BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka semakin berkembang pula perusahaan-perusahaan industri, baik industri besar
maupun industri kecil. Dengan demikian setiap perusahaan akan berlomba- lomba menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologinya guna mendukung
setiap produk yang dihasilkan dari perusahaan. Demikian pula perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, mereka berperang melawan pesaing-
pesaingnya guna merebut pasar, dengan keunggulan teknologi yang dimilikinya. Mereka berharap dengan teknologi maju dapat menciptakan
produk-produk yang disukai dan dibutuhkan oleh konsumennya. Pemasar berusaha mencari peluang-peluang pasar dengan berbagai
keunggulan yang ditampilkan pada setiap produknya, agar konsumen mempunyai perilaku yang baik dan puas dengan produk-produk tersebut. Di
bidang otomotif, khususnya industri sepeda motor hal ini terasa sekali persaingannya. Bahkan setiap periode tahun selalu ada produk-produk baru
bagi industri mereka, dengan desain-desain yang berbeda dengan produk- produk lama. Hal ini menyebabkan tingkat siklus kehidupan produk menjadi
semakin cepat dan semakin singkat. Misalkan saja sepeda motor merk Yamaha, yang terkenal dengan kecepatan laju dan didesain dengan model-
model yang menarik, mengeluarkan beberapa yaitu Yamaha Sigma,Yamaha
Crypton,Yamaha Alfa,Yamaha Vega,Yamaha Vega R,Yamaha F1ZR,Yamaha Jupiter,Yamaha Jupiter Z dimodel bebek dan dimodel sport mengeluarkan
jenis RX King,RX Special,RX Z,Scorpio,Vixion dan lain-lain,yang semua itu dimaksudkan untuk mencari peluang pasar market share yang luas sehingga
kehidupan perusahaan dapat terjamin. Melihat demikian jelaslah bahwa produsen kendaraan merk Yamaha
tersebut telah jauh kedepan pada segi pasar sasarannya. Mereka berusaha menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
atau pasar sasarannya. Mereka tidak hanya menjual sebanyak mungkin, tetapi mereka memproduksi dengan kelebihan dan keunggulan yang dimilikinya
dengan kelancaran pemasaran produknya. Jadi manajemen akan membedakan antara penjualan dan pemasaran,
walaupun rata-rata orang mempunyai anggapan bahwa penjualan dan pemasaran adalah sama. Akan tetapi sebetulnya hal ini akan jauh berbeda.
Penjualan menitik beratkan kepada volume barang yang dijual, jadi menurut konsep penjualan manajemen memfokuskan kepada beberapa jumlah barang
yang dijual. Menurut konsep pemasaran pemasar harus dapat menciptakan barang atau produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar
sasarannya, agar mereka konsumen merasa puas dengan apa yang telah dikonsumsinya. Hal ini akan sesuai dengan definisi pemasaran itu sendiri.
Menurut William J. Stanton pemasaran didefinisikan secara luas sebagai berikut :
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Karena salah satu tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, maka
untuk hasil produksinya harus dipasarkan melalui kegiatan-kegiatan pemasaran sebagai syarat keberhasilan perusahaan di dalam melayani
kebutuhan dan kegiatan konsumen. Keberhasilan pemasaran akan semakin meningkat apabila didukung oleh
adanya suatu studi mengenai perilaku konsumen. Pada studi ini dikenal bahwa perilaku pembeli atau konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain faktor intern dan faktor esktern, yang masing-masing dapat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumen.
Antara faktor intern dan faktor ekstern akan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain, sehingga menimbulkan suatu perilaku pembelian yang
berbeda-beda antara pembeli yang satu dengan yang lain. Faktor-faktor intern yang berpengaruh tersebut antara lain motivasi, persepsi, kepribadian dan
konsep diri, belajar dan sikap diri individu. Sedangkan faktor-faktor ekstern yang biasanya akan mempengaruhi perilaku adalah terdiri dari kebudayaan,
kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi, serta keluarga. Dengan faktor-faktor seperti tersebut di atas maka perilaku pembelian
dari seorang konsumen akan berbeda-beda, tergantung pada faktor mana di antara faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern tersebut yang paling
berpengaruh.
Proses dari pengambilan keputusan ini lima tahap, yaitu :1 menganalisa keinginan dan kebutuhan, 2 pencarian informasi dari sumber-sumber yang
ada, 3 penilaian dan pemilihan seleksi terhadap alternatif pembelian, 4 keputusan untuk membeli, dan 5 perilaku setelah pembelian.
Beberapa defenisi yang dapat diambil, maka perilaku konsumen consumer behavior dapat didefenisikan sebagai berikut :
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa,
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Philip Kotler, 1992:198.
Pengambilan keputusan konsumen, baik langsung maupun tidak langsung akan melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusannya.
Masing-masing orang yang terlibat akan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Ada lima peranan yang berbeda-beda yang dapat dimainkan orang dalam
menentukan pembelian, yaitu : 1.
Pemrakarsa atau initiator Pemrakarsa adalah orang yang pertama-tama memberikan pendapat atau
pikiran untuk membeli produk atau jasa tertentu. 2.
Pemberi pengaruh atau influencer Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan nasehatnya memberi
bobot dalam pengambilan keputusan akhir. 3.
Pengambilan keputusan atau decider Pengambilan keputusan adalah orang yang sangat menentukan sebagian
atau keseluruhan keputusan pembelian adalah pembeli, apa yang akan
dibeli, kapan hendak membeli, dengan cara bagaimana membeli, atau dimana akan membeli.
4. Pembeli atau buyer
Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5.
Pemakai atau user Pemakai adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa. Di antara peranan-peranan dalam pembelian tersebut yang paling
penting adalah peranan yang ketiga. Untuk perusahaan harus mengetahui siapa didalam keluarga yang memutuskan untuk suatu pembelian, yang
dapat mengarahkan promosinya kepada anggota keluarga itu. Konsumen dalam membeli sepeda motor tidak terlepas dari proses
pengambilan keputusan, khususnya sepeda motor untuk keperluan seluruh anggota keluarga, maka sangat penting untuk mengetahui dan
memperhatikan kelima unit pengambilan keputusan tersebut bagi perusahaan yang memproduksi sepeda motor.
Di dalam usaha untuk menarik jumlah konsumen sebanyak- banyaknya, agar dapat dicapai pangsa pasar market share yang besar, serta
dalam upaya untuk mengatasi persaingan yang tajam, perusahaan yang memproduksi sepeda motor sangat penting untuk mengetahui prilaku
konsumennya. Informasi yang berhubungan dengan prilaku konsumen akan memberi
petunjuk yang berguna bagi para manajer mengambil keputusan dalam
pemasaran memperbaiki
perencanaan pemasaran,
dan pengendaliannya. Selain itu dapat diketahui pula peluang-peluang pasar
yang masih terbuka, yang memerlukan pemuasan kebutuhan, sehingga manajemen dalam perusahaan dapat mengantisipasi peluang tersebut dengan
cara yang efektif dan efisien. Pentingnya masalah perilaku konsumen dalam pembelian, maka dalam
penelitian ini dipilih judul : “Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Sepeda Motor Merk Yamaha
Studi Kasus di Kecamatan Tawangmangu”.
B. Perumusan masalah