Rifa Rofifah, 2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI
MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kedua berisi sejumlah pilihan alasan yang mengacu pada jawaban dari tier pertama. Treagust, 2006, hlm. 3.
3 Miskonsepsi merupakan pemahaman konsep siswa yang tidak sesuai dengan
pandangan masyarakat ilmiah dan pemahaman yang salah tersebut digunakan oleh siswa secara konsisten Nakhleh, 1992, hlm. 191.
4 Piktorial berasal dari kata “picture” yang dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang dituangkan dalam bentuk gambar Tavassoli, 2013, hlm. 553. 5
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur Simamora, 2002, hlm. 58. 6
Reliabilitas keterandalan adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang Firman, 2013, hlm. 42.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri atas lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka dan
kerangka pemikiran, bab III metodologi penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V kesimpulan dan saran.
Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi. Bab II terdiri dari kajian pustaka dan kerangka penelitian. Kajian pustaka terdiri dari miskonsepsi, tes diagnostik two-tier,
penggunaan piktorial sebagai alat visualisasi dalam kimia, pengembangan tes, ruang lingkup materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, kajian miskonsepsi pada
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Bab III metodologi penelitian terdiri dari metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan
teknik pengolahan data. Bab IV terdiri dari dua bagian, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Bab V terdiri dari simpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dan
saran perbaikan
untuk penelitian
selanjutnya.
7
Rifa Rofifah, 2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI
MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Development and Validation, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan butir soal untuk
merancang tes yang diinginkan yang melewati proses validasi. Validasi merupakan proses investigasi yang dilakukan dalam mengembangkan butir soal,
sehingga setiap butir dapat mengukur apa yang hendak diukur Haladyna dan Rodriguez, 2013, hlm. 3-4.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-2 Bandung yang melibatkan 6 siswa untuk tahap wawancara dan SMAN 2 Cimahi yang melibatkan 73 siswa
untuk uji reliabilitas. Kemudian penelitian ini dilanjutkan di SMAN 4 Bandung yang melibatkan 34 siswa untuk aplikasi tes. Objek penelitian berupa tes
diagnostik two-tier berbasis piktorial untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Tes diagnostik yang dikembangkan terdiri dari 18 soal, dengan tier pertama terdiri
dari empat pilihan jawaban dan tier kedua terdiri dari empat pilihan alasan. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas X yang telah mempelajari materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Rifa Rofifah, 2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI
MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
C. Prosedur Penelitian