Wereng Punggung Putih Sogatella furcifera 15

3.4.1. Metode dan Desain Penelitian 20 3.4.2 Jenis dan Sumber Data 21 3.5. Pelaksanaan Penelitian 22 3.5.1. Alat dan Bahan 22 3.5.2. Prosedur Kerja Pada Masa Singgang-Singgang Maret-April 2013 Dan Masa Vegetasi Mei-Juli 2013 23 3.6. Pengukuran Faktor Fisika Lingkungan 23 3.7. Analisis Data 24 3.7.1. Indeks Keanekaragaman 24 3.7.2. Indeks Dominansi 24 3.7.3. Indeks Distribusi 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur komunitas wereng 26 4.1.1 Keakaragaman wereng pada vegetasi dan singgang- singgang tanaman padi 26 4.1.2 Kelimpahan Wereng 31 4.1.3 Indeks Dominansi 39 4.2. Pembahasan Penelitian 40 4.2.1. Indeks Keanekaragaman Wereng pada vegetasi dan singgang-singgang tanaman 40 4.2.2. Indeks Kelimpahan Wereng Homoptera 41 4.2.3. Indeks Dominansi Wereng Homoptera 42 4.2.4. Faktor Fisika Lingkungan 42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 47 5.2 Saran 48 DAFTAR PUSTAKA 49 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. komposisi zat makanan pada buah padi 11 Tabel 4.1. keanekaragaman dan kelimpahan wereng 32 Tabel 4.2. Indeks dominansi wereng homoptera 40 Tabel 4.3. Faktor Fisika Lingkungan 44 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Anatomi serangga betina 9 Gambar 2.2. Tanaman Padi 12 Gambar 2.3. Wereng Coklat 14 Gambar 2.4. Wereng Hijau 15 Gambar 2.5. Wereng punggung putih 16 Gambar 3.1 Desain Penelitian Komunitas Wereng 21 Gambar 4.1 Nilaparvata lugens 27 Gambar 4.2. Nephoetettix nigropictus 27 Gambar 4.3. Nephottix virescens 28 Gambar 4.4. Cicadulina sp 28 Gambar 4.5. Cofana spectra 28 Gambar 4.6. Cofana sp 28 Gambar 4.7. Thaia sp 28 Gambar 4.8. Ciladellav iridis 28 Gambar 4.9. Grafik yang menunjukkan distribusi horizontal dan kelimpahan populasi serangga Recilia dorsalis Desa Dalu, Desa Payah Gambar, Desa Sidoarjo II Ramunia, Desa Wonosari di kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai April 2013 34 Gambar 4.10. Grafik yang menunjukkan distribusi horizontal dan kelimpahan populasi serangga Nephotettix sp Desa Dalu, Desa Payah Gambar, Desa Sidoarjo II Ramunia, Desa Wonosari di Kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai April 2013 35 Gambar 4.11 Grafik yang menunjukkan distribusi horizontal dan kelimpahan populasi serangga Nephotettix sp Desa Dalu, Desa Payah Gambar, Desa Sidoarjo II Ramunia, Desa Wonosari di Kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai April 2013. 36 Gambar 4.12 Grafik yang menunjukkan distribusi horizontal dan kelimpahan populasi serangga Nephotettix sp Desa Dalu, Desa Payah Gambar, Desa Sidoarjo II Ramunia, Desa Wonosari di Kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai April 2013 37 Gambar 4.13 Komposisi Wereng Homoptera di Kabupaten Deli Serdang pada Bulan Maret sampai April 2013. 39 Gambar 4.14 Grafik faktor fisika lingkungan pada pengukuran di lapangan 47 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Indeks keanekaragaman 54 - 66 2. perhitungan indeks dominansi 67 - 69 3. Perhitungan Faktor fisika lingkungan 70 4. Dokumentasi 71 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan AKK, 1990. Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Sejak tahun 1984 indonesia telah dapat berswasembada beras. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai kendala dalam upaya pelestariannya. Sebagian besar produksi beras masih mengandalkan produksi padi sawah. Dalam produksinya padi sawah juga tak lepas dari kendala Prasetiyo, 2002. Hama, penyakit, dan gulma tanaman merupakan salah satu faktor pembatas dalam usaha peningkatan produksi pertanian. Oleh karena itu, apabila tanaman padi terserang hama dan penyakit, maka perlu dilakukan tindakan pemberantasan dan pengendalian Djamitka, 2002. Organisme pengganggu tanaman OPT merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme penganggu tanaman secara garis besar dibagi tiga yaitu hama, penyakit, penyakit gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman fisik, dapat di sebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata dan molusca. Sedangkan penyakit menimbulkan fisiologis pada tanaman, disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, viroid, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Sehingga tidak heran kalau musim hujan dunia pertanian banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman seperti penyakit kresek dan blas pada padi dan sebagainya. Sementara pada musim kemarau banyak masalah hama penggerek batang padi, serta hama belalang Anonim, 2007a. Pada dasarnya penyakit hanya dapat terjadi jika ketiga faktor yaitu patogen, inang dan lingkungan mendukung, inang dalam rentam, pathogen bersifat virulen daya infeksi tinggi dan jumlah cukup, serta lingkungan mendukung. Lingkungan berupa komponen lingkungan fisik suhu, kelembahan cahaya maupun biotik musuh alami, organisme kompetitor. Dari kosep tersebut jelas sekali bahwa perubahan salah satu komponen akan berpengaruh terhadap intensitas penyakit yang muncul Anonim,2008al. Hama merupakan binatang yang banyak merusak tanaman dari golongan serangga insekta. Salah satu alasannya adalah spesies golongan serangga paling banyak diantara kingdom mahluk hidup binatang Anonim 2007a. hama merupakan perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati Nurhayati,2009a. Tindakan yang dilakukan agar tanaman terlindung dari serangga penyakit dan hama disebut proteksi tanaman. Pengendalian hama yang baik dengan cara biologis. Pengendaliannya meliputi penggunaan predator, binatang pemakan hama atau penggunaan parasit dan bakteri yang dapat menyebabkan sakit pada hama tetapi tidak pada tumbuhan. Pemberantasan secara biologis ini hanya akan mematikan hama. Sementara itu, serangga lain yang bukan hama akan terhindar dari kematian Anonim, 2009. Banyak padi milik petani desa terutama di Desa Sidoarjo II Ramunia terancam gagal panen akibat serangga hama wereng, bahkan mengalami kerugian dan mereka terpaksa melakukan panen dini untuk menghindari serangan hama wereng lebih lanjut. Adapun cara-cara mengatasi masalah serangan hama wereng yang masih belum dikuasai oleh petani yang salah satu diantaranya memanen dini. Namun hasilnya sangat mengecewekan karena jika biasanya dari satu hektar sawah diperoleh tujuh ton gabah kering, maka saat ini jika dipanen satu ton saja sudah beruntung Anonim, 2007a. Gangguan tanaman padi yang penyebarannya sangat cepat adalah hama padi, karena dalam waktu yang sangat singkat populasi hama berkembang dengan cepat AKK,1990. Wereng coklat Nilaparvata lugens merupakan hama dari golongan insekta yang sangat merugikan perpadian di Indonesia. Hama wereng hijau dan