Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hutan tropis Indonesia mendapat julukan negara megabiodiversity karena kekayaan keanekaragaman flora dan faunanya. Salah satu bentuk keanekaragaman hayati tersebut adalah tumbuhan obat. Beberapa jenis flora hutan hujan tropis Indonesia yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional jamu seperti: pasak bumi Eurycoma longifoliaJack , Leunca Solanum nigrum L., Murbei Morus alba L., Ceplukan Physalis angulata L., Daun sendok Plantago major L. dsb. Banyaknya manfaat keanekaragaman hayati dan pentingnya bagi kesejahteraan umat manusia, maka pelestarian keanekaragaman hayati tersebut menuntut perubahan sikap dan prilaku masyarakat. Penduduk Indonesia telah sejak lama menggunakan tumbuhan liar sebagai obat alami, terutama yang tinggal di pedesaan. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat ini diwariskan turun temurun. Seiring dengan perkembangan waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai jenis tumbuhan sebagai tumbuhan obat terus dimanfaatkan. Keadaan tersebut mendorong bioprospeksi biodiversity prospecting yaitu suatu kegiatan yang mengacu pada penyelidikan keanekaragaman hayati yang mengandung gen – gen tertentu yang memiliki nilai perdagangan dan sebagai sumber biokimia untuk obat-obatan Eisnor dalam Reid et al.,1993 Kawasan hutan berfungsi sebagai tapak pelestarian insitu yang dilindungi oleh undang-undang sehingga diharapkan dapat terjamin kelestariannya. Susunan flora hutan Universitas Sumatera Utara sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim seperti: suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, keadaan tanah juga angin. Kekayaan keanekaragaman flora yang terdapat di hutan berhubungan dengan kekayaan pemanfaatan flora oleh masyarakat setempat. Bukit lawang Sumatera Utara adalah bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser TNGL merupakan zona pemanfaatan dikhususkan untuk pariwisata dan pusat penelitian orangutan. Dari hasil inventarisasi yang telah dilakukan oleh Ferdinal 2007 diketahui bahwa di kawasan ini terdapat puluhan jenis tumbuhan yang berkasiat obat seperti pasak bumi, Tawar ipuh Aeschynanthus sp., Gumba Melastomaceae dan sebagainya. Salah satu jenis tumbuhan obat yang terdapat di hutan Bukit Lawang dan banyak dimanfaatkan adalah pasak bumi. Pasak bumi pada umumnya dijumpai dalam bentuk semai, pancang atau tiang. Jarang yang dijumpai golongan pohon karena pertumbuhannya sangat lambat. Dewasa ini banyak dilakukan riset tentang manfaat pasak bumi untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Hal tersebut dipublikasikan di media masa, sehingga keberadaan pasak bumi di hutan menjadi terancam. Keseluruhan bagian dari tumbuhan pasak bumi dapat digunakan sebagai obat, tetapi yang paling banyak digunakan adalah bagian akarnya. Riset yang dilakukan Abdul Razak Mohd Ali dari Forrest Reserch Institute of Malaysia mengatakan bahwa dalam akar pasak bumi ditemukan dua puluh macam alkaloid, salah satunya g-methoxycantin yang berfungsi sebagai anti kanker payudara. Bahkan salah seorang peramu obat suku Karo mengatakan beberapa pasien telah sembuh dari penyakit gagal ginjal dan diabetes setelah mengkonsumsi ramuan pasak bumi. Universitas Sumatera Utara Data tentang penelitian bioekologi dan silvi kultur pasak bumi masih kurang guna menunjang pengadaan bahan tanaman obat. Pengadaan bahan obat akhir akhir ini melalui pembudidayaan tanaman obat makin penting dengan berkembangnya industri jamu di Indonesia. Pemerintah maupun swasta nasional berupaya mengembangkan budidaya tumbuhan obat dan penanganannya mendapat perhatian yang lebih besar.

1.2 Perumusan Masalah