PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta – 2014
272 sedangkan parameter peserta dilambangkan
dengan theta dan respon peserta terhadap
aitem dinyatakan dalam bentuk probabilitas menjawab benar yang dilambangkan dengan
P
i
Naga, 1992.
1. Parameter kemampuan
Kemampuan peserta tidak dapat diukur secara langsung, oleh karena itu kemampuan
diestimasi lewat respon peserta terhadap suatu aitem. Hal ini yang menyebabkan
sering disebut sebagai kemampuan laten
yang mendasari suatu tes. Pada item response theory, parameter
membentuk suatu kontinum.
Secara teoritis
nilainya membentang dari negatif tidak terhingga
sampai positif tidak terhinggga. Tetapi secara praktis nilai yang dianggap cukup berarti
terletak antara - 4 sampai + 4 Naga, 1992.
2. Parameter tingkat kesukaran aitem b
Parameter kesulitan aitem merupakan parameter lokasi yang menunjukkan posisi
item characteristic curve ICC dalam skala kemampuan. Bila nilai b lebih besar, lebih
besar kemampuan yang diperlukan peserta untuk dapat menjawab aitem dengan benar,
yang berarti
aitem lebih sulit. Item
characteristic curve ICC pada aitem yang lebih sulit berada disebelah kanan atau
semakin tinggi kemampuan yang dibutuhkan untuk menjawab aitem dengan benar, letak
KKA semakin kekanan. Semakin mudah aitem atau semakin rendah kemampuan letak
KKA semakin kekiri Hambleton dkk, 1991. Menurut
Hambleton dan
Swaminathan 1985 nilai b bergerak dari -2 sampai
dengan +2.
3. Parameter daya diskriminasi aitem a
Dalam prakteknya,
indeks Daya
diskriminasi aitem menunjukkan seberapa baik suatu aitem dapat membedakan antara
peserta yang memiliki kemampuan yang tinggi
dan peserta
yang memiliki
kemampuan yang
rendah. Nilai daya diskriminasi aitem bergerak dari 0 sampai
dengan 2 Hambleton, dkk, 1991.
4. Parameter peluang tebakan semu c
Parameter c
melambangkan probabilitas
peserta yang
memiliki kemampuan rendah dapat menjawab aitem
sulit dengan benar. Secara umum disebut juga dengan parameter tebakan karena
diasumsikan peserta dapat menjawab aitem dengan benar dengan cara menebak. Secara
teoritis, nilai c bergerak dari 0 sampai dengan 1. Tetapi menurut Baker 2001 nilai c di atas
0,35 tidak dapat diterima.
b. Model-Model dalam Item
Response Theory
Parameter aitem dan parameter peserta dihubungkan dengan suatu model
rumus yang
dikenal dengan
fungsi karakteristik
aitem
item characteristic
function
oleh karena itu setelah semua asumsi dasar dipenuhi, dipilih model item
response theory yang akan digunakan. Untuk menentukan model yang tepat, perlu dibuat
asumsi tentang fungsi karakteristik aitem. Asumsi ini akan membantu menentukan
jumlah parameter yang dibutuhkan dalam model yang digunakan Harvey Thomas,
1996.
Kemudian parameter
tersebut digunakan
untuk memperoleh
item characteristic curve ICC. Model-model
item response theory yang sering digunakan adalah model logistik 1, 2, dan 3 parameter
Hambleton, dkk, 1991.
1. Model logistik 1 parameter
Model Logistik 1 parameter sering juga disebut model Rasch. Sesuai dengan
namanya dalam
model ini
hanya menggunakan
parameter b
untuk membedakan antar aitem. Dalam model
logistik 1 parameter diasumsikan hanya kesulitan aitem sebagai karakter yang
mempengaruhi performansi peserta. Dengan demikian, parameter a dan parameter c
diasumsikan konstan untuk semua aitem.
2. Model logistik 2 parameter