Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia marina terhadap Logam Berat Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) di Kampung Nelayan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Mangrove
Ekosistem mangrove merupakan mata rantai utama yang berperan
sebagai produsen dalam jaring makanan ekosistem pantai. Selain itu ekosistem
mangrove yang memiliki produktivitas tinggi menyediakan makanan berlimpah
bagi berbagai jenis hewan laut dan menyediakan tempat berkembang biak,
memijah, dan membesarkan anak bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting dan
udang, sehingga secara tidak langsung kehidupan manusia tergantung pada
keberadaan ekosistem mangrove. Mangrove juga memiliki fungsi fisik bagi pantai
yaitu sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan angin kencang, penahan
abrasi, penampung air hujan sehingga mencegah banjir, dan penyerap limbah
yang mencemari perairan (Mulyadi dkk., 2007).
Hutan mangrove yang terbentuk tergantung pada kondisi yang
mendukung, yaitu faktor abiotik dan biotik. Menurut Chapman (1975), faktor
abiotik sebagai syarat utama terbentuknya hutan mangrove adalah suhu udara (air
temperature), substrat lumpur (mud substrate), daerah payau (tidal range), arus

air laut, perlindungan (protection), air garam (salt water) dan tepi laut yang
dangkal (shallow shores).
Menurut Arisandi (2001), Mangrove merupakan tempat yang praktis

untuk pembuangan sampah karena wilayah ini jauh dari pemukiman penduduk.
Pemandangan menyedihkan yang biasa ditemui pada ekosistem mangrove adalah
banyaknya sampah padat seperti plastik, gabus, kaca dan kardus yang menumpuk

Universitas Sumatera Utara

dan tersangkut di akar-akar mangrove. Pembuangan sampah ke dalam ekosistem
ini merupakan indikator rendahnya perhatian masyarakat terhadap ekosistem ini.
Mangrove yang tumbuh di ujung sungai besar berperan sebagai
penampungan terakhir bagi limbah dari industri di perkotaan dan perkampungan
hulu yang terbawa aliran sungai. Limbah padat dan cair yang terlarut dalam air
sungai terbawa arus menuju muara sungai dan laut lepas. Area hutan mangrove
akan menjadi daerah penumpukan limbah, terutama jika polutan yang masuk ke
dalam lingkungan estuari melampaui kemampuan pemurnian alami oleh air.
Mangrove alami berperan efektif dalam melindungi pantai dari tekanan alam dan
erosi (Mulyadi dkk., 2007).

Avicennia marina

Menurut Noor dkk (1999) taksonomi Avicennia marina :

Kingdom

: Plantae

Filum

: Tracheophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Lamiales

Famili

: Acanthaceae


Genus

: Avicennia

Spesies

: Avicennia marina Forsk.
Menurut Tomlinson (1996), pohon api-api (Avicennia marina ) telah

dimasukkan dalam suku tersendiri yaitu Avicenniaceae, setelah sebelumnya
dimasukkan dalam suku Verbenaceae, karena Avicennia memiliki perbedaan
mendasar dalam bentuk organ reproduksi dan cara berkembang biak dengan
anggota suku Verbenaceae lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Pohon api-api (Avicennia marina ) memiliki akar napas (pneumatofore)
yang merupakan akar percabangan yang tumbuh dengan jarak teratur secara
vertikal dari akar horizontal yang terbenam di dalam tanah. Reproduksinya
bersifat kryptovivipary, yaitu biji tumbuh keluar dari kulit biji saat masih

menggantung pada tanaman induk, tetapi tidak tumbuh keluar menembus buah
sebelum biji jatuh ke tanah. Buah berbentuk seperti mangga, ujung buah tumpul
dan panjang 1 cm, daun berbentuk ellips dengan ujung tumpul dan panjang daun
sekitar 7 cm, lebar daun 3-4 cm, permukaan atas daun berwarna hijau mengkilat
dan permukaan bawah berwarna hijau abu-abu dan suram (Arisandi, 2001).

Struktur dan Zonasi Hutan Mangrove
Zonasi merupakan suatu fenomena ekologi yang menarik di perairan
pesisir, yang merupakan daerah yang terkena ritme pasang-surut air laut.
Pengaruh dari pasang-surut air laut yang berbeda untuk tiap zona memungkinkan
berkembangnya komunitas yang khas untuk masing masing zona di daerah ini
(Peterson, 1991).
Kusmana (1995), berpendapat bahwa hutan mangrove dapat dibagi
menjadi lima bagian berdasarkan frekuensi air pasang, yaitu zonasi yang terdekat
dengan laut, akan didominasi oleh Avicennia spp dan Sonneratia spp, tumbuh
pada lumpur lunak dengan kandungan organik yang tinggi. Avicennia spp tumbuh
pada substrat yang agak keras, sedangkan Avicennia alba tumbuh pada substrat
yang agak lunak; zonasi yang tumbuh pada tanah kuat dan cukup keras serta
dicapai oleh beberapa air pasang. Zonasi ini sedikit lebih tinggi dan biasanya
didominasi oleh Bruguiera cylindrica ; ke arah daratan lagi, zonasi yang

didominasi oleh Rhyzophora mucronata dan Rhyzophora apiculata . Jenis

Universitas Sumatera Utara

Rhyzophora mucronata lebih banyak dijumpai pada kondisi yang agak basah dan

lumpur yang agak dalam. Pohon-pohon yang dapat tumbuh setinggi 35-40 m.
Pohon lain yang juga terdapat pada hutan ini mencakup Bruguiera parviflora dan
Xylocarpus granatum; hutan yang didominasi oleh Bruguiera parviflora kadang-

kadang dijumpai tanpa jenis pohon lainnya; hutan mangrove di belakang
didominasi oleh Bruguiera gymnorrhiza . Pola zonasi mangrove dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 2. Pola zonasi mangrove

Tomlinson (1986) membagi flora dan fauna mangrove menjadi tiga
kelompok sesuai dengan kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan mangrove,
yakni :
1. Flora mangrove mayor (flora yang sebenarnya), yakni flora yang menunjukkan

kesetiaan terhadap habitat mangrove, berkemampuan membentuk tegakan
murni dan secara dominan mencirikan struktur komunitas, secara morfologi
mempunyai bentuk-bentuk adaptif

khusus (bentuk akar dan viviparitas)

terhadap lingkungan mangrove, dan mempunyai mekanisme fisiologis dan

Universitas Sumatera Utara

mengontrol garam. Contohnya adalah : Avicennia, Rhizophora, Bruguiera,
Ceriops, kandelia, Sonneratia, Lumnitzera, Laguncularia, dan Nypa.
2. Flora mangrove minor, yaitu flora mangrove yang tidak mampu membentuk
tegakan murni, sehingga secara morfologis tidak berperan dominan dalam
struktur komunitas, contohnya: Excoecaria, Xylocarpus, Heritiera, Aegialitis,
Achrostichum, Camptostemon, Schyphipora, Phempis, Osbornia, dan Peliciera.
3. Asosiasi mangrove, contohnya adalah Cerbera, Acanthus, Derris, Hibiscus,
Calamus.

Pengertian Logam Berat

Menurut Sudarwin (2008), Logam berat masih termasuk golongan logam
dengan kriteria - kriteria yang sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaan
terletak pada dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini masuk atau
diberikan ke dalam tubuh organisme hidup. Istilah logam berat sebetulnya sudah
dipergunakan secara luas, terutama dalam perpustakaan ilmiah, sebagai unsur
yang menggambarkan bentuk dari logam tertentu. Karakteristik dari kelompok
logam berat adalah sebagai berikut:
1. Memiliki spesifikasi grafitasi yang sangat besar (lebih dari 4).
2. Mempunyai nomor atom 22 - 23 dan 40 - 50 serta unsur laktanida dan aktinida.
3. Mempunyai respon biokimia yang khas (spesifik) pada organisme hidup
Menurut Mason (1981) dan Moore dan Ramamoorthy (1984), bahwa
logam berat pada umumnya bersifat toksik dan dapat terakumulasi dalam tubuh
makhluk hidup. Logam berat juga dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan
makhluk hidup dan rusaknya berbagai organ tubuh.

Universitas Sumatera Utara

Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu
logam berat tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup di
lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar

perairan membentuk senyawa komplek bersama bahan organik dan anorganik
secara adsorbsi dan kombinasi (Djuangsih dkk., 1982).
Adanya toksisitas logam berat

di dalam ekosistem perairan akan

memberikan dampak negatif pada biota air yang terdapat didalamnya, yakni
proses fisiologi akan terganggu, dapat menyebabkan terjadinya kecacatan
morfologi pada biota air. Hal tersebut terjadi apabila ekosistem perairan
mengalami pencemaran. Selain itu akan mengakibatkan tingginya konsentrasi
logam berat pada air, dengan terjadinya bioakumulasi juga akan menyebabkan
konsentrasi logam berat dalam tubuh hewan air akan jauh lebih tinggi (Riani,
2010).
Semua logam berat dapat dikatakan sebagai bahan beracun yang
akanmeracuni makhluk hidup. Sebagai contoh logam berat air raksa (Hg),
kadmium (Cd), timbal (Pb), dan krom (Cr). Namun demikian, meskipun semua
logam berat dapat mengakibatkan keracunan atas makhluk hidup, sebagian dari
logam - logam berat tersebut dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kebutuhan tersebut
dalam jumlah yang sangat kecil/sedikit. Tetapi apabila kebutuhan yang sangat
kecil tersebut tidak terpenuhi dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan

makhluk hidup. Karena tingkat kebutuhan yang sangat dipentingkan maka logam logam tersebut juga dinamakan sebagai logam - logam esensial tubuh. Bila logam
- logam esensial yang masuk kedalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan, maka

Universitas Sumatera Utara

berubah fungsi menjadi racun. Contoh dari logam berat esensial ini adalah
tembaga (Cu), seng (Zn), dan nikel (Ni), (Sudarwin, 2008).

Cadmium (Cd)
Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri yang pada prinsipnya
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, juga dapat menurunkan
derajat kesehatan masyarakat. Banyaknya industri-industri yang berada di sekitar
perairan, seperti industri pabrik bahan kimia, industri cat, baterai, pabrik pipa
PVC, merupakan salah satu alasan mengapa suatu perairan bisa tercemar
(Mulyadi dkk., 2007).
Semakin cepatnya pergerakan sedimen khususnya yang berasal dari arah
daratan menuju laut disebabkan oleh semakin tingginya aktifitas masyarakat
mapun industri yang lebih memilih membuang limbah kegiatan mereka menuju
sungai sungai yang secara tidak disadari bahwa limbah yang mereka buang akan
mencemari


perairan,

khususnya

wilayah

estuaria atau muara.

Apalagi

perkembangan dunia industri yang makin berkembang menuntut berbagai pihak
untuk membangun banyak industri untuk menopang perekonomian mereka.
Dalam kaitannya dengan pencemaran lingkungan pesisir dan laut, beberapa
industri yang dimaksud adalah industri pertanian, elektronik, cat, dan bahkan
pertambangan emas dan lain sebagainya. Beberapa industri tersebut membuang
limbah-limbah hasil kegiatan mereka melalui sungai yang secara langsung
mengarah ke kawasan estuaria (Wibowo, 2011).
Kadmium merupakan logam berat yang sangat toksik setelah merkuri
(Hg) (Connel, 1995). Kadmium (Cd) sering digunakan sebagai bahan utama atau

tambahan materi dalam industri antara lain industri baterai nikel-kadmium (50-

Universitas Sumatera Utara

55% konsumsi dunia), pigmen (18-20%), bahan coating (8-12%), bahan
stabilizers dalam industri plastik dan barang sintetis lain (6-10%). Sampai dengan

akhir abad 20, 45 % total pencemaran global adalah logam kadmium (Setiawati,
2009).
Perairan di Indonesia telah tercemar kadmium, diantaranya, di estuari
Sungai Digul dan Laut Arafuru tahun 2001 sebesar 0,001-0,002 ppm di perairan
Pantai Propinsi Banten tahun 2001 sebesar

Dokumen yang terkait

Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) pada Pohon Mangrove (Avicennia marina) di Perairan Karangsong, Indramayu.

1 7 35

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia marina terhadap Logam Berat Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) di Kampung Nelayan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

3 16 58

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia marina terhadap Logam Berat Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) di Kampung Nelayan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

0 0 15

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia marina terhadap Logam Berat Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) di Kampung Nelayan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

0 0 2

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia marina terhadap Logam Berat Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) di Kampung Nelayan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

0 0 6

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia marina terhadap Logam Berat Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) di Kampung Nelayan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

0 0 4

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia Marina Terhadap Logam Berat Timbal (Pb) di Kawasan Mangrove Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Serdang Bedagai Sumatera Utara

0 0 15

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia Marina Terhadap Logam Berat Timbal (Pb) di Kawasan Mangrove Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Serdang Bedagai Sumatera Utara

0 0 2

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia Marina Terhadap Logam Berat Timbal (Pb) di Kawasan Mangrove Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Serdang Bedagai Sumatera Utara

0 0 6

Daya Serap Pohon Mangrove Avicennia Marina Terhadap Logam Berat Timbal (Pb) di Kawasan Mangrove Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Serdang Bedagai Sumatera Utara

0 0 9