Nyala Api Oksi-asetilen Dasar Teori .1 Perlakuan Panas pada Baja

commit to user 9 Kerugian dari metode ini adalah kurang cocoknya metoda ini untuk diterapkan pada benda kerja dengan ukuran besar.

2.2.6 Case Depth

Pengukuran kekerasan dilakukan dari sisi luar ke bagian dalam dari benda kerja. Menurut standar ISO no. 2693 – 1973 : tebal lapisan didefinisikan sebagai jarak dari permukaan benda kerja ke suatu bidang yang memiliki kekerasan dilakukan sebesar 550 HV. Jadi menurut ISO, pengukuran kekerasan dilakukan dengan metode vikers Suratman, 1994. Gambar 2.5. Hasil pengukuran kedalaman pengerasan berdasarkan ISO Suratman, 1994

2.2.7 Nyala Api Oksi-asetilen

Gas yang biasa digunakan untuk keperluan flame hardening adalah gas oksi- asetilen. Gas oksi-asetilen ini dapat diperoleh melalui perangkat las Gas Oksi- asetilen. Pengeluaran gas dapat diatur dengan mengatur kran dan torchbrander sehingga dapat menimbulkan 3 macam nyala api yang berbeda Harsono, 2000 : 1. Nyala api netral Gambar 2.6. Nyala api netral Harsono, 2000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 distance for surface mm h a rd n e s s n u m b e r H V Batas kekerasan commit to user 10 Nyala api yang dihasilkan bila volume oksigen sama dengan volume asetilen dengan persamaan reaksi pertamanya sebagai berikut : C2H2 + O2 ® 2CO + H2 + kalor Reaksi ini membentuk kerucut inti dalam yang berwarna hijau kebiruan dan terang nyalanya. Selanjutnya karbon monoksida bersama hidrogen yang terbentuk bereaksi dengan oksigen yang berasal dari udara dengan suatu persamaan kimia : 2CO +O 2 ® 2CO 2 2H 2 + CO ® 2H 2 O Pembakaran ini membentuk kerucut luar yang berwarna biru bening. Nyala ini banyak digunakan, karena tidak berpengaruh terhadap logam yang dilas. 2. Nyala api karburasi Carburizing Flame Nyala ini terjadi bila volume oksigen lebih sedikit dari volume asetilen, kemudian akan membentuk 3 daerah nyala api : Gambar 2.7. Nyala api karburasi Harsono, 2000 a. Nyala api inti , yang akan menyebabkan terbentuknya karbon monoksida, karbon, dan hidrogen menurut persamaan : 2C 2 H 2 + O 2 ® 2CO + 2C + H 2 b. Nyala api tengah, yaitu teroksidasinya C dengan O 2 menurut persamaan : 2C + 2O 2 ® 2CO 2 c. Nyala api luar, yaitu hasil pembakaran CO 2 dan H 2 menurut persamaan : 2CO + O 2 ® 2CO 2 2H 2 + O 2 ® 2H 2 O Nyala api karburasi cenderung menimbulkan terak pada permukaan benda kerja dan dalam prakteknya nyala api ini banyak digunakan untuk mengelas logam-logam non-ferro contoh: temabaga, kuningan, dll. commit to user 11 3. Nyala api oksidasi Oxidizing Flame Nyala yang terjadi bila volume oksigen lebih banyak dari volume asetilen. Karena sifat oksidasinya kuat, maka nyala ini banyak digunakan untuk memotong logam. Gambar 2.8. Nyala api oksidasi Harsono, 2000

2.2.8 Pengujian Kekerasan