1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keberhasilan pembangunan nasional Indonesia disegala bidang akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam
mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi pembangunan. Upaya tersebut dapat ditempuh melalui pendidikan. Satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan lulusannya terutama untuk memiliki keunggulan di dunia kerja adalah
Sekolah Menengah Kejuruan SMK. SMK menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 pada pasal 18 dan pasal 15, termasuk pada satuan pendidikan menengah kejuruan sebagai lanjutan dari pendidikan dasar yang
bertujuan mempersiapkan peserta didik terutama dalam bidang pekerjaan tertentu. Oleh karena itu SMK dirancang untuk menyiapkan peserta didik
atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang pekerjaannya. Meningkatnya persaingan global
saat ini mengharuskan SMK mampu menghasilkan lulusan yang bermutu. Peningkatan mutu SMK ditetapkan melalui kebijakan SMK sebagai
lembaga penyedia tenaga kerja tingkat menengah. Kebijakan tersebut berimplikasi pada manajemen kurikulum dan pembelajaran.
Berdasarkan pada tujuan SMK, manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMK dikelola untuk dapat merangkum semua pengalaman
belajar yang diperlukan oleh peserta didik selama menempuh studi. Di dalam manajemen kurikulum dan pembelajaran terdapat sejumlah aktivitas
pembelajaran yang perlu diberikan kepada peserta didik, untuk menguasai suatu jenis pekerjaan, melalui penguasaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SKKD yang telah dirumuskan oleh kompetensi keahlian berkolaborasi dengan institusi pasangannya dalam suatu rumusan desain
kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP yang digunakan pada setiap kompetensi keahlian di SMK.
Peningkatan mutu pendidikan SMK pada dasarnya dapat dilihat dari meningkatnya prestasi belajar yang merupakan wujud dari hasil belajar
peserta didik yang maksimal. Adapun hasil belajar peserta didik pada hakikatnya dipengaruhi oleh dua faktor yang datang dari dalam diri peserta
didik faktor internal dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik faktor eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah Eka
Prismantara 2005 yang menyatakan bahwa peserta didik yang mengalami proses belajar, supaya berhasil dengan tujuan yang harus dicapai perlu
memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu.
Faktor tersebut antara lain dapat digolongkan faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri dan faktor eksternal
ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Faktor yang datang dari dalam
diri peserta didik meliputi kemampuan menguasai bidang studi yang berkaiatan, minat, motivasi, kecerdasan, dan kemandirian belajar peserta
didik. Sedangkan faktor yang datang dari luar diri peserta didik meliputi lingkungan keluarga interaksi antar anggota keluarga, lingkungan sekolah
teman sekolah, guru pengajar, suasana kelas, dan lingkungan luar teman sepermainan, tetangga, keadaan lingkungan rumah. Cara belajar yang baik
mengandung pedoman tertentu yang harus dipahami agar mendapatkan hasil belajar yang baik, yaitu dengan berorientasi pada prinsip belajar mandiri.
Prinsip belajar mandiri adalah prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab peserta didik demi keberhasilan belajar yang menjadi
kewajibannya. Konsep belajar mandiri harus dimiliki setiap peserta didik yang
ingin memperoleh prestasi belajar yang baik. Belajar mandiri berorientasi pada kemungkinan yang realistis dalam kegiatan sekolah sehari-hari.
Kurangnya kemandirian belajar menghambat mutu belajar peserta didik. Hal tersebut muncul karena rendahnya minat belajar pada peserta didik terhadap
mata pelajaran tertentu. Peserta didik yang giat belajar karena didorong untuk mendapatkan nilai yang tinggi, maka peserta didik tersebut akan terdorong
untuk rajin belajar. Keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi peserta didik. Disamping itu
dalam masa pembangunan dewasa ini perlu dikembangkan sikap yang lebih menekankan pada inisiatif dan tidak sekedar menunggu kesempatan dan
pasif. Sikap-sikap tersebut tercakup dalam kemandirian individu Rusman, 2011.
Kemandirian sangatlah diperlukan oleh remaja, namun fakta di lapagan menunjukkan bahwa masih banyak remaja yang tidak mandiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah 2007: 52 menunjukkan bahwa hambatan perkembangan kemandirian pada individu disebabkan karena
ketergantungan pada orangtua, pola asuh permisif, kurangnya perhatian atau bimbingan dari orangtua untuk menguasai tugas perkembangan yang
berkaitan dengan kemandirian, serta kurangnya motivasi untuk mandiri. Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar, sehingga sikap mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan dalam
hidupnya. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kemandirian pada diri anak-anaknya, termasuk dalam
kemandirian belajar. Hal ini disebabkan karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Dengan kata lain, orang tua menjadi
penanggung jawab pertama dan utama terhadap pendidikan anak-anaknya. Hubungan pembinaan dengan kemandirian belajar ada pada pola
pembinaan orang tua ketika memberikan arahan bagi anak-anaknya untuk memiliki sikap yang tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, mampu
menemukan apa
yang harus
dilakukan dan
bisa memecahkan
permasalahannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Faktor selain lingkup keluarga yaitu lingkungan sekolah yang berperan aktif di dalamnya yaitu guru. Dengan kata lain guru menjadi
penanggung jawab kedua setelah orang tua terhadap pendidikan anak- anaknya.
Di sisi lain masa anak-anak adalah masa yang penuh tantangan akibat terjadinya perkembangan-perkembangan yang disebabkan oleh adanya
pertumbuhan baik fisik, mental, emosi, kepribadian dan lain sebagainya sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak. Anak akan mengalami masa
remaja. Umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian
atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, problemnya tidak sedikit Daradjat, 1991: 125.
Arahan dan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik dimaksudkan agar mereka dapat mengembangkan potensi dan kemampuan
yang dimiliki secara totalitas, sehingga nantinya akan menjadi manusia yang berkualitas tinggi serta mencapai kedewasaan yang sempurna. Beberapa ciri
yang harus dimiliki oleh orang yang sudah dewasa antara lain: dia dapat berfikir sehat dan maju, bersikap fleksibel, dapat bekerja secara efektif dan
efisien, dapat berdiri dan bertanggung jawab sendiri dan lain-lain Suhartin, 1986: 143. Orang yang sudah dewasa akan percaya diri dan akan mampu
menerima tanggung jawab. Ia mempunyai pendirian, tidak ikut-ikutan dan seandainya ia mengikuti pendapat orang lain, maka ia akan mengikutinya
dengan pertimbangan yang matang. Apabila ia mendapatkan masalah yang
sulit ia akan menyelesaikannya dengan tepat, bijaksana dan masuk akal. Beberapa hal tersebut merupakan contoh dari sikap mandiri yang merupakan
ciri mendasar dari kedewasaan. Perilaku mandiri adalah perilaku memelihara hakekat eksistensi
diri Ali dan Asrori, 2006: 111. Sikap kemandirian seperti ini, perlu ditanamkan pada diri peserta didik sejak dini. Hal ini dilakukan dalam rangka
mengembangkan sikap yang dapat berdiri sendiri sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu berinisiatif, penuh kreatifitas, disiplin dan
bertanggung jawab. Pada akhirnya, peserta didik diharapkan mampu mengatasi semua permasalahan hidupnya di masa sekarang dan di masa yang
akan datang dengan kekuatannya sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain, serta mempunyai keberanian dalam mengambil keputusan dengan penuh
rasa tanggung jawab. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, perlu
adanya kerja sama yang baik atau hubungan yang erat dan sehat antara sekolah dan keluarga orang tua. Guru di sekolah dan orang tua di rumah
berkedudukan sama yaitu sebagai pembimbing, pendidik dan pemimpin anak baik dari segi jasmani maupun rohani. Dengan adanya penerapan pola asuh
anak yang tepat dari orang tua di rumah serta ditunjang dengan bimbingan guru di sekolah, maka akan dapat menumbuhkan sikap kemandirian belajar
pada peserta didik secara optimal. Mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi KKPI merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di
SMK Negeri 1 DONOROJO Pacitan. Mata pelajaran KKPI perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar
mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global. Untuk menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar
sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak
membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan
komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungannya dan
dunia kerja. Mata pelajaran KKPI membekali peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan perkembangan dunia, juga pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi. Mata pelajaran KKPI diajarkan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian serta memudahkan peserta didik
mendapatkan pekerjaan yang berskala nasional maupun internasional. Dalam menyeleggarakan kegiatan pembelajaran KKPI SMK N
1 DONOROJO menyediakan sumber belajar dan segala fasilitas penunjang. Sekolah telah menyediakan laboratorium komputer yang dilengkapi dengan
koneksi internet, hostpot, dan lain sebagainya. Kelenggakapan tersebut mampu membuat peserta didik belajar mandiri tanpa bergantung pada buku
teks saja, bahkan guru. Semakin lengkap fasilitas yang dimiliki oleh sekolah maka hasil belajar yang dicapai peserta didik juga akan semakin baik.
Fasilitas belajar yang lengkap dan memadai akan mampu mendorong dan
memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat. Dengan penyediaan fasilitas belajar yang lengkap dan memadai maka diharapkan peserta didik
akan selalu terdorong untuk belajar. Kelengkapan sumber belajar dan kemandirian peserta didik
disatu sisi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, namun kelengkapan sumber belajar saja atau kemandirian peserta didik ternyata
tidak menjamin peningkatan prestasi belajar peserta didik. Terbukti banyak sekolah yang menyedikan kelengkapan sumber belajar tidak disertai dengan
prestasi peserta didik yang gemilang bila tidak diikuti dengan kemandirian peserta didik, sebaliknya kemandirian peserta didik tidak dapat meningkatkan
prestasi belajar bila tidak diikuti dengan kelengkapan sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik akan
melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Mata Pelajaran Ketrampilan Komputer Dan Pengolahan
Informasi KKPI Untuk Membentuk Kemandirian Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Studi Situs Di SMK Negeri I Donorojo
Pacitan”.
B. Fokus Penelitian