut.go.id/files /Ismayadi.pdf.
Santi, N.D., (2001), Pencemaran Udara Oleh Timbal (Pb) Serta Penanggulangannya,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan
Saputra, S., (2006), Pemanfaatan Mikroba dalam Bioremediasi suatu Teknologi
Alternatif untuk Pelestarian Lingkungan, Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sari, K. S., (2013), Perhitungan Kadar Timbal (Pb) Pada Pohon Peneduh Jalan di
Kawasan Industri Medan (KIM) 1 dan Terminal Pinang Baris, Jurusan Biologi,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Medan, Medan
Sembiring, R., (2009), Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Cd dan Pb Daging Kijang
Lokal ((Pilsbryoconcha exilis) dari perairan Situ Gede, Bogor, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Setyowati, D. L. 2008. Iklim Mikro dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota
Semarang. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol 15, No. 3: 125-140.
Sibarani, J.P., (2003), Potensi Kampus Universitas Sumatera Utara Sebagai Salah Satu
Hutan Kota di Kota
Medan,repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/980/1/hutan-josua.pdf, Diakses:
14 November 2015
Siringoringo, H. H, 2000. “Kemampuan Beberapa Jenis Tanaman Hutan Kota Dalam
Menjerap Partikulat Timbal”. Bul. Pen. Hutan.
Starkman. E. S., 1969. “CombustionGenerated Air Polution”. Plenum Press, New
York.
Sukarto, H., (2006), Transportasi Perkotaan dan Lingkungan, Jurnal Teknik Sipil, Vol.3,
10-18
Sulasmini L.K., (2003) Peranan Tanaman Penghijauan Angsana, Bungur, dan daun
Kupu-kupu Sebagai Penyerap Emisi Pb dan Debu Kendaraan Bermotor di Jalan
Cokroaminoto, Melati, dan Cut Nyak Dien di Kota Denpasar. Ecotrophic Vol 2, 111
36
Sulistyawati E., Sembiring, E., (2006), Akumulasi Pb dan Pengaruhnya pada Kondisi
Daun Swietenia macrophylla King, Seminar Nasional Penelitian Lingkungan
Hidup, Institut Teknologi Bandung, Bandung
Suparwoko dan Firdaus. (2007). Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan
Yogyakarta: Studi Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM
Yogyakarta. Jurnal LOGIKA, 4 (2): 54-63.
Suseno, H., Lubis, E., (2002), Penyerapan Timbal Oleh Tanaman Berakar Gantung,
Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, Jakarta
Vidali, M., (2001), Bioremediasi, Jurnal Penelitian Kimia, Vol: 73, 1163-1172.
Widagdo, S., (2005), Tanaman Elemen Lanskap Sebagai Biofilter untuk Mereduksi
Polusi (Pb) di Udara, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Widowati, H., (2011), Pengaruh Logam Berat Cd, Pb Terhadap Perubahan Warna
Batang dan Daun Sayuran, El-Hayah, Vol. 1, 167-173.