44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gamping 2 yang terletak di Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
Kecamatan Gamping merupakan daerah perbatasan antara wilayah agraris dan
perkotaan yang wilayahnya memanjang dengan bentang lebih kurang 4
km. Luas wilayah kerja di Puskesmas Gamping 2 ini secara keseluruhan mencapai 13,1 km
2
dari keseluruhan wilayah Kabupaten Sleman seluas 574,82 km
2
. Puskesmas Gamping 2 merupakan salah satu dari dua puskesmas
di Kecamatan Gamping. Berdiri tahun 1984, dulu beralamat di Dusun Turusan, Banyuraden Gamping, menempati tanah seluas 900 m
2
, dan sejak tahun 2009 berpindah lokasi di Dusun Patran, Gamping, Sleman,
Yogyakarta 55293, menempati tanah seluas 1500 m
2
. Secara administratif, wilayah Puskesmas Gamping 2terdiri dari 3
desa dan 28 dusun yaitu: Banyuraden 8 dusun, 22 RW, 75 RT, Nogotirto 8 dusun, 24 RW, 108 RT, dan Trihanggo 12 dusun, 35
RW, 96 RT. Batas wilayah Puskesmas Gamping 2 sebagai berikut:
Utara : Kec. Mlati. Timur : Kec.Kasihan dan Kota Yogyakarta.
Selatan : Kec. Kasihan. Barat
: Kec. Godean. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gamping 2 pada
tahun 2014 sebanyak 50.215 jiwa, tersebar di 3 desa yaitu Desa Banyuraden 15.790, Desa Nogotirto 16.282, dan Desa Trihanggo
17.597 jiwa. Jumlah KK sebanyak 15.244 KK. Tingkat kepadatan penduduk meningkat dari 3.050 jiwaKm
2
di tahun 2013 menjadi 3.830 jiwaKm
2
di tahun 2014. Rata-rata jiwa per rumah tangga adalah 3,29 jiwa. Tingkat pendidikan didomonasi lulusan SMP dan SMA.
Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC Di Puskesmas Gamping 2 sebagian besar belum patuh untuk mengonsumsi tablet Fe, hal
ini dikarenakan ibu hamil kurang mengerti manfaat tablet Fe, mereka terkadang malas mengkonsumsi tablet Fe karena dapat mengakibatkan
mual, dan ada yang lupa mengkonsumsi karena tidak ada yang mengingatkan, karena jika tidak mengkonsumsi tablet Fe dapat
mengakibatkan anemia dan akan berdampak pada ibu hamil dan kandungannya.
2. Gambaran Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam kelompok ini meliputi usia,
pekerjaan, dan pendidikan terakhir responden. Berdasarkan
hasil penelitian dapat dideskripsikan
karakteristik responden
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Ibu Hamil Di Puskesmas Gamping 2 n=83
Karakteristik Frekuensi
1. Usia Remaja Awal
2 2.4
Remaja Akhir 33
39.8
Dewasa Awal 39
` 47.0
Dewasa Akhir 9
10.8 Total
83 100.0
2. Pekerjaan
IRT 52
62.7
Swasta 14
16.9 Lainnya
17 20.5
Total 83
100.0 3. Pendidikan Terakhir
SD 4
4.8
SLTP 50
60.2
SLTA 11
13.3 Sarjana
1 1.2
Lainnya 3
3.6 Total
83 100.0
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa mayoritas responden berusia tergolong dewasa awal sebanyak 39 orang 47.0.
Responden mayoritas tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sebanyak 52 orang 62.7 dan mayoritas pendidikan terakhir
responden yaitu SLTP sebanyak 50 orang 60.2. 3. Gambaran Faktor Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Hasil kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada 83 orang responden ibu hamil didapatkan gambaran faktor kepatuhan
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Gamping 2. Macam- macam faktor risiko tersebut yaitu pengetahuan, motivasi, dukungan
keluarga, ANC, dan efek tablet Fe. a. Pengetahuan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang konsumsi tablet Fe dapat diukur dengan skor berdasarkan
jawaban responden terhadap kuesioner dalam 4 item pertanyaan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe Berdasarkan
Pengetahuan Kategori Pengetahuan
Frekuensi n Prosentase
Baik 10
12.0 Cukup
27 32.5
Kurang 46
55,4
Total 83
100.0
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui prosentase terbesar dari 83 responden yang mengkonsumsi tablet Fe ketika hamil yaitu
sebanyak 46 orang 55.4berpengetahuan kurang.
b. Motivasi Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi
tentang konsumsi tablet Fe dapat diukur dengan skor berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner dalam 3 item pertanyaan.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Faktor-FaktorYang Mempengaruhi
Kepatuhan Ibu
Hamil Mengkonsumsi
Tablet Fe
BerdasarkanMotivasi Kategori Motivasi
Frekuensi n Prosentase
Baik 56
67.5
Cukup 21
25.3 Kurang
6 7.2
Total 83
100.0
Berdasarkan table 4.3 diketahui prosentase terbesar dari 83 responden yang mengkonsumsi tablet Fe ketika hamil yaitu
sebanyak 56 orang 67.5yang mempunyai motivasi baik. c. Dukungan Keluarga
Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga tentang konsumsi tablet Fe dapat diukur dengan skor
berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner dalam 5 item pertanyaan. Hal tersebut dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Kepatuhan
Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet
Fe BerdasarkanDukungan Keluarga
Kategori Dukungan Keluarga Frekuensi n Prosentase Baik
33 39.8
Cukup 13
15.7
Kurang 37
44.6
Total 83
100.0
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui prosentase terbesar dari 83 responden yang mengkonsumsi tablet Fe ketika hamil yaitu
sebanyak 37 orang 44.6kurang mendapat dukungan dari keluarganya.
d. Kunjungan ANC Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kunjungan
ANC di puskesmas tentang konsumsi tablet Fe dapat diukur dengan skor berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner
dalam 4 item pertanyaan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Kepatuhan
Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet
Fe BerdasarkanKunjungan ANC
Kategori ANC Frekuensi n
Prosentase
Baik 44
53.0
Cukup 18
21.7 Kurang
21 25.3
Total 83
100.0
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui prosentase terbesar dari 83 responden yang mengkonsumsi tablet Fe ketika hamil yaitu
sebanyak 44 orang 53.0yang melakukan kunjungan ANC di puskesmas.
e. Efek Tablet Fe Distribusi frekuensi responden berdasarkan efek dari
mengkonsumsi tablet Fe dapat diukur dengan skor berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner dalam 6 item pertanyaan.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Faktor-FaktorYang Mempengaruhi
Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe BerdasarkanEfek Tablet Fe
Kategori Efek Tablet Fe
Frekuensi n Prosentase
Sedikit 79
95.2
Banyak 4
4.8 Total
83 100.0
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui prosentase terbesar dari 83 responden yang mengkonsumsi tablet Fe ketika hamil yaitu
sebanyak 79 orang 95.2mempunyai dampak yang sedikit dalam mengkonsumsi tablet Fe.
B. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden
a. Usia Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Gamping 2 yang berjumlah 83 responden. Karakteristik pada penelitian ini adalah usia.
Berdasarkan tabel 4.1 mayoritas usia responden tergolong dewasa awal sebanyak 39 orang 47,0. Rata-rata usia ibu termasuk golongan
dewasa awal. Usia dewasa awal ini dapat menunjukkan perilaku positif ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe untuk kesehatannya dan
kandungannya. Usia ini sudah bisa memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Fuadi 2013 bahwa disaat usia dewasa awal, pemikiran ibu hamil sudah bisa
memilah yang baik untuk dirinya. Mereka sudah mampu berfikir untukkesehatan dirinya sendiri dan anak yang dikandungnya dengan
caramengonsumsi tablet Fe semasa hamil Menurut penelitian dari Rejeki 2014 bahwa usia
merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan kematangan seseorang dalam melakukan tindakan termasuk dalam pengambilan
keputusan. Usia dewasa awal ini dapat menunjukkan perilaku positif dalam mempersiapkan masa yang akan datang termasuk dalam
menyiapkan sang buah hati sebagai keturuan keluarga yaitu merupakan tugas dalam menjaga kesehatan diri dan anak yang dikandungnya.
Hal ini sependapat dengan penelitian Rezeki 2015 bahwa pada rentang usia dewasa awal itulah juga saat yang aman buat ibu
untuk hamil dan melahirkan. Pada masa ini ibu hamil mampu memahami yang terbaik untuk kehamilannya dan kualitas kesuburan
wanita sangat baik sehingga aman untuk proses pembentukan janin. Menurut penelitian dari Purbadewi 2013 menunjukkan
bahwa persentase umur ibu hamil dapat diketahui yang termasuk umur
reproduksi tidak sehat lebih banyak yang menderita anemia dibanding ibu hamil yang termasuk umur reproduksi sehat. Ibu hamil dalam
kelompok umur reproduksi tidak sehat yaitu ibu hamil yang berumur 35 tahun mempunyai organ reproduksi yang kurang dapat berfungsi
dengan baik. Kemampuan usus halus pada ibu hamil yang termasuk umur reproduksi tidak sehat kurang dapat mengabsorpsi zat besi yang
terkandung dalam makanan sehingga kurang mampu mensupply darah secara cukup ke plasenta sehingga mengakibatkan terjadinya anemia
saat kehamilan. Menurut penelitian dari Astuti 2016 bahwa usia ibu hamil
dapat mempengaruhi anemia jika usia ibu hamil relatif muda 20 tahun karena pada umur tersebut masih terjadi pertumbuhan yang
membutuhkan zat gizi lebih banyak, bila zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi maka akan terjadi kompetisi zat gizi antara ibu dan bayinya.
b. Pekerjaan Hasil dari penelitian ini mayoritas responden yang tidak
bekerja yaitu sebanyak 52 orang 62,7. Menurut penelitian dari Purbadewi 2013, ibu hamil yang tidak berkerja berarti tidak
mempunyai penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjadi tanggung jawab suami. Dengan kata lain ibu yang tidak
bekerja cenderung lebih berat beban ekonomi keluarga. Kondisi demikian berpengaruh terhadap rutinitas kunjungan ANC ibu hamil
untuk mendapatkan tablet Fe dari petugas kesehatan.
Hal ini berbeda dengan penelitian dari Wiradnyani 2013 bahwa karakteristik sosio ekonomi dan demografi tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet Fe. Menurut Rezeki 2015, kepatuhan mengonsumsi tablet Fe tidak
berbeda pada ibu dengan berbagai kondisi ekonomi rumah tangga, sebagian besar ibu termasuk ibu di Indonesia mendapatkan tablet Fe
tanpa membayar. Namun, bila ibu harus membeli, status ekonomi yang kurang dapat menyebabkan rendahnya konsumsi tablet Fe.
Menurut penelitian dari Hukmiah 2013bahwa status pekerjaan ibu menentukan perilaku pemeriksaan kehamilannya. Ibu
yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga cenderung teratur untuk memeriksakan kehamilannya dibandingkan dengan ibu yang bekerja
sebagai pegawai negeri ataupun swasta. Hal ini disebabkan karena ibu yang tidak bekerja cenderung mempunyai banyak kesempatan untuk
datang memeriksakan diri dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Dengan demikian ibu yang tidak bekerja memiliki waktu untuk
memeriksakan diri dan mendapatkan tablet Fe di pelayanan kesehatan. c. Pendidikan Terakhir
Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Gamping 2 yang
berjumlah 83 responden.Karakteristik pada penelitian ini adalah pendidikan terakhir. Berdasarkan tabel 4.1 mayoritas pendidikan
terakhir responden adalah SLTP sebanyak 50 orang 60,2. Semakin
tinggi tingkat pendidikan yang diterima seseorang maka akan semakin banyak pengetahuan dan wawasan yang diterimanya karena banyak
informasi yang didapat dari pendidikannya formal atau non formal. Menurut Notoatmodjo 2012 bahwa tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu sehingga perbedaan tingkat pendidikan mengakibatkan perbedaan
pengetahuan yang diperoleh responden tentang konsumsi tablet Fe. Hasil penelitian ini didukung penelitian dari Sahar 2010
bahwa pendidikan formal pada hakikatnya berfungsi sebagai sarana pemberdayaan individu untuk meningkatkan pengetahuan dalam rangka
pengembangan potensi diri. Tingkat pendidikan formal sangat berperan penting dalam peningkatan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu
hal. Menurut Notoatmodjo 2010 bahwa informasi yang
diperoleh baik dari pendidikanformal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian dari Sunaryo 2013
bahwa tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan jika
pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang diperoleh secara mandiri lewat tahapan-tahapan tertentu.
Hal ini sependapat oleh penelitian Fuady 2013 bahwa tingkat pendidikan mendukung tingkat pengetahuan yang baik.Menurut
penelitian dari Rezeki 2015 bahwa tingkat pendidikan yang rendah bisa disebabkan oleh keadaan demografi wilayah disekitar Puskesmas
dan jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia masih kurang. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari
Purbadewi 2013 bahwa Ibu hamil yang berpendidikan menengah SMA, SMKsederajat biasanya mempunyai pola pikir yang cukup
baik apabila menginginkan kondisi kehamilannya sehat dan janin mampu berkembang dengan baik. Menurut Astuti 2016, tingkat
pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatannya.
2. Faktor Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe a. Pengetahuan
Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan didapatkan hasil bahwa responden yang mengkonsumsi tablet Fe yang mempunyai pengetahuan
kurang berdasarkan kategori pengetahuan yaitu sebanyak 46 responden 55,4. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang tablet Fe. Tingkat pengetahuan seseorang mengenai tablet Fe berpengaruh terhadap
perilaku dalam memilih makanan yang mengandung zat besi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat penting peranannya dalam
menentukan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe. Dengan adanya pengetahuan tentang tablet Fe, ibu hamil akan tahu bagaimana
mengkonsumsi tablet Fe, manfaat, dan dampak yang mungkin timbul jika tidak konsumsi zat Fe pada ibu hamil.
Menurut Notoatmodjo 2010, pengetahuan merupakan salah satu domain dari perilaku yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari
faktor internal seperti jasmani dan rohani serta faktor eksternal seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan, paritas, pendidikan, pengalaman, ekonomi,
hubungan sosial, dan informasi. Sehingga perbedaan karakteristik responden yang meliputi umur, pekerjaandan pendidikan responden pada
penelitian ini mengakibatkan perbedaan pula pengetahuan yang diperoleh responden tentang tablet Fe.
Sesuai dengan teori Notoatmodjo 2007 yang menyatakan bahwa sikap yang baik dan bersifat lama akan tercipta bila didasari oleh
pengetahuan yang baik pula. Sedangkan menurut Sahar 2010, perilaku seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
salah satu bagian dari faktor tersebut adalah sikap. Menurut Purbadewi 2013 bahwa ibu hamil yang mempunyai
pengetahuan kurang tentang anemia akan berperilaku negatif, sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik akan berperilaku positif
dalam hal ini adalah perilaku untuk mencegah atau mengobati anemia.
Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengetahuan tentang anemia kepada ibu hamil. Peningkatan pengetahaun tentang anemia ini dapat
dilakukan dengan cara penyuluhan yang berdasarkan karakteristiknya agar materi penyuluhan dapat diterima oleh semua ibu hamil meskipun
karakteristik nya berbeda. Menurut Adawiyani 2013, pengetahuan ibu hamil tentang
kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil terhadap program pelaksanaan pencegahan anemia. Pengetahuan
pasien yang kurang terkait obat, meningkatkan risiko pasien untuk tidak patuh mengonsumsi tablet Fe. Hal ini sependapat dengan penelitian Fuady
2013 bahwa tingkat pendidikan mendukung tingkat pengetahuan yang baik. Menurut Astuti 2016 bahwa pengetahuan menghasilkan kesadaran
bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur selama kehamilannya.
b. Motivasi Distribusi frekuensi tentang motivasididapatkan hasil bahwa
responden yang mengkonsumsi tablet Fe yang mempunyai motivasi baik berdasarkan kategori motivasi yaitu sebanyak 56 responden 67,5.
Seseorang yang mempunyai motivasi baik berarti akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu hal yang baik, misalnya mempunyai
motivasi dalam mengonsumsi tablet Fe karena keinginan untuk menjaga kesehatan dirinya dan kandungannya.
Motivasi adalah
keinginan dalam
diri seseorang
yang mendorongnya untuk berperilaku. Menurut Budiarni 2012, motivasi yang
baik dalam mengkonsumsi tablet Fe timbul karena keinginan untuk mencegah anemia dan menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya.
Semakin baik motivasi maka semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe karena motivasi merupakan kondisi internal
manusia seperti keinginan dan harapan yang mendorong individu untuk berperilaku agar mencapai tujuan yang dikehendakinya.
Hal ini juga didukung oleh penelitian dari Ma’rufah 2015 bahwa motivasi merupakan suatu proses yang meghasilkan suatu intensitas, arah,
dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan. Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah hati seseorang agar
timbul keinginan dan kemauan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan yang dikehendaki.
Tujuan tersebut dapat berupa sikap dan perilaku seseorang. Menurut Sunaryo 2013 bahwa motivasi merupakan keinginan
dan kebutuhan yang terdapat pada diri individu yang akan mengajak mereka untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya itu. Seperti halnya
dengan ibu hamil, ibu hamil yang ingin dirinya dan kandungannya sehat akan mengarahkan perilakunya untuk menjaga kesehatannya dengan cara
rutin mengkonsumsi tablet Fe. Menurut penelitian dari Masnarivan 2015 bahwa ibu hamil yang
tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe tersebut dikarenakan lupa yang dapat
terjadi jika ibu hamil tersebut tidak mempunyai motivasi dalam dirinya yang mengingatkan untuk mengkonsumsi tablet Fe sehingga jumlah tablet
Fe yang dikonsumsi tidak sesuai dengan usia kehamilannya. Hal ini sependapat dengan Niven 2013 bahwa kepatuhan adalah
tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan, dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain. Perhitungan kepatuhan dapat
sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar. Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau
ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga
hubungan baik dengan petugas kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya. Kepatuhan ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa
pasien akan mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan maka dia merasa tidak perlu lagi melanjutkan perilaku
mengonsumsi tablet Fe. Menurut Eugenie 2014 bahwa ibu hamil yang tidak patuh
mengkonsumsi tablet Fe disebabkan belum adanya kesadaran dalam diri ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilannya.
Mengkonsumsi tablet Fe merupakan suatu tindakan dan seseorang bertindak apabila ada niat. Dalam kaitannya dengan ibu mengkonsumsi
tablet Fe muncul motivasi untuk melakukan upaya pencegahan anemia dan untuk kesehatannya, salah satunya dengan meminum tablet Fe secara
teratur sesuai ketentuan.
c. Dukungan Keluarga Distribusi frekuensi tentang gambaran dukungan keluarga
didapatkan hasil bahwa responden dengan dukungan keluarga yang mendukung baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 33 responden
39,8. Dengan mengikutkan peran serta keluarga merupakan faktor dasar penting yang ada berada disekeliling ibu hamil dengan
memberdayakan anggota keluarga terutama suami untuk ikut membantu para ibu hamil dalam meningkatkan kepatuhannya mengkonsumsi tablet
Fe. Upaya ini sangat penting dilakukan, sebab ibu hamil adalah seorang individu yang tidak berdiri sendiri, tetapi ia bergabung dalam sebuah
ikatan perkawinan dan hidup dalam sebuah bangunan rumah tangga dimana suami dan keluarganya akan ikut mempengaruhi pola pikir dan
perilakunya termasuk dalam memperlakukan kehamilannya. Faktor dukungan keluarga ini berasal dari luar individu yang
berupa stimulus untuk membantu dan mengubah sikap. Stimuls dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung misalnya individu dengan
keluarganya atau dengan kelompoknya. Menurut Sunaryo 2013, dukungan dan dorongan dari anggota keluarga akan semakin menguatkan
motivasi individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini didukung oleh penelitian dari Wiradyani 2013 bahwa
keluarga mempunyai peran yang signifikan dalam mendukung ibu untuk mengonsumsi tablet Fe secara rutin. Ibu seringkali lupa untuk minum
tablet Fe secara rutin bahkan berhenti untuk mengonsumsinya bila tidak ada dukungan dari keluarganya.
Menurut penelitian dari Achadi 2013, anggota keluarga akan mengingatkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe tersebut. Dukungan
memang sangat penting bagi ibu mengingat bahwa tablet Fe harus dikon- sumsi setiap hari untuk jangka waktu yang lama untuk kesehatan ibu dan
janin yang dikandungnya. d. Kunjungan Antenatal Care
Distribusi frekuensi gambaran tentang kunjungan Antenatal Care didapatkan hasil bahwa responden yang mengkonsumsi tablet Fe yang
melakukan kunjungan Antenatal Care dengan baik yaitu sebanyak 44 responden 53,0. Peranan petugas kesehatan yaitu memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, seperti saat kunjungan ANC serta memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada
ibu hamil. Tujuan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada ibu hamil. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe, diantaranya adalah perilaku petugas kesehatan dimana kepatuhan dapat lebih ditingkatkan apabila
petugas kesehatan mampu memberikan penyuluhan gizi, khususnya tentang tablet Fe dan kesehatan ibu beserta kandungannya.
Menurut penelitian dari Fitri 2015 menyatakan bahwa suplemen besi didapatkan ibu hamil saat kegiatan ANC. Semakin tinggi usia
kehamilan ibu, semakin besar kemungkinan ibu pernah melakukan kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan serta mendapatkan suplemen besi dan
penjelasan dari petugas kesehatan, sehingga apabila ibu semakin sering melakukan kunjungan ANC diharapkan ibu semakin patuh dalam
mengonsumsi suplemen besi. Pemberian suplemen besi merupakan salah satu jenis pelayanan antenatal terpadu dalam kegiatan ANC, begitu pula
dengan komunikasi, informasi, dan edukasi KIE mengenai suplementasi tablet Fe.
Hal ini didukung oleh penelitian dari Soraya 2013 yang menyatakan bahwa hubungan antara ibu hamil dengan tenaga medis dapat
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsusmsi tablet Fe. Perhatian yang diberikan oleh tenaga medis seperti memberi pelayanan
dengan tersenyum, menanyakan keadaan keluarga, serta memberi umpan- balik atas kunjungan sebelumnya, dapat meningkatkan kepuasan atas
pelayanan yang diberikan sehingga diharapkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dapat semakin ditingkatkan.
Berbagai penelitian lain juga menyebutkan bahwa rendahnya partisipasi ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC berhubungan
dengan kepatuhan dalam konsumsi suplemen besi Kemenkes RI 2010. Hal ini didukung oleh penelitian dari Wiradnyani 2013 yang menyatakan
bahwa rendahnya partisipasi ibu untuk kunjungan ANC berhubungan
dengan tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe yang rendah. Keterlambatan ibu dalam kunjungan ANC akan membuat peluang ibu mendapatkan tablet
Fe dalam jumlah yang seharusnya menjadi lebih kecil. e. Efek Tablet Fe
Distribusi frekuensi gambaran tentang efek dari konsumsi tablet Fe didapatkan hasil bahwa responden mempunyai efek yang sedikit dalam
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 79 orang 95.2. Walaupun Tablet Fe memiliki efek yang bisa menyebabkan mual dan muntah sehingga akan
membuat ibu hamil untuk malas mengkonsumsi tablet Fe tetapi ibu hamil disini hanya sedikit yang merasakan efek yg ditimbulkan dari tablet Fe.
Hal ini didukung oleh penelitian dari Soraya 2013 yang menyatakan bahwa berlawanan dengan keyakinan ibu hamil berhenti
minum tablet besi Fe sebagian karena efek samping negatif, tetapi pada penelitian mereka ini efek samping negatif yang dialami responden tidak
memperngaruhi responden untuk konsumsi tablet besi Fe. Selama percobaan suplementasi besi di 5 negara, hanya sekitar 1 dari 10 ibu hamil
yg berhenti mengkonsumsi tablet besi Fe karena mengalami efek samping. Studi lain juga menyatakan hanya 1 dari 3 perempuan yg
dilaporkan bahwa mereka mengalami efek samping yg negatif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dihasilkan bahwa responden yang memiliki
efek negatif tablet Fe hanya 1,2 saja.
Berbeda hal dengan penelitian dari Achadi 2013 yang menyatakan bahwa efek samping setelah mengonsumsi tablet Fe yang
dialami oleh sebagian ibu hamil telah lama diyakini sebagai salah satu faktor utama penyebab rendahnya kepatuhan ibu. Sebagian ibu hamil
melaporkan bahwa mereka mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi tablet Fe sehingga membuat mereka tidak mau melanjutkan
untuk mengonsumsi tablet Fe. Hal ini didukung oleh penelitian dari Budiarni 2012 bahwa
pencehagan anemia dengan mengkonsumsi tablet Fe memang memberikan efek samping yang tidak menyenangkan. Ibu hamil merasa mual akibat
rasa dan bau dari tablet Fe. Selain itu, tablet Fe yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali ibu hamil lupa dan
merasa malas untuk mengkonsumsinya. Menurut penelitian dari Wiradnyani 2013 bahwa efek samping
dapat disikapi dengan cara yang tepat sehingga pengaruh efek dari tablet Fe terhadap kepatuhan ibu sangat minimal. Hal ini juga diperkuat oleh
studi lainnya yang menemukan bahwa ibu tetap menunjukkan kepatuhan yang tinggi walaupun persentase ibu yang mengalami efek samping juga
meningkat. Diantara ibu yang memiliki kepatuhan yang rendah, hanya sekitar 10 yang disebabkan karena ibu tersebut mengalami efek samping.
Menurut hasil penelitian Sulistiyani 2015 bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan oleh
tenaga kesehatan
saat memeriksakan
kehamilannya, kalaupun
mengkonsumsi tablet Fe hanya beberapa tablet saja. Dengan mengkonsumsi tablet Fe dapat menyebabkan mual sehingga nafsu makan
ibu hamil menurun. Berakibat kurangnya nutrisi bagi ibu dan janin yang dikandungnya.
C. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN 1. Kekuatan Penelitian
a. Belum pernah ada penelitian yang sama persis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe.
Pada penelitian sebelumnya yang hampir sama terdapat perbedaan faktor-faktornya yaitu faktor pemanfaatan layanan ANC, suplai tablet
IFA, efek samping setelah mengkonsumsi tablet IFA, merasa mendapat manfaat setelah mengkonsumsi tablet IFA, konseling dari petugas
kesehatan, lupa mengkonsumsi tablet IFA, dukungan keluarga, pengetahuan tentang tablet IFA, karakteristik sosio-ekonomi dan
demografi ibu dan keluarga, kepercayaan tradisionalturun temurun. Sedangkan pada penelitian ini yaitu faktor pengetahuan, motivasi,
dukungan keluarga, kunjungan ANC, dan efek tablet Fe. 2. Kelemahan Penelitian
a. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif sehingga belum dapat menggali informasi secara mendalam dari responden terkait faktor-
faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.
b. Terdapat 28 responden yang menolak mengisi kuesioner dengan alasan karena ingin memasuki ruang pemeriksaan, ingin pulang dan
menolak tanpa alasan.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN