commit to user 12
Sumber : WHOUNICEFBKPP-ASI januari 2008
C. Lama Amenorea
1. Pengertian Amenorea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang
wanita tidak mengalami haid sebagaimana mestinya Wiknyosastro, 2005. Lama amenorea postpartum adalah rentan waktu dimana seorang
wanita tidak mengalami haid setelah melahirkantidak haid sebagaimana mestinya Dimasmis, 2008.
pertumbuhan 4.
Protein Jumlah
sesuai dan mudah
dicerna Terlalu banyak
dan sukar dicerna Sebagian
diperbaiki
Kasein:whey 40:60
Kasein : whey 80:20
Disesuaikan dengan ASI
Whey: Alfa Betalaktoglobulin
5. Lemak
Cukup mengandung
asam lemak esensial
ALE, DHA dan AA
Mengandung lipase
Kurang ALE Tidak ada lipase
Kurang ALE, tidak
ada DHA dan AA
Tidak ada lipase
6. Zat Besi
Jumlah kecil tapi mudah
dicerna Jumlah lebih
banyak tapi tidak diserap dengan
baik Ditambahkan
ekstra Tidak
diserap dengan baik
7. Vitamin
Cukup Tidak cukup
vitamin A,vitamin C
Vitamin ditambahkan
8. Air
Cukup Perlu tambahan
Mungkin perlu
tambahan
commit to user 13
2. Macam Amenorea a Amenorea primer
Amenorea primer aadalah tidak terdapatnya haid pada pasien berusia 16 tahun dengan ciri-ciri seksual sekunder yang normal atau
tidak terdapatnya menstruasi pada pasien berusia 14 tahun tanpa tanda- tanda pematangan seksual Heffner, Schust, 2008
b Amenorea sekunder Tidak adanya haid pada seorang wanita yang sebelumnya pernah
mendapat haid. Atau tidak terdapatnya 3 siklus haid dan atau tidak adanya perdarahan haidselama 6 bulan. Disebabkan oleh: malnutrisi, kontrasepsi,
penyakit, kehamilan, laktasi, gangguan psikologi Whitehead, 2003. Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan deskuamasi endometrium Wiknjosastro, 2005. Sedangkan menurut Cunningham 2005, haid merujuk kepada pendarahan yang
menyertai penarikan progesteron setelah ovulasi pada siklus non-fertil dan menyebut episode pendarahan endometrium lain pada wanita tidak hamil
sebagai perdarahan uterus atau endometrium. Haid yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan
membentuk siklus haid yang melibatkan hipofisis, hipotalamus, ovarium dan uterus Wiknjosastro, 2007.
Siklus haid yang berlangsung secara teratur tiap bulan, tergantung kepada serangkaian perubahan hormonal siklik yang melibatkan sekresi
hormon pada berbagai tingkat dalam sistem yang terintegrasi Kodrat,
commit to user 14
2010. Pusat pengendalian hormon dari sistem reproduksi adalah hipotalamus yang mensekresikan gonadotropin releasing hormone
GnRH. GnRH merangsang sekresi 2 hormon yaitu follicle stimulating hormone releasing hormone FSH-RH dan luteinizing hormone releasing
hormone LH-RH Wiknjosastro, 2007. Kedua hormon tersebut merangsang hipofisis anterior untuk
mensekresi follicle stimulating hormone FSH dan luteinizing hormone LH yang selanjutnya berikatan dengan reseptor di ovarium menyebabkan
terjadinya produksi estrogen dan progesteron ke dalam sirkulasi dan memberikan umpan balik terhadap hipotalamus dalam menghasilkan
gonadotropin Llewllyn, 2002. 3. Menurut Wiknjosastro 2005, mekanisme terjadinya perdarahan haid
dalam satu siklus ada 4 fase, yaitu : a. Fase Proliferasi
Terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14 siklus haid. Ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar
hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium serta membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel
folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. Pada akhir dari fase ini
commit to user 15
terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat meningkat dan menyebabkan terjadinya proses ovulasi.
b. Fase Prahaid Fase Sekresi Terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 siklus haid. Pada fase ini
menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel
telur pada saat terjadinya proses ovulasi. Terjadi peningkatan hormon progesteron yang bermakna yang diikuti oleh penurunan kadar
hormon-hormon FSH, LH dan estrogen. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding
rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan. c. Fase Haid
Terjadi pada hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3 siklus haid. Peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometrium yang robek yang diwujudkan dalam pengeluaran darah dari dalamnya. Pada fase ini terjadi kembali
peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena
produksinya telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal.
d. Fase Regenerasi Fase Pascahaid Terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-5 siklus haid. Pada fase ini
terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan
commit to user 16
endometrium. Sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui
pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di ovarium.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Amenorea menurut Wiknjosastro 2005, antara lain :
a. Status gizi Kelebihan berat badan : terjadi gangguan metabolisme estrogen
berupa peningkatan produksi estrogen pada wanita dengan kelebihan berat badan sehingga menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur.
Kekurangan nutrisi : pada seseorang yang tidak cukup makan, tubuh akan berasumsi bahwa tubuh tidak cukup bugar dan kadar
estrogen bisa menurun serta bisa berhenti berovulasi Evan, 2011. b. Penyakit yang berhubungan dengan reproduksi : penyakit reproduksi
seperti polycsytic ovary syndrome PCOS, endometriosis, tumor ovarium, kanker leher rahim dapat menyebabkan perubahan hormon.
c. Faktor psikososial : stress atau kecemasan bisa mengacaukan siklus haid perempuan karena pusat stres di otak sangat dekat lokasinya
dengan pusat pengaturan haid di otak. Gangguan kejiwaan, stress, lingkungan sosial, tekanan-tekanan dapat menyebabkan siklus haid
tidak teratur Heffner, Schust, 2008. d. Kelainan genetik seperti sindrom stein-leventhal, sindrom Sheehan,
sindrom forbes-albright, sindrom chusing, sindrom turner, sindrom
commit to user 17
asherman dan sindrom testicular feminization dapat menyebabkan terjadinya amenorea primer.
e. Olahraga berat : seorang perempuan dengan latihan yang dilakukan adekuat atau berlebihan dapat menyebabkan kehilangan berat badan
beberapa kilogram Baziad, 2009. f. Konsumsi obat tertentu seperti kontrasepsi hormonal dan obat yang
dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin sehingga menyebabkan perubahan siklus haid. Metode kontrasepsi akan memanipulasi siklus
haid karena hormon-hormon yang diproduksi memaksa tubuh untuk membentuk siklus buatan Evan, 2011
g. Laktasi atau pemberian ASI eksklusif Selama masa laktasi, kadar prolaktin akan tetap tinggi sebagai
respon terhadap rangsangan isapan bayi yang berlangsung terus menerus. Kadar prolaktin yang tinggi tersebut akan berefek pada otak
dan ovarium. Prolaktin yang sampai di hipotalamus akan menimbulkan hambatan sekresi GnRH, menghambat efek GnRH pada hipofisis dan
melawan efek gonadotropin pada ovarium Nindya, 2001. Kedua hormon tersebut merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi
follicle stimulating hormone FSH dan luteinizing hormone LH yang selanjutnya berikatan dengan reseptor di ovarium menyebabkan
terjadinya produksi estrogen dan progesteron ke dalam sirkulasi dan memberikan umpan balik terhadap hipotalamus dalam menghasilkan
gonadotropin Llewllyn, 2002. Walaupun prolaktin bertanggungjawab
commit to user 18
dalam memulai mereproduksi air susu, penyampaian dan pemeliharaan laktasi bergantung pada stimulasi isapan bayi pada putting susu
sehingga terjadi pengeluaran air susu dikenal sebagai ejeksi. Reflek hisap juga mempengaruhi aktivitas generator denyut GnRH, dan
biasanya tidak terjadi ovulasi. Efektivitas laktasi dalam menekan fungsi gonad secara langsung berhubungan dengan frekuensi dan
durasi menyusui Heffner, Schust, 2008. Kesuburan tidak akan terjadi apabila laktasi yang ketat
dipertahankan. Jika bayi mangisap ASI sebanyak 6x atau lebih dalam 24 jam, lama menyusu 60 menit per 24 jam dan menyusu pada
malam hari, merupakan faktor penting dalam menunda ovulasi Hartanto, 2004.
Menurut Nindya 2001 prolaktin merupakan penyebab utama anovulasi pada laktasi atau amenore pada laktasi, atas dasar efek
penghambatan di tingkat otak maupun ovarium sebagai berikut: 1 Penurunan sensitivitas hipotalamus terhadap umpan balik positif dari
estrogen. 2 Hambatan sekresi GnRH oleh hipotalamus.
3 Penurunan sekresi gonadotropin. 4 Penurunan sensitivitas ovarium terhadap gonadotropin.
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas terdapat alternatif penghambatan ovulasi yang lain oleh prolaktin yaitu hambatan sintesis
progesteron oleh sel-sel granulosa dan perubahan rasio testosteron.
commit to user 19
dihidrotestosteron oleh prolaktin sehingga berakibat penurunan zat-zat teraromatisasi yang berarti peningkatan kadar zat antiestrogen lokal Lisal,
2004. Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan umpan balik positif jalur
pendek terhadap sekresi dopamin oleh hipotalamus. Kadar dopamin yang tinggi akan menurunkan sekresi GnRH. Pada efek di otak dan di ovarium,
tampaknya efek hambatan ovulasi oleh prolaktin selama laktasi paling dominan adalah penyebab di otak Kodrat, 2003.
Pada seorang wanita yang memberikan ASI eksklusif, selama 6-8 minggu masa laktasi akan terjadi penurunan respon LH terhadap GnRH,
sementara respon FSH tetap normal, meskipun demikian pada ovarium tidak terjadi fase folikuler dan tidak terjadi sintesis estrogen. Sintesis
estrogen akan dimulai secara bertahap sejak bulan ke-4 postpartum pada wanita yang memberikan ASI-nya, sebagian besar wanita yang
memberikan susu formula pada minggu ke-8 postpartum memperlihatkan tanda-tanda perkembangan folikel dan akan berovulasi tidak lama
kemudian Gebbie;Glasier, 2006. Pemberian GnRH atau hormon gonadotropin eksogen dalam jumlah
besar ternyata mampu merangsang perkembangan folikel ovarium dan pembentukan hormon estrogen. Hal ini mengisyaratkan bahwa pada
ovarium terjadi penurunan sensitivitas terhadap hormon gonadotropin, mungkin karena reseptor gonadotropin pada ovarium ditempati oleh
prolaktin, atau karena hambatan fungsi sel-sel theka oleh prolaktin. Hal ini
commit to user 20
menerangkan efek kadar prolaktin yang tinggi terhadap ovarium Whitehead, 2003.
Ovulasi akan tertunda lewat 10 minggu dan mungkin selama masa laktasi. Atau 28 hari setelah melahirkan apabila ibu tidak menyusui
bayinya. Saat makanan atau minuman tambahan mulai diberikan, dan frekuensi mengisap berkurang, kurang lebih 75 ibu mengalami
perkembangan folikel dan 50 akan mengalami ovulasi dalam waktu 16 minggu yang akan datang meskipun laktasi masih diberikan Hartanto,
2004.
commit to user 21
D. Kerangka Konseptual