PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS XII PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK
MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS XII PADA MATERI SIFAT
KOLIGATIF LARUTAN

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia

oleh
Wiji Lestari Khasannah
NIM 1000295

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK
MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS XII PADA MATERI SIFAT
KOLIGATIF LARUTAN


Oleh
Wiji Lestari Khasannah
NIM 1000295

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam

© Wiji Lestari Khasannah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk tes diagnostik two-tier
multiple choice yang dikembangkan melalui tahap tes esai, tahap tes pilihan ganda
beralasan terbuka, dan tahap uji reliabilitas. Penelitian ini menggunakan mix

method (kualitatif dan kuantitatif). Metode kualitatif dilakukan ketika
mendeskripsikan kontribusi hasil tes esai dan hasil tes pilihan ganda beralasan
terbuka terhadap penyusunan opsi pada tes two-tier multiple choice. Metode
kuantitatif dilakukan ketika menghitung nilai CVR dan koefisien korelasi untuk
mengetahui kualitas butir soal yang dikembangkan. Tes diagnostik two-tier
multiple choice yang berhasil dikembangkan berjumlah 14 butir soal. Berdasarkan
hasil pengolahan data sebanyak 14 miskonsepsi dari hasil tes esai digunakan
dalam penyusunan opsi pengecoh untuk tingkat pertama dan melengkapi
pengecoh untuk tingkat kedua, sedangkan sebanyak 21 miskonsepsi dari hasil tes
pilihan ganda beralasan terbuka digunakan dalam penyusunan opsi pengecoh
untuk tingkat kedua. Sebanyak 14 butir soal yang dikembangkan nilai CVR nya
berkisar pada rentang 0,2–1. Hasil CVR menunjukkan 12 butir soal diterima dan
dua butir soal ditolak. Sebanyak 12 butir soal yang diterima diuji reliabilitasnya
dan didapat koefisien korelasi sebesar 0,596 yang menunjukkan bahwa reliabilitas
soal termasuk kategori cukup. Dari 12 butir soal yang sudah valid dan cukup
reliabel dilakukan uji coba terbatas kepada 79 siswa kelas XII. Miskonsepsi yang
dapat terungkap dari hasil uji coba terbatas adalah: (1) penurunan tekanan uap
terjadi karena partikel zat terlarut berupa nonvolatil dengan demikian larutannya
menjadi mudah menguap; (2) ketika larutan membeku partikel pelarut dan
terlarutnya merapat dan tersebar merata supaya seimbang; (3) penurunan titik

beku terjadi karena titik beku zat terlarut lebih rendah daripada titik beku
pelarutnya sehingga butuh suhu yang lebih rendah supaya semua partikel dalam
larutan membeku; (4) konsentrasi larutan berbanding lurus dengan penurunan titik
beku karena semakin banyak partikel terlarut yang menghalangi partikel
pelarutnya untuk membeku; (5) ketika suatu larutan mendidih pelarut mendidih
terlebih dahulu kemudian terlarutnya mendidih; (6) kenaikan titik didih larutan
terjadi karena larutan memiliki lebih banyak partikel yang harus dididihkan
daripada pelarut murni; (7) konsentrasi larutan berbanding lurus dengan kenaikan
titik didih karena partikel terlarut butuh energi yang lebih besar untuk
bertumbukan sehingga suhu yang dibutuhkan supaya larutan mendidih menjadi
lebih tinggi; (8) pada peristiwa osmosis awalnya pelarut yang pindah ke larutan
sama dengan pelarut yang pindah ke pelarut murni namun akhirnya perpindahan
pelarut hanya terjadi dari pelarut murni ke larutan; dan (9) sifat koligatif larutan
elektrolit dikalikan faktor i sedangkan sifat koligatif larutan nonelektrolit tidak
dikalikan faktor i.
Kata Kunci: Tes Diagnostik, Two-Tier Multiple Choice, Miskonsepsi, Sifat
Koligatif Larutan.

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi

Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
This study aimed to produce a two-tier multiple choice diagnostic test that
developed through an essay test, open-ended question test, and reliability test.
This study used a mixed method (qualitative and quantitative). Qualitative
methods used when describing the contribution of the result of an essay test and
open-ended question test to the development of an option on a two-tier test
multiple choice. Quantitative methods used when calculating the value of the CVR
and the correlation coefficient to determine the quality of the items were
developed. The total of two-tier multiple choice items that successfully developed
were 14. Based on the result of this study, as many as 14 misconceptions find from
essay test were used to develop the distracter on first-stem and second-stem, while
as many as 21 misconceptions find from open-ended question test were used to
develop the distracter on second-stem. A total of 14 items were developed having
a CVR value in the range of 0.2-1. CVR results show that 12 items accepted and
rejected two items. A total of 12 items were accepted then tested its reliability and
the correlation coefficient obtained were 0.596 which indicates that this product
were sufficiently reliable. The 12 items that valid and sufficiently reliable were

pilot tested to 79 students of XIIth grade. Misconceptions that can be revealed
from the result of pilot test were: (1) vapor pressure depression occurs due to the
solute particles are non-volatile thus the solution being volatile; (2) when a
solution freeze, the solvent and solute particles solidify together and spread
evenly in order to balance the system; (3) freezing point depression occurs due to
the f.p. of the solute is lower than the f.p. of the solvent thus it took a lower
temperature for all particles in solution solidify; (4) concentration of the solution
is proportional to the freezing point depression as more solute particles that block
the solvent particles to freeze; (5) when a solution boil, the solvent boiling first
followed by its solute; (6) boiling point elevation occurs because the solution has
more particles to be boiled rather than pure solvent; (7) concentration of the
solution is proportional to the boiling point elevation because the solute particles
need greater energy to collide so that the temperature needed in order to boil the
solution is higher; (8) when osmosis occurs, initially the solvent moved in two
direction (into pure solvent and also into solution) with the same rate migration
but when the system reach the balance, solvent movement occurs only from pure
solvent to the solution; and (9) colligative properties of electrolyte solution
multiplied by van’t Hoff factor (i) while the colligative properties of nonelectrolyte solution is not multiplied by a van’t Hoff factor (i).
Keywords:


Diagnostic Test, Two-Tier
Colligative Properties.

Multiple

Choice,

Misconception,

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Pembatasan Masalah............................................................................ 5
F.

Struktur Organisasi Skripsi .................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6
A. Kajian Pustaka....................................................................................... 6
1. Tes Diagnostik ................................................................................ 6
2. Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice...................................... 9
3. Miskonsepsi .................................................................................. 12
4. Deskripsi Materi Sifat Koligatif Larutan ...................................... 13
B. Penelitian Terkait yang Relevan ......................................................... 20


BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22
A. Desain Penelitian ................................................................................. 22
B. Lokasi, Objek, dan Sampel Penelitian ................................................ 25
C. Definisi Operasional............................................................................ 25

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian............................................................................ 26
E. Proses Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice ..... 27
F. Analisis Data ....................................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 37
A. Kontribusi Hasil Tes Esai dan Hasil Tes Pilihan Ganda Beralasan
Terbuka ................................................................................................. 37
B. Kelayakan Produk Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice
............................................................................................................. 60

C. Miskonsepsi yang Terungkap dari Hasil Uji Coba Terbatas ................ 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 77
A. Simpulan ............................................................................................. 77
B. Saran .................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
LAMPIRAN ......................................................................................................... 82

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Harga Konstanta Kenaikan Titik Didih Molal (Kb) dari Beberapa
Pelarut ................................................................................................... 16
Tabel 2.2 Harga Konstanta Penurunan Titik Beku Molal (Kf) dari Beberapa
Pelarut ................................................................................................... 17

Tabel 2.3 Faktor van’t Hoff dari 0,0500 M Larutan Elektrolit pada 25°C ............ 20
Tabel 3.1 Analisis KD 3.1 dan 3.2 Kurikulum 2013 ............................................ 27
Tabel 3.2 Kajian Literatur Miskonsepsi pada Materi Sifat Koligatif Larutan ...... 29
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Validitas Butir Soal.................................................. 32
Tabel 3.4 Nilai Minimum CVR sesuai Jumlah Validator ..................................... 33
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Soal ....................................................................... 35
Tabel 3.6 Conceptual Understanding Identification ............................................. 35
Tabel 4.1 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 1.................................................................................... 38
Tabel 4.2 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 2.................................................................................... 40
Tabel 4.3 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 3.................................................................................... 41
Tabel 4.4 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 4.................................................................................... 43
Tabel 4.5 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka

terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 5.................................................................................... 45
Tabel 4.6 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 6.................................................................................... 46
Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 7.................................................................................... 48
Tabel 4.8 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 8 .................................................................................. 49
Tabel 4.9 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 9 .................................................................................. 51
Tabel 4.10 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 10 ................................................................................ 52
Tabel 4.11 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 11 ................................................................................ 54
Tabel 4.12 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 12 ................................................................................ 55
Tabel 4.13 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 13 ................................................................................ 58
Tabel 4.14 Kontribusi Hasil Tes Esai dan Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka
terhadap Penyusunan Butir Soal Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice Nomor 14 ................................................................................ 59
Tabel 4.15 Hasil Validasi Tes diagnostik Two-Tier Multiple Choice ................... 61

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram P–T Air dan Larutan dengan Pelarut Air ........................... 15
Gambar 2.2 Gaya Dorong untuk Transfer Pelarut yang Analog dengan Gejala
Osmotik ............................................................................................. 18
Gambar 3.1 Alur Penelitian................................................................................... 24
Gambar 4.1 Hasil Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice untuk Uji Reliabilitas
........................................................................................................... 63
Gambar 4.2 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 1................................................................................. 65
Gambar 4.3 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 2................................................................................. 66
Gambar 4.4 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 3................................................................................. 67
Gambar 4.5 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 4................................................................................. 68
Gambar 4.6 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 5................................................................................. 69
Gambar 4.7 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 6................................................................................. 69
Gambar 4.8 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 7................................................................................. 70
Gambar 4.9 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 8................................................................................. 71
Gambar 4.10 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 9................................................................................. 72
Gambar 4.11 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 10............................................................................... 73
Gambar 4.12 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 11............................................................................... 74

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.13 Persentase Pola Respon Siswa pada Butir Soal Two-Tier Multiple
Choice Nomor 12............................................................................... 75

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ........................................................................................................... 82
Lampiran A.1 Matriks Kompetensi Dasar, Indikator, Butir Soal Tes Esai, dan
Jawaban yang Diharapkan............................................................. 83
Lampiran A.2 Instrumen Tes Esai ........................................................................ 93
Lampiran A.3 Matriks Kompetensi Dasar, Indikator, dan Butir Soal Pilihan Ganda
Beralasan Terbuka ......................................................................... 99
Lampiran A.4 Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka ....................... 109
Lampiran A.5 Matriks Kompetensi Dasar, Indikator, dan Butir Soal Two-Tier
Multiple Choice ........................................................................... 120
Lampiran A.6 Lembar Validasi Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice ...... 128
Lampiran A.7 Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice ................. 140
Lampiran A.8 Kunci Identifikasi Miskonsepsi Tes Diagnostik Two-Tier Multiple
Choice pada Materi Sifat Koligatif Larutan ................................ 147
Lampiran B.......................................................................................................... 155
Lampiran B.1 Rekapitulasi Hasil Tes Esai ......................................................... 156
Lampiran B.2 Rekapitulasi Hasil Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka .......... 168
Lampiran B.3 Hasil Validasi Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice dan
Perhitungan Nilai CVR ............................................................... 183
Lampiran B.4 Revisi Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice dari Hasil
Validasi ....................................................................................... 191
Lampiran B.5 Hasil Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice dan Perhitungan
Reliabilitas .................................................................................. 199
Lampiran B.6 Hasil Uji Coba Terbatas ............................................................... 203
Lampiran C.......................................................................................................... 212
Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 213
Lampiran C.2 Dokumentasi Pengumpulan Data Penelitian ................................ 216
Lampiran C.3 Surat Telah Melakukan Penelitian ............................................... 217

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan terutama ilmu
pengetahuan alam atau sains. Pendidik kimia memiliki potensi besar untuk
melahirkan generasi bangsa yang paham tentang alam dan fenomena-fenomena
yang terjadi disekitarnya. Fenomena-fenomena tersebut dapat dijelaskan secara
mikroskopis dengan ilmu kimia serta dapat disimbolkan.
Penjelasan secara mikroskopis menuntut siswa memiliki kemampuan berfikir
abstrak karena pada bagian ini siswa dihadapkan dengan partikel-partikel yang
tidak bisa mereka lihat namun keberadaannya dapat dibuktikan. Beberapa konsep
kimia sulit dipahami oleh siswa karena konsepnya bersifat kompleks dan abstrak
(Johnstone, 1991, 1993; Nakhleh, 1992; Gabel, 1999). Salah satu cara untuk
mengatasi kesulitan tersebut adalah disajikannya konsep-konsep kimia dalam
bentuk representasi berkesinambungan antara level submikroskopik, level
makroskopik, dan simbolik. Dalam proses pembelajaran, baik ketika membaca
maupun ketika menerima informasi yang ditransfer oleh gurunya, siswa
dimungkinkan mengalami salah pemahaman yang nantinya akan menimbulkan
miskonsepsi (Yarroch, 1985; Andersson, 1986; Ben-Zvi dkk., 1986; Gabel dkk.,
1987; Johnstone, 1991, 1993; Nakhleh & Krajcik, 1994).
Dahar (2011, hlm. 153) menyatakan bahwa dalam pendidikan sains,
miskonsepsi merupakan penghambat konstruksi suatu konsep dalam pemahaman
siswa. Menurut Driver dan Easley (dalam Tüysüz, 2009, hlm. 626) miskonsepsi
bersifat kuat, tahan terhadap pengajaran oleh guru, dan terlihat lebih logis dalam
pandangan siswa meskipun konsep tersebut berbeda dengan konsep para ilmuwan.
Dengan sifat-sifat miskonsepsi tersebut, jika miskonsepsi tidak segera
teridentifikasi selama kegiatan pembelajaran untuk kemudian dibenahi maka
memungkinkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep berikutnya

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

(Suyanti, 2010, hlm. 167; Dahar, 2011, hlm. 153; Chandrasegaran dkk., 2007, hlm.
294).
Taber (dalam Tan dkk., 2005, hlm. 181) menyatakan bahwa miskonsepsi pada
diri siswa harus dapat segera teridentifikasi supaya guru dapat melaksanakan
pembelajaran remediasi untuk mengubah miskonsepsi tersebut menjadi konsep
yang benar. Untuk mendiagnosis miskonsepsi, diperlukan suatu instrumen berupa
tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi yang ada dalam
pemahaman siswa (Tüysüz, 2009; Chandrasegaran dkk., 2007; Tan dkk., 2001;
Tan dkk., 2005; Tan & Treagust, 1999). Tes diagnostik yang digunakan harus
valid dan reliabel (Abdurrahman, 2012, hlm. 18).
Pengidentifikasian miskonsepsi merupakan proses diagnosis. Proses tersebut
sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran kimia
agar guru segera mengetahui jika ada konsep yang tidak tepat pada diri siswa.
Metode yang digunakan untuk menentukan pemahaman siswa tentang suatu
konsep diantaranya, peta konsep (Novak dalam Tüysüz, 2009, hlm. 626),
wawancara (Carr dalam Tüysüz, 2009, hlm. 626) dan tes diagnostik two-tier
multiple choice (Tan & Treagust, 1999, hlm. 76).
Instrumen tes diagnostik two-tier multiple choice berbentuk pilihan ganda
terdiri atas dua tingkat. Tingkat pertama merupakan pertanyaan pilihan ganda
yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Tingkat kedua merupakan lima pilihan
alasan dari jawaban pertanyaan tingkat pertama (Tan dkk., 2005, hlm. 181). Tes
diagnostik two-tier multiple choice dikembangkan melalui tiga tahap oleh Tüysüz
(2009, hlm. 627) (berdasarkan aturan pengembangan tes diagnostik two-tier
multiple choice oleh Treagust). Tahap pertama adalah mewawancarai siswa
tentang materi terkait menggunakan pertanyaan terbuka. Tahap kedua adalah
mengembangkan tes pilihan ganda beralasan terbuka dari hasil wawancara. Tahap
ketiga adalah pengembangan tes two-tier multiple choice dari hasil tes tahap
kedua (tes pilihan ganda beralasan terbuka).
Proses diagnosis menggunakan two-tier multiple choice memiliki kelebihan
dibanding dengan proses diagnosis menggunakan metode wawancara maupun
peta konsep. Jika menggunakan wawancara, guru membutuhkan lebih banyak

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

waktu untuk mendiagnosis miskonsepsi yang terdapat pada siswanya, mengingat
rata-rata jumlah siswa di Indonesia pada satu kelas sebanyak 32 orang
(Depdikbud , 2013, hlm. 7). Jika menggunakan metode peta konsep maka guru
akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk memeriksa dan mempertimbangkan
skor untuk peta konsep yang telah dibuat oleh siswanya. Jika menggunakan
metode two-tier multiple choice selain menghemat waktu untuk pelaksanaan
diagnosis miskonsepsi pada siswa, guru juga menghemat waktu ketika memeriksa
hasil diagnosis tersebut. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tan dan Treagust
(1999, hlm. 76) yang menyatakan bahwa tes diagnostik two-tier multiple choice
lebih mudah dilaksanakan dan diberi skor dibandingkan dengan instrumen
diagnostik lainnya sehingga memberikan manfaat lebih bagi guru.
Salah satu materi yang dimungkinkan munculnya miskonsepsi pada
pemahaman siswa adalah materi sifat koligatif larutan. Berdasarkan salah satu
penelitian di luar Indonesia, di Tanzania (Luoga dkk., 2013) ditemukan sepuluh
miskonsepsi yang sering terjadi pada materi sifat koligatif larutan. Tidak menutup
kemungkinan siswa di Indonesia juga mengalami miskonsepsi pada materi sifat
koligatif larutan.
Di Indonesia, instrumen diagnostik yang dapat mendiagnosis miskonsepsi
pada materi sifat koligatif larutan tidak banyak dijumpai. Hal tersebut terjadi
karena penyusunan instrumen tes diagnostik yang baik membutuhkan waktu lama
(Arifin, 2009, hlm. 143). Di lain pihak guru membutuhkan instrumen tes
diagnostik yang baik untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswanya pada materi
sifat koligatif larutan. Oleh karena alasan-alasan yang telah dipaparkan, peneliti
merasa perlu untuk mengembangkan instrumen diagnostik berbentuk two-tier
multiple choice untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa pada materi sifat koligatif
larutan supaya guru dapat dengan mudah sedini mungkin mengetahui miskonsepsi
yang terdapat pada siswa dan segera melakukan tindakan remediasi yang tepat.

B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan
oleh penulis maka masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana instrumen tes

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

diagnostik two-tier multiple choice untuk mendeteksi miskonsepsi siswa pada
materi sifat koligatif larutan?” Rumusan masalah tersebut diturunkan menjadi tiga
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kontribusi hasil tes esai dan hasil tes pilihan ganda beralasan
terbuka terhadap pengembangan instrumen tes two-tier multiple choice?
2. Apakah tes diagnostik two-tier multiple choice yang dikembangkan memenuhi
kriteria tes yang baik dilihat dari validitas isi dan reliabilitasnya?
3. Bagaimana miskonsepsi siswa pada materi sifat koligatif larutan yang dapat
terungkap oleh tes diagnostik two-tier multiple choice yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan produk berupa instrumen tes diagnostik two-tier
multiple choice yang dapat mengungkap miskonsepsi siswa kelas XII pada materi
sifat koligatif larutan dan memenuhi kriteria instrumen tes yang baik dilihat dari
segi validitas isi dan reliabilitasnya.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil temuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Tersedia instrumen tes diagnostik two-tier multiple choice pada materi sifat
koligatif larutan yang memenuhi kriteria instrumen tes yang baik dilihat dari segi
validitas isi dan reliabilitasnya. Instrumen ini praktis dari segi waktu, biaya, dan
proses analisis ketika digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa pada materi
sifat koligatif larutan sehingga guru dapat segera memberikan remediasi kepada
siswanya yang mengalami miskonsepsi.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau gambaran
bagi peneliti lain yang akan mengembangkan instrumen tes diagnostik two-tier

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

multiple choice pada materi sifat koligatif larutan atau pada materi lain yang
berkaitan.

E. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan penelitian yang telah dipaparkan, agar
penelitian lebih terarah maka dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Tes diagnostik two-tier multiple choice yang dikembangkan pada materi sifat
koligatif larutan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 dan 3.2 kelas XII
Kurikulum 2013, dan
2. Kelayakan produk akhir yang berupa instrumen tes diagnostik two-tier
multiple choice pada materi sifat koligatif larutan ditentukan dari validitas isi
dan reliabilitasnya.

F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri atas lima bagian. Bab pertama yang merupakan pendahuluan
terdiri atas latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah,
dan struktur organisasi skripsi. Bab kedua yang merupakan kajian pustaka terdiri
dari kajian pustaka dan penelitian terkait yang relevan. Pada subbab kajian
pustaka dibahas mengenai tes diagnostik, tes diagnostik two-tier multiple choice,
miskonsepsi, dan deskripsi materi sifat koligatif larutan. Bab ketiga yang
merupakan metode penelitian terdiri atas desain penelitian, lokasi serta objek dan
sampel

penelitian,

definisi

operasional,

instrumen

penelitian,

proses

pengembangan tes two-tier multiple choice, dan analisis data. Bab keempat yang
merupakan hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas kontribusi hasil tes esai
dan hasil tes pilihan ganda beralasan terbuka, kelayakan produk tes diagnostik
two-tier multiple choice, dan miskonsepsi yang terungkap dari hasil uji coba
terbatas. Bab kelima membahas mengenai simpulan dan saran yang didapat dari
penelitian.

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan mixed methods. Mixed methods adalah metode
penelitian hasil dari penggabungan metode penelitian kualitatif dan metode
penelitian kuantitatif. Creswell (2003, hlm. 18-20) menyatakan bahwa data yang
dikumpulkan dalam mixed methods adalah data yang berupa informasi numerik
serta data yang berupa informasi teks, sehingga data akhir yang didapat akan
merepresentasikan baik informasi kualitatif maupun kuantitatif yang berhubungan.
Agar mixed methods dapat terlaksana dengan baik, maka peneliti sejak awal
menentukan dengan tegas bagian-bagian yang menjadi tanggungjawab metode
penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif (Susetyo, 2013, hlm. 33).
Metode penelitian kualitatif dilaksanakan ketika mendeskripsikan hasil tes
esai dan hasil tes pilihan ganda beralasan terbuka untuk penyusunan tes diagnostik
two-tier multiple choice serta ketika mendeskripsikan kontribusi hasil tes esai dan
hasil tes pilihan ganda beralasan terbuka terhadap pengembangan instrumen tes
two-tier multiple choice. Sedangkan metode penelitian kuantitatif dilaksanakan
pada saat perhitungan Content Validity Ratio (CVR) butir soal tes two-tier
multiple choice dari validasi instrumen yang dilakukan oleh ahli, saat perhitungan
reliabilitas produk akhir dan saat menghitung jumlah miskonsespsi pada materi
sifat koligatif larutan yang dapat terungkap dari hasil uji coba terbatas tes
diagnostik two-tier multiple choice.
Tes diagnostik two-tier multiple choice dikembangkan melalui tiga tahap oleh
Tüysüz (2009, hlm. 627) (berdasarkan aturan pengembangan tes diagnostik twotier multiple choice oleh Treagust). Tahap pertama adalah mewawancarai siswa
tentang materi terkait menggunakan pertanyaan terbuka. Tahap kedua adalah
mengembangkan tes pilihan ganda beralasan terbuka dari hasil wawancara. Tahap
ketiga adalah pengembangan tes two-tier multiple choice dari hasil tes tahap
kedua (tes pilihan ganda beralasan terbuka).
Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

Pada pengembangan tes diagnostik two-tier multiple choice yang dilakukan
oleh peneliti tahapannya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Tüysüz.
Hanya saja tahap wawancara diganti dengan tahap tes esai. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk mewawancara
sampel penelitian yang banyak., sehingga dilakukan tes esai sebagai pengganti
wawancara dengan fungsi yang sama.
Alur penelitian ini digambarkan pada Gambar 3.1. Alur penelitian pada
Gambar 3.1 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap pendahuluan
a. Analisis Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada materi sifat koligatif
larutan dilakukan sebagai acuan untuk penyusunan tes esai. Kompetensi Dasar
pada Kurikulum 2013 yang digunakan adalah KD 3.1 dan 3.2 yaitu:
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan
tekanan osmosis.
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
(Depdikbud, Lampiran E-4, 2013, hlm. 6).
b. Analisis miskonsepsi yang mungkin terjadi pada materi sifat koligatif larutan
menggunakan data dari jurnal penelitian yang relevan.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini berupa pengembangan instrumen tes
diagnostik two-tier multiple choice pada materi sifat koligatif larutan.
Pengembangan instrumen ini dilakukan melalui tiga tahap:
a. Tes esai, tes ini dikembangkan dari hasil analisis Kompetensi Dasar pada
Kurikulum 2013 pada materi sifat koligatif larutan. Tes esai ini diujikan
terhadap 36 siswa yang dipilih secara acak. Data hasil tes esai dianalisis dan
diinterpretasikan untuk penyusunan tes pilihan ganda beralasan terbuka.
b. Tes pilihan ganda beralasan terbuka, tes ini dikembangkan dari data hasil tes
esai dan Kajian literatur tentang miskonsepsi siswa pada materi sifat koligatif
larutan hasil penelitian-penelitian terdahulu. Tes ini berbentuk pertanyaan
pilihan ganda dengan empat opsi jawaban (satu opsi kunci dan tiga opsi

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

lainnya pengecoh) yang harus dipilih salah satu oleh siswa dengan
menyertakan alasan mereka memilih opsi tersebut. Tes pilihan ganda
beralasan terbuka ini diujikan terhadap 81 siswa yang dipilih secara acak. Data
hasil tes pilihan ganda beralasan terbuka dianalisis dan diinterpretasikan untuk
penyusunan tes diagnostik two-tier multiple choice.

Gambar 3.1 Alur Penelitian
c. Pengembangan tes diagnostik two-tier multiple choice, tes ini dikembangkan
berdasarkan jawaban-jawaban yang tidak tepat dari siswa pada tes pilihan
ganda beralasan terbuka. Alasan-alasan siswa yang kurang tepat dari hasil tes
pilihan ganda beralasan terbuka dijadikan opsi “miskonsepsi” pada opsi alasan.
Jumlah butir soal tes diagnostik two-tier multiple choice yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 14 buah. Tes ini berbentuk pertanyaan
pilihan ganda dengan empat opsi jawaban (satu opsi kunci dan tiga opsi
lainnya pengecoh) pada tingkat pertama dan empat opsi alasan (satu opsi
kunci dan tiga opsi lainnya miskonsepsi) pada tingkat kedua. Tes diagnostik
two-tier multiple choice ini divalidasi kontennya oleh ahli (tiga dosen kimia
dan dua guru kimia SMA).
3. Tahap analisis
Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

a. Tes diagnostik two-tier multiple choice yang telah divalidasi oleh ahli,
masing-masing butir soalnya dihitung nilai CVRnya untuk diputuskan apakah
soal tersebut dapat diterima atau tidak. Setelah didapat 12 butir soal yang
diterima tes ini diujikan terhadap 40 siswa yang dipilih secara acak untuk
kemudian dihitung nilai reliabilitasnya.
b. Kontribusi hasil tes esai dan tes pilihan ganda beralasan terbuka terhadap
pengembangan tes diagnostik two-tier multiple choice dihitung. Hal ini
dilakukan dengan cara menghitung berapa persen jawaban siswa dari hasil tes
esai dan tes pilihan ganda beralasan terbuka yang digunakan untuk menyusun
opsi jawaban dan opsi alasan pada soal tes diagnostik two-tier multiple choice.
c. Tes diagnostik two-tier multiple choice sebanyak 12 butir soal yang sudah
valid dan reliabel diujikan terhadap 79 siswa untuk dianalisis miskonsespsi
pada materi sifat koligatif larutan apa saja yang dapat terungkap dari hasil uji
coba terbatas produk tes diagnostik two-tier multiple choice yang
dikembangkan oleh peneliti.

B. Lokasi, Objek, dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil berlokasi di beberapa SMA
Negeri di Kota Bandung. Objek penelitian ini adalah tes diagnostik two-tier
multiple choice yang dikembangkan melalui tiga tahap yaitu tes esai (tahap
pertama), tes pilihan ganda beralasan terbuka (tahap kedua), dan tes diagnostik
two-tier multiple choice (tahap ketiga). Secara keseluruhan sampel penelitian ini
berjumlah 236 siswa yang telah mempelajari materi sifat koligatif larutan, dengan
rincian 36 siswa untuk tes esai, 81 siswa untuk tes pilihan ganda beralasan terbuka,
40 siswa untuk uji reliabilitas produk tes diagnostik two-tier multiple choice, dan
79 siswa untuk uji coba terbatas produk tes diagnostik two-tier multiple choice.

C. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran mengenai sejumlah istilah
yang digunakan pada penelitian ini, maka berikut dijabarkan definisi operasional
dari istilah-istilah tersebut:

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

1. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahankelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk
memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan
kelemahan yang dimiliki siswa (Daryanto, 2008, hlm. 13-15). Tes diagnostik
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik two-tier
multiple choice.
2. Tes diagnostik two-tier multiple choice adalah tes diagnostik yang berbentuk
pilihan ganda dua tingkat dimana tingkat pertama berisi pertanyaan dengan
lima opsi jawaban dan tingkat kedua berisi lima opsi alasan untuk jawaban
yang dipilih pada tingkat pertama (Tüysüz, 2009, hlm. 627). Pada penelitian
ini, tes diagnostik two-tier multiple choice yang dikembangkan berbentuk
pilihan ganda dua tingkat dimana tingkat pertama berisi pertanyaan dengan
empat opsi jawaban dan tingkat kedua berisi empat opsi alasan untuk jawaban
yang dipilih pada tingkat pertama.
3. Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang dibangun dari pengalamannya
sehari-hari yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Dahar, 2011, hlm. 153).
Miskonsepsi pada penelitian ini adalah miskonsepsi pada materi sifat koligatif
larutan.

D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data penelitian pengembangan tes diagnostik two-tier
multiple choice, instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi tes esai, tes pilihan ganda beralasan terbuka, dan tes diagnostik two-tier
multiple choice. Kepentingan dari masing-masing instrumen tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Tes esai berfungsi untuk mengetahui konsep siswa tentang materi sifat
koligatif larutan, data dari tes esai ini juga dijadikan opsi jawaban pada tes
pilihan ganda beralasan terbuka dan melengkapi opsi alasan pada tes two-tier
multiple choice. Instrumen ini digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian pertama mengenai kontribusi hasil tes esai terhadap pengembangan
instrumen tes two-tier multiple choice.

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

b. Tes pilihan ganda beralasan terbuka berfungsi untuk mendapatkan data dari
jawaban siswa yang merupakan alasan atas pemilihan opsi jawaban pada
tingkat pertama, yang kemudian akan dikembangkan menjadi opsi alasan pada
soal two-tier multiple choice. Instrumen ini digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian pertama mengenai kontribusi hasil tes pilihan ganda
beralasan terbuka terhadap pengembangan instrumen tes two-tier multiple
choice.
c. Lembar validasi berfungsi untuk memvalidasi butir soal two-tier multiple
choice yang berhasil dikembangkan. Data dari lembar validasi ini akan diolah
menggunakan rumus CVR sehingga nanti akan didapat butir soal yang
diterima dan butir soal yang ditolak. Instrumen ini digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian kedua mengenai kelayakan produk tes two-tier multiple
choice dilihat dari validitasnya.
d. Tes diagnostik two-tier multiple choice berfungsi untuk uji reliabilitas dan uji
coba terbatas. Hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua
mengenai kelayakan produk tes two-tier multiple choice dilihat dari
reliabilitasnya. Serta untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga mengenai
miskonsepsi apa saja yang dapat terungkap dari hasil uji coba terbatas produk
tes diagnostik two-tier multiple choice pada materi sifat koligatif larutan.

E. Proses Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice
Tahap pengembangan instrumen tes diagnostik two-tier multiple choice yang
dilakukan pada penelitian ini adalah tes esai, tes pilihan ganda beralasan terbuka,
dan tes diagnostik two-tier multiple choice. Untuk dilakukan tes esai, sebelumnya
disusun instrumen tes esai. Untuk menyusun tes esai peneliti melakukan analisis
KD 3.1 dan 3.2 kurikulum 2013 serta kajian literatur tentang miskonsepsi pada
materi sifat koligatif larutan.
Analisis KD 3.1 dan 3.2 kurikulum 2013 untuk diturunkan menjadi indikator
dapat dilihat di Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Analisis KD 3.1 dan 3.2 Kurikulum 2013
Kompetensi Dasar
Indikator
Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Tabel 3.1 Analisis KD 3.1 dan 3.2 Kurikulum 2013
Kompetensi Dasar
Indikator
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena

1. Menyimpulkan pengertian
sifat koligatif larutan
berdasarkan data hasil
percobaan.
2. Menyebutkan syarat larutan
yang memiliki sifat koligatif
larutan.
3. Menjelaskan penyebab
terjadinya penurunan tekanan
uap.
4. Menghubungkan pengaruh
konsentrasi terhadap
penurunan tekanan uap.
5. Menghitung penurunan
tekanan uap dan aplikasinya
untuk menghitung massa
molekul relatif terlarut.
6. Menjelaskan penyebab
terjadinya penurunan titik
beku.
7. Menghubungkan pengaruh
konsentrasi terhadap
penurunan titik beku.
8. Menghitung penurunan titik
beku dan aplikasinya untuk
menghitung massa molekul
relatif terlarut.
9. Menjelaskan penyebab
terjadinya kenaikan titik
didih.
10. Menghubungkan pengaruh
konsentrasi terhadap
kenaikan titik didih.
11. Menghitung kenaikan titik
didih dan aplikasinya untuk
menghitung massa molekul
relatif terlarut.
12. Menjelaskan penyebab
adanya tekanan osmotik pada
larutan.
13. Menghubungkan pengaruh
konsentrasi terhadap tekanan
osmotik larutan.
14. Menghitung tekanan osmotik

Wiji Lestari Khasannah, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XII Pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

Tabel 3.1 Analisis KD 3.1 dan 3.2 Kurikulum 2013
Kompetensi Dasar
Indikator
sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik