Kajian Kesesuaian Produk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) terhadap Standar Nasional Indonesia dan Kontribusi terhadap Kecukupan Gizi Bayi Anak

KAJIAN KESESUAIAN PRODUK MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU
IBU (MP-ASI) DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN
KONTRIBUSI TERHADAP KECUKUPAN GIZI BAYI/ANAK

ELIN HERLINA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Kesesuaian Produk Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) terhadap Standar Nasional Indonesia dan
Kontribusi terhadap Kecukupan Gizi Bayi/Anak adalah karya saya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Jakarta, Agustus 2008


Elin Herlina
NRP F 252050165

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan
tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

ABSTRACT
ELIN HERLINA. Study on Conformance of Formulated Complementary Foods to
the National Standard and Its Contribution on Nutrition Need of Infant/Young
Children. Under the direction of FERI KUSNANDAR and NURHENI SRI PALUPI.
Formulated complementary foods have an important role on the nutritional
status of infant/young children. Indonesia has enacted four standard (SNI) related

to the formulated complementary foods which are instant powder, biscuit, ready
to be consumed and ready to be prepared form. According to the Government
Regulation, SNI is voluntarily implemented but it could be mandatory with respect
to the consumer safety, security, health, environment and/or economic
consideration. The objectives of this study were : (a) to review nutrient content
declared on the label of registered complementary foods compared with the
SNI, (b) to review the percentage of Recommended Daily Allowance declared on
the label compared to the nutrition need of infant/young children, (c) to
understand the consumer concern on the label and consumption pattern of
infant/young children and (d) to review the contribution of formulated
complementary foods on nutrition need of infant and young children. Data
collected include references, regulations and standards related to complementary
feeding, survey result, label of registered complementary foods.
The study showed that the percentage of complementary foods which did
not meet the level of certain nutrient required by the standard for the local instant
powder, imported instant powder, biscuit and ready to be prepared form were 32
%, 87 %, 67 %, and 100 % respectively. Whereas, the percentage of
complementary foods which did not meet overall nutrient requirements stated on
the standard, either nutrient that should be contained therein or voluntarily added,
for the local instant powder, imported instant powder, biscuit and ready to be

prepared form were 68 %, 100 %, 73 %, and 100 %, respectively. Serving size of
complementary foods compared to the reference amounts for the local instant
powder, imported instant powder, biscuit and ready to prepared form were 100 –
333 %, 213 – 313 %, 257 – 743 % and 100 – 163 %, respectively. Survey result
showed that 28 % infant and young children consumed the complementary food
instant powder and the frequency of consumption was 2,7 times per day. Biscuit
was consumed by 44 % infant and young children and the frequency of
consumption was 1,6 times per day. Infant and young children need some
nutrients such as energy, protein, fat, linoleic acid, carbohydrate, beta carotene
total carotene folic acid, potassium, sodium, phosphor, magnesium, zinc,
selenium and iodine from other sources to fulfill the recommended daily intake.

RINGKASAN
ELIN HERLINA. Kajian Kesesuaian Produk Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) dengan Standar Nasional Indonesia dan Kontribusi terhadap
Kecukupan Gizi Bayi/Anak. Dibimbing oleh FERI KUSNANDAR dan NURHENI
SRI PALUPI.
Pemberian makanan kepada bayi dan anak memerlukan perhatian karena
dapat menimbulkan masalah terhadap kesehatan dan status gizi bayi dan anak.
Selain makanan yang dibuat di rumah, saat ini tersedia berbagai jenis dan rasa

(varian) produk MP-ASI yang beredar di pasar. Dalam hal ini telah ditetapkan 4
Standar Nasional Indonesia (SNI) meliputi (a) SNI 01-7111.1-2005 Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 1 : Bubuk Instan, (b) SNI 017111.2-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 2 : Biskuit,
(c) SNI 01-7111.3-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 3
: Siap Masak, dan (d) SNI 01-7111.4-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) – Bagian 4 : Siap Santap. SNI bersifat sukarela dan dapat diberlakukan
wajib apabila berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan
masyarakat atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan atau pertimbangan
ekonomis. Mengingat Indonesia masih mempunyai berbagai masalah gizi pada
bayi dan anak maka pemberlakuan SNI MP-ASI perlu mendapat perhatian dan
prioritas utama.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan meliputi : (a) mengkaji kesesuaian
kandungan gizi yang tercantum pada label produk MP-ASI dengan SNI MP-ASI,
(b) mengkaji persentase AKG zat gizi yang tercantum pada label produk MP-ASI
dibandingkan dengan kecukupan gizi bayi/anak, (c) mengukur tingkat
pemahaman konsumen terhadap produk MP-ASI serta pola konsumsi bayi/anak,
dan (d) mengevaluasi kontribusi produk MP-ASI dalam memenuhi kecukupan
asupan gizi harian bayi/anak.
Kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk MPASI terhadap SNI MP-ASI dilaksanakan melalui kegiatan pengumpulan data
produsen/importir dan label produk MP-ASI yang terdaftar tahun 2002 s/d 2007,

pengelompokan label sesuai jenis MP-ASI, kompilasi informasi pada label terkait
dengan kandungan gizi dan pengolahan data. Kegiatan dalam rangka pengkajian
persentase AKG zat gizi yang tercantum pada label produk MP-ASI dibandingkan
dengan kecukupan gizi bayi/anak meliputi pengumpulan data sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan untuk tahap penelitian kajian kesesuaian kandungan gizi
untuk mendapatkan data persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI. Kajian
terhadap pemahaman konsumen terhadap produk MP-ASI serta pola konsumsi
bayi dan anak mencakup kegiatan penyusunan kuesioner, penetapan responden,
penetapan lokasi pengamatan, pelaksanaan survei dan pengolahan data. Kajian
kontribusi produk MP-ASI terhadap kecukupan harian bayi dan anak dilakukan
dengan menggabungkan data tentang pola konsumsi per hari sebagai hasil
survei dengan persentase AKG per saji produk MP-ASI bubuk instan dan MP-ASI
biskuit per saji dan mengidentifikasi zat gizi yang memerlukan asupan dari
pangan lain dan zat gizi yang sudah memenuhi bahkan melebihi kecukupan gizi
harian bayi/anak.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa takaran saji yang digunakan oleh
produk MP-ASI bubuk instan lokal mencapai 110 – 333 % dari takaran saji baku
(15 g), produk MP-ASI bubuk instan impor 213 – 333 %, produk MP-ASI biskuit

mencapai 257 – 743 % dari takaran saji baku (7 g), dan MP-ASI siap masak siap

konsumsi mencapai 100 – 163 % dari takaran saji baku (110 g).
Persentase produk MP-ASI yang tidak sesuai dengan SNI terkait
kandungan gizi yang wajib terdapat dalam produk MP-ASI meliputi MP-ASI
bubuk instan lokal 29 %, MP-ASI bubuk instan impor 87 %, MP-ASI biskuit 61 %,
dan MP-ASI siap masak 100 %. Apabila analisa dilakukan terhadap semua zat
gizi baik yang wajib terkandung dalam produk MP-ASI maupun yang dapat
ditambahkan secara sukarela, persentase produk MP-ASI yang tidak sesuai
standar meliputi MP-ASI bubuk instan lokal 68 %, MP-ASI bubuk instan impor
100 %, MP-ASI biskuit 73 % dan MP-ASI siap masak 100 %. Produk dinyatakan
tidak sesuai standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi
yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI. Persentase
produk MP-ASI bubuk instan impor yang tidak sesuai standar disebabkan karena
jenis zat gizi yang diatur dalam SNI lebih banyak daripada standar yang
ditetapkan oleh Codex sebagai standar global. Hal tersebut dimungkinkan karena
penetapan SNI disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan status gizi masingmasing negara.
Rata-rata persentase AKG semua komponen gizi untuk jenis MP-ASI
meliputi MP-ASI bubuk instan lokal 27 % AKG, MP-ASI bubuk instan impor 31 %
AKG, MP-ASI biskuit 14 % AKG dan MP-ASI siap masak 19 % AKG. Dengan
demikian, untuk memenuhi kecukupan gizi harian bayi/anak, diperlukan jumlah
sajian per hari untuk MP-ASI bubuk instan lokal sebanyak 3.7 kali, MP-ASI bubuk

instan impor 3.2 kali, MP-ASI biskuit 7.1 kali dan MP-ASI siap masak 5.3 kali.
Pemahaman responden terhadap label produk MP-ASI meliputi 54 % selalu
membaca label, 42 % kadang-kadang dan 4 % tidak pernah membaca label.
Sebanyak 7 % responden memilih informasi nilai gizi sebagai perhatian pertama
saat membaca label dan 43 % responden memilih ING sebagai pilihan kedua
yang menjadi perhatian saat membaca label. Pertimbangan utama responden
dalam memilih produk MP-ASI meliputi faktor harga 54 %, kandungan gizi 22 %,
merek terkenal 20 % dan 4 % tergantung kemauan anak anak. Untuk penyiapan
dan penggunaan MP-ASI, sebanyak 76 % selalu mengikuti petunjuk penyiapan
dan penggunaan yang tercantum pada label dan 24 % tidak mengikuti petunjuk
tersebut.
Produk MP-ASI bubuk instan dikonsumsi oleh 28 % bayi/anak, dengan ratarata pemberian MP-ASI bubuk instan 2.7 saji per hari. Produk MP-ASI biskuit
dikonsumsi oleh 44 % bayi/anak dengan rata-rata pemberian MP-ASI biskuit 1.6
saji per hari.
Terdapat produk MP-ASI yang tidak sesuai dengan standar kandungan gizi
yang tercantum dalam SNI MP-ASI. Takaran saji yang tercantum pada label
produk MP-ASI lebih tinggi dibandingkan dengan takaran saji baku.
Berdasarkan hasil kajian, terdapat beberapa zat gizi yang memerlukan
asupan dari sumber makanan lain. Disamping itu juga terdapat zat gizi yang
melebihi AKG harian Pemerintah perlu menetapkan takaran saji baku untuk

semua jenis produk MP-ASI sehingga dapat digunakan sebagai acuan penilaian
produk pangan dalam rangka pemberian persetujuan pendaftaran produk
sebelum diedarkan. Industri pangan hendaknya lebih memperhatikan
pemenuhan persyaratan yang tercantum dalam SNI MP-ASI dalam rangka
meningkatkan status gizi bayi/anak Indonesia. Konsumen perlu memperhatikan
kandungan gizi produk yang tercantum pada label dan meningkatkan kepedulian
terhadap asupan gizi dari produk MP-ASI dalam rangka pemenuhan kecukupan
gizi harian bayi dan anak.

KAJIAN KESESUAIAN PRODUK MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU
IBU (MP-ASI) DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN
KONTRIBUSI TERHADAP KECUKUPAN GIZI BAYI/ANAK

ELIN HERLINA

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesi pada
Program Studi Teknologi Pangan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul Tugas Akhir : Kajian Kesesuaian Produk Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI) terhadap Standar Nasional
Indonesia dan Kontribusi terhadap Kecukupan Gizi
Bayi/Anak
Nama

: Elin Herlina

NRP

: F 252050165

Disetujui
Komisi Pembimbing


Dr. Ir. Feri Kusnandar, MSc.

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi

(Ketua)

(Anggota)

Diketahui
Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Magister Profesi Teknologi Pangan

Dr. Ir. Lilis Nuraida, M.Sc.

Tanggal ujian : 31 Mei 2008

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS


Tanggal lulus :

PRAKATA
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas
akhir ini. Tesis berjudul Kajian Kesesuaian Produk Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) terhadap Standar Nasional Indonesia dan Kontribusi terhadap
Kecukupan Gizi Bayi/Anak disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Profesi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Program Studi Teknologi Pangan.
Penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Feri Kusnandar, MSc. dan Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MS, selaku Ketua
dan Anggota Komisi Pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama
proses penyusunan tesis ini hingga selesai.
2. Dr. Ir. Endang Prangdimurti, MSi., selaku dosen penguji yang telah memberi
banyak masukan untuk perbaikan tesis ini.
3. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang telah memberikan beasiswa
kepada penulis untuk melanjutkan sekolah pascasarjana.
4. dr. M. Hayatie Amal, MPH., selaku Direktur Penilaian Keamanan Pangan
yang telah memberikan dukungan selama penyelesaian tesis ini.
5. Ir. Sri Irawati Susalit, selaku Direktur Standardisasi Produk Pangan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan sekolah
pascasarjana dan memberikan dukungan selama penyelesaian tesis ini.
6. Rekan-rekan di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan dan Direktorat
Standardisasi Produk Pangan yang selalu memberikan dukungan semangat
untuk menyelesaikan tesis ini.
7. Mbak Tika, sebagai asisten koordinator program studi pascasarjana teknologi
pangan yang selalu membantu pelaksanaan sidang komisi dan memberikan
dukungan semangat untuk penyelesaian tesis ini.
8. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun
materiil dalam penyelesaian studi.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Jakarta, Agustus 2008
Elin Herlina

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 18 April 1967 sebagai anak
bungsu dari almarhum Bapak Moh. Ishak dan Ibu K. Permayanti. Tahun 1985,
penulis lulus dari SMA Negeri 5 Bandung dan pada tahun yang sama diterima
melanjutkan

studi

di

Jurusan

Farmasi

Fakultas

Matematika

dan

Ilmu

Pengetahuan Alam (MIPA) Institut Teknologi Bandung. Penulis menyelesaikan
program Sarjana Farmasi pada tahun 1990 dan melanjutkan pendidikan Profesi
Apoteker pada institusi yang sama dan lulus pada tahun 1991.
Sejak tahun 1992, penulis bekerja di Direktorat Pengawasan Makanan
dan Minuman Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen
Kesehatan yang pada tahun 2000 menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan Pascasarjana Program
Studi Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor melalui beasiswa yang diperoleh
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Endang Prangdimurti, MSi.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan ...................................................................................................
Kegunaan ............................................................................................

1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) ......................................
Informasi Nilai Gizi (ING) ......................................................................
Takaran Saji Produk MP ASI ................................................................
Kebijakan Pemberian Makanan kepada Bayi dan Anak .......................

4
7
13
15

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ..............................................................................
Bahan ..................................................................................................
Metode ................................................................................................

17
17
17

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesesuaian Kandungan Gizi Produk MP ASI dengan SNI MP-ASI .....
Persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) Produk MP ASI ..................
Tingkat Pemahaman Konsumen terhadap Produk MP ASI serta Pola
Konsumsi bayi/anak .............................................................................
Kontribusi Produk MP ASI terhadap Kecukupan Gizi Harian Bayi/Anak
sesuai Pola Konsumsi ..........................................................................

25
48
51
61

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...........................................................................................
Saran ....................................................................................................

67
68

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

69

LAMPIRAN ...................................................................................................

71

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Persyaratan mutu produk MP-ASI terkait dengan kandungan gizi .......

2

Pembulatan nilai kandungan gizi dalam rangka pencantuman
informasi nilai gizi .............................................................................. ..

3

10

Pembulatan nilai persentase AKG dalam rangka pencantuman
informasi nilai gizi ............................................................................... ..

4

6

10

Angka Kecukupan Gizi untuk bayi dan anak usia 7 bulan sampai
dengan 3 tahun .................................................................................. ..

11

5

Acuan label gizi produk pangan ........................................................ ..

12

6

Angka Kecukupan Gizi untuk acuan pelabelan pangan yang
diperuntukkan bagi bayi/anak usia 4 sampai 24 bulan ...................... ..

7

13

Persyaratan energi, frekuensi makan dan kepadatan energi minimal
untuk bayi dan anak usia 6 – 24 bulan yang tidak diberi ASI ...............

16

8

Kerangka pikir penelitian ......................................................................

18

9

Ukuran rumah tangga sendok makan MP-ASI bubuk instan lokal .... ..

27

10

Kepadatan energi produk MP-ASI bubuk instan lokal siap konsumsi ..

30

11

Kandungan natrium dan peruntukan produk MP-ASI bubuk instan
lokal siap konsumsi ........................................................................... ..

31

12

Kepadatan energi produk MP-ASI bubuk instan impor siap konsumsi ..

35

13

Kandungan natrium dan peruntukan produk MP-ASI bubuk instan
impor siap konsumsi .............................................................................

36

14

Kandungan natrium dan peruntukan produk MP-ASI biskuit ................

42

15

Takaran saji produk MP-ASI siap masak ..............................................

45

16

Kepadatan energi produk MP-ASI siap masak siap konsumsi ............

46

17

Kandungan natrium dan peruntukan produk MP-ASI siap masak siap
konsumsi ..............................................................................................

46

18

Pola konsumsi bayi/anak yang mengonsumsi MP-ASI bubuk instan ....

62

19

Kontribusi produk MP-ASI terhadap kecukupan gizi harian bayi dan
anak yang mengonsumsi MP-ASI bubuk instan ...................................

63

20

Pola konsumsi bayi/anak yang mengonsumsi MP-ASI biskuit .............

64

21

Kontribusi produk MP-ASI terhadap kecukupan gizi harian bayi dan
anak yang mengonsumsi MP-ASI biskuit ..............................................

65

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Takaran saji produk MP-ASI bubuk instan lokal .............................

2

Takaran saji produk MP-ASI bubuk instan lokal dan jumlah air

26

yang ditambahkan ..........................................................................

27

3

Peruntukan produk MP-ASI bubuk instan lokal ..............................

28

4

Takaran saji dan peruntukan produk MP-ASI bubuk instan lokal ...

28

5

Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk
MP-ASI bubuk instan lokal dengan SNI ........................................

32

6

Takaran saji dan peruntukan produk MP-ASI bubuk instan impor ..

34

7

Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk
MP-ASI bubuk instan impor dengan SNI ........................................

37

8

Takaran saji produk MP-ASI biskuit ...............................................

39

9

Takaran saji dan peruntukan produk MP-ASI biskuit .....................

40

10

Jumlah keping per sajian produk MP-ASI biskuit ...........................

41

11

Berat per keping produk MP-ASI biskuit ........................................

41

12

Takaran saji dan jumlah keping per sajian produk MP-ASI biskuit ..

41

13

Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk
MP-ASI biskuit dengan SNI ............................................................

14

Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk
MP-ASI siap masak dengan SNI ....................................................

15

.....................................................................

50

Rata-rata persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI siap
masak per saji ...............................................................................

19

49

Rata-rata persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI biskuit
per saji ...........................................................................................

18

49

Rata-rata persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI bubuk
instan impor per saji

17

47

Rata-rata persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI bubuk
instan lokal per saji ........................................................................

16

43

50

Rata-rata persentase AKG dan jumlah saji per hari yang
diperlukan untuk memenuhi kecukupan gizi harian bayi/anak ......

51

20

Proporsi jumlah responden di tiap wilayah .....................................

52

21

Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan ..................

53

ix

22

Komposisi responden berdasarkan pekerjaan ...............................

53

23

Komposisi responden berdasarkan jumlah anak ............................

54

24

Kebiasaan konsumen membaca label produk pangan ...................

54

25

Perhatian responden terhadap informasi nilai gizi pada label ........

55

26

Proporsi responden yang mengikuti petunjuk penyiapan dan
penggunaan yang tercantum pada label produk MP-ASI ................

56

27

Pertimbangan responden dalam membeli produk MP-ASI .............

56

28

Persentase bayi/anak yang mengonsumsi ASI, susu bayi,
makanan bayi rumahan, MP ASI bubuk instan, MP ASI biskuit,
buah-buahan dan lain-lain ..............................................................

57

29

Proporsi responden yang memberikan ASI ....................................

58

30

Proporsi responden yang memberikan susu formula bayi ..............

58

31

Proporsi responden yang memberikan ASI, susu formula bayi
serta ASI dan susu formula bayi ....................................................

59

32

Proporsi pemberian makanan bayi yang dibuat di rumah ..............

59

33

Proporsi responden yang memberikan MP-ASI bubuk instan ........

60

34

Pola konsumsi dengan MP-ASI bubuk instan ...............................

60

35

Proporsi responden yang memberikan MP-ASI biskuit ..................

61

36

Pola konsumsi dengan MP-ASI biskuit ............................................

61

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Reference Amount Customarily Consumed per Eating Occasion:
Infant and Toddler Foods ...............................................................

2

71

Kuesioner pemahaman masyarakat terhadap produk Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan pola pemberian makan
bayi dan anak .................................................................................

72

3

Data umum produk MP-ASI bubuk instan lokal ..............................

75

4

Kandungan gizi produk MP-ASI bubuk instan lokal ........................

77

5

Data umum produk MP-ASI bubuk instan impor .............................

82

6

Kandungan gizi produk MP-ASI bubuk instan impor .....................

83

7

Data umum produk MP-ASI biskuit ................................................

85

8

Kandungan gizi produk MP-ASI biskuit ..........................................

86

9

Data umum produk MP-ASI siap masak ........................................

87

10

Kandungan gizi produk MP-ASI siap masak ..................................

88

11

Persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI bubuk instan
lokal ................................................................................................

12

89

Persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI bubuk instan
impor ...............................................................................................

94

13

Persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI biskuit ...............

95

14

Persentase AKG kandungan gizi produk MP-ASI siap masak .......

97

15

Data umum responden ...................................................................

98

16

Pemahaman responden terhadap produk MP-ASI .........................

102

17

Pola konsumsi harian bayi dan anak ..............................................

103

xi

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pemberian makanan kepada bayi dan anak memerlukan perhatian khusus,
karena hal tersebut sangat berperan terhadap tingkat kesehatan dan status gizi
bayi dan anak. Rendahnya status gizi bayi/anak dapat disebabkan antara lain
karena kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan, pemberian makanan
pendamping ASI terlalu dini atau terlalu lambat, MP-ASI tidak mengandung
energi, zat gizi makro dan mikro yang cukup.
Malnutrisi merupakan masalah kesehatan utama dalam pengembangan
sumber daya manusia. Sekitar sepertiga anak usia di bawah lima tahun di negara
berkembang mempunyai tinggi badan yang kurang. Periode usia sampai 2 tahun
merupakan masa kritis bagi peningkatan perkembangan kesehatan yang optimal.
Pengaruh yang langsung dari gizi kurang selama masa tersebut meliputi
terlambatnya perkembangan mental dan motorik. Sedangkan pengaruh jangka
panjang dari kurangnya zat gizi yang terjadi pada masa dini dihubungkan dengan
kemampuan bekerja dan intelektual (WHO 2003).
Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini
akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit diperbaiki. Prevalensi
kurang gizi balita terus mengalami kenaikan sejak tahun 2000 (24.7 %) kemudian
26.1 % (2001), 27.3 % (2002) dan 27.5 % (2003) (Depkes 2004a).
WHO (2006) mempublikasikan indikator kesehatan di Indonesia pada tahun
2004, meliputi balita dengan tinggi badan kurang (28.6 %), balita dengan berat
badan kurang (19.7 %) dan balita dengan kelebihan berat badan (5.1 %).
Pada masa usia 6 sampai dengan 24 bulan, jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh kelompok usia tersebut sangat terbatas. Jenis makanan
selain ASI antara lain susu formula bayi dan susu formula lanjutan, Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), dan buah-buahan tertentu. MP-ASI yang
diberikan kepada bayi dan anak dapat berupa makanan bayi yang dibuat sendiri
di rumah dengan bahan makanan yang tersedia dan variasi dapat ditentukan
oleh masing-masing orang tua.
Mengingat konsumen dalam hal ini bayi dan anak tidak dapat menentukan
secara langsung jenis pangan yang akan dikonsumsinya, maka peranan orang
tua terutama ibu menjadi sangat penting. Pemahaman seorang ibu terhadap
produk yang diberikan kepada bayi dan anak mereka sangat mempengaruhi

1

asupan gizi yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi bayi dan anak.
Pemahaman tersebut dapat dilihat dari kebiasaan membaca informasi tentang
produk pangan baik melalui label atau sumber informasi lain, serta pola konsumsi
harian meliputi jenis dan jumlah makanan yang diberikan kepada bayi dan anak.
Disamping makanan pendamping ASI yang dibuat di rumah, saat ini
tersedia berbagai jenis dan rasa (varian) produk MP-ASI yang beredar di pasar.
Berdasarkan bentuknya, produk MP-ASI dikelompokkan menjadi : (1) MP-ASI
bubuk instan, (2) MP-ASI biskuit, (3) MP-ASI Siap Masak dan (4) MP-ASI Siap
Santap sebagaimana standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional meliputi : (a) SNI 01-7111.1-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) – Bagian 1 : Bubuk Instan, (b) SNI 01-7111.2-2005 Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 2 : Biskuit, (c) SNI 01-7111.3-2005
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 3 : Siap Masak, dan (d)
SNI 01-7111.4-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 4 :
Siap Santap.
Produk MP-ASI diformulasi khusus sedemikian rupa sehingga diharapkan
dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi kelompok konsumen tersebut.
Jumlah vitamin dan mineral yang ditambahkan ke dalam makanan untuk bayi
dan anak dalam 100 g pangan dengan basis berat kering, sekurang-kurangnya
2/3 dari persyaratan kebutuhan harian (CAC 1991).
Pemerintah RI (2000) menyatakan bahwa Standar Nasional Indonesia
(SNI) berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia dan bersifat sukarela untuk
diterapkan oleh pelaku usaha. Lebih lanjut dinyatakan bahwa dalam hal SNI
berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat
atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan atau pertimbangan ekonomis,
instansi teknis dapat memberlakukan secara wajib sebagian atau keseluruhan
spesifikasi teknis dan atau parameter dalam SNI tersebut. Sejalan dengan hal
tersebut, Pemerintah RI (2004) menyatakan bahwa Standar Nasional Indonesia
dapat diberlakukan secara wajib dengan mempertimbangkan keselamatan,
keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan/atau
pertimbangan ekonomis harus memenuhi standar mutu tertentu.
Mengingat pentingnya kecukupan gizi bagi kelompok konsumen usia 6
sampai dengan 24 bulan dalam menunjang pembangunan manusia Indonesia
sejak usia dini, maka pemberlakuan SNI MP-ASI perlu mendapat perhatian dan
prioritas utama. Sampai saat ini, Indonesia masih mempunyai berbagai masalah

2

gizi pada bayi dan anak antara lain gizi buruk dan gizi kurang, anemia gizi besi,
kurang vitamin A, gangguan pertumbuhan, dan lain-lain. Dalam rangka
pemberlakuan secara wajib SNI MP-ASI tersebut, sebagai tahap awal, diperlukan
adanya pengkajian terhadap produk MP-ASI yang terdaftar di Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM).
Pengkajian

diarahkan

terhadap

aspek-aspek

yang

terkait

dengan

kandungan gizi produk MP-ASI dan kontribusi produk MP ASI terhadap
pemenuhan gizi harian bayi/anak termasuk pemahaman konsumen terhadap
produk MP-ASI.

Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah (1) mengkaji kesesuaian
kandungan gizi yang tercantum pada label produk MP-ASI dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) MP-ASI, (2) mengkaji persentase AKG zat gizi yang
tercantum pada label produk MP-ASI dibandingkan dengan kecukupan gizi
bayi/anak, (3) mengukur tingkat pemahaman konsumen terhadap produk
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) serta pola konsumsi bayi/anak, dan (4)
mengevaluasi kontribusi produk MP-ASI dalam memenuhi kecukupan asupan
gizi harian bayi/anak.
Kegunaan
Hasil kajian diharapkan dapat digunakan oleh pihak Pemerintah sebagai
dasar penyusunan kebijakan lebih lanjut dalam rangka pemberlakuan SNI MPASI secara wajib serta kebijakan di bidang peningkatan status gizi bayi dan anak.
Bagi pihak produsen, hasil kajian ini dapat menjadi acuan dalam
memproduksi MP-ASI agar memenuhi persyaratan serta turut aktif dalam
meningkatkan status gizi masyarakat khususnya bayi dan anak.
Bagi konsumen diharapkan hasil kajian ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan tentang produk MP-ASI sehingga dapat memanfaatkan label
sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang tepat terutama perihal
kandungan gizi produk MP-ASI serta dikaitkan dengan kebutuhan bayi/anak
terhadap kecukupan zat gizi yang diperoleh dari produk pangan tersebut. Lebih
jauh konsumen dapat memanfaatkan hasil penelitian ini terkait dengan
pemeliharaan dan peningkatan status gizi bayi dan anak dengan melakukan
pemilihan produk MP-ASI yang tepat.

3

TINJAUAN PUSTAKA
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI )
Sebagai acuan bagi produsen pangan dalam memproduksi MP-ASI,
Indonesia telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang MP-ASI
yang terdiri dari 4 bagian yaitu (a) SNI 01-7111.1-2005 Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 1 : Bubuk Instan, (b) SNI 01-7111.2-2005 Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 2 : Biskuit, (c) SNI 01-7111.3-2005
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 3 : Siap Masak, dan (d)
SNI 01-7111.4-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 4 :
Siap Santap. SNI tersebut dikembangkan dan disusun dengan tujuan untuk : (1)
melindungi kesehatan konsumen khususnya bayi dan anak, (2) menjamin
perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab dan (3) mendukung
perkembangan industri MP-ASI.
Makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) didefinisikan sebagai
makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi berusia 6 (enam)
bulan ke atas atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 (dua
puluh empat) bulan untuk mencapai kecukupan gizi (BSN 2005a).
MP–ASI Bubuk Instan adalah MP-ASI yang telah diolah sehingga dapat
disajikan seketika dengan hanya penambahan air minum atau cairan lain yang
sesuai (BSN 2005a). MP–ASI Biskuit adalah MP–ASI yang diproduksi melalui
proses pemanggangan yang dapat dikonsumsi setelah dilumatkan dengan
penambahan air, susu, atau cairan lain yang sesuai untuk bayi diatas 6 (enam)
bulan atau berdasarkan indikasi medik, atau dapat dikonsumsi langsung sesuai
umur dan organ pencernaan bayi/anak (BSN 2005b). MP–ASI Siap Masak
adalah MP–ASI yang telah diproses dan harus dimasak dengan air atau cairan
lain yang sesuai sebelum dikonsumsi (BSN 2005c).
MP – ASI Bubuk Instan dideskripsikan berbentuk serbuk, serpihan, hablur,
granul. MP – ASI Bubuk Instan jika ditambah cairan menghasilkan bubur halus,
bebas dari gumpalan dan dapat disuapkan dengan sendok. Sedangkan deskripsi
MP – ASI Siap Masak berbentuk serbuk, ekstrudat, butiran, pasta (antara lain
mie, makaroni) dan atau campurannya. MP – ASI Siap Masak merupakan produk
yang setelah dimasak sesuai petunjuk yang tertera di dalam kemasan dapat
menghasilkan makanan yang bentuk dan teksturnya sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan bayi dan anak dalam menelan dan atau mengunyah.

4

Berdasarkan

pedoman

yang

ditetapkan

oleh

Codex

Alimentarius

Commission, jika suatu pangan ditambah dengan satu atau lebih zat gizi yang
telah ditetapkan angka kecukupan gizinya, maka jumlah vitamin dan mineral
yang ditambahkan yang terkandung dalam 100 g pangan sekurang-kurangnya
2/3 dari nilai kecukupan harian (CAC 1991). Pertimbangan dalam menetapkan
ketentuan tersebut antara lain kondisi negara setempat termasuk kontribusi zat
gizi dalam pola makan yang diperoleh dari makanan pokok, dan status gizi dari
kelompok populasi target pada usia tersebut.
SNI MP-ASI memuat ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi,
komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan, cemaran, metode uji dan
pengambilan contoh, higiene, pengemasan, dan pelabelan.
Komposisi produk MP-ASI meliputi bahan utama dan bahan lain. Sebagai
bahan utama, produk MP-ASI terbuat dari salah satu atau campuran bahanbahan berikut dan atau turunannya : serealia (misal beras, jagung, gandum,
sorgum, barley, oats, rye, millet, buckwheat), umbi-umbian (misal ubi jalar, ubi
kayu, garut, kentang, gembili), bahan berpati (misal sagu, pati aren), kacangkacangan (misal kacang hijau, kacang merah, kacang tunggak, kacang dara),
biji-bijian yang mengandung minyak (misal kedelai, kacang tanah, wijen), susu,
ikan, daging, unggas, buah dan atau bahan makanan lain yang sesuai (BSN
2005a, 2005b, 2005c). Syarat mutu produk MP-ASI meliputi bentuk dan tekstur,
kadar air, kadar abu, kepadatan energi, protein, karbohidrat (termasuk serat
pangan), lemak (termasuk asam lemak trans), vitamin dan mineral.
Zat gizi yang dikandung MP-ASI harus dapat mendampingi ASI untuk
mencapai kecukupan gizi pada kelompok umur tersebut. Persyaratan mutu
produk MP-ASI bubuk instan, biskuit, dan siap masak ditunjukkan pada Tabel 1.
Persyaratan untuk vitamin dan mineral terbagi menjadi 2 kelompok
berdasarkan ketentuan wajib dan tidaknya terdapat dalam produk pangan.
Ketentuan tentang pengelompokkan tersebut didasarkan kepada status gizi bayi
dan anak di Indonesia serta teknologi yang digunakan untuk memproduksi MPASI sesuai dengan jenisnya. Untuk MP-ASI bubuk instan dan MP-ASI siap
masak, vitamin yang wajib ada meliputi vitamin A, vitamin D dan vitamin C,
sedangkan vitamin yang dapat ditambahkan adalah vitamin E, vitamin K, vitamin
B1, vitamin B2, niasin, vitamin B12, asam folat, vitamin B6 dan asam pantotenat.
Mineral yang wajib ada meliputi natrium, kalsium, besi, zink, dan iodium,
sedangkan mineral yang dapat ditambahkan adalah selenium.

5

Tabel 1 Persyaratan mutu produk MP-ASI terkait dengan kandungan gizi (BSN
2004a, 2004b, 2004c)
No

Parameter

1
2

Energi i)
Protein

3

Karbohidrat ii)
Fruktosa

4

Serat pangan

5

Lemak

6

Asam lemak trans
Vitamin A

7

Vitamin D

8

Vitamin C

9

Vitamin E

10 Vitamin K
11 Vitamin B1
12 Vitamin B2
13 Niasin
14 Vitamin B12
15 Asam folat
16 Vitamin B6
17 Asam pantotenat
18 Natrium (Na) iii)
19 Kalsium (Ca)
20 Besi (Fe)
21 Seng (Zn)
22 Iodium (I)
23 Selenium (Se)

i)
ii)
iii)

Satuan
kkal/g
g/100 kkal
g/100 g
g/100 kkal
g/100 g
g/100 kkal
g/100 g
g/100 kkal
g/100 g
g/100 kkal
g/100 g
% total lemak
RE/100 kkal
RE/100 g
mcg/100 kkal
mcg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mcg/100 kkal
mcg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mcg/100 kkal
mcg/100 g
mcg/100 kkal
mcg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 kkal
mg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mg/100 kkal
mg/100 g
mcg/100 kkal
mcg/100 g
mcg/100 kkal
mcg/100 g

Syarat Mutu MP-ASI
Bubuk Instan
Biskuit
Siap Masak
Min 0,8
Min 4
Min 0,8
Min 2 Maks 5,5 Min 1,5
Min 2 Maks 5,5
Min 8 Maks 22
Min 6
Min 8 Maks 22
Maks 7,5
Maks 7,5
Maks 7,5
Maks 30
Maks 30
Maks 30
Maks 3,75
Maks 3,75
Maks 3,75
Maks 15
Maks 15
Maks 15
Maks 1,25
Maks 1,25
Maks 1,25
Maks 5
Maks 5
Maks 5
Min 1,5 Maks 3,75 Min 1,5 Maks 4,5 Min1,5 Maks 3,75
Min 6 Maks 15
Min 6 Maks 18
Min 6 Maks 15
Maks 4
Maks 4
Maks 4
Min 62,5 Maks180 Min 62,5 Maks180 Min 75 Maks 225
Min 250 Maks 700 Min 250 Maks 700 Min 300 Maks 900
Min 0,75 Maks 2,5 Min 0,75 Maks 2,5 Min 1 Maks 3
Min 3
Maks 10 Min 3
Maks 10 Min 4 Maks 12
Min 6,25
Min 20
Min 27
Min 80
Min 1
Min 1
Min 1,25
Min 4
Min 4
Min 5
Min 2,5
Min 2,5
Min 3
Min 10
Min 10
Min 12
Min 0,1
Min 0,2
Min 0,4
Min 0,7
Min 0,1
Min 0,2
Min 0,4
Min 0,7
Min 1
Min 1,6
Min 4
Min 6,5
Min 0,075
Min 0,15
Min 0,3
Min 0,6
Min 6,25
Min 12
Min 27
Min 48
Min 0,2
Min 0,3
Min 0,7
Min 1,2
Min 0,3
Min 0,5
Min 1,3
Min 2,3
< 100 < 200
< 100 < 200
< 100 < 200
Min 50
Min 50
Min 50
Min 200
Min 200
Min 200
Min 1,25
Min 1,25
Min 1,25
Min 5
Min 5
Min 5
Min 0,6
Min 0,6
Min 0,6
Min 2,5
Min 2,5
Min 2,5
Min 11,25
Min 13,5
Min 45
Min 55
Min 2,5
Min 2,5
Min 2,5
Min 10
Min 10
Min 10

Kepadatan energi dihitung terhadap produk siap dikonsumsi untuk MP-ASI bubuk
instan, siap masak dan siap santap
Jumlah karbohidrat yang ditambahkan dari sukrosa, fruktosa, glukosa, sirup glukosa
atau madu jika bahan tersebut ditambahkan pada produk.
< 100 mg/100 kkal produk siap konsumsi yang ditujukan untuk bayi, dan < 200 mg/100
kkal produk siap konsumsi yang ditujukan untuk anak usia diatas 12 bulan

6

Untuk MP-ASI biskuit, vitamin yang wajib ada meliputi vitamin A, vitamin D,
sedangkan vitamin yang dapat ditambahkan adalah vitamin E dan vitamin K.
Mineral yang wajib ada meliputi natrium, kalsium, besi, zink, sedangkan mineral
yang dapat ditambahkan adalah selenium.
Informasi Nilai Gizi (ING)
Informasi Nilai Gizi didefinisikan sebagai daftar kandungan zat gizi pada
label pangan sesuai dengan format yang dibakukan (BPOM 2005). Beberapa
istilah untuk menggambarkan pencantuman informasi nilai gizi yang berlaku di
berbagai negara antara lain nutrition labelling, nutrition fact, dan nutrition
information. Istilah nutrition labeling digunakan oleh WHO (WHO 2004), Canada
dan Malaysia. Filipina menggunakan istilah nutrition information, Amerika Serikat
menggunakan istilah nutrition fact, sedangkan Australia menggunakan istilah
nutrition information panel.
WHO (2004) mendefinisikan nutrition labeling sebagai daftar zat gizi pada
label pangan dengan beberapa bentuk pencantuman jumlah zat gizi. Sedangkan
CAC (2006) menyatakan definisi nutrition labelling adalah deskripsi yang
dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kandungan gizi pangan
kepada konsumen.
Pencantuman informasi nilai gizi pada label tidak diwajibkan terhadap
semua pangan. Pangan yang diwajibkan untuk mencantumkan informasi tentang
kandungan gizi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999
tentang Label dan Iklan Pangan, Pasal 32, ayat (1) yang menyatakan bahwa
pencantuman keterangan tentang kandungan gizi pangan pada label wajib
dilakukan bagi pangan yang disertai pernyataan bahwa pangan mengandung
vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan, atau pangan yang
dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral dan
atau zat gizi lainnya (Pemerintah RI 1999).
Peraturan Pemerintah tersebut juga mengatur tata cara pencantuman
kandungan gizi pada label bahwa keterangan tentang kandungan gizi pangan
dicantumkan dengan urutan jumlah keseluruhan energi, dengan perincian
berdasarkan jumlah energi yang berasal dari lemak, protein dan karbohidrat;
jumlah keseluruhan lemak, lemak jenuh, kolesterol, jumlah keseluruhan
karbohidrat, serat, gula, protein, vitamin dan mineral. Jika pelabelan kandungan

7

gizi digunakan pada suatu pangan, maka pada label pangan tersebut wajib
memuat hal-hal berikut : (a) ukuran takaran saji, (b) jumlah sajian per kemasan,
(c) kandungan energi per takaran saji, (d) kandungan protein per sajian (dalam
gram), (e) kandungan karbohidrat per sajian (dalam gram), (f) kandungan lemak
per sajian (dalam gram), (g) persentase dari angka kecukupan gizi yang
dianjurkan.
Sebagai petunjuk pelaksanaan dari ketentuan Peraturan Pemerintah
tersebut, telah ditetapkan pedoman pencantuman informasi nilai gizi pada label
pangan.

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan

mengatur informasi yang harus dicantumkan dan informasi yang dapat
dicantumkan terdiri dari (a) Informasi yang wajib dicantumkan, meliputi takaran
saji, jumlah sajian per kemasan dan catatan kaki, (b) Zat gizi yang wajib
dicantumkan, meliputi energi total, lemak total, protein, karbohidrat total, dan
natrium, (c) Zat gizi yang wajib dicantumkan dengan persyaratan tertentu,
meliputi energi dari lemak, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, serat pangan,
gula, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, zat gizi lain yang wajib
ditambahkan/difortifikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, zat gizi yang
pernyataannya (klaim) dicantumkan pada label pangan, dan (d) Informasi lain
yang dapat dicantumkan, meliputi energi dari lemak jenuh, lemak tidak jenuh
tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kalium, serat pangan larut, serat pangan tidak
larut, gula alkohol, karbohidrat lain, vitamin, mineral dan zat gizi lain.
Format informasi nilai gizi yang ditetapkan dalam Pedoman Pencantuman
Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan meliputi berbagai format yang dapat
digunakan sesuai dengan ukuran kemasan, bentuk pangan yang dikemas.
Berbagai bentuk format tersebut meliputi (a) format umum, (b) format untuk
pangan yang ditujukan bagi bayi/anak usia 6 sampai 24 bulan, (c) format untuk
pangan yang ditujukan bagi anak usia 2 sampai 5 tahun, (d) format untuk pangan
yang di dalam kemasannya berisi 2 atau lebih pangan yang dikemas secara
terpisah dan dimaksudkan untuk dikonsumsi masing-masing, atau pangan dari
jenis yang sama namun berbeda rasa, aroma atau warna, (e) format untuk
pangan yang biasa dikombinasikan dengan pangan lain sebelum dikonsumsi, (f)
format untuk pangan yang harus diolah terlebih dahulu, (g) format untuk
kemasan pangan dengan luas permukaan label kurang dari atau sama dengan
100 cm2, dan (h) format untuk kemasan pangan dengan luas permukaan label
kurang dari atau sama dengan 30 cm2.

8

Dalam rangka keseragaman pencantuman kandungan gizi pada tabel
informasi nilai gizi, ditetapkan ketentuan tentang pembulatan nilai kandungan zat
gizi dan persentase angka kecukupan gizi. Ketentuan tentang pembulatan nilai
kandungan gizi dan nilai persentase AKG dalam rangka pencantuman jumlah
kandungan gizi pada informasi nilai gizi ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Dengan demikian, nilai yang tercantum pada tabel informasi nilai gizi sebagai
salah satu keterangan pada label pangan merupakan hasil pembulatan dari
kandungan gizi berdasarkan hasil pengujian laboratorium. Pangan yang
mencantumkan informasi nilai gizi pada label harus disertai dengan hasil
pengujian laboratorium terhadap kandungan gizi yang terdapat dalam produk
akhir yang akan diedarkan.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktivitas tubuh, dan kondisi fisiologis khusus untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Sebagaimana disebutkan dalam Depkes (2005),
dinyatakan bahwa kegunaan AKG diutamakan untuk (1) acuan dalam menilai
kecukupan gizi, (2) acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk
perencanaan makanan di institusi, (3) acuan perhitungan dalam perencanaan
penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional, (4) acuan pendidikan gizi,
dan (5) acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi. Yuniastuti
(2008) menjelaskan lebih lanjut tentang kegunaan angka kecukupan gizi sebagai
berikut :
(1)

Menilai tingkat konsumsi pangan seseorang atau penduduk berdasarkan
data survei konsumsi pangan. Penilaian tersebut dilakukan dengan
membandingkan zat gizi yang diperoleh dari survei konsumsi terhadap
angka kecukupannya, yang biasa disebut sebagai tingkat konsumsi.

(2)

Perencanaan makanan institusi secara seimbang, seperti pemberian
makanan

tambahan

untuk

anak

sekolah

(PMT-AS),

lembaga

pemasyarakatan, panti sosial.
(3)

Perencanaan produksi dan ketersediaan pangan wilayah. Angka kebutuhan
maupun kecukupan gizi yang dianjurkan adalah kecukupan pada tingkat
fisiologis sehingga untuk tingkat produksi sampai konsumsi, diperkirakan
sekitar 15 %.

(4)

Patokan label gizi pada makanan kemasan.

9

(5)

Pendidikan gizi yang dikaitkan dengan kebutuhan gizi berbagai kelompok
umur, fisiologis dan kegiatan untuk mewujudkan keluarga sadar gizi melalui
gerakan pangan dan gizi.

Tabel 2 Pembulatan nilai kandungan gizi dalam rangka pencantuman informasi
nilai gizi (BPOM 2005)
Komponen gizi
Energi total

Lemak total

Protein
Karbohidrat total
Natrium

Serat pangan

Kandungan per sajian
< 5 kkal
5 kkal – 50 kkal
> 50 kkal
< 0,5 g
0,5 – 5 g
>5g
< 0,5 g
> 0,5 g
< 0,5 g
> 0,5 g
< 5 mg
5 mg – 140 mg
> 140 mg
< 0,5 g
> 0,5 g

Tabel 3 Pembulatan nilai persentase AKG
informasi nilai gizi (BPOM 2005)
Komponen gizi
Lemak total
Protein
Karbohidrat total
Natrium
Serat pangan
Vitamin dan mineral

Persentase
0%
>0%
0%
>0%
0%
>0%
0%
>0%
0%
>0%
10 %

Pembulatan
0 kkal
Kelipatan 5 kkal terdekat
Kelipatan 10 terdekat
0g
Kelipatan 0,5 g terdekat
Kelipatan 1 g terdekat
0g
Kelipatan 1 terdekat
0g
Kelipatan 1 terdekat
0 mg
Kelipatan 5 mg terdekat
Kelipatan 10 mg terdekat
0g
Kelipatan 1 terdekat
dalam

rangka

pencantuman

Pembulatan
0%
Kelipatan 1 % terdekat
0%
Kelipatan 1 % terdekat
0%
Kelipatan 1 % terdekat
0%
Kelipatan 1 % terdekat
0%
Kelipatan 1 % terdekat
0%
Kelipatan 2 % terdekat
Kelipatan 5 % terdekat

Sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia, usia yang terkait
dengan kelompok target konsumen produk MP-ASI adalah bayi usia 7 – 11
bulan dan anak usia 1 – 3 tahun. Nilai Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi
kelompok anak usia tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

10

Tabel 4 Angka Kecukupan Gizi untuk bayi dan anak usia 7 bulan sampai
dengan 3 tahun (Depkes 2005)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Parameter
Energi
Protein
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Thiamin
Riboflavin
Niasin
Asam folat
Piridoksin
Vitamin B12
Vitamin C
Kalsium
Fosfor
Magnesium
Besi
Yodium
Seng
Selenium
Mangan
Fluor

Satuan
kkal
g
re
mcg
mg
mcg
mg
mg
mg
mcg
mg
mcg
mg
mg
mg
mg
mg
mcg
mg
mcg
mg
mg

AKG untuk Kelompok umur
7 – 11 bulan
1 – 3 tahun
650
1000
16
25
400
400
5
5
5
6
10
15
0,4
0,5
0,4
0,5
4
6
80
150
0,3
0,5
0,5
0,9
40
40
400
500
225
400
55
60
7
8
90
90
7,5
8,2
10
17
0,6
1,2
0,4
0,6

Dalam rangka pencantuman Informasi Nilai Gizi, acuan yang digunakan
untuk menghitung persentase AKG yang akan dicantumkan pada label pangan
adalah AKG yang khusus ditujukan untuk pelabelan. Indonesia telah menetapkan
nilai AKG yang dijadikan acuan khusus untuk pelabelan pangan tersebut
berdasarkan kelompok umur. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala
Badan POM Nomor HK.00.06.51.0475 tentang Pedoman Pencantuman Informasi
Nilai Gizi Pada Label Pangan dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 tentang Acuan Label Gizi Produk
Pangan. Acuan Label Gizi berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 dapat dilihat pada Tabel 5.
Acuan Label Gizi tersebut merupakan hasil kajian pakar yang tertuang
dalam Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004 dan merupakan rekomendasi
bagi pihak Pemerintah yang kemudian ditetapkan dalam bentuk peraturan teknis
oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Acuan label gizi ditetapkan
berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia

11

yang juga merupakan hasil kajian pakar dalam Widya Karya Pangan dan Gizi

Dokumen yang terkait

Potensi Tepung Kecambah Jagung sebagai Alternatif Bahan Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu

7 101 94

Status Gizi Bayi Ditinjau Dari Pemberian Asi Eksklusif, Pemberian MP-Asi Dan kelengkapan Imunisasi Di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2008

1 43 77

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping air susu ibu di Puskesmas Pamulang 2010

5 16 101

Kajian Formulasi, Mikrostruktur, Daya Cerna, dan Umur Simpan Biskuit Garut untuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

0 8 171

Pemanfaatan kecambah kacang hijau dalam formulasi bubur susu instan sebagai alternatif makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

0 2 255

Kajian Formulasi, Mikrostruktur, Daya Cerna, dan Umur Simpan Biskuit Garut untuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)

0 4 161

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN PENGETAHUAN TENTANG INFORMASI PADA KEMASAN PRODUK MP-ASI PABRIKAN DI DESA JETIS, BAKI, SUKOHARJO

0 7 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI), UMUR PERTAMA PEMBERIAN DAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI, Umur Pertama Pemberian dan Kesesuaian Porsi MP-ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 7-12Bulan di Kecamatan J

0 3 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI), UMUR PERTAMA PEMBERIAN DAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI, Umur Pertama Pemberian dan Kesesuaian Porsi MP-ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 7-12Bulan di Kecamatan J

0 4 17

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU ( MP – ASI ) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI DI PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG 2008 - UDiNus Repository

0 0 2