Lanjutan tabel 6…. No Uraian
Persepsi Persentase
30 gr 10.50
2 cm 4.00
1 ruas jari 11.50
1 mug 2.00
1 genggam kecil 12.50
1 kapsul 10.00
Sejumput 34.00
1 tangkai daun 8.00
5 Jumlah takaran Pasak Bumi sebagai
obat
Tidak tahu 7.50
Air rebusannya diminum 81.50
Di campur dengan bahan lain 8.00
Daunnya dijadikan sembur 3.00
6 Cara penggunaan Pasak Bumi sebagai
obat Tidak tahu
7.50 Sangat manjur
69.00 Kurang manjur
1.50 7
Khasiat Pasak Bumi Tidak tahu
29.50 1 tahun
3.25 1 – 5 tahun
15.75 5 – 10 tahun
39.50 10 tahun
21.75 8
Lama penggunaan Pasak Bumi
Tidak pernah 19.75
d. Pelestarian Tumbuhan Pasak Bumi
Pemanfaatan tumbuhan pasak bumi oleh responden terutama adalah bagian akarnya, oleh sebab itu harus mencabut tumbuhan tersebut. Tanggapan responden mengenai
kemungkinan tumbuhan pasak bumi dapat punah sebesar 63, tidak mungkin punah 23.50 dan tidak tahu 13.50. Untuk menghindari kepunahan pasak bumi dihutan atau yang tumbuh
liar secara alami. Tanggapan responden tentang perlunya masyarakat untuk membudidayakan pasak bumi 68 beranggapan sangat perlu. Untuk menjaga kelestarian pasak bumi dihutan
serta memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tumbuhan pasak bumi 66 responden memberi saran agar dilakukan penghijauan atau ditanam kembali baik dihutan ataupun
dikebun pekarangan. Agar dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penanaman 34 responden memberi saran agar ada pihak yang menyediakan bibit pasak bumi.
Tabel 7. Persepsi masyarakat tentang budidaya Pasak Bumi
No Uraian Persepsi
Persentase Mungkin 63.00
Tidak mungkin 23.50
1 Kemungkinan punahnya
tumbuhan pasak bumi Tidak tahu
13.50 Sangat perlu
68.00 Perlu
15.50 Entahlah
11.00 2
Perlunya membudidayakan Pasak bumi
Tidak perlu 5.50
Ditanam kembali 66.00
3 Saran untuk kelestarian Pasak
Bumi Sebaiknya ada yang sediakan bibit
34.00
Dari hasil penelitian tentang potensi pasak bumi di hutan Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser diketahui bahwa pada
tingkat pertumbuhan semai kerapatan pasak bumi cukup tinggi yaitu 1.333 individuHa. Jumlah ini berkurang pada tingkat pertumbuhan pancang, yaitu 186 individuHa. Pada tingkat
pertumbuhan tiang semakin berkurang kerapatannya, yaitu 73 individuHa. Jumlah ini semakin berkurang pada tingkat pertumbuhan pohon yaitu 2 individuHa.
Demikian juga pola persebaran pasak bumi pada tingkat pertumbuhan semai pasak bumi mendominasi tegakan dengam pola persebaran mengelompok, pada tingkat
pertumbuhan pancang pasak bumi memiliki pola persebaran juga mengelompok. Selanjutnya pada tingkat pertumbuhan tiang pola persebaran mengelompok. Namun pada tingkat
pertumbuhan pohon pola persebaran merata. Jika dihubungkan dengan jawaban responden pada penelitian kuisioner yang
mengemukakan bahwa 71 responden mengatakan bahwa dia memperoleh pasak bumi dari
hutan.Bagian pasak bumi yang digunakan terutama adalah akarnya sebanyak 67 .
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperoleh akarnya maka pasak bumi harus dicabut. Lama penggunaan pasak bumi 5 – 10 tahun sebanyak 39,5 responden, bahkan telah menggunakan lebih dari 10 tahun
sebanyak 21,75 dari responden. bahwa pasak bumi telah diambil dari hutan karena masyarakat memang
membutuhkannya. Kebutuhan masyarakat tidak mungkin dibendung karena masyarakat sekitar merasa bahwa hutan ada juga untuk masyarakat banyak. Tingkat pendidikan
masyarakat masih rendah, tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir dan juga tindakan. Dari data kuisioner diketahui bahwa tidak ada dari responden yang sedang
membudidayakan pasak bumi. Namun responden sebanyak 63 menyadari bahwa pasak bumi yang ada di hutan dapat punah. Untuk menjaga kelestarian pasak bumi 68 responden
berpendapat bahwa sangat perlu untuk membudidayakan pasak bumi. Karena 69 responden mengatakan bahwa khasiat pasak bumi sangat manjur.
Pasak bumi pertumbuhannya akan lebih baik jika ditanam adalah bijinya, dari pada secara vegetatif. Karena akar tunggal pasak bumi tersebut berasal dari radikula dalam biji.
Jika akar tunggal tersebut terputus saat semai dipindahkan akan mengganggu pertumbuhan tanaman selanjutnya. Untuk menjaga kelestarian pasak bumi yang ada di hutan sebaiknya
masyarakat membudidayakan di kebun atau pekarangan untuk kebutuhan. Dengan upaya budidaya terutama mengadakan bibit untuk dapat ditanam di kebun atau pekarangan dalam
pelaksanan penanaman seribu pohon. Karena saat penulis melakukan wawancara dengan kepala desa Timbang Lawan, desa tersebut adalah desa terbaik dalam upaya penghijauan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai ekologi pasak bumi dan pemanfaatan oleh masyarakat sekitar TNGL Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort
Bukit Lawang dapat diambil beberapa kesmpulan sebagai berikut : 1.1
Sifat fisik kimia yang dimiliki hutan alami baik letak geografis, topografi, iklim, curah hujan, unsur hara, jenis tanah, kemiringan, ph tanah, kelembaban,
temperatur sangat cocok untuk pertumbuhan pasak bumi, sehingga pasak bumi di temukan disetiap tingkat pertumbuhan.
1.2 Pasak bumi di TNGL Stasiun Rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang
ada dua jenis, yaitu 1 Daun berbentuk oval jika diraba permukaan bawah lebih halus; 2 Daun berbentuk lebih lancip, batang muda lebih licin dan mengkilap,
jenis yang kedua ini jumlahnya lebih dominan banyak. 1.3
Serangga yang menyerang pasak bumi dengan ganas sejenis ngengat, ordo Lepidoptera dari famili Geometridae. Hama ini menyerang bagian pucuk pasak
bumi yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan. Selain itu juga menyerang bagian daun, buah dan biji.
2. Keanekaragaman tegakan tingkat pohon ditemukan 72 jenis , yang di
dominansi
Universitas Sumatera Utara