kebuntingan 3.5 hari mencit Swiss Webster dibedah dan diambil bagian organ reproduksinya. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah embrio
pada setiap tahapan, jumlah embrio abnormal dan diameter blastokista pada embrio praimplantasi mencit Swiss Webster.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mencit Swiss Webster betina yang ada di rumah hewan jurusan Pendidikan Biologi di kebun botani UPI dan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit Swiss Webster betina yang berusia 8 hingga 12 minggu dengan berat 26-30 gram yang diberi perlakuan
dengan ekstrak rimpang temu putih.
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Oktober 2014. Pembuatan ekstrak rimpang temu putih dan pengamatan embrio praimplantasi
dilakukan di laboratorium Struktur Hewan FPMIPA UPI. Pemeliharaan dan perlakuan dilakukan di rumah hewan kebun botani FPMIPA UPI.
E. Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdapat di Laboratorium Struktur Hewan FPMIPA UPI dan rumah hewan botani FPMIPA UPI. Alat-alat
dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada penelitian ini meliputi tahapan persiapan dan tahapan penelitian. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Pemeliharaan mencit Swiss Webster
Mencit Swiss Webster betina yang didapatkan dari peternakan Institut Teknologi Bandung ITB dipelihara hingga berusia 8 minggu dan berat
badan mencit Swiss Webster antara 25-30 gram. Mencit Swiss Webster dipelihara dalam wadah plastik berukuran 40 cm x 30 cm x 12 cm yang
bagian bawahnya telah diberi sekam. Mencit Swiss Webster yang dipelihara diberi pakan standar dan air minum secara ad libitum. Wadah
dan tempat minum mencit Swiss Webster dibersihkan setiap minggu. Selain itu, sekam diganti setiap minggu agar wadah tetap bersih.
b. Pembuatan ekstrak rimpang temu putih
Metode ekstrak aqueous rimpang temu putih berdasarkan Halim et al. 2012. Rimpang temu putih yang didapatkan dari Balai Penelitian
Rempah dan Tanaman Obat Balitro dicuci bersih dengan menggunakan air bersih. Kemudian rimpang diiris dengan pisau hingga tipis agar
rimpang mudah kering. Selanjutnya, rimpang dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Proses pengeringan ini berlangsung
selama satu minggu. Setelah kering rimpang diblender hingga berbentuk serbuk. Serbuk kemudian disaring dengan menggunakan saringan
sehingga serbuk yang didapatkan lebih halus. Serbuk rimpang rimpang temu putih kemudian dilarutkan ke dalam
aquades dengan perbandingan 1:16 Halim et al., 2012. Larutan ini kemudian disaring dengan menggunakan kain. Serbuk yang tertinggal di
kain kemudian dilarutkan kembali ke dalam aquades dengan perbandingan yang sama seperti pada awal dilakukan. Proses ini dilakukan sebanyak tiga
kali. Air yang didapatkan dari proses penyaringan kemudian dikering anginkan hingga hanya tersisa endapan. Endapan ini kemudian ditumbuk
dengan menggunakan alu dan lumpang. Hasil serbuk ini kemudian disaring dengan menggunakan saringan biasa hingga didapatkan serbuk
yang halus. Ekstrak yang belum halus kembali ditumbuk hingga semua ekstrak menjadi halus.
c. Pembuatan larutan dan hormon yang digunakan